Awas!, bahaya laten CIA
Latar belakang – Kilas sejarah hubungan Indonesia dengan Blok Timur dan paradoksal tahun 2014
Dari Rusia
Nama ”Indonesia” sudah dikenal di Uni Soviet lama sebelum Indonesia
merdeka. Dalam buku Prof Guber yang ditulis pada 1933, (dimana saat itu)
Indonesia masih bernama Hindia Belanda, namun dalam buku itu, telah
tercantum nama ”Indonesia”.
Kami menyebut negara ini (Hindia Belanda) sesuai dengan sebutan yang digunakan oleh pejuang Indonesia.
Dari Indonesia
Soekarno mengatakan
berulang kali, ide nasionalismenya berpadu dengan
internasionalisme.
Hal itu antara lain dibuktikan dengan jelas oleh
sikap Soekarno terhadap Uni Soviet.
Orang Rusia sampai saat ini mengingat dengan rasa terima kasih bagaimana pada tahun 1941, Soekarno yang pada waktu itu sedang dalam pengasingan di Bengkulu, dalam artikelnya di koran Pemandangan menyatakan keyakinannya terhadap kemenangan Tentara Merah (Soviet) melawan pasukan Hitler.
Soekarno menulis, “Tentara
Merah tidak hanya membela kemerdekaan negaranya sendiri, tetapi juga
akan mendukung pembebasan seluruh umat manusia dari ancaman fasisme”.
Pengakuan Rusia (Soviet) atas kemerdekaan Indonesia
pada 24 Desember 1949, Uni Soviet menerima pesan resmi mengenai
kesepakatan hubungan antara Belanda dan Indonesia. Setelah itu, Menteri
Luar Negeri Uni Soviet Andrei Vyshinsky mengirimkan telegram kepada
Perdana Menteri dan Menteri Luar Negeri Republik Indonesia Dr Mohammad
Hatta.
Telegram ini berbunyi: ”Atas nama pemerintah Uni Soviet, saya dengan
hormat menginformasikan kepada Anda, sejak pengakuan kedaulatan Republik
Indonesia pada 27 Desember 1949 di Den Haag, Belanda, pemerintah Uni
Soviet memutuskan mengakui kedaulatan dan kemerdekaan Republik Indonesia
dan akan membangun hubungan diplomatik dengan Indonesia.”
Dari situlah hubungan Rusia-Indonesia dimulai.
Presiden RI pertama
Sukarno (6 Jun 1901 – 21 Jun 1970) adalah Presiden Indonesia
yang pertama (dari 1945 ke 1967). Beliau memainkan peranan penting dalam
perjuangan kemerdekaan Indonesia dari jajahan Belanda.
Sukarno juga dikenali sebagai Ahmed Sukarno atau Soekarno atau juga Bung Karno.
Dalam masa pemerintahan Bung karno, hubungan Indonesia dengan Blok Timur (Soviet) kian erat. Namun,
pada tahun 1965-1967 beliau digulingkan, dan, Letnan Jendral Soeharto
yang lebih Pro ke Barat menggantikan kekuasaan sebagai Presiden pada
kemudiannya.
Orde Baru
Pada masa Orde Baru, dibawah kepemimpinan Mantan Presiden Soeharti inilah Indonesia menggelar invasi ke Timor-Timur, yang dikenal dengan Operasi Seroja, yang dimulai pada tanggal 7 Desember 1975.
Pihak Indonesia menyerbu Timor Timur karena adanya desakan Amerika Serikat dan Australia yang menginginkan agar Fretilin yang berpaham komunisme tidak berkuasa di Timor Timur.
Lengsernya Orde Baru dan mulainya era reformasi
Pada pergeseran momentum dan perubahan geo-ekonomi,
politik dan militer global, Timor Leste pada tanggal 20 Mei 2002
melepaskan diri dari Indonesia dan menjadi negara Merdeka.
Mereka memutuskan untuk menggunakan nama Portugis “Timor Leste” sebagai nama resmi negara mereka. (Republik Demokratik Timor Leste – juga disebut Timor Lorosa’e).
Timor Leste (map)
Kekinian: Timor Leste kembali ke Posisi awal
Perdana
Menteri sekaligus Menteri Pertahanan Timor Leste Xanana Gusmao
menyatakan pihaknya (Timor Leste) terbuka bagi kehadiran armada Angkatan
Laut Tentara Pembebasan Rakyat China (Blok Timur) di wilayahnya.
”Saya
ditanya hal yang sama saat berada di Australia. Kami terbuka dan
sebagai negara kecil tentu menyambut baik pihak-pihak yang bersahabat,”
kata Xanana di Kementerian Pertahanan, Jakarta, Senin (10/2/2014).
Xanana
sebelumnya ditanya soal kesiapan Timor Leste membuka pangkalan bagi
armada China atau fasilitas logistik dan perbaikan kapal bagi armada
China yang sedang membangun kekuatan lintas benua.
Menteri Pertahanan serta Perdana Menteri Timor Leste Leste Xanana Gusmao (kanan) saat berjalan bersama dengan Menteri Pertahanan dan Keamanan Repulik Indonesia Purnomo Yusgiantoro.
Perkembangan posisi Indonesia
Menteri
Pertahanan Purnomo Yusgiantoro saat ditanya mengenai izin bagi armada
China melintasi perairan Indonesia menuju ke timur (Timor Leste)
menjelaskan, sebagai negara kepulauan, Indonesia memiliki tiga Alur Laut
Kepulauan Indonesia (ALKI) yang dapat dilintasi armada mana saja,
termasuk Angkatan Laut Tentara Pembebasan Rakyat China (PLA).
Selama
ini, Angkatan Laut Amerika Serikat (US Navy) dan AL Australia (Royal
Australian Navy) juga biasa melintas secara damai di perairan Indonesia.
US Navy juga memiliki fasilitas perbekalan dan perbaikan di Singapura
untuk elemen Armada Ketujuh yang beroperasi di kawasan Asia Pasifik.
Seorang tentara China sedang memantau situasi
dari atas geladak kapal induk Liaoning dalam sebuah latihan pada Nomber
lalu di Laut China Selatan.
Lebih jauh
Menteri Pertahanan
Indonesia Purnomo Yusgiantoro bertemu dengan Menteri Pertahanan serta
Perdana Menteri Timor Leste Xanana Gusmao di Jakarta, Senin, membahas
kemungkinan latihan militer bersama antara kedua negara (11/2/2014).
“Indonesia dan Timor
Leste akan melakukan pelatihan bersama untuk tentara. Kami juga akan
melaksanakan kerja sama antara angkatan laut dan angkatan udara di masa
depan,” kata Menteri Pertahanan Indonesia Purnomo Yusgiantoro
menambahkan bahwa Indonesia dan Timor Leste akan bekerja sama dalam
industri pertahanan.
Sementara itu Menteri
Pertahanan serta Perdana Menteri Timor Leste Xanana Gusmao mengatakan
bahwa Indonesia dan Timor Leste adalah tetangga yang berbagi perbatasan
darat dan masalah umum lainnya.
Oleh karena itu kerjasama pertahanan yang kuat adalah isu penting yang harus di fokuskan oleh kedua negara.
“Kami akan mengirim orang untuk belajar dari
Indonesia,” tutup Xanana.
Jika tahun 2014 ini, sehubungan dengan akan berlangsungnya Pemilu,
dalam kaitannya dengan kondisi kawasan yang kian memanas (terutama
Konflik yang pecah antara China dengan negara-negara sekutu AS di Asia
berkenaan dengan sengketa Laut China Selatan), juga dengan kian eratnya
kerjasama Indonesia dengan Rusia dan China diberbagai bidang, akankah
CIA kembali menggelar operasi guna menyingkirkan tokoh-tokoh Indonesia
yang dinilai mulai berseberangan dengan kepentingan mereka, yang pada
sisi lain juga untuk mendudukkan sebanyak mungkin bonekanya di Indonesia
– guna mengontrol alur kebijakan Bangsa sebagaimana dimasa lalu? –
atau, akankah Indonesia kembali menjadi kacung AS dan Australia dengan
berbalik arah pada menginvasi Timor Leste untuk kedua kali?- semoga saja tidak.
https://voricomrade.wordpress.com/2014/02/12/awas-bahaya-laten-cia/
Penulis : Drs.Simon Arnold Julian Jacob
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
ORANMG PINTAR UNTUK TAMBAH PENGETAHUAN PASTI BACA BLOG 'ROTE PINTAR'. TERNYATA 15 NEGARA ASING JUGA SENANG MEMBACA BLOG 'ROTE PINTAR' TERIMA KASIG KEPADA SEMUA PEMBACA BLOG 'ROTE PINTAR' DIMANA SAJA, KAPAN SAJA DAN OLEG SIAPA SAJA. NAMUN SAYA MOHON MAAF KARENA DALAM BEBERAPA HALAMAN DARI TIAP JUDUL TERDAPAT SAMBUNGAN KATA YANG KURANG SEMPURNA PADA SISI PALING KANAN DARI SETIAP HALAM TIDAK BERSAMBUNG BAIK SUKU KATANYA, OLEH KARENA ADA TERDAPAT EROR DI KOMPUTER SAAT MEMASUKKAN DATANYA KE BLOG SEHINGGA SEDIKIT TERGANGGU, DAN SAYA SENDIRI BELUM BISA MENGATASI EROR TERSEBUT, SEHINGGA PARA PEMBACA HARAP MAKLUM, NAMUN DIHARAPKAN BISA DAPAT MEMAHAMI PENGERTIANNYA SECARA UTUH. SEKALI LAGI MOHON MAAF DAN TERIMA KASIH BUAT SEMUA PEMBACA BLOG ROTE PINTAR, KIRANYA DATA-DATA BARU TERUS MENAMBAH ISI BLOG ROTE PINTAR SELANJUTNYA. DARI SAYA : Drs.Simon Arnold Julian Jacob-- Alamat : Jln.Jambon I/414J- Rt.10 - Rw.03 - KRICAK - JATIMULYO - JOGJAKARTA--INDONESIA-- HP.082135680644 - Email : saj_jacob1940@yahoo.co.id.com BLOG ROTE PINTAR : sajjacob.blogspot.com TERIMA KASIH BUAT SEMUA.