Kerja Sama Indonesia-AS Garap Data Buoy dan Pantau Cuaca
J Galuh Bimantara
Siang |
520 dibaca
0 komentar
JAKARTA, KOMPAS
— Lewat pelayaran Indonesia Prima selama 30 hari, Indonesia dan
Amerika Serikat bekerja sama memasang empat buoy untuk pemantauan cuaca
dan iklim maritim di Samudra Hindia. Kerja sama berlanjut dalam lima
tahun ke depan untuk pemeliharaan buoy serta menghimpun dan menganalisis
data dari buoy sehingga bisa memberikan prediksi cuaca dan iklim yang
lebih akurat dibandingkan dengan jika hanya mengandalkan satelit seperti
selama ini.
Indonesia
Prima merupakan akronim dari Indonesia Program Initiative on Maritime
Observation and Analysis, hasil kerja sama Badan Meteorologi,
Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Badan Pengkajian dan Penerapan
Teknologi (BPPT), serta Badan Atmosfer dan Kelautan Nasional Amerika
Serikat (NOAA). Pihak-pihak ini berkomitmen bekerja sama selama lima
tahun.
Salah satu komponen kerja sama adalah pemeliharaan buoy
agar bisa mengirimkan data-data secara berkelanjutan. Kepala Pusat
Iklim, Agroklimat, dan Iklim Maritim BMKG Nurhayati mengatakan, masa
pakai baterai buoy adalah setahun. "Karena itu, dalam lima
tahun ini, BMKG menyediakan anggaran untuk adanya pelayaran setiap tahun
guna mengganti baterai," ucapnya saat dihubungi dari Jakarta, Sabtu
(23/5).
Menurut Nurhayati, besar anggaran per tahun sedikitnya
sama dengan yang disediakan untuk pelayaran tahun ini, yaitu Rp 5
miliar. Namun, besaran amat bergantung pada harga bahan bakar yang
berlaku. Dengan anggaran Rp 5 miliar, BMKG bisa membiayai pelayaran
Indonesia Prima tanggal 16 April-15 Mei lalu untuk memasang buoy di
Samudra Hindia, lengkap dengan akomodasi dan konsumsi bagi seluruh
anggota tim. Pelayaran menggunakan Kapal Riset Baruna Jaya I milik BPPT.
Kerja
sama dalam lima tahun tersebut juga mencakup pengembangan kapasitas
sumber daya manusia (SDM) BMKG. Nurhayati menuturkan, setiap tahun BMKG
akan mengirimkan dua anggota staf ke lembaga di bawah NOAA di Maryland,
AS, yang bernama National Centers for Environmental Prediction (NCEP).
Keduanya berada di sana selama empat bulan untuk terlibat mengembangkan
prakiraan cuaca dan iklim maritim, khususnya untuk memperbaiki prakiraan
bagi Indonesia.
Selain itu, kerja sama pengembangan SDM juga
mencakup pengiriman anggota staf untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang
strata 2 atau strata 3 di AS. Analisis data buoy akan menjadi
materi penelitian dalam tesis atau disertasi. "Dalam lima tahun, kami
berharap kerja sama bisa menghasilkan satu doktor atau dua magister,"
kata Nurhayati.
BMKG saat ini terus mengembangkan prediksi cuaca dan iklim dengan menambahkan data-data dari buoy yang
sudah terpasang. Selama ini, prakiraan hanya menggunakan informasi dari
satelit yang sifatnya terlalu global dan cenderung hanya menggambarkan
fenomena di wilayah lintang tinggi, seperti Eropa dan AS. Padahal,
dengan lautan yang mencapai dua pertiga dari luas keseluruhan, Indonesia
sangat dipengaruhi iklim maritim, tidak seperti Eropa dan AS yang
berupa daratan.
Dengan sudah beroperasinya empat buoy di
Samudra Hindia, perbaikan prediksi cuaca dan iklim bisa dimulai untuk
wilayah Sumatera bagian tengah hingga selatan serta Jawa bagian barat
hingga tengah. Nurhayati menyebutkan, pada Agustus mendatang, publikasi
prediksi awal musim kemarau untuk wilayah-wilayah tersebut akan
memasukkan analisis data-data buoy.
Milik dunia
Endro Soeyanto, Kepala Tim Indonesia Prima Leg 2 dari BPPT, mengatakan, data-data yang diperoleh dari buoy terbuka untuk diakses publik. Data itu merupakan hasil kerja sama dengan NOAA sehingga diposisikan sebagai milik dunia.
Dari
NOAA di AS, data dikirimkan ke pusat data BPPT di Jakarta. Data
dikumpulkan, direkam, dianalisis, kemudian dibagikan kepada publik untuk
berbagai keperluan riset. "Siapa pun bisa memanfaatkan data ini,
misalnya untuk riset terkait musim dan perikanan," ujar Endro.
Publik
bisa mengakses data melalui situs bpptbuoy.info/pdbi/, masuk ke menu
Metocean, kemudian submenu Buoy Rama. Rama atau Research Moored Array
for African-Asian-Australian Monsoon Analysis and Prediction merupakan
nama buoy milik NOAA, khusus untuk yang dipasang di Samudra Hindia.
http://print.kompas.com/baca/2015/05/23/Kerja-Sama-Indonesia-AS-Garap-Data-Buoy-dan-Pantau
Penulis : Drs.Simon Arnold Julian Jacob
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
ORANMG PINTAR UNTUK TAMBAH PENGETAHUAN PASTI BACA BLOG 'ROTE PINTAR'. TERNYATA 15 NEGARA ASING JUGA SENANG MEMBACA BLOG 'ROTE PINTAR' TERIMA KASIG KEPADA SEMUA PEMBACA BLOG 'ROTE PINTAR' DIMANA SAJA, KAPAN SAJA DAN OLEG SIAPA SAJA. NAMUN SAYA MOHON MAAF KARENA DALAM BEBERAPA HALAMAN DARI TIAP JUDUL TERDAPAT SAMBUNGAN KATA YANG KURANG SEMPURNA PADA SISI PALING KANAN DARI SETIAP HALAM TIDAK BERSAMBUNG BAIK SUKU KATANYA, OLEH KARENA ADA TERDAPAT EROR DI KOMPUTER SAAT MEMASUKKAN DATANYA KE BLOG SEHINGGA SEDIKIT TERGANGGU, DAN SAYA SENDIRI BELUM BISA MENGATASI EROR TERSEBUT, SEHINGGA PARA PEMBACA HARAP MAKLUM, NAMUN DIHARAPKAN BISA DAPAT MEMAHAMI PENGERTIANNYA SECARA UTUH. SEKALI LAGI MOHON MAAF DAN TERIMA KASIH BUAT SEMUA PEMBACA BLOG ROTE PINTAR, KIRANYA DATA-DATA BARU TERUS MENAMBAH ISI BLOG ROTE PINTAR SELANJUTNYA. DARI SAYA : Drs.Simon Arnold Julian Jacob-- Alamat : Jln.Jambon I/414J- Rt.10 - Rw.03 - KRICAK - JATIMULYO - JOGJAKARTA--INDONESIA-- HP.082135680644 - Email : saj_jacob1940@yahoo.co.id.com BLOG ROTE PINTAR : sajjacob.blogspot.com TERIMA KASIH BUAT SEMUA.