Prancis dan perang sektarian di Central Africa Republik (CAR)
Central African Republik Map
“Issue sectarian kembali terbukti sebagai ujung tombak yang paling efektif bagi kekuasaan”
Kilas balik – Review rilis berita pertanggal
Tangan Perancis berlumur darah dari
orang-orang yang tak bersalah, kekerasan sektarian antara milisi Kristen
dan kelompok Muslim tampaknya makin di luar kendali di Republik Afrika
Tengah (CAR).
Negara miskin dengan penduduk 4,6 juta
orang itu sebenarnya telah menderita krisis pangan, dengan seperempat
dari populasi dikatakan tanpa persediaan bahan makanan. Namun dengan
berkobarnya pertempuran sektarian, hal tersebut menambah penderitaan
negara Afrika ini.
Menteri Pertahanan Perancis Jean-Yves
Le Drian, dalam kunjungan ke ibukota CAR, Bangui, pada akhir pekan lalu,
memperingatkan bahwa “kekerasan sudah di luar kendali” dan bahwa negara
itu sedang menghadapi “krisis kemanusiaan”.
Tapi ini adalah persis jenis kekacauan
berdarah yang oleh beberapa analis telah dipredikisi justru akan terjadi
karena intervensi militer Prancis di bekas koloni di Afrikanya ini.
France Army – major crisis are on thr way
Sekarang ini ada
1.600 tentara Perancis di CAR, bersama dengan beberapa 3.000 pasukan Uni
Afrika, tetapi pertumpahan darah tidak menunjukkan tanda-tanda mereda.
Hal ini karena intervensi militer
Perancis justru memicu ketegangan sektarian dan memberikan kebebasan
pada kelompok-kelompok milisi Kristen yang dominan, yang dikenal sebagai
“anti-Balaka”, untuk meluncurkan serangan terhadap komunitas minoritas
Muslim.
Dalam beberapa insiden di Bangui selama
seminggu terakhir, pos pemeriksaan militer Perancis dianggap melucuti
senjata milisi Muslim, sementara membiarkan kelompok Kristen tetap
bersenjata. Ada juga laporan dari penjarahan yang dilakukan oleh
kelompok milisi Kristen sementara tentara Prancis berdiam diri dan hanya
menonton.
Hal ini menciptakan suasana ketakutan
dan ketidakamanan di kalangan komunitas minoritas Muslim. Tidak
mengherankan bahwa kemudian ada laporan serangan balasan mematikan yang
dilancarkan oleh kelompok Muslim terhadap pihak Kristen. Tapi tampaknya
adil untuk mengatakan bahwa dominan kekerasan sedang menargetkan
kelompok Muslim.
Seorang kapten Prancis mengatakan
kepada BBC bahwa adalah “mudah untuk melucuti milisi Muslim daripada
melucuti milisi Kristen, karena sebagian besar dari militan Muslim
berada di barak-barak”. Pendekatan sepihak oleh Perancis ini
meninggalkan komunitas Muslim makin rentan terhadap serangan.
foto seorang korban yang tumitnya dimakan dalam sebuah amuk massa
Dalam salah satu
kekerasan terbaru, 27 Muslim di kota utara Bossangoa dibunuh pada hari
Kamis. Dalam pembantaian lain, enam warga Muslim tewas di sebuah rumah
di desa Bohong, di Barat negara itu.
Identitas tepat dari para penyerang
tidak diketahui, tetapi berbagai sumber menunjuk milisi Kristen
anti-Balaka, yang telah merekrut mantan tentara yang setia kepada
presiden Kristen terguling, Francoise Bozize.
Francoise Bozize digulingkan pada bulan
Maret awal tahun ini oleh aliansi pemberontak yang dikenal sebagai
kelompok Seleka. Kelompok Seleka (pada awalnya) adalah kelompok milisi
Islam yang mendukung presiden pengganti, Michel Djotodia, dimana Michel
Djotodia adalah Presiden Muslim pertama di negara mayoritas Kristen ini.
Kristen terdiri dari sekitar 40 persen dari populasi, umat Islam 15 persen, dan sisanya mengaku kepercayaan lokal.
Presiden terguling Bozize, dikabarkan
tinggal di pengasingan, di Perancis, dan mendapat dukungan Perancis,
setelah pada tahun 2003 mendalangi kudeta terhadap pemimpin terpilih
sebelumnya, Ange Felix Patasse.
Bozize terkenal korup dan hampir tidak
memiliki mandat populer, namun sisa-sisa pasukannya tetap setia dan
mengisi jajaran milisi anti-Balaka.
Sebuah pendapat mengatakan, bahwa jika
Bozize dikembalikan ke kursi presiden, hal tersebut akan sesuai dengan
kepentingan Perancis.
kekerasan massa
Narasi Media barat,
yang dipengaruhi oleh pemerintah Perancis, cenderung menyalahkan
kekacauan dan kekerasan di Negara CAR pada pemberontak Seleka.
Namun, berbagai sumber berpendapat
bahwa kekerasan berbasis Kristen anti-Balaka menghasut kekerasan
terhadap warga sipil Muslim selama bulan September.
Kemudian (berdasarkan issue yang
berkembang {atau dikembangkan Prancis}), pejabat pemerintah Perancis
mulai mengeluarkan peringatan mengerikan kepada media terkait ancaman
genosida di CAR. Peringatan Prancis ini dengan mendorong “intervensi
kemanusiaan” untuk membuka jalan bagi Paris melalusi Dewan Keamanan PBB
untuk memilih Perancis sebagai pengemban “misi penjaga perdamaian” (di
kekacauan yangmana Prancis terlibat didalamnya).
Dengan ketergesaan yang mencurigakan,
pemerintah Perancis sebelum mendapat otorisasi dari DK PBB mulai
mengirimkan ratusan tentaranya tiga hari sebelum tanggal otorisasi
DK-PBB diberikan (otorisasi diberikan pada tanggal 5 Desember, sedang 3 hari sebelumnya Prancis telah mengirim pasukan).
Recall di bawah perintah dari Menteri
Luar Negeri Prancis Laurent Fabius tidak memberikan penjelasan resmi,
tapi aneh bahwa Perancis yang justru akan memulai operasi militer sekala
besar di CAR.
Ditambahkan, adalah fakta yang secara
luas diakui bahwa kekerasan sektarian antara Kristen dan Muslim di
Republik Afrika Tengah tidak pernah terdengar sebelumnya (sebelum agenda
Prancis ini).
Dengan luas lahan yang sama dengan
Perancis dan dengan hanya tujuh persen dari penduduk Perancis, CAR
adalah harta karun untuk eksploitasi. CAR berlimpah dengan minyak,
pembangkit listrik tenaga air, pertanian, kehutanan, emas, berlian,
tembaga dan mineral lainnya, SDA utama mereka antara lain bijih uranium,
bahan bakar pilihan untuk energi nuklir. 80 persen dari semua produksi
listrik Perancis berasal dari tenaga nuklir.
Presiden Perancis Hollande minggu ini
mengatakan: “Perancis tidak datang ke CAR untuk kepentingannya sendiri.
Perancis telah datang untuk membela martabat manusia,” Pernyataan itu
terdengar mencurigakan.
Kebenaran yang jelas adalah Perancis
telah campur tangan dalam konflik di negara CAR untuk pelanggengan
agenda neo-imperialis, namun ditutupi dengan dalih kemanusiaan atas
kekacauan sektarian yang ditimbulkan – untuk menutupi kriminalitas yang
telanjang ini.
Demikian akan menjelaskan siapa yang
merekayasa pertumpahan darah di negara tersebut, dan jejak darah yang
tertumpah di sepanjang jalan ke Paris.
https://voricomrade.wordpress.com/2014/01/31/prancis-dan-perang-sektarian-di-central-africa-republik-car/
Penulis : Drs.Simon Arnold Julian Jacob
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
ORANMG PINTAR UNTUK TAMBAH PENGETAHUAN PASTI BACA BLOG 'ROTE PINTAR'. TERNYATA 15 NEGARA ASING JUGA SENANG MEMBACA BLOG 'ROTE PINTAR' TERIMA KASIG KEPADA SEMUA PEMBACA BLOG 'ROTE PINTAR' DIMANA SAJA, KAPAN SAJA DAN OLEG SIAPA SAJA. NAMUN SAYA MOHON MAAF KARENA DALAM BEBERAPA HALAMAN DARI TIAP JUDUL TERDAPAT SAMBUNGAN KATA YANG KURANG SEMPURNA PADA SISI PALING KANAN DARI SETIAP HALAM TIDAK BERSAMBUNG BAIK SUKU KATANYA, OLEH KARENA ADA TERDAPAT EROR DI KOMPUTER SAAT MEMASUKKAN DATANYA KE BLOG SEHINGGA SEDIKIT TERGANGGU, DAN SAYA SENDIRI BELUM BISA MENGATASI EROR TERSEBUT, SEHINGGA PARA PEMBACA HARAP MAKLUM, NAMUN DIHARAPKAN BISA DAPAT MEMAHAMI PENGERTIANNYA SECARA UTUH. SEKALI LAGI MOHON MAAF DAN TERIMA KASIH BUAT SEMUA PEMBACA BLOG ROTE PINTAR, KIRANYA DATA-DATA BARU TERUS MENAMBAH ISI BLOG ROTE PINTAR SELANJUTNYA. DARI SAYA : Drs.Simon Arnold Julian Jacob-- Alamat : Jln.Jambon I/414J- Rt.10 - Rw.03 - KRICAK - JATIMULYO - JOGJAKARTA--INDONESIA-- HP.082135680644 - Email : saj_jacob1940@yahoo.co.id.com BLOG ROTE PINTAR : sajjacob.blogspot.com TERIMA KASIH BUAT SEMUA.