Kisah Mayor Abdullah, dari tukang becak jadi komandan batalyon TNI
Standar
Kerja keras, kejujuran, keberanian dan tak berhenti belajar adalah
kunci untuk sukses. Sosok Mayor Abdullah adalah contoh, dia seorang
tukang becak buta huruf yang bisa mencapai pangkat mayor TNI.
Saat zaman Jepang, Abdullah adalah seorang penarik becak. Saat ada
sukarelawan rakyat bentukan Jepang, Abdullah ikut bergabung. Setelah
sukarelawan ini dibubarkan dan Indonesia merdeka, Abdullah kembali
menjadi penarik becak.
Namun darahnya mendidih saat melihat pasukan Inggris hendak menyerang
Surabaya. Abdullah membentuk pasukan untuk bertempur dalam peristiwa 10
November 1945.
“Karena kepemimpinan, kecakapan dan kejujuran yang baik, dia sangat
dicintai oleh para anak buahnya,” tulis Soe Hok Gie dalam buku Kisah
Operasi Penumpasan RMS.
Abdullah pun terus belajar. Pertama dia belajar membaca dan menulis,
lalu dia mulai mempelajari bahasa Belanda dan Inggris sampai mahir.
Dilahapnya berbagai buku-buku kemiliteran hingga membuatnya mahir.
Abdullah terus berkarir di TNI sampai mendapat pangkat Mayor dan menjadi
Komandan Batalyon.
Sayangnya pengabdian Mayor Abdullah pada bangsa dan negara tak lama.
Pada tanggal 9 September 1950, Mayor Abdullah ikut menumpas pasukan
Republik Maluku Selatan (RMS) di Kota Lafa. Dua peleton TNI dihadang
satu peleton pasukan RMS eks pasukan baret hijau Korps Speciale Troepen.
Pasukan ini mantan pasukan komando Belanda yang terkenal dengan
kemampuan antigerilya dan menembak jitu.
Peleton pertama TNI menyerang dengan perahu motor. Mereka mendarat
hanya 6 meter dari posisi pasukan musuh. Di tengah hujan peluru, pasukan
terus menerjang maju. Pertempuran berlangsung sengit, namun akhirnya
pasukan TNI berhasil membungkam sarang senapan mesin musuh.
Di tempat inilah Mayor Abdullah gugur tertembak. Jenazahnya
dimakamkan di Pulau Geser. Usaha TNI untuk memindahkan makam Mayor
Abdullah ke kampung halaman tak pernah terlaksana. Sebabnya masyarakat
Pulau Geser menganggap Mayor Abdullah adalah pahlawan pembebas mereka
dari pasukan RMS yang semena-mena. Karena itu warga ingin mengenang
Abdullah di dekat mereka.
“Bagi seorang patriot Indonesia, seluruh tanah air adalah kampung
halamannya,” tulis Soe Hok Gie menutup kisah ini. (Sumber : Merdeka)
http://srandil.com/2015/02/12/kisah-mayor-abdullah-dari-tukang-becak-jadi-komandan-batalyon-tni/?relatedposts_hit=1&relatedposts_origin=180&relatedposts_position=1
Penulis : Drs.simon Arnold Julian Jacob
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
ORANMG PINTAR UNTUK TAMBAH PENGETAHUAN PASTI BACA BLOG 'ROTE PINTAR'. TERNYATA 15 NEGARA ASING JUGA SENANG MEMBACA BLOG 'ROTE PINTAR' TERIMA KASIG KEPADA SEMUA PEMBACA BLOG 'ROTE PINTAR' DIMANA SAJA, KAPAN SAJA DAN OLEG SIAPA SAJA. NAMUN SAYA MOHON MAAF KARENA DALAM BEBERAPA HALAMAN DARI TIAP JUDUL TERDAPAT SAMBUNGAN KATA YANG KURANG SEMPURNA PADA SISI PALING KANAN DARI SETIAP HALAM TIDAK BERSAMBUNG BAIK SUKU KATANYA, OLEH KARENA ADA TERDAPAT EROR DI KOMPUTER SAAT MEMASUKKAN DATANYA KE BLOG SEHINGGA SEDIKIT TERGANGGU, DAN SAYA SENDIRI BELUM BISA MENGATASI EROR TERSEBUT, SEHINGGA PARA PEMBACA HARAP MAKLUM, NAMUN DIHARAPKAN BISA DAPAT MEMAHAMI PENGERTIANNYA SECARA UTUH. SEKALI LAGI MOHON MAAF DAN TERIMA KASIH BUAT SEMUA PEMBACA BLOG ROTE PINTAR, KIRANYA DATA-DATA BARU TERUS MENAMBAH ISI BLOG ROTE PINTAR SELANJUTNYA. DARI SAYA : Drs.Simon Arnold Julian Jacob-- Alamat : Jln.Jambon I/414J- Rt.10 - Rw.03 - KRICAK - JATIMULYO - JOGJAKARTA--INDONESIA-- HP.082135680644 - Email : saj_jacob1940@yahoo.co.id.com BLOG ROTE PINTAR : sajjacob.blogspot.com TERIMA KASIH BUAT SEMUA.