Diskusi
Terbatas Ahli Ekonomi Pertanian
Oleh :
Drs.Simon Arnold Julian Jacob
RUMUSAN
DISKUSI TERBATAS AHLI
EKONOMI PERTANIAN
DARI KRISIS FINANSIAL
GLOBAL KE RESESI GLOBAL:
LANGKAH-LANGKAH
ANTISIPASI YANG HARUS DIPERBUAT
UNTUK PENYELAMATAN SEKTOR
PERKEBUNAN INDONESIA
Kita Harus Serius Mencermati Krisis Global
Krisis finansial global
kini melanda di Amerika Serikat (AS) dan negara-negara maju Eropa diantaranya
Inggris, Jerman, Perancis, Italia, Spanyol, dan Belanda telah terasa dampaknya
ke berbagai negara partner dagang AS dan negaranegara Eropa ke negara-negara
Asia, seperti Cina, Jepang, Korea Selatan, dan India.
Krisis finansial ini
diperkirakan akan menyebabkan resesi ekonomi di Amerika Serikat dan berbagai
negara di atas mulai akhir tahun 2008. IMF dan berbagai lembaga terkenal
memperkirakan pada tahun 2009 pertumbuhan ekonomi melambat bahkan negatif.
Konsekuensinya pertumbuhan output dan permintaan output mulai turun sampai
negatif yang pada gilirannya menyebabkan permintaan komoditas perkebunan turun.
Tanda-tanda ke arah
resesi ekonomi dunia mulai nampak dengan harga saham di berbagai negara jatuh,
importir di negara-negara yang terkena krisis mengalami kesulitan likuiditas,
dan harga-harga berbagai komoditas perkebunan anjlok. Sebagai gambaran, harga
CPO Cif Rotterdam pada bulan Juli 2008 sempat mencapai US$ 1.200 per ton
menjadi hanya US$ 700 per ton (turun sekitar 40%) minggu kedua bulan Oktober
2008.
Harga karet di Kuala
Lumpur pada akhir bulan Juni mencapai rekor US$ 3,3 per kg turun 33% menjadi
US$ 2,2 per kg minggu kedua bulan Oktober 2008. Dampaknya langsung dirasakan
petani, yaitu harga Tandan Buah Segar (TBS) saat ini hanya sekitar Rp. 600-700
per kg dan harga bahan olah karet hanya sekitar Rp. 6.000 per kg.
Seperti diketahui,
Amerika Serikat dan berbagai negara Eropa seperti Inggris, Jerman, Perancis,
Italia, Spanyol dan Belanda adalah pasar bagi berbagai komoditas perkebunan
Indonesia, seperti karet, kakao, kopi, kelapa sawit, teh, dan lada. Cina,
Jepang, India, Korea Selatan, dan India yang merupakan partner dagang AS dan
negara-negara Eropa juga terkena imbas.
Padahal Negara-negara tersebut adalah juga pasar bagi
komoditas perkebunan Indonesia.
Krisis finansial global
yang nampaknya tidak terkendali dan justru mengarah ke resesi global tentunya merupakan ancaman serius bagi
kelangsungan pembangunan perkebunan di Indonesia. Pelaku perkebunan Indonesia
tidak dapat hanya mengandalkan depresiasi nilai tukar Rupiah terhadap mata uang
asing, utamanya US$, untuk memperoleh berkah karena krisis likuiditas dan resesi
global memunculkan musibah yang lebih besar.
Krisis likuiditas dan resesi global terutama yang dialami oleh negara-negara tersebut di
atas dapat menunda bahkan menghentikan kontrak-kontrak pembelian komoditas
perkebunan yang berasal dari Indonesia. Sebagai akibat langsung dari keadaan
tersebut adalah akan terjadinya excess
supply yang akan mengakibatkan jatuhnya harga komoditas perkebunan.
Daya tahan perkebunan Indonesia (perusahaan
perkebunan BUMN clan swasta serta petani perkebunan rakyat) diuji.Sangat
mungkin, manajemen produksi clan produktivitas turun, biaya produksi naik, clan
usaha merugi serta kebun menjadi terlantar.Jika tidak ada langkah penyelamatan
yang dipersiapkan sejak dini, maka perkebunan Indonesia akan menghadapi masa
depan yang suram.
Mengetahui
Saja Tidak Cukup, Kita Harus Berbuat yang Efektif dan
Efisien
Perkebunan Indonesia terancam, tapi
perkebunan Indonesia mempunyai modal clasar: keunggulan komparatif clan
beberapa komoditas (minyak kelapa sawit, karet clan kakao) mempunyai daya saing
yang cukup bagus. Namun justru komoditas-komoditas tersebut yang sangat mungkin
mengalami goncangan terkuat dibandingkan komoditas perkebunan lainnya karena
pasar ke tiga komoditas tersebut terkena resesi.
Masalahnya, komoditas lain terkait dengan
daya saingnya yang lemah. Dari sisi pelaku, petani perkebunan rakyat relatif
lemah sehingga mereka perlu diutamakan untuk diselamatkan. Untuk menyelamatkan usaha
perkebunan Indonesia, langkah antisipatif perlu disiapkan sekaligus
diimplementasikan, baik yang bersifat fundamental maupun penunjang.
Sasarannya adalah agar komoditas dan produk
perkebunan Indonesia dapat dijual dengan beban biaya output minimum. Diskusi
terbatas ahli eknonomi clan ahli perkebunan merekomendasikan langkah-langkah
antisipasi sebagai berikut.
Langkah Fundamental
Jangka Pendek Mencari
pasar ekspor tambahan atau alternatif untuk komoditas perkebunan dengan tetap
menjaga pasar yang ada dalam kerangka diversivikasi pasar.
Komoditas
|
Pasar
Utama Saat Ini
|
Pasar
Alternatif/Tambahan
|
Kelapa
Sawit:
|
|
|
CPO
|
India,
Belanda, Singapura,
|
Tanzania
clan Vietnam
|
|
Malaysia, Sri Lanka,
Cina,
|
|
|
Pakistan
|
|
Olahan CPO
|
Cina, Pakistan, India,
|
Turki, Rusia, Myanmar,
|
|
Mesir, Ban lades,
Belanda
|
Tanzania clan Iran
|
Karet:
|
|
|
RSS
|
Jepang, Cina, AS,
Belgia,
|
Korea, Taiwan, clan
Brazil
|
|
Singapura
|
|
TSR
|
AS, Cina, Singapura,
|
Turki, Meksiko, Iran,
|
|
Jean clan Korea Selatan
|
Polandia clan Rusia
|
Kakao
|
Malaysia, AS, Brazil,
|
Kanada clan Jepang
|
|
Sin
a ura clan Cina
|
|
Kopi:
|
|
|
Kopi Tanpa Disangrai
clan
|
AS, Jepang, Jerman,
Italia
|
Belgia, Spanyol, Kanada
|
Dihilangkan Kafeinnya
|
clan Singapura
|
clan Swis, serta pasar
|
|
|
domestik
|
Kopi
Disangrai dan
|
Malaysia
clan Hongkong
|
Taiwan,
pasar domestik
|
Dihilangkan
Kafeinnya
|
|
|
_Teh:
|
|
|
Teh
hijau dalam kemasan
|
Australia,
Selandia Baru,
|
Rusia
clan pasar domestik
|
kurang
dari 3kg
|
Malaysia
clan Singapura
|
|
Teh
hijau dalam kemasan
|
Afganistan,
Taiwan clan
|
Rusia
clan Jepang serta
|
lebih
dari 3kg
|
Belanda
|
pasar
domestik
|
Teh
hitam dalam kemasan
|
UK,
Pakistan, Rusia,
|
Ukraina,
Jepang, Kanada
|
kurang
dari 3kg
|
Belanda
clan AS
|
clan
Australia serta pasar
|
|
|
domestik
|
Teh
hitam dalam kemasan
|
Rusia,
Pakistan, Inggris,
|
Ukraina,
Australia clan
|
lebih
dari 3kg
|
Malaysia
clan Jerman
|
Jepang
serta pasar
|
|
|
domestik
|
Lada:
|
|
|
Lada
dengan nomor SITC
|
India,
Jerman, Vietnam, AS
|
Malaysia,
Singapura clan
|
090411
|
dan
Belanda
|
Swis
serta pasar domestik
|
Lada
dengan nomor SITC
|
Jepang,
AS, Korea Selatan
|
Malaysia,
Australia clan
|
090412
|
dan
Belanda
|
Kanada
serta pasar
|
|
|
domestik
|
Khusus untuk komoditas perkebunan yang
diimpor, perlindungan terhadap produsen dalam negeri tetap diperlukan.Kebijakan
impor melalui instrumen perdagangan yang berlaku saat ini, seperti untuk gula
clan kakao, tetap perlu dipertahankan. Instrumen kebijakan impor tidak perlu
dilonggarkan untuk mencegah masuknya komoditas dan produk perkebunan asing
menyerbu pasar Indonesia. (C) 2008 Pusat Penelitian Kelapa Sawit Designed by PT Data Kreasi Indotama
and maintaned by M.
Thamrin Nst.Internet.Bogor,
11 Oktober 2008
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
ORANMG PINTAR UNTUK TAMBAH PENGETAHUAN PASTI BACA BLOG 'ROTE PINTAR'. TERNYATA 15 NEGARA ASING JUGA SENANG MEMBACA BLOG 'ROTE PINTAR' TERIMA KASIG KEPADA SEMUA PEMBACA BLOG 'ROTE PINTAR' DIMANA SAJA, KAPAN SAJA DAN OLEG SIAPA SAJA. NAMUN SAYA MOHON MAAF KARENA DALAM BEBERAPA HALAMAN DARI TIAP JUDUL TERDAPAT SAMBUNGAN KATA YANG KURANG SEMPURNA PADA SISI PALING KANAN DARI SETIAP HALAM TIDAK BERSAMBUNG BAIK SUKU KATANYA, OLEH KARENA ADA TERDAPAT EROR DI KOMPUTER SAAT MEMASUKKAN DATANYA KE BLOG SEHINGGA SEDIKIT TERGANGGU, DAN SAYA SENDIRI BELUM BISA MENGATASI EROR TERSEBUT, SEHINGGA PARA PEMBACA HARAP MAKLUM, NAMUN DIHARAPKAN BISA DAPAT MEMAHAMI PENGERTIANNYA SECARA UTUH. SEKALI LAGI MOHON MAAF DAN TERIMA KASIH BUAT SEMUA PEMBACA BLOG ROTE PINTAR, KIRANYA DATA-DATA BARU TERUS MENAMBAH ISI BLOG ROTE PINTAR SELANJUTNYA. DARI SAYA : Drs.Simon Arnold Julian Jacob-- Alamat : Jln.Jambon I/414J- Rt.10 - Rw.03 - KRICAK - JATIMULYO - JOGJAKARTA--INDONESIA-- HP.082135680644 - Email : saj_jacob1940@yahoo.co.id.com BLOG ROTE PINTAR : sajjacob.blogspot.com TERIMA KASIH BUAT SEMUA.