PLTA Cocok Bagi Energi Kepulauan
Pembangkit Listrik Bertenaga Angin : Sebuah Alternatif Cerdas bagi Negeri Kepulauan
Dewasa ini pengembangan dan penggunaan energi terbarukan (renewable energy)
 makin menjadi hal yang sangat penting. Apalagi dengan makin 
mengglobalnya isu emisi CO2 yang kontra terhadap pelestarian lingkungan 
global. Gegap-gempita upaya diversifikasi sumber energi tak pelak 
merambah Indonesia menyusul ditandatanganinya Inpres No.1/2006 tentang 
Penyediaan dan Pemanfaatan Bahan Bakar Nabati. Tentu ini merupakan 
kondisi yang positif, momentum yang tepat bagi seluruh komponen bangsa 
terkait, untuk segera memikirkan dan mengambil langkah serius guna 
pengembangan sumber energi alternatif masa depan.
Dalam konteks 
Indonesia, sebenarnya ada sumber energi alternatif yang sudah sejak lama
 terlupakan, seperti potensi gelombang, arus atau angin laut di wilayah 
perairan Indonesia yang sangat melimpah. Sebagai negara kepulauan 
terbesar di dunia, dengan dua per tiga wilayahnya berupa lautan, maka 
tingkat ketersediaan sumber energi tersebut secara alamiah tak perlu 
diragukan lagi. Gelombang laut misalnya, telah menjadi sebuah potensi 
raksasa untuk memproduksi sumber energi yang bersih dan suatu perkiraan 
potensi sumberdayanya di seluruh dunia bisa mencapai antara 1 hingga 10 
TW. Di samping itu, ladang-ladang pembangkit tenaga angin tidak lama 
lagi juga akan menjadi sangat prospektif sebagai sumber energi masa 
depan dunia.
Di antara negara-negara di kawasan Asia, yang tengah 
menggarapnya dengan serius akan potensi energi angin lepas pantai yang 
besar ini adalah Jepang. Berdasar minimnya sumber kekayaan mineral dan 
potensinya sebagai sebuah negara kepulauan, penelitian-penelitian serius
 dan aplikatif dalam bidang ini telah dan sedang dilakukan demi 
ketersediaan sumber energi mereka di masa depan.
Perkembangan Teknologi Turbin Angin
Turbin
 angin pertama sebagai pembangkit listrik adalah berupa sebuah kincir 
angin tradisional yang dibuat oleh Poul la Cour di Denmark lebih dari 
100 tahun yang lalu. Berikutnya baru di awal abad ke-20, mulai ada mesin
 eksperimental untuk turbin angin ini. Pengembangan lebih serius baru 
dilakukan pada saat terjadi krisis minyak pada era 1970-an, dimana 
banyak pemerintah di seluruh dunia mulai menggelontorkan dana untuk 
riset dan pengembangan sumber energi alternatif. Di awal 80-an, terlihat
 pengembangan utama dilakukan di California dengan pembangunan ladang 
pembangkit listrik turbin angin dengan ratusan turbin kecil, sehingga 
sampai akhir dekade tsb sudah terbangun 15.000 turbin angin dengan 
kapasitas pembangkit total sebesar 1.500 MW di daerah itu (Ackermann 
& Ser, 2000). Namun seiring dengan makin stabilnya harga minyak 
dunia di era 80-an tsb yang diikuti dengan pemangkasan subsidi 
pemerintah untuk dana pengembangan turbin angin ini, maka banyak 
perusahan turbin angin mulai gulung tikar.
Namun hal ini tidak 
terjadi di Denmark, dimana pemerintah tetap mendukung secara kontinyu 
serta mengawal pengembangan teknologi turbin angin ini. Akibatnya 
teknologi dasar mereka tetap terpelihara dan tidak menghilang. Sehingga 
pada saat pasar energi angin kembali menguat di awal 90-an, banyak 
perusahaan yang bergerak dalam bidang ini mampu merespon dengan cepat, 
walhasil mereka cukup berhasil mendominasi pasar hingga saat ini. Dari 
sini dapat kita catat bahwa dasar keberuntungan dari energi terbarukan 
untuk saat ini adalah lebih berdasar pada kebutuhan yang solid untuk 
pengurangan perubahan iklim dan meningkatnya otonomi energi, bukan pada 
fluktuasi alami dari harga minyak dunia.
Sejauh ini, sebagian 
besar ladang turbin angin yang terpasang masih di daratan. Hasil studi 
yang dilakukan oleh DEWI tahun 2004 yang lalu, "WindEnergy-Study 
2004-Assesment of the Wind Energy Market until 2012", menunjukkan 
optimisme bahwa pelipatgandaan kapasitas terpasang turbin angin di 
seluruh dunia dari 4~150.000 MW bisa tercapai (Gambar 1-kiri). Hasil 
studi pasar lainnya oleh BTM Consult ApS di tahun yang sama, "World 
Market update 2003", juga menunjukkan kecenderungan yang serupa. Hingga 
sekitar tahun 2002, kapasitas total terpasang untuk turbin angin di 
darat berkisar 24 GW dan lebih dari 3 tahun terakhir, laju instalasi per
 tahunnya telah mencapai 4 GW. Saat ini laju rata-rata turbin terpasang 
secara internasional sudah mendekati 1 MW per unit (Gambar 1-kanan). 
Dengan keberhasilan pengembangan dalam skala yg ekonomis tersebut, saat 
ini energi angin sudah mampu bersaing dengan pembangkit listrik 
tradisional seperti batubara maupun nuklir untuk daerah dimana kaya akan
 potensi angin.
Gambar
 1. Kiri: Pengembangan kapasitas terpasang turbin angin beserta 
prediksinya hingga tahun 2012 (Klose & Dalhoff, 2005), Kanan: 
Kapasitas terpasang tahunan dan dimensi rata-rata turbin angin 
(Henderson et al., 2002a).
Dari sisi teknologi, berbagai 
konsep disain turbin angin telah banyak dikembangkan hingga saat ini. 
Sebuah disain turbin "standart" telah diawali khususnya di Denmark dan 
Jerman yang sudah terbukti dengan baik performansinya dan telah menyebar
 ke seluruh dunia sejak awal tahun 1980-an. Turbin ini terdiri dari 
sebuah rotor 3 daun dengan sebuah sumbu penghubung horizontal yang 
ditopang oleh semacam stuktur tower (Gambar 2). Untuk turbin angin 
lepas-pantai, beberapa aspek disain tambahan harus diperhatikan, 
misalnya proteksi terhadap lingkungan yang korosif, masalah pemasangan 
dan perbaikan turbin di lokasi operasi serta transportasi dan instalasi 
dari struktur penopangnya (Klose & Dalhoff, 2005).
Seperti terlihat pada Gambar 2, dimensi dari turbin
By  - Posted  
http://www.alpensteel.com/article/116-103-energi-angin--wind-turbine--wind-mill/2317--plta-cocok-bagi-energi-kepulauan
Penulis : Drs.Simon Arnold Julian Jacob
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
ORANMG PINTAR UNTUK TAMBAH PENGETAHUAN PASTI BACA BLOG 'ROTE PINTAR'. TERNYATA 15 NEGARA ASING JUGA SENANG MEMBACA BLOG 'ROTE PINTAR' TERIMA KASIG KEPADA SEMUA PEMBACA BLOG 'ROTE PINTAR' DIMANA SAJA, KAPAN SAJA DAN OLEG SIAPA SAJA. NAMUN SAYA MOHON MAAF KARENA DALAM BEBERAPA HALAMAN DARI TIAP JUDUL TERDAPAT SAMBUNGAN KATA YANG KURANG SEMPURNA PADA SISI PALING KANAN DARI SETIAP HALAM TIDAK BERSAMBUNG BAIK SUKU KATANYA, OLEH KARENA ADA TERDAPAT EROR DI KOMPUTER SAAT MEMASUKKAN DATANYA KE BLOG SEHINGGA SEDIKIT TERGANGGU, DAN SAYA SENDIRI BELUM BISA MENGATASI EROR TERSEBUT, SEHINGGA PARA PEMBACA HARAP MAKLUM, NAMUN DIHARAPKAN BISA DAPAT MEMAHAMI PENGERTIANNYA SECARA UTUH. SEKALI LAGI MOHON MAAF DAN TERIMA KASIH BUAT SEMUA PEMBACA BLOG ROTE PINTAR, KIRANYA DATA-DATA BARU TERUS MENAMBAH ISI BLOG ROTE PINTAR SELANJUTNYA. DARI SAYA : Drs.Simon Arnold Julian Jacob-- Alamat : Jln.Jambon I/414J- Rt.10 - Rw.03 - KRICAK - JATIMULYO - JOGJAKARTA--INDONESIA-- HP.082135680644 - Email : saj_jacob1940@yahoo.co.id.com BLOG ROTE PINTAR : sajjacob.blogspot.com TERIMA KASIH BUAT SEMUA.