Thursday, January 13, 2011
Mengukur Nyali Malaysia
Belum
pernah dalam sejarah perjiranan selama lebih 4 dekade dilontarkan
pernyataan bernada provokatif dari seorang Menlu Malaysia agar
pemerintah Indonesia segera menghentikan aksi-aksi demo warga negaranya
sebab kalau tidak kesabaran rakyat Malaysia ada batasnya, Wow, apa pasal
ni Pak Cik, bukankah sebab musababnya perkara ini adalah penangkapan 3
orang petugas KKP Indonesia oleh Polis Marine Malaysia di perairan
Indonesia. Lalu akibatnya ada demo ikhwan nasionalis di Kedubes pakai
lempar kotoran manusia. Akibat perkara dimegaphonekan di media
Malaysia, sementara sebab perkara tak tampak di depan mata walau sebesar
gajah.
Bukankah
ini arogansi dari sebuah etika bertetangga, bukankah ini statemen
keangkuhan dari sebuah negeri yang sudah merasa lebih makmur, atau
memang sengaja dikumandangkan sebagai bagian dari uji nyali kepada
tetangganya yang sepuluh kali lebih besar dari dirinya. Kalau
dibandingkan dengan cara bertetangga dari seluruh warga dunia, mungkin
hanya pertetanggaan rakyat Indonesia dan Malaysia yang paling heboh
hiruk pikuknya. Inggris dan Perancis walau ada gengsi sejarah, tidak
juga seriak dengan dua bangsa serumpun ini.
Membandingkan
dinamika Indonesia dan Malaysia bisa juga ditarik dengan melihat pola
hubungan India – Pakistan yang posisi jumlah penduduknya 10 :1.
Sama-sama dimerdekakan Inggris lalu berpisah karena perbedaan agama,
sepanjang sejarahnya mereka telah berperang sebanyak 2 kali. Yang
terakhir mengakibatkan Pakistan Timur menjadi Bangladesh tahun 1971.
Sepanjang persaingan itu keduanya melakukan lomba persenjataan dan
akhirnya sama-sama punya senjata nuklir. Dalam dinamika itu Pakistan
terlihat lebih agressif, lebih cerewet dan banyak melakukan manuver
gertak sambal. Terakhir ketika ada penembakan oleh teroris di Bombay
hampir saja terjadi perang antara kedua bangsa, namun India mampu
meredam emosinya dengan menahan diri dan mengelus dada.
Nyali
Malaysia agak mirip dengan agresivitas Pakistan, biasalah yang lebih
kecil biasanya lebih banyak sundulannya agar kelihatan lebih jago.
India cenderung lebih kalem namun secara diam-diam memperkuat
militernya menjadi seperti yang sekarang ini.
Malaysia
merasa dia lebih kuat militernya dibanding Indonesia hanya karena
arsenalnya lebih modern, tapi dia lupa spirit tempur bukan ditentukan
oleh kelengkapan senjata. Ingat sejarah terusirnya AS di Vietnam atau
Rusia dan Afghanistan, apa yang kurang dari dua negara besar ini,
senjatanya luar biasa dan modern tapi kalah juga. Jangan lupa Angkatan
Udara tidak dapat memenangkan pertempuran, ibu dari segala perang adalah
Angkatan Darat.
Seandainya
Leadership kita tegas dan tanggap dalam menjawab dinamika perkembangan
yang terjadi dengan Malaysia, kita yakin nyali Malaysia tak sampai
memberi kesan kita pecundang dia pemenang. Tegas
bukan berarti ngajak perang tapi kekuatannya terletak pada kegagahan
diplomasi. Bisa saja diucapkan statemen seperti ini: “Dinamika
bertetangga adalah mengawal hubungan atas dasar kepentingan bersama.
Manakala pola ini dicederai dengan statemen provokatif, maka Indonesia
akan lebih memperhatikan harga dirinya sebagai bangsa. Kami juga tidak
segan-segan untuk menarik seluruh TKI yang ada di Malaysia atau
melakukan travel warning bagi warga kami yang akan bepergian ke
Malaysia. Kami memang masih kalah makmur dengan Malaysia, kami sudah
terbiasa hidup susah, namun harga diri dan rasa nasionalis bangsa kami
sudah terbukti dalam sejarah perjalanan bangsa ini. Oleh sebab itu
jangan coba-coba memprovokasi bangsa dan rakyat kami karena tindakan
balasan kami akan memberi rasa kejut yang tak terduga”.
Seandainya
statemen itu yang digemakan di Mabes TNI, kita sangat yakin nyali
Malaysia akan ciut dan tidak lagi melontarkan statemen bernada ancaman.
Argumennya sederhana, Negara baru makmur atau orang kaya baru biasanya
banyak polah, banyak tingkah dan pamer diri untuk sebuah pengakuan,
namun ruang nyalinya rapuh karena takut ini dan takut itu.
*****
Jagvane
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
ORANMG PINTAR UNTUK TAMBAH PENGETAHUAN PASTI BACA BLOG 'ROTE PINTAR'. TERNYATA 15 NEGARA ASING JUGA SENANG MEMBACA BLOG 'ROTE PINTAR' TERIMA KASIG KEPADA SEMUA PEMBACA BLOG 'ROTE PINTAR' DIMANA SAJA, KAPAN SAJA DAN OLEG SIAPA SAJA. NAMUN SAYA MOHON MAAF KARENA DALAM BEBERAPA HALAMAN DARI TIAP JUDUL TERDAPAT SAMBUNGAN KATA YANG KURANG SEMPURNA PADA SISI PALING KANAN DARI SETIAP HALAM TIDAK BERSAMBUNG BAIK SUKU KATANYA, OLEH KARENA ADA TERDAPAT EROR DI KOMPUTER SAAT MEMASUKKAN DATANYA KE BLOG SEHINGGA SEDIKIT TERGANGGU, DAN SAYA SENDIRI BELUM BISA MENGATASI EROR TERSEBUT, SEHINGGA PARA PEMBACA HARAP MAKLUM, NAMUN DIHARAPKAN BISA DAPAT MEMAHAMI PENGERTIANNYA SECARA UTUH. SEKALI LAGI MOHON MAAF DAN TERIMA KASIH BUAT SEMUA PEMBACA BLOG ROTE PINTAR, KIRANYA DATA-DATA BARU TERUS MENAMBAH ISI BLOG ROTE PINTAR SELANJUTNYA. DARI SAYA : Drs.Simon Arnold Julian Jacob-- Alamat : Jln.Jambon I/414J- Rt.10 - Rw.03 - KRICAK - JATIMULYO - JOGJAKARTA--INDONESIA-- HP.082135680644 - Email : saj_jacob1940@yahoo.co.id.com BLOG ROTE PINTAR : sajjacob.blogspot.com TERIMA KASIH BUAT SEMUA.