Ini merupakan blog yang dapat anda
manfaatkan untuk bertukar pikiran dan mengemukakan pendapat.....silahkan
anda menyampaikan apa saja yang anda ingin utarakan agar pemikiran anda
bisa diketahui oleh orang lain. Semoga semua bermafaat bagi saya
sendiri dan anda semua.
Jumat, 19 September 2008
Tsunami Early Warning System Berpacu menyelamatkan nyawa manusia
Tsunami
telah menelan korban ribuan nyawa manusia. Upaya
peringatan dini terhadap terjadinya tsunami telah mulai
dikembangkan, teknologi dan peran aktif masyarakat
merupakan kunci utama Tsunami Early Warning System.
Tsunami
diartikan sebagai salah satu fenomena alam yang berupa
gelombang besar dengan kecepatan hingga 900 km/jam di
laut dalam dan 40 km/jam ketika mendekati daratan. hal
berakibat terjadinya pengangkatan air laut yang sangat
tinggi ketika mendekati daratan.
Negara rawan tsunami
Secara
geografis, Indonesia terletak pada pertemuan tiga
lempeng tektonik utama yaitu, lempeng indo-australia,
lempeng Eurasia dan lempeng pasifik. Selain itu juga
merupakan titik pertemua antara lempeng mikro Philipina
dan lempeng mikro Carolina. Oleh karena posisi itulah
Indonesia menjadi Negara yang sangat rawan terjadi bencana gempa
bumi.
Kombinasi
antara Negara rawan gempa bumi dengan wilayah
kepulauan yang dikelilingi oleh laut yang sangat luas,
serta diapit oleh dua samudra yaitu samudra hindia dan
pasifik, menjadikan Indonesia sebagai negara yang rawan-pula
terhadap terjadinya tsunami.
Dalam
kurun waktu 1629 hingga 2004, telah terjadi 110 kali
tsunami di kepulauan Indonesia. 100 kali tsunami (91%)
diakibatkan oleh gempa tektonik di laut, 9 tsunami (8%)
akibat dari aktifitas gunung berapi di bawah laut dan satu
tsunami (1%) diakibatkan oleh longsor di bawah laut. Dua tsunami
besar terakhir terjadi di pantai Pangandaran dan Pulau
Buru pada pertangahan tahun 2006.
“Sebagai
negara yang rawan tsunami, Indonesia rata-rata dalam
dua tahun terjadi satu kali tsunami, namun pada dua
tahun terakhir sejak terjadi tsunami di Aceh pada 26
Desember 2004 cenderung mengalami peningkatan, tahun ini saja
sampai dengan bulan juli telah terjadi dua kali tsunami yang
besar dan menelan korban tidak sedikit” kata Pariatmono,
Asisten deputi urusan analisa kebutuhan IPTEK,
Kementerian negara riset dan teknologi republic
Indonesia, ditemui proyeksi di kantornya.
Lebih
lanjut Pariatmono menjelaskan bahwa tsunami yang
terjadi umumnya diakibatkan oleh adanya gempa di laut.
Terdapat tiga persyaratan utama gempa yang berpotensi
menimbulkan tsunami. Pertama, gempa berkekuatan lebih dari 6,3
scala richter. Kedua, gempa terjadi di laut. Ketiga, epicenter
gempa berada kurang dari 70 km di bawah permukaan laut.
Tsunami early warning system
Ribuan
nyawa manusia telah menjadi korban tsunami. Seperti
yang terjadi di Aceh maupun pangandaran. Dari kedua
tsunami tersebut, timbulnya korban hingga ratusan ribu
jiwa lebih disebabkan karena penduduk di sekitar pantai
tidak mengetahui akan adanya tsunami.
“Sebab
utama timbulnya korban jiwa pada saat terjadi tsunami
karena tidak ada peringatan apapun dari pihak yang
berwenang kepada masyarakat,” kata pariatono.
“berdasarkan pengalaman itu maka pemerintah saat ini mulai
concern membuat sebuah scenario peringatan dini terhadap
terjadinya tsunami,” imbuhnya.
System
peringatan dini ini dikenal dengan istilah tsunami
early warning system (TEWS). Menurut Pariatmono, TEWS
merupakan sebuah system peringatan dini terjadinya
tsunami yang sangat komplek yang tidak mungkin dapat
dilakukan oleh sebuah instansi, bahkan tidak untuk sebuah negara.
TEWS melibatkan banyak pihak terkait dan juga melibatkan
teknologi yang tidak sederhana.
Dart Buoy
Perangkat
teknologi utama yang dipergunakan dalam TEWS adalah
Dart Buoy dan tide gauge. Pada perangkat dart buoy
dilangkapi beberapa komponen yang juga tak kalah
pentingnya. Dart buoy terbagi dalam dua perangkat utama
yaitu perangkat yang diletakkan (terapung) dipermukaan air laut
berupa menara dan perangkat yang diletakkan di dasar laut
berupa peralatan sensor.
Peralatan
sensor yang diletakan di dasar laut dengan kedalaman
6000m disebut dengan tsunamater. Di sini terdapat
sensor yang terdiri dari seismometer dan accelerometer,
kedua alat ini berfungsi mendeteksi terjadinya gempa
di bawah permukaan laut. Seismometer mengukur kecepatan
gempa sedangkan accelerometer mengukur percepatan gempa tersebut.
Dilengkapi dengan CPU, baterai, transducer, glass ball
flotation, bottom pressure recorder dan signal flag,
perangkat ini memiliki tinggi 75 m. untuk menjaga
perangkat ini tetap berada di dasar laut dan tidak
hanyut terbawa arus, alat ini dilengkapi dengan
pemberat atau anchor seberat 720 lbs.
Perangkat
kedua adalah menara dengan tinggi 2.5 m yang
diletakkan mengapung diatas permukaan air laut.
Peralatan ini terdiri dari disk buoy berdiameter 2.5 m
dengan berat kurang labih 4.2 ton. Di atas disk buoy sebuah
menara baja dengan tinggi 2.5 m. di menara ini terdapat beberapa
perangkat lain. Pertama, master control unit yang
berfungsi untuk mengotrol kinerja dari perangkat yang
lainnya. Kedua, radio frequency modem yang berfungsi
untuk merubah sinyal data yang diperoleh dari sensor
menjadi sinyal frekuesi radio.
Ketiga,
antenna radio frequency (RF) yang berfungsi
memancarkan sinyal RF dari modem RF ke satelit. Selaian
itu juga dilengkapi dengan dua buah GOES antenna yang
juga berfungsi mengirim dan menerima sinyal dari satelit GOES.
Perangkat keempat yang berada dipermukaan air laut adalah
antenna Global positioning System (GPS) untuk memantai posisi
dari dart buoy itu sendiri.
Pada
disk buoy bagian bawah yang terendam di bawah
permukaan laut sedalam 1.8 m terdapat dua buah
transducer yang berfungsi menerima sinyal dari transducer
tsunameter.
Sama
halnya Tsunameter yang diletakkan di dasar laut, untuk
menjaga dart buoy tidak mudah bergeser dari tempatnya,
dengan dihubungkan dengan rangkaian rantai dan nylon
dart buoy diberikan beban seberat 6850 lbs.
Terdapat
beberapa pilihan sensor yang ada pada dart buoy yaitu,
sensor angin, barometric pressure, sensor
konduktifitas dan temperature permukaan air dan
temperature udara dan kelembaban di atas permukaan air laut.
Selaian
dart buoy, perangkat tide gauge yang umumnya
dipergunakan untuk memantau tinggi rendahnya pasang
surut dipantai juga sangat berperan penting pada scenario
tsunami early warning system. Alat ini akan memberikan
konfirmasi tentang terjadi atau tidaknya tsunami di pantai.
Kinerja alat
“Fungsi
utama dari dart buoy adalah memantau perubahan
permukaan air laut ketika terjadi gempa dan memberikan
peringatan dini adanya ancaman tsunami, dan mengirim
sinyal ke kantor BMG pusat atau wilayah,” kata Pariatmono.
Menurut
pariatmono, pada saat terjadi gempa, seismometer dan
accelerometer akan memantau kecepatan dan percepatan
gempa yang terjadi. Ketika gempa yang terjadi telah
memenuhi tiga syarat terjadinya tsunami maka sinyal
yang dikirim oleh transducer tsunameter akan memicu
fungsi tsunami mode berkerja. Melalui RF modem, RF antenna dan
GOES antenna sinyal dikirim ke satelit dan diteruskan ke kantor
BMG pusat dan akan memberikan warning terjadinya
tsunami. Sinyal yang dikirimkan ini akan dicek silang
dengan sinyal dari dart buy dan tide gauge.
“Waktu
antara terjadinya ancaman tsunami dan sinyal yang
diterima oleh kantor BMG pusat dan wilayah (tsunami
warning center) adalah realtime, sehingga diharapkan
dengan cepat pula, peringatan ini disampaikan kepada
pihak-pihak terkait untuk disampaikan ke masyarakat”, jelas
pariatmono “saat ini di indonesia diperlukan 22 perangkat
tsunami early warning system yang dipasang pada 22 titik rawan
tsunami dan membutuhkan dana sebesar 1.2 trilyun
rupiah,” imbuhnya.
Masyarakat sadar tsunami
Pariatmono
menambahkan bahwa dalam scenario tsunami early warning
system yang tengah dirancang dan segera akan
dilaksanakan oleh pemerintah, semua perangkat teknologi
ini merupakan satu bagian kecil dari seluruh rangkaian
scenario. Bahkan bisa dibilang bagian paling mudah untuk
dilakukan. Satu bagian paling utama yang sangat menentukan
keberhasilan dari TEWS adalah membentuk budaya masyarakat di
daerah rawan tsunami agar meraka lebih sadar dan waspada
akan ancaman tsunami.
Menciptakan
kesadaran akan tsunami pada masyarakat bukanlah hal
yang mudah, semua upaya harus dilakukan oleh
pihak-pihak terkait terutama pihak-pihak yang dapat
secara langsung berkomunikasi dengan masyarakat,
sehingga akhirnya pada saat terjadi tsunami, masyarakat
akan lebih siap menghadapi dan tahu bagaimana harus
menyelamatkan diri.
Posted by
Anang Susanto
at
00.59

http://anangsusanto.blogspot.com/2008/09/tsunami-early-warning-system-berpacu.html
Penulis : Drs.Simon Arnold Julian Jacob
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
ORANMG PINTAR UNTUK TAMBAH PENGETAHUAN PASTI BACA BLOG 'ROTE PINTAR'. TERNYATA 15 NEGARA ASING JUGA SENANG MEMBACA BLOG 'ROTE PINTAR' TERIMA KASIG KEPADA SEMUA PEMBACA BLOG 'ROTE PINTAR' DIMANA SAJA, KAPAN SAJA DAN OLEG SIAPA SAJA. NAMUN SAYA MOHON MAAF KARENA DALAM BEBERAPA HALAMAN DARI TIAP JUDUL TERDAPAT SAMBUNGAN KATA YANG KURANG SEMPURNA PADA SISI PALING KANAN DARI SETIAP HALAM TIDAK BERSAMBUNG BAIK SUKU KATANYA, OLEH KARENA ADA TERDAPAT EROR DI KOMPUTER SAAT MEMASUKKAN DATANYA KE BLOG SEHINGGA SEDIKIT TERGANGGU, DAN SAYA SENDIRI BELUM BISA MENGATASI EROR TERSEBUT, SEHINGGA PARA PEMBACA HARAP MAKLUM, NAMUN DIHARAPKAN BISA DAPAT MEMAHAMI PENGERTIANNYA SECARA UTUH. SEKALI LAGI MOHON MAAF DAN TERIMA KASIH BUAT SEMUA PEMBACA BLOG ROTE PINTAR, KIRANYA DATA-DATA BARU TERUS MENAMBAH ISI BLOG ROTE PINTAR SELANJUTNYA. DARI SAYA : Drs.Simon Arnold Julian Jacob-- Alamat : Jln.Jambon I/414J- Rt.10 - Rw.03 - KRICAK - JATIMULYO - JOGJAKARTA--INDONESIA-- HP.082135680644 - Email : saj_jacob1940@yahoo.co.id.com BLOG ROTE PINTAR : sajjacob.blogspot.com TERIMA KASIH BUAT SEMUA.