## DETIK DETIK AKHIR ISRAEL
Oleh : Dr. Shamel Sultanov (Ketua Pusat Kajian Strategi Rusia dan Dunia Islam)
Stalin dan Truman
Negara bernama Israel muncul pada Mei 1948 sesuai dengan keputusan Majlis Umum PBB pada November 1987.
Resolusi ini sangat berbau formalitas belaka.Sebab pendirian negara
yahudi buatan di jantung dunia Arab hanya mungkin dilakukan dengan
niat-niat strategis elit Amerika Serikat dan Uni Soviet saat itu yang
merupakan negara terkuat pasca perang dunia.
Faktor spirit dan emosi terkait nasib yahudi di Eropa setelah penjajahan Nazi beperan dalam diri Stalin dan Truman.
Tujuan terpentingnya berbeda. Uni Soviet dan Amerika melihat bahwa
negara yahudi ke depan bersifat sebagai alat efektif merealisasikan
kepentingan mereka jangka panjang di Timteng.
Usai perang dunia
II,mulai dilakukan pembagian wilayah-wilayah kekuasaan antara dua
kekuatan baru di dunia.Wilayah terpenting bagi para politisi adalah di
Timur Tengah.Tak spontan bila Stalin ingin Libia di bawah penjagaan Uni
Soviet.
Namun kawasan Timteng sekitarnya masih dalam kekuasaan
negara-negara imperialisme saat itu Inggris dan Perancis.Padahal Paris
dan London saat keluar dari perang dunia II dalam kondisi lemah namun
melepaskan kawasan Timteng yang kaya minyak adalah hal yang tidak pernah
mereka diprediksi.
Rencananya,Israel akan menjadi buldoser
dengan remot control yang bisa membantu membuka jalan ke kawasan baik
bagi Uni Soviet (seperti yang diinginkan Stalin) atau Amerika (seperti
yang diinginkan Truman).Namun yang salah perkiraan adalah Stalin.
Ia
mengirim ke Palestina (saat wilayah ini masih dikuasai oleh mandat
Inggris) ribuan komandan pasukan dan intel yang dia yakini masih
dipercaya dari kalangan yahudi komunis yang akan membantu Israel
“sosialis”.Namun buktinya “seruan darah yahudi” lebih kuat ketimbang
idelogi komunis. Dalam waktu cepat Stalin dibuang keluar.
Kegagalan bersahabat dengan Israel inilah yang membuat Stalin benci bukan kepalang kepada Israel dalam kehidupan politiknya.
Suatu ketika di tahun 1917,Stalin mengusulkan agar melakukan aksi
“pembersihan” besar-besaran di kalangan partainya dari kekuasaan unsur
yahudi.Akhirnya Stalin pun terbunuh. Namun kecenderungan memusuhi Israel
masih kuat mengakar di kalangan penerusnya bahkan hingga Gorbacev.
Namun situasi itu tidak bersih dari hubungan Amerika dan negara
yahudi.Pemimpin Israel generasi awal lebih memilih bergantung kepada
hubungan tradisional dengan Eropa,tempat pusat-pusat zionisme dunia.
Apalagi pasca perang dunia II Amerika ramai gerakan anti semit,bukan hanya di kalangan rakyat namun juga elit politik.
Karenanya,Israel bersanding dengan Inggris dan Perancis dalam perang
segitiga terhadap Mesir tahun 1956 setelah Jamal Abdul Nasher menguasai
terusan Suez.
Ini pertama kalinya negara Israel ikut perang dengan tetangga Arabnya tanpa persetujuan dari Washington.
Moskow mendukung Mesir saat itu.Elit Uni Soviet menegaskan bahwa jika
perang tidak dihentikan langsung,300 ribu kaum muslim Soviet akan
berbondong membantu saaudara mereka di Mesir.
London dan Paris minta
tolong Amerika.Koalisi segitiga pun bubar dan sejak itu Israel sadar
pentingnya fokus bersahabat dengan Mesir.
Koalisi jangka panjang
Amerika dan Israel,selain untuk kepentingan Amerika juga untuk
kepentingan struktur zionisme dunia yang berkembang cepat.
Kelompok kanan ekstrim Amerika melihat bahwa operasi yang berujung
pembentukan sistem penjajahan zionis sementara di Amerika mulai menguat
di pertengahan tahun 50an,terutama ketika Partai Demokrat berkuasa.
Para pendukung zionisme di Amerika menggunakan trend Israel saat itu
untuk menatukan masyarakat yahudi dan modal mereka untuk menguatkan
sikap politiknya di sana.
Maka dibentuklah ratusan ribu organisasi dan lembaga pendudukung – mobilisasi - Israel dari semua lini.
Di antara lobi yahudi,desain politik SDM untuk bidang keuangan dan
media,dukungan fasilitas untuk penentu kebijakan politik Amerika.SDM
media dan politik digerakkan secara massiv untuk mendukung koalisi
Amerika Israel dan dibuat kampanye ideologi dan propagandis khusus.
Periode tahun 1967 – 2006 adalah era keemasan koalisi Amerika Israel.
Sampai-sampai Iran Syah dan Turki bergabung dalam anggota NATO.Israel
mengkoordinir operasi militer terhadap Arab dengan Pantagon langsung.
Bahwa Washington membekali Israel dengan senjata nuklir.Amerika pun
menjadi hegemonis di era tahun 1990an di dunia Arab pasca hancurnya Uni
Soviet.
Ini berlangsung hingga era Bush senior dan junior.Di
masyarakat Amerika terbentuk koalisi-koalisi sosial politik yang luas
antara zionis dan zionis protestan (kristen) hingga membentuk satu poros
“neo konservatif” yang memiliki pandangan ; apa yang baik bagi Amerika
baik pula bagi Israel dan sebaliknya.
Sebagian elit Amerika juga
yang merancang aksi 11 September sebagai alasan perang atas dunia
Islam,kompetitor utama Israel,menurut pandangan zionisme internasional.
Dialegtik Polemik
Namun sejarah ibarat jiwa berwatak ganda.Sejarah bergerak tanpa diprediksi manusia.
Pada saat Israel menjadi alat penting bagi politik Amerika di
Timteng,pada saat itu pula,negara zionis ini berubah menjadi faktor
utama tumbuhnya radikalisme di Timteng.
Disaat Israel ia menjadi
pangkalang kuat bagi peradaban barat di kawasan Timteng,demokrasi dan
sekularisme.Namun keberadaan Israel sendiri menjadi pemicu utama
kebangkitan Islam yang di dunia.Lebih dari itu, kalau bukan karena
Israel maka tidak akan terjadi kemunduran cepat bagi ideologi liberal
sekuler dan partai yang mengusungnya di dunia Arab.
Israel Amerika kini menjadi simbol kezhaliman mutlak bagi jutaan kaum muslimin.
Israel dan Amerika menjadi simbol kezhaliman amoral,imperialis,dan
musuh tanpa rasa kasih sayang yang tidak pahak kecuali dengan bahasa
kekuatan.
Israel menjajah tanah milik Palestina yang sudah dihuni ribuan tahun dengan alasan bodoh ;
bahwa yahudi pernah tinggal di sana dan kemudian mereka diusir.Seakan
dengan faktor ini saja mereka memiliki hak historis menguasai tanah
Palestina.Namun hari ini bahkan pakar Israel sendiri membuktikan bahwa
yahudi sebenarnya tidak pernah diusir oleh Romawi dari tanah Yahuda saat
itu.
Namun yang menentukan sebenarnya juga adalah cita-cita politik Stalin dan Truman.
Perjuangan bangsa Palestina selama tujuh dekade melawan Israel
membuahkan hasil berkembangnya kesadaran nasional,sosial dan politik
Palestina.
Bangsa Palestina kini menjadi bangsa paling “maju” dan
pemberani di dunia.Misalnya,prosentase jumlah pelajar Palestina dari
1000 penduduk melebihi prosentase pelajar di Rusia.
Jumlah syuhada
Palestina selalu menjadi kebanggaan bagi setiap penduduk
Palestina.Sementara Israel justru menyebutkan kematian sebagai hal yang
menakutkan.
Kalau tidak ada Israel, barangkali Jalur Gaza sudah digabungkan dengan Mesir dan Tepi Barat digabungkan ke Jordania.
Anda perlu tahu,perjuangan melawan Israel pulalah yang menjadi motivasi munculnya revolusi Iran tahun 1979-1978.
Sebab Shah Iran adalah teman dekat Israel.Keberadaan Israel di Timur
Tengah pulalah yang menjadi penyebab penting naiknya kekuatan Islam
fundamental moderat ke kekuasaan di Iran dan Turki.
Akibatnya,kini terjadi perubahan mengakar dalam perimbangan kekuatan di Timur Tengah.
Belakangan,revolusi Arab yang meletus sangat terasa aroma kebencian terhadap Israel.
Politik yang diterapkan Israel secara alami akan meningkatkan gelombang anti semit dunia.
Bahkan inilah yang ditengarai oleh pusat-pusat studi yahudi termasuk konferensi yahudi Rusia.
Militer atau Zionisme, Siapa Menang?
Langsung setelah setahun setengah perang Amerika ke Irak tahun
2003,Israel menjadi penyebab konfrontasi baru di internal lembaga
politik tingkat tinggi Amerika ;
antara poros militer dan poros pendukung loyal Israel.
Hingga awal tahun 2005,Departemen Pertahanan Amerika menyimpulkan bahwa
mengalahkan “kelompok pemberontak” dan mengendalikan Irak secara
efektif adalah hal mustahil.Perang Irak secara esensial telah menjadi
kesyirikan geopolitik Amerika sebab Irak yang terjajah menjadi titik
pengguncang stabilitas seluruh kawasan Timur Tengah sebagai lumbung
kepentingan Amerika.Perang Irak menyebabkan ketergantungan Amerika
kepada Iran semakin besar.
Akibatnya,muncul polemik panas di
kalangan elit politik Amerika soal siapa yang bertanggungjawab atas
spekulasi perang Irak yang merugikan ini? Digelar puluhan
sidang,workshop khusus,ratusan artikel ditulis dan sejumlah buku
dikarang untuk menganalisis kekalahan ini.
Poros militer AS itu
menudukung politik neo konservatif dan pemerintahan Bush junior telah
membuang Cuma-Cuma aset termahal Amerika dalam perang Afganistan dan
Irak.
Kesimpulan akhirnya,pemeran utama dalam memicu perang adalah lembaga-lembaga Israel dan lobi yahudi pendukung Israel.
Desember 2006, Menhan baru Amerika dipilih,Robert Gets, seorang elit
Amerika dan ketua lobi militer Amerika. Pemilihannya diperkirakan akan
merevisi banyak kebijakan politik luar negeri Amerika.Pemilihannya
ditentang oleh wakil presiden Dick Cheney,pimpinan sesungguhnya dari
aliran Neo Konservatif.
Tahun 2008,di kota Philadelpia di bulan
Juni digelar sidang rahasia perwakilan elit Amerika dengan Barack Obama
dan Hillary Clinton.
Dengan tekanan lobi militer,mereka sepakat presiden mendatang adalah Barack Obama.
Namun Hillary Clinton yang diandalkan oleh zionisme internasional harus mendapat gantinya sebagai Menlu AS.
Pasca Pilpres,konflik di level elit tinggi Amerika tidak berhenti.Lobi
Israel tidak akan memberikan peluang kepada Obama dan orang di
belakangnya dari elit militer AS untuk memilih kandidat mereka yang
dituding memiliki gaya pemikiran anti Israel.
Konfrontasi dingin di internal elit AS semakin panas bersamaan dengan meningkatnya program nuklir Iran.
Pihak poros militer Amerika menuding Israel bersama penggembalanya dari
organisasi-organsasi zionis internasional berusaha menyulut perang
langsung antara Amerika dan Iran.Militer manapun yang berakal dan
berfikir logis akan menyadari bahwa perang semacam ini akan mengakibat
kondisi yang berada di luar kendali dan akan menyulut perang besar di
kawasan bahkan menjadi perang internasional.
Pertanyaan penting ;
kenapa elit Israel yang hegemoni sekarang,terutama gerakan zionisme
internasional membutuhkan perang antara Iran dan Amerika yang bisa
menyebabkan akibat sangat buruk,bahkan bagi bangsa yahudi sendiri?
Masalahnya sangat krusial hingga Zbigniew Brzezinsk yang terkenal itu
terpaksa mengumumkan bahwa jika pesawat tempur Israel menggempur
Iran,maka Amerika akan terpaksa menghalanginya di atas udara Irak agar
Israel kembali ke pangkalan mereka.
Untuk pertama kalinya dalam
sejarah,Badan Intelijen Amerika merilis prediksinya yang meragukan
peluang Israel bisa bertahan hingga tahun 2025.
Setelah itu
jenderal David Petraeus sebagai panglima pasukan angkatan darat Pusat
Amerika mengeluarkan statemen resmi soal prediksi ini dan menyusul
komandan pasukan Amerika di Afganistan.Statemen ini menjadi pertanda
meningkatnya ketegangan dalam hubungan militer Amerika dan lobi loyalis
Israel.
Di balik format diplomasi realita,tersembunyi pesan tegas
kepada elit Israel bahwa politik Israel akan menciptakan
masalah-masalah baru bagi Amerika di dunia Islam.
Amerika akan
membayar harga ketidaklogisan langkah Israel dengan darah pasukan
Amerika bahkan kerugian dana yang amat besar serta melemahkan sikapnya
di Timteng.
Ini terjadi pada saat kemampuan politik dan ekonomi
Amerika di seluruh dunia menurun dan Cina berubah menjadi penantang
serius bagi strategi Washington.
Berbeda dengan sikap Amerika dan
Eropa,mayoritas elit Israel sekarang ini tidak ingin kesepakatan hakiki
dengan Palestina.Mereka tidak akan pernah sepakat dalam kondisi apapun
dengan berdirinya negara Palestina merdeka.
Negara Israel saat ini
berdiri di atas prinsip yang tidak mungkin hidup (bertahan) kecuali
dalam kondisi “tidak perang dan tidak damai”, dan Israel tidak akan
melepaskan wilayah jajahannya.
Kesimpulannya,Israel tidak akan
mampu (tidak sudi) masuk (berbaur) dalam rezim kawasan Timteng.Padahal
sejarah membutikan bahwa negara-negara yang tidak mampu membaur di
kawasan sekitar (misalnya imperium kaum Salib) pasti akan hilang dari
peta dunia.
Konfrontasi antara poros militer Amerika dan Lobi
loyalis Israel menyebabkan semakin tajamnya perbedaan di internal
gerakan zionisme internasional. Kedua poros ini berada dalam Israel
sendiri.
Pertama ; poros “zionis nasionalis” pendukung fanatik
tanpa syarat kepada Israel sebagai negara yahudi kebangsaan,apapun harga
dan risikonya.Mereka saat ini masih menguasai internal gerakan zionisme
internasional,namun sikap-sikap mereka banyak mengalami kemunduran
secara bertahap.
Ada banyak faktor di antaranya karena daya tarik
image Israel sebagai negeri bangsa yahudis seluruh dunia sudah terkoyak
dengan keras. Antara masyarakat Israel dan elit sendiri terurai.
Tidak rahasia,runtuhnya moral politik dan sosial di kalangan Israel
sudah menjadi fenomena seperti gunung es terutama sejak 20 tahun
terakhir.Sebagai contoh Menlu Israel Avigdor Lieberman dicurigai
melakukan korupsi, skandal cuci uang dan lain-lain.
Sudah bukan
asing bahwa jumlah yahudi yang eksodus ke luar negeri lebih banyak di
banding eksodus yang datang ke “tanah yang dijanjikan”.
Poros
kedua ; di gerakan zionisme internasional yang dikenal dengan
imperialisme zionisme yang berkeyakinan bahwa masa depan zionisme
bukanlah di Israel namun masa depan ada pada koalisi strategi dengan
salah satu sentra kekuatan dunia.
Karenanya,mereka menganggap bahwa
tidak wajib mengorbankan masa depan masyarakat yahudi dan modal yahudi
di Amerika untuk Israel,tapi juga bukan Cina atau Eropa karena sejumlah
sebab, yang bisa menjadi koalisi jangka panjang bagi zionisme
internasional. Maka yang tersisa hanya dua pilihan : Amerika atau Rusia.
Tidak spontan ketika Netanyahu,Lieberman dan pimpinan-pimpinan
organisasi zionisme Rusia bertemu dan berbicara secara intens soal
koalisi strategi jangka panjang antara Israel dan Rusia.
Sejarah
Israel secara formal saat ini secara obyektif harus dikatakan bahwa ia
sedang dalam perjalanan menuju kehancuran dan redup.
Masalahnya
bukan karena pasukan Arab yang secara mengagetkan menguasai wilayah yang
dijajah Israel atau karena sebagian kelompok ‘ekstrim’ Palestina mampu
secara mendadak melumpuhkan kehidupan ekonomi dan politik secara utuh di
negara yahudi.Ini tidak akan terjadi.
Israel adalah negara
boneka oleh kekuatan asing untuk menyelesaikan sejumlah masalah dan
problema.Tugas Israel sebagai negara boneka ini tidak lagi mampu
dijalankan.Sehingga Israel tidak lagi dibutuhkan
[Dimuat di harian Zavtara Rusia, edisi 29 Juni 2011. Sumber: InfoPalestina]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
ORANMG PINTAR UNTUK TAMBAH PENGETAHUAN PASTI BACA BLOG 'ROTE PINTAR'. TERNYATA 15 NEGARA ASING JUGA SENANG MEMBACA BLOG 'ROTE PINTAR' TERIMA KASIG KEPADA SEMUA PEMBACA BLOG 'ROTE PINTAR' DIMANA SAJA, KAPAN SAJA DAN OLEG SIAPA SAJA. NAMUN SAYA MOHON MAAF KARENA DALAM BEBERAPA HALAMAN DARI TIAP JUDUL TERDAPAT SAMBUNGAN KATA YANG KURANG SEMPURNA PADA SISI PALING KANAN DARI SETIAP HALAM TIDAK BERSAMBUNG BAIK SUKU KATANYA, OLEH KARENA ADA TERDAPAT EROR DI KOMPUTER SAAT MEMASUKKAN DATANYA KE BLOG SEHINGGA SEDIKIT TERGANGGU, DAN SAYA SENDIRI BELUM BISA MENGATASI EROR TERSEBUT, SEHINGGA PARA PEMBACA HARAP MAKLUM, NAMUN DIHARAPKAN BISA DAPAT MEMAHAMI PENGERTIANNYA SECARA UTUH. SEKALI LAGI MOHON MAAF DAN TERIMA KASIH BUAT SEMUA PEMBACA BLOG ROTE PINTAR, KIRANYA DATA-DATA BARU TERUS MENAMBAH ISI BLOG ROTE PINTAR SELANJUTNYA. DARI SAYA : Drs.Simon Arnold Julian Jacob-- Alamat : Jln.Jambon I/414J- Rt.10 - Rw.03 - KRICAK - JATIMULYO - JOGJAKARTA--INDONESIA-- HP.082135680644 - Email : saj_jacob1940@yahoo.co.id.com BLOG ROTE PINTAR : sajjacob.blogspot.com TERIMA KASIH BUAT SEMUA.