Kamis, 28 November 2013 | 10:59 WIB
Karikatur Australia Memperburuk Kasus Penyadapan
Sejumlah
massa dari elemen gabungan saat melakukan aksi demo di depan Kedutaan
Besar (Kedubes) Australia, Jakarta (21/11). Dalam Aksinya massa menuntut
Pemerintah Australia meminta maaf terkait kasus penyadapan terhadap
sejumlah pejabat tinggi Indonesia. TEMPO/Subekti.
TEMPO.CO, Kupang
- Peraih Civil Justice Award 2013 dari Aliansi Pengacara Australia
(ALA), Ferdi Tanoni, menyesalkan munculnya karikatur yang dibuat
kartunis ternama Australia, Larry Pickering, dalam sebuah artikel
berjudul Indonesia Digs Itself a Very Deep Hole. Secara umum, judul artikel itu bisa diterjemahkan: Indonesia Menggali Sendiri Lubang yang Sangat Dalam."
"Artikel itu telah meremehkan Indonesia," kata Ferdi kepada
wartawan di Kupang, Kamis, 28 November 2013. Hubungan Indonesia dan
Australia memburuk setelah penyadapan terhadap sejumlah pejabat
Indonesia terkuak melalui dokumen Edward Snowden, bekas peneliti NSA
yang dipublikasikan kelompok Fairfax Media. Dan, Presiden Susilo Bambang
Yudhoyono telah mengirimkan surat untuk meminta penjelasan kepada
Perdana Menteri Australia Tony Abbott (baca: SBY Berkukuh Minta Penjelasan Abbott).
Karikatur
yang dibuat Larry memang berkaitan dengan tuntutan yang diajukan SBY
itu. Tidak hanya itu, Larry juga mengungkit masalah-masalah bantuan
Australia untuk korban bencana alam dan tsunami di Aceh, kasus Balibo
Five, ketika lima orang wartawan Australia terbunuh di Balibo saat Timor
Timur hendak berintegrasi dengan Indonesia pada 1975, serta bantuan
Australia untuk pembangunan 500 sekolah di Indonesia.
Ferdi, yang
menjabat sebagai Ketua Yayasan Peduli Timor Barat, membalas kartunis
Australia itu melalui akun Twiter-nya. Misalnya saja, dia menyebut
kekejaman Australia terhadap warga Indonesia. Dia meminta tanggapan
Larry Packering terkait tindakan kekejaman yang dilakukan Angkatan Laut
(AL) Australia terhadap nelayan tradisional Indonesia yang mencari ikan
di perairan sekitar Laut Timor yang menjadi ladang kehidupannya. "Kami
memiliki bukti video dokumenter soal itu," tegasnya.
Selain itu,
dia juga menyinggung aksi penipuan yang dilakukan Australia dengan
menguasai hampir 85 persen Laut Timor yang kaya akan minyak dan gas
serta hasil laut lainnya dengan membuat garis batas Laut Timor yang
palsu. "Saya ingatkan Larry Pickering untuk tidak memulai sebuah tulisan
dengan mengadu domba para politikus yang berujung pada tindakan
peperangan," katanya.
Secara terpisah, anggota DPR RI Setya
Novanto meminta Presiden Susilo Bambang Yudhoyono untuk mengevaluasi
kinerja Badan Intelejen Negara (BIN) karena dinilai tidak mampu
mendeteksi sejak dini penyadapan itu. "Presiden juga harus mengevaluasi
kinerja BIN yang tidak mampu mendeteksi sejak dini penyadapan itu," kata
Ketua Fraksi Golkar Setya Novanto.
YOHANES SEO
http://www.tempo.co/read/news/2013/11/28/120533096/Karikatur-Australia-Memperburuk-Kasus-Penyadapan
Penulis : Drs.Simon Arnold Julian Jacob
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
ORANMG PINTAR UNTUK TAMBAH PENGETAHUAN PASTI BACA BLOG 'ROTE PINTAR'. TERNYATA 15 NEGARA ASING JUGA SENANG MEMBACA BLOG 'ROTE PINTAR' TERIMA KASIG KEPADA SEMUA PEMBACA BLOG 'ROTE PINTAR' DIMANA SAJA, KAPAN SAJA DAN OLEG SIAPA SAJA. NAMUN SAYA MOHON MAAF KARENA DALAM BEBERAPA HALAMAN DARI TIAP JUDUL TERDAPAT SAMBUNGAN KATA YANG KURANG SEMPURNA PADA SISI PALING KANAN DARI SETIAP HALAM TIDAK BERSAMBUNG BAIK SUKU KATANYA, OLEH KARENA ADA TERDAPAT EROR DI KOMPUTER SAAT MEMASUKKAN DATANYA KE BLOG SEHINGGA SEDIKIT TERGANGGU, DAN SAYA SENDIRI BELUM BISA MENGATASI EROR TERSEBUT, SEHINGGA PARA PEMBACA HARAP MAKLUM, NAMUN DIHARAPKAN BISA DAPAT MEMAHAMI PENGERTIANNYA SECARA UTUH. SEKALI LAGI MOHON MAAF DAN TERIMA KASIH BUAT SEMUA PEMBACA BLOG ROTE PINTAR, KIRANYA DATA-DATA BARU TERUS MENAMBAH ISI BLOG ROTE PINTAR SELANJUTNYA. DARI SAYA : Drs.Simon Arnold Julian Jacob-- Alamat : Jln.Jambon I/414J- Rt.10 - Rw.03 - KRICAK - JATIMULYO - JOGJAKARTA--INDONESIA-- HP.082135680644 - Email : saj_jacob1940@yahoo.co.id.com BLOG ROTE PINTAR : sajjacob.blogspot.com TERIMA KASIH BUAT SEMUA.