intelijenmiliter
Blog ini menguak semua cerita tentang dunia militer, Operasi Intelijen Negara, Operasi militer, Kisah di medan perang, Konflik bersenjata dengan gerakan separatis, Sepak terjang kelompok teroris, Pasukan elite, Pasukan khusus Anti-Terorisme, Perang Gerilya, Unit Polisi Para-Militer, Pasukan elite kepolisian, sepak terjang TNI, kisah perjuangan pasukan Infantri, Konflik Timur tengah, Perburuan jaringan teroris Internasional, Senjata, Eksperimen dan percobaan, dan berbagai macam info-info lainnya dalam dunia kemiliteran.
Special Air Service (SAS British)
SAS British
.
.
Special Air Service atau SAS adalah sebuah
resimen pasukan khusus dari Tentara Britania Raya yang telah menjadi
model pasukan khusus yang populer di banyak negara di seluruh dunia. Special Air Service
bersama-sama dengan Special Boat Service (SBS), Special Reconnaissance
Regiment (SRR), dan Special Forces Support Group (SFSG), kesemuanya itu
membentuk unit Pasukan Khusus United Kingdom dibawah komando pemimpin Pasukan khusus.
.
.
Fungsi Utama SAS;
-
Penanganan Anti-Terorisme
-
Pengumpulan Informasi Intelijen
-
Penyerangan Target; sabotase dibelakang garis pertahanan musuh
-
Perlindungan dekat (close protection)
-
Melakukan Misi Rahasia Negara
-
Penanganan wilayah konflik bersenjata
.
SAS British
.
SAS, secara prinsip, adalah organisasi Pasukan Elite Britania (Inggris). Dibentuk Tahun 1941 untuk melakukan penyerangan dibelakang garis pertahanan Jerman di Afrika Utara, dengan the Long Range Desert Group,
sekarang model pasukan elite ini menjadi model yang banyak ditiru oleh
banyak negara. SAS adalah kelompok berskala kecil dan organisasi
rahasia, Merupakan bagian dari UKSF (Pasukan Elite UK), SBS dan SRR. SAS dianggap sebagai unit yang terbaik dan Unit Pasukan khusus dengan pelatihan terbaik di dunia.
.
.
Organisasi
Ada tiga Batalion terpisah, Resimen dari Resimen SAS-22 adalah elemen tentara reguler, dengan Resimen tentara teritorial (Territorial Army), Resimen SAS-21 dan Resimen SAS-23, diketahui sebagai SAS(R). mereka mendukung penerbangan dari Korps pasukan udara (Army Air Corps)
dan dua skuadron dari Korps Kerajaan Inggris, yang mana terdiri dari
gabungan pasukan SAS dan personil SAS(R). Semua personil SAS harus
melewati prosedur seleksi ketat untuk dapat menjadi bagian dari SAS,
proses penyeleksian anggota SAS-21 dan SAS-23 diperpanjang menjadi lebih
dari 1 tahun.
SAS-22 juga memiliki markas, dan bagian Intelijen, Penelitian operasional militer, Sayap CRW, dan pelatihan wing.
Masing-masing skuad dibagi kedalam 4 grup, untuk 16 orang tentara
dengan tanggung jawab dan keahlian yang berbeda; (Tentara Udara, Tentara
Maritim, Tentara Gerak Cepat, dan Tentara Gunung) Sayap CRW dibentuk
untuk 1 skuadron, yang bergantian setiap 6-9 bulan. Skuadron dipecah
menjadi dua Tentara yang terpisah;
.
Tentara Merah (Tentara Udara dan Tentara Gunung)
Tentara Biru (Tentara Maritim dan Tentara Gerak Cepat)
Masing-masing dari dua kubu Tentara dibentuk dari grup penyerbuan dan tim sniper.
.
.
.
Fungsi SAS;
-
Mengumpulkan informasi Inteljen di belakang garis pertahanan musuh
-
Menghancurkan target yang jauh di belakang garis pertahanan musuh
-
Melindungi atasan senior dan pejabat tinggi Kerajaan Britania
-
Menjalani operasi CRW untuk membantu unit kepolisian, seperti; SO19
-
Beroperasi tanpa campur tangan Pemerintah Resmi Britania Raya
-
Melatih pasukan khusus dari negara-negara lain
-
Menjalankan operasi Anti-Terorisme di dalam dan luar negeri
.
Bahkan ketika masing-masing Tentara telah mendapat
Perannya (Tentara Maritim, Tentara Gerak Cepat, Tentara Udara),
masing-masing Tentara diharapkan harus mengetahui dan melaksanakan juga
peran dari kelompok Tentara lain. Ini dimaksudkan untuk memunculkan rasa
tanggung jawab diantara Tentara didalam keseluruhan Resimen.
Special Boat Service (SBS) – Penanganan Anti-
Terorisme Maritim
.
.
Latihan dan Seleksi
Komandan besar Mayor John Woodhouse memperkenalkan
penyeleksian prajurit SAS di Tahun 1952. sebelum tahun tersebut, para
prajurit telah dipercaya dalam berbagai misi di medan tempur. Latihan
dan seleksi SAS adalah pelatihan militer yang paling sulit didalam
seleksi Tentara Britania, dilaporkan bahwa hanya 2-10% yang lolos
seleksi dari 100%. ini termasuk test fisik dan kekuatan, Keberanian di
atas Mercusuar Brecon dan jurang Elan di Wales, dan hutan lebat di
Brunei. Gurun Namib juga dimasukkan sebagai pelatihan padang pasir.
Seleksi yang ketat membutuhkan waktu 6 bulan untuk selesai
Pelatihan prajurit SAS di gurun
.
.
.
Penugasan dan Pengenalan unit Pasukan Khusus(Pelatihan 2 hari)
lebih dari seminggu, kandidat yang berpotensi akan ditunjukkan seperti apa kehidupan dalam UKSF (Pasukan Khusus UK),
dan diberikan tugas yang ditentukan sepanjang penyeleksian. Terdapat
sebuah map dan tes kompas, ujian berenang, latihan pertolongan pertama (First Aid Test) dan test ketahanan perang.
.
Test kebugaran dan Navigasi (Pelatihan 4 minggu)
Pelatihan pertama adalah prajurit ditempatkan di
medan yang tidak bersahabat seperti di Mercusuar Brecon dan Jurang Elan.
Cuaca disana tidak dapat dipredikisi dan tidak bersahabat, dan banyak
juga Tentara yang tewas disepanjang seleksi yang ketat ini, kebanyakan
kematian disebabkan oleh Hypothermia (terkait dengan suhu badan yang terlalu rendah)
atau hal-hal lainnya.
Seleksi dimulai dengan ujian ketahanan perang,
prajurit harus berlari 2,5 km dalam 15 menit, lalu pada jarak yang sama (yaitu 2,5km)
lari secara individu kurang dari 10,5 menit. Minggu pertama banyak
meliputi perjalanan disekitar Britania Raya, lembah dan jurang dengan
sedikit beban yang dipikul prajurit. Pelatihan navigasi dan pembacaan
map juga termasuk didalamnya. Pelatihan Navigasi dijalankan dalam
grup-grup kecil di area sekitar Woodland dan juga pada malam hari.
Bawaan dalam tas prajurit yang dipikul mulai diperbanyak dan semakin
berat, senjata serbu SA80 tanpa tali harus dibawa. Prajurit harus
membawa dan menggenggam senjata tersebut dalam situasi apapun, seperti;
memanjat lereng gunung dan menuruni lembah.
.
Pelatihan lanjutan awal (pelatihan 4 minggu)
Latihan ini terdiri dari latihan yang lebih detail
dan realistik dalam penggunaan senjata, pemusnahan dan taktik patroli
kecil. Mereka yang tidak siap untuk terbang parasut, juga akan dilatih
dalam kemampun ini. Pada akhir latihan parasut SAS, prajurit diberikan
gelar SAS Wings, yang merupakan unit penerbang parasut terbaik.
.
Pelatihan Hutan (pelatihan 6 Minggu)
Prajurit dibagi kedalam empat patroli dan diawasi
siang malam oleh Staf Direktur, prajurit harus bertahan satu jam saat
fajar, dan satu jam saat petang setiap hari tanpa kegagalan, dan harus
membawa pisau mereka setiap saat. Setelah latihan navigasi, mereka
menuju kedalam hutan lebat, penanganan maritim, membangun kamp, dan ada
sebuah ujian lagi agar mereka lolos seleksi. Dimana semua hal yang telah
dipelajari harus diterapkan secara benar dan sempurna. Prajurit harus
bertahan hidup, bertarung dan hidup didalam hutan, dan harus
berhati-hati untuk setiap sayatan, goresan dan kulit yang melepuh,
karena itu dapat dengan mudah menginfeksi kulit. Hujan hampir setiap
saat turun, yang juga melemahkan mental para prajurit. Untuk pelatihan
hutan sendiri, biasanya dilakukan di hutan belantara di Brunei
.
.
Ujian ketahanan perang (pelatihan 4 minggu)
Ada bulan yang lain, dimana untuk melatih ketahanan
perang, hidup di medan perang dan menggunakan taktik pelarian dan
meloloskan diri (E & E tactics; Escape and Evasion tactics). Ada juga pelajaran teknik interogasi untuk orang-orang yang tertangkap sebagai Tahanan Perang (Prisoners of War).
Di akhir pelatihan taktik EE, prajurit harus dipakaikan pakaian besar
untuk memperlambat gerakan mereka, mereka harus menghindar dan
meloloskan diri dari kejaran Hunter Force (Pasukan pengejar dan pemburu),
yang berkomplot dengan Resimen Prajurit Parasut atau Prajurit Gurkha.
Prajurit kebingungan, dibuat stres dan frustasi, dipaksa untuk berada
dalam keadaan kacau balau, dehidrasi dan tidak diberikan makanan. Banyak
fobia yang bermunculan diantara para prajurit yang dibina, seperti
mereka ditempatkan diposisi dimana mereka menaruh tawanan didalam sebuah
kandang yang tidak lebih besar dari kandang anjing Kennel, dan
meletakkan besi diatas kandang tersebut. Tawanan kemudian secara
terus-menerus memukul besi dengan rantai, untuk membuat perasaan
Klaustrofobik (rasa takut yang amat sangat didalam area yang kecil). Prajurit hanya diijinkan untuk merespon pertanyaan dengan;
Nama
Pangkat
Nomor
Tanggal Lahir
“I’m sorry I cannot answer that question”
Dalam latihan, prajurit juga diperbolehkan untuk
menberitahukan kepada tawanan mereka tentang agama, golongan darah dan
riwayat kesehatan nya.
.
.
Latihan taktis Prajurit SAS di Perumahan dan
wilayah perkotaan – Penanggulangan Anti-Teroris
.
.
.
Spesialisasi Khusus Prajurit;
-
Pertolongan Pertama, level tingkat tinggi, dengan bertugas penuh di Rumah Sakit yang sibuk, termasuk seminggu berada di kamar mayat.
-
Sinyal atau Isyarat
-
Teknik Parasut HALO (High Altitude, Low Opening)
-
Teknik Parasut HAHO (High Altitude, High Opening)
-
Berlatih menembak Sniper, semua prajurit SAS dilatih oleh Marinir Kerajaan Inggris pada kursus latihan menembak sniper di CTCRM (Commando Training Centre Royal Marines)
-
Mempelajari bahasa asing
-
Kemampuan mengoperasikan kendaraan; patroli kendaraan, patroli dan penjagaan lintas negara, dan latihan mengemudi untuk menghindari kejaran dan serangan musuh
-
Pelatihan CRW
-
Metode peledakan bom EMOE
-
Perlindungan VIP (bodyguard atau perlindungan dekat)
Unit SAS yang bertugas di Irak
.
.
Sampai saat ini, SAS telah terlibat dalam banyak
operasi militer di luar dari negaranya sendiri. Operasi militer tersebut
tentu sangat membantu sekutu dalam perlawanan terhadap kelompok
bersenjata di daerah konflik militer. Dari dulu hingga saat ini SAS
telah bersekutu dengan Amerika Serikat dalam masalah konflik militer dan
penanganan Anti-Terorisme di dunia. Tentu pasukan Elite dari Inggris
ini menambah daya tempur dan mendapatkan banyak Informasi Intelijen
dalam bekerjasama dengan AS, yang tentunya mempermudah operasi mereka di
lapangan. Keterlibatan mereka antara lain;
-
Perang Dunia ke-2
-
Situasi Darurat Malaysia
-
Konfrontasi Indonesia vs Malaysia
-
Pemberontakan Dhofar
-
Situasi Darurat Aden
-
Masalah Irlandia Utara
-
Perang Falklands
-
Perang Gulf
-
Intervensi NATO di Bosnia
-
Operasi Barras
-
Perang Irak
-
Perang di Afghanistan
.
Para Personel SAS British yang ditempatkan di Irak, untuk mendukung invansi AS
.
Kerahasiaan
Sejak masuk kedalam Resimen, Prajurit harus memegang
teguh peraturan ketat, seperti; tidak menceritakan kepada siapapun
termasuk kepada keluarga mereka; bahwa mereka adalah anggota SAS.
Kerahasiaan harus diterapkan termasuk didalam bertugas di lapangan.
Prajurit juga tidak diperkenankan untuk memberikan informasi apapun,
termasuk nama mereka, kepada otoritas kepolisian manapun, pada saat
mereka beroperasi. Prajurit memiliki hak penuh 24 jam setelah selesai
pertempuran dan baku tembak dengan musuh, dan tidak harus memberikan
bukti-bukti kepada polisi disepanjang periode ini (periode 24 jam).
Jika penghargaan diberikan kepada Anggota SAS, seperti; Military Cross (MC),
prajurit yang terdaftar di media adalah Resimen induk mereka dan bukan
Prajurit SAS. Jika prajurit SAS terbunuh pada saat bertugas (Killed in Action). Dan
jika ada yang terbunuh, dan dapat dihindari, informasi tidak
dipublikasikan untuk umum. Tapi jika itu tidak dapat dihindari, maka
prajurit yang tewas terdaftar didalam Resimen Induk mereka dan bukan
sebagai SAS.
Setelah meninggalkan SAS, mantan anggota SAS kemungkinan
tidak diberikan detail dari operasi misi rahasia yang sedang berjalan.
Mantan Anggota Resimen menggunakan nama samaran seperti; Andy McNab.
Pemerintah Otoritas Kerajaan Inggris tidak akan membuat pengumuman resmi
yang menyangkut SAS dan ketika Pemerintah Inggris melaporkan sesuatu,
maka dikatakan bahwa “tidak ada hubungannya dengan SAS”.
Menteri Pertahanan Inggris telah membuat kebijakan resmi untuk tidak
mendiskusikan keterlibatan apapun menyangkut SAS ataupun kegiatan
operasi Intelijennya.
Personil SAS dengan seragam hitamnya- saat melakukan simulasi penyergapan
Sepak terjang Tentara Swasta
1. PMC (Private Military Companies)*
*sebutan lain; tentara pembunuh / tentara pengawal / agen sewaan , dsb.
.
Kebanyakan orang mungkin menganggap film Mission Impossible
fiktif belaka. Namun, sesungguhnya, sejumlah Negara besar memiliki
banyak catatan dan agenda tentang misi-misi penting yang mustahil
dilakukan, tetapi toh harus dan bisa dilakukan.
Sebagai contoh, mari simak kembali skandal penjualan senjata
Iran-Contra yang dikendalikan petinggi militer AS pada 1986. Alih-alih
untuk membebaskan 52 karyawan kedubes AS di Teheran, Iran; dinas
Intelijen CIA menawarkan senjata Anti-Tank kepada Iran. Pemerintah AS
sendiri sebelumnya telah melancarkan embargo senjata kepada Iran.
Tawaran atau praktik belakang layar ini disebut skandal.
Tawaran itu diterima karena Iran memerlukannya untuk memerangi Irak.
Uang hasil penjualan kemudian digunakan untuk mendanai perjuangan
gerilyawan Contra untuk menjatuhkan pemerintahan resmi Nikaragua.
Orang dengan kemampuan Marketing biasa tak mungkin bisa
mengendalikan operasi penjualan senjata semacam itu. Tetapi tidak untuk
Letkol Oliver North, staf Dewan Keamanan Nasional AS. Pengalaman
bertugas diberbagai Negara membuatnya sangat lihai menangani misi-misi
yang tak biasa. Ia bahkan berhasil mencairkan dana itu dalam bentuk
senjata dan terkirim hingga ke belantara Nikaragua, dimana gerilyawan
Contra bercokol. Sayangnya, salah seorang Operator Lapangan sewaan CIA,
yakni Eugene Hesenfus tertangkap polisi Nikaragua. Dari Hesenfus inilah
skandal ini mulai tercium pers.
Skandal hebat ini kian terbuka setelah majalah Ash Shiraa
terbitan Lebanon, November 1986, mengungkap pertemuan rahasia pejabat AS
dan Iran membicarakan soal penjualan senjata itu. Semula, pemerintah AS
membantah habis-habisan seraya memojokkan Oliver North. Namun, skandal
tingkat tinggi ini akhirnya “diselesaikan” sendiri oleh presiden Ronald Reagan dengan pengakuan bahwa dirinya mengetahui dan juga menyetujui transaksi tersebut.
Plausible deniability
Skandal Iran-Contra merupakan pelajaran mahal dan aib yang sangat
memalukan bagi Gedung Putih. Itu sebabnya tak sedikit pengamat Militer
mengatakan; penempatan PMC (Private Military Companies) atau Tentara
Bayaran di berbagai Negara dapat menjadi salah satu cara untuk meredam
potensi aib serupa yang mungkin dilakukan para perwira militer di luar
negeri. Kalau pun kesalahan itu terjadi, pemerintah dapat dengan mudah
menyangkalnya.
Pihak-pihak PMC yang kini banyak bertugas di berbagai wilayah konflik
seperti; Balkan, Irak, Afghanistan, dan Afrika tak terlalu peduli
dengan segala resiko dan konsekuensi yang harus mereka tanggung. Mereka
bahkan tak takut kehilangan nyawa, karena sejak awal, mereka telah
menyepakati akan menanggung seluruh konsekuensi dari profesi tersebut.
Ini juga mereka terima karena mereka sadar dengan kondisi pekerjaan yang
menjadi spesialisasi mereka.
Di antara spesialisasi pekerjaan PMC adalah; penyelenggaraan
pelatihan tentara/polisi, pengawalan VVIP, pengamanan konvoi kendaraan,
analisis Intelijen, perawatan pemeliharaan alat utama sistem senjata,
penyiapan markas militer, dan menjadi operator pengiriman logistik
militer.
Koran Inggris Guardian menulis; “Kehadiran mereka (PMC)
tak lain adalah untuk menggantikan tentara yang telah menciut nyalinya
pasca perang Dingin. Tanpa mereka (PMC), kehadiran tentara AS dan
Inggris di Irak akan mendapat tekanan begitu besar dari dunia.”
Lahan Dollar
Jika di Irak, AS mengincar minyak, lain lagi yang di incar sejumlah
Negara di Afrika, Timur Tengah, dan Eropa Timur. Apapun itu, yang pasti,
sejak Perang Dingin meluruh pada dasawarsa 1990-an, PMC secara cepat
berhasil menjadi perusahaan raksasa multinasional yang sangat disegani
dan meraksasa.
Dipulangkannya ribuan tentara AS dan Inggris dari pos-pos luar
negeri, bubarnya AB Uni Soviet, dan menggunungnya senjata-senjata yang
mereka tinggalkan telah membuat sejumlah Negara di liputi kegentingan.
Potensi alam dari negara-negara yang di liputi kegentingan inilah yang
selanjutnya diincar banyak Negara berpengaruh dan menjadi lahan dollar
bagi PMC-PMC kelas dunia.
Di Kroasia dan Bosnia misalnya, Kellog Brown & Root Services dan
MPRI dari AS, antara tahun 1994 hingga 2002, berhasil membawa pulang 300
miliar dollar dari 3.000 kontrak kerja yang mereka dapatkan dari
Departemen Pertahanan AS.
Bahkan untuk urusan sepele mengawal
pejabat-pejabat AS yang diberi tugas mengendalikan bisnis tingkat tinggi
di berbagai Negara yang selalu diliputi kegentingan. ialah Blackwater (kini menjadi; Xe Services), berhasil meraup pendapatan hinggan 320 juta sampai satu miliar dollar, juga dari Departemen Pertahanan AS.
Demikianlah, diam-diam PMC memang telah menjadi salah satu perusahaan
kelas dunia yang paling sukses dan memikat. Uang tidak saja membanjiri
pundi-pundi di perusahaan, tetapi juga pundi-pundi karyawannya. Seorang
mantan prajurit kesatuan elite yang bekerja di salah satu PMC misalnya,
mengaku terperangah dibayar 14.000 poundsterling tiap bulan. Bagi dia,
ini berarti tujuh kali lipat dari gaji bulanan yang ia terima saat masih
bekerja di kesatuan militer.
Menurunnya tendensi menyerahkan tugas-tugas seperti itu ke pihak
pasukan regular untuk kemudian mengalihkannya ke tangan PMC, juga
disebabkan oleh adanya penolakan angkatan bersenjata berbagai Negara
untuk mengerahkan pasukannya ke tempat-tempat yang rusuh, yang kerap
diwarnai pembunuhan brutal. Perancis dan Inggris misalnya, belakangan
selalu menolak permintaan PBB untuk memperkuat UNAMSIL; pasukan penjaga perdamaian untuk Somalia. Mereka enggan menerima kenyataan pasukannya kelak pulang dalam peti mati.
Akhir kata, banyak peran yang dipikul PMC, di satu sisi mereka adalah
sebuah perusahaan yang menyediakan jasa pengawalan dan operator
instalasi megaproyek. Namun, disisi lain, mereka sesungguhnya tak lebih
dari kepanjangan tangan sejumlah Negara besar yang memiliki banyak
kepentingan di sejumlah Negara. Di tangan mereka, berbagai kepentingan
itu tetap dapat dikendalikan dari jarak jauh.
Mereka seolah tak sadar bahwa jika eksploitasi Negara-negara yang
selalu dirundung konflik terus dilakukan, kelak dunia akan menanggung
petaka hebat dari sebuah bahaya global yang disebut sebagai; Dangerously Asymmetrical (Bahaya Asimetrik).
Istilah;
– PMC;
Private Military Companies / Perusahaan Militer Swasta. Sebutan lain;
Mercenary. Dog of War (Tentara Bayaran). Shadow Company (Perusahaan
gelap/terselubung), Freedom Fighter (Petarung bebas), Freelance
Soldiers.
– SUMBER; Majalah berjudul; Private Military Companies – Sepak Terjang Tentara Swasta. Terbitan Angkasa Edisi Koleksi No. 66 Tahun 2010 – Private Military Contractor. Info lengkap kunjungi; www.angkasa-online.com
PMC; Bergelimang uang dan darah
.
(Private Military Companies / Private Security Company) PMC / PSC. *
.
*sebutan lain; tentara bayaran / tentara pengawal / agen sewaan , dsb.
.
Keberaadaan PMC ternyata telah disinggung oleh filosof asal italia
yang juga ahli peperangan, Machiavelli (1469)-(1527). Dalam bukunya yang
berjudul; The Prince, Machiavelli mengomentari tentang PMC dengan
kata-kata yang pedas. Machiavelli yang juga menulis buku yang kemudian
menjadi buku yang terkenal; The Art of War, menggambarkan PMC
adalah orang-orang berbahaya dan tidak berguna. Siapa pun yang berusaha
membangun kekuasaan berkat dukungan PMC, kekuasaannya pasti tumbang.
Pasalnya, PMC tak mempunyai disiplin, tidak terorganisir, terlalu
ambisius, sulit dipercaya, hanya berani bertempur jika ada temannya,
bersikap pengecut kepada musuh, tidak takut kepada Tuhan, dan tak bisa
dipercaya antara satu dengan yang lain.
Pernyataan Machiavelli tentang
PMC, rupanya masih tetap disambut dengan kesimpulan lembaga pemantau
PMC, Global Research yang dipublikasikan pada tanggal 11 Agustus 2009. Pada laporan yang bertajuk; The Real Chessboard and The Profiteers of War
yang di tulis oleh Peter Dale Scott, di sana di paparkan bisnis tentang
PMC. Scott mengatakan organisasi PMC sebagai suatu lembaga yang bisa
member otorisasi dan komitmen kepada tenaga kerjanya untuk menciptakan “pertempuran berdarah”,
merupakan representasi sekelompok bandit yang tak terkontrol dan
terorganisir berdasar pangkat atau hirarki, serta keberadaannya sangat
membahayakan masyarakat luas.
Apakah sepak terjang PMC yang saat ini beroperasi di 50 negara dengan
nilai kontrak lebih dari 100 miliar dollar AS memang seperti itu?
Jika melihat pada peristiwa dan kebrutalan para personel PMC yang
berlangsung di lapangan, imej buruk mereka rupanya tetap belum berubah.
Sebagai contohnya, aksi pembantaian 28 warga Irak yang dilakukan oleh
personel Blackwater di lapangan Al Nisour Square, Baghdad (16 September 2007) atau pembunuhan sejumlah warga Irak dalam bentrokan tak seimbang di Green Zone pada akhir 2006, memang masih mencerminkan kebobrokan moral PMC. Atau para personel Triple Canopy
yang membuat pusing para petingginya dan juga pemerintahan AS, karena
mereka memiliki prinsip minimal membunuh satu orang warga Irak sebelum
mereka pulang, akibatnya para petinggi Triple Canopy buru-buru memulangkan semua personelnya dari Irak sebelum pameo mereka berwujud menjadi ladang pembantaian. Doktrin “harus membunuh” itu setidaknya memang masih mencerminkan bahwa personel PMC masih sangat berbahaya.
Pengontrol PMC
Lagi-lagi, muncul pernyataan negatif akibat sikap Blackwater yang seolah kebal hukum dan merasa memiliki izin membunuh yang legal. Dalam bukunya, Blackwater; The Rise of The World’s Most Powerfull Mercenary Army,
Jeremy Scahill mengatakan PMC adalah pembunuh profesional dunia yang
beroperasi tanpa takut kepada konsekuensi hukum, tapi sekaligus masih
merupakan kekuatan yang paling diminati, khususnya di medan tempur yang
diciptakan oleh AS. Tapi petinggi Blackwater bukannya tidak
mengubris reaksi IPOA dan BAPSC serta komentar negative yang terus
bermunculan. Untuk meredam imej buruknya dan prasangka buruk itu, nama
Blackwater pun diubah menjadi Xe. Namun, nama baru itu ternyata tak
mampu mengubah perilaku para personelnya karena Xe tetap saja melakukan
kebrutalan di lapangan dan juga melakukan tindakan di luar hukum.
Terlepas dari imej buruk para personel PMC di lapangan, kenyataannya
keberadaan mereka justru makin dibutuhkan dan lembaga penyedia PMC pun
terus bertambah hingga lebih dari 60 institusi. Pemicu meledaknya bisnis
PMC adalah peristiwa 9 September 2002 disusul Perang Irak (sejak 2003)
dan ditambah oleh “fatwa” Presiden AS George Bush yang memberikan izin membunuh, License to kill, bagi pasukan AS serta PMC yang bertugas dalam misi “perang melawan terorisme”.
Pentagon rupanya tak hanya sekedar menyewa tenaga PMC, tetapi juga
mengaturnya sehingga muncul semacam doktrin bahwa PMC memang harus ada
di medan perang. Akibatnya, kehadiran PMC di lapangan, terutama yang
sedang “digarap” oleh AS, terus mengalir deras.
Jika pada 2003
di Irak hanya ada 3.000 PMC, tahun 2009, sesuai data yang dikeluarkan
Departemen Pertahanan AS, jumlah personel PMC di Irak telah mengalami
lonjakan yang luar biasa, yaitu sekitar 250.000 personel atau merupakan
kekuatan kedua terbesar setelah pasukan reguler AS. Sementara jumlah PMC
di Afghanistan juga mengalami kenaikan yang tak kalah luar biasa
dibandingkan di Irak, dilaporkan oleh lembaga Congressional Research Service (CRS), jumlah personel PMC yang berada di Afghanistan mencapai 104.000 personel.
Untuk mengendalikan ratusan ribu personel PMC tersebut, masing-masing
institusi tersebut memang telah berusaha membuat aturan yang harus di
patuhi. Tapi karena semua personel PMC adalah mantan anggota militer
yang cenderung merindukan peperangan dan di persenjatai serta selalu
bekerja di bawah tekanan, mereka jadi lebih mudah menarik picu senjata
untuk menembak.
Apalagi saat di tengah-tengah medan tempur, musuh justru lebih suka
menyergap PMC secara tiba-tiba. Para resistan rupanya juga punya taktik
khusus, lebih mudah menyergap dan membunuh personel PMC dibandingkan
membunuh anggota militer reguler. Akibatnya bisnis PMC ini menjadi
bisnis yang benar-benar “berdarah-darah”, baik darah yang
ditumpahkan personel PMC maupun darah yang keluar dari para korbannya.
Sedikitnya 1.327 personel PMC telah tewas di Irak. Namun tetap saja PMC
merupakan profesi yang di buru mengingat nilai uangnya yang di hasilkan,
dan juga merupakan salah satu bisnis yang menggiurkan.
(untuk mengetahui lebih jauh tentang PMC, baca juga bacaan dengan judul; Sepak terjang Tentara Bayaran).
SUMBER; Majalah berjudul; Private Military Companies – Sepak Terjang Tentara Swasta. Terbitan Angkasa Edisi Koleksi No. 66 Tahun 2010 – Private Military Contractor. Info lengkap kunjungi; www.angkasa-online.com
Sepenggal kisah pengawalan Presiden Afghanistan
.
Sebagai Presiden Afghanistan yang secara politis merupakan
pemerintahan boneka AS, Hamid Karzai memiliki banyak musuh yang ingin
menghabisi nyawanya. Selain pejuang Taliban yang bekerjasama dengan Al
Qaeda, para panglima lokal yang berasal dari suku berbeda juga turut
mengincar nyawa Presiden Karzai. System pengamanan yang ketat dan
professional pun kemudian dibentuk sehingga keamanan Presiden Karzai
terjamin. Pada awalnya, yang bertugas menjaga Presiden Karzai demi
menjamin keamanan dan keselamatannya adalah pasukan lokal yang telah
dilatih oleh Tentara AS. Pasukan pengawal lokal ini haruslah memiliki
syarat mutlak, yakni satu suku dengan Presiden Karzai, yaitu suku
Pashtun.
Meskipun sudah dijaga oleh pasukan pengawal yang setia dan berasal
dari satu suku, Presiden Karzai toh masih merasa khawatir karena pasukan
pengawalnya bisa disusupi oleh pembunuh yang berpura-pura setia sebagai
pasukan pengawal presiden. Presiden Karzai lalu meminta kepada
pemerintah AS untuk member jaminan keamanan yang bukan berasal dari
pasukan reguler Afghanistan tapi dari pasukan AS sendiri. Permintaan
Presiden Karzai langsung di tanggapi oleh militer AS dengan membentuk
pengawal Joint Special Operations Command (JSOC) yang personelnya
terdiri dari pasukan Anti-Teror dan berasal dari SEAL Team Six (ST6)
atau lebih dikenal sebagai DEVGRU. Pasukan khusus yang sudah teruji
kemampuannya itu mulai mengawal Presiden Karzai sejak 2 Juni 2002.
Teknik pengawalan SEAL yang diterapkan kepada Presiden Karzai sama
dengan ketika mereka sedang mengawal para jenderal AS semasa berkunjung
ke Afghanistan. Apa yang dilakukan SEAL dalam mengawal Presiden Karzai
memang mengesankan sistem pengamanan yang ketat dan berwibawa. Tapi
sistem pengawalan Presiden Afghanistan yang di dominasi oleh personel AS
itu ternyata membuat kesal musuh-musuh Presiden Karzai. Pasukan dari
suku Pashtun yang selama ini setia mengawal Presiden Karzai turut
tersinggung. Rakyat Afghanistan dari suku-suku non Pashtun yang selama
ini bertempur berdasar keyakinan jihad mereka merasa diremehkan.
Akibatnya mereka justru lebih bergairah untuk melancarkan serangan
sekaligus membuktikan bahwa pengawalan yang dilaksanakan oleh SEAL bisa
dibobol.
Upaya untuk membunuh Presiden Karzai pun mulai dilancarkan. Pada
September 2002, Karzai yang dikawal oleh SEAL menghadiri acara
pernikahan adik bungsunya di kawasan yang terkenal rawan, yaitu di
Kandahar. Tiba di rumah adiknya, lokasi sekitar sudah disterilkan oleh
pasukan pengawal presiden lokal baik yang berseragam maupun yang
berpakaian preman. Hadir pula dalam acara pernikahan itu gubernur
setempat Gubernur Gul Sherzai yang kemudian mendampingi presiden Karzai.
Setelah acara usai di bawah penjagaan ketat pasukan pengawal,Karzai
bersama gubernur Sherzai meninggalkan lokasi dengan berjalan kaki untuk
selanjutnya menaiki mobil SUV buatan AS.
Tiba-tiba salah satu pengawal berpakaian preman mencabut pistol
Makarov kaliber 9mm berpeluru 18 butir, dan menembakkan kearah Presiden
Karzai. Sekitar delapan letusan tembakan terdengar sehingga membuat para
pengawal SEAL langsung bereaksi. Penembak yang kemudian diketahui
merupakan rekrutmen baru itu, dicoba dilumpuhkan oleh penjaga took yang
masih berusia 23 tahun dengan dibantu oleh seorang pemuda lainnya.
Melihat pergumulan dan mengetahui asal tembakan dari arah ketiga orang
itu, SEAL yang terlatih membunuh dalam pertempuran jarak dekat langsung
memuntahkan peluru M4 ke arah mereka hingga ketiganya tewas. Presiden
Karzai selamat dari upaya percobaan pembunuhan itu, akan tetapi tewasnya
dua pemuda tak bersalah akibat tembakan SEAL mengguncang seluruh
negeri. Apalagi tindakan kedua pemuda itu justru ingin melumpuhkan
penembak Presiden Karzai.
Pengawal Karzai
Selama dua bulan bertugas di Kabul (Juli-Agustus 2002), Craige
berhasil menghimpun tenaga PMC (Private Military Companies) atau disebut
sebagai Dog of War (Tentara bayaran) sebanyak 39 personel yang kemudian
bertugas sebagai pengawal pribadi Presiden Karzai. Pasukan pengawal
Presiden Karzai yang kali ini dipimpin oleh Craig masih didominasi oleh
mantan anggota SEAL sebanyak 70% dan sisanya terdiri dari mantan anggota
pasukan khusus (Special Forces) serta sejumlah veteran polisi. Biaya
yang dikeluarkan Presiden Karzai untuk menyewa PMC dari DynCorp cukup
besar; sekitar 50 juta dollar AS.
Tantangan PMC yang bertugas menjaga keamanan dan keselamatan Presiden
Karzai kian berat. Apalagi ancaman yang dihadapi sangat beragam mulai
dari sniper, bom mobil, bom berpengendali jarak jauh, hingga rudal.
Setiap Presiden Karzai keluar dari Istana Presiden, ancaman maut siap
menghadang. Semua kendaraan yang bergerak merupakan ancaman bom mobil.
Demikian pula setiap sudut jalan, bisa-bisa sudah disusupi penembak
mahir yang mengancam. Akibat kondisi keselamatan yang begitu terancam.
Presiden Karzai sampai menderita Paranoid.
Super Ketat
.
Karena selalu dijaga superketat dalam setiap pertemuan yang
melibatkan orang-orang penting, para pengawal yang berada di
sekelilingnya juga turut mendengar pembicaraan Presiden Karzai, termasuk
yang bersifat rahasia. Selama berkuasa, Presiden Karzai paling tidak
telah bertemu dengan upaya percobaan pembunuhan. Yang pertama, yaitu
terjadi pada 5 September 2002 yang mengakibatkan 3 orang tewas, 1
personel Special Forces terluka, dan Gubernur Gul Agha terluka parah.
Upaya pembunuhan kedua terjadi pada 16 September 2004, saat Presiden
Karzai menumpang Helikopter menuju kawasan konflik Gardez yang lokasinya
dekat perbatasan Afghanistan-Pakistan.
Guna keperluan kampanye politik ke Gardez itu, kekuatan udara yang dikerahkan terdiri dari dua Chinook dan dua Apache. Presiden Karzai yang menumpang salah satu Chinook yang
dikawal oleh PMC yang dipimpin sendiri oleh Craig. Saat konvoi
helikopter Karzai mendekati Gardez, Craig menyapukan pandangannya ke
bawah dan melihat penduduk Gardez berduyun-duyun keluar dari rumah
mereka. Craig segera menelepon para pengawal yang berada di Gardez untuk
menyiapkan para sniper. Chinook pertama yang mengangkut sejumlah wartawan mendarat sementara Heli Chinook yang ditumpangi Presiden Karzai mulai melakukan persiapan mendarat. Dua Apache yang bertugas mengawal terbang di samping kiri dan kanan Chinook
dan kedua pilotnya bersiaga penuh. Saat Heli Presiden Karzai bersiap
mendarat, para pengawal di bawah segera menyiapkan mobil penjemput dan
membentuk formasi pengamanan diamond.
Situasi sangat tegang karena penduduk yang berkerumun makin banyak
dan mulai tak terkendali apalagi mulai tampak senapan AK-47
diacung-acungkan ke udara oleh sejumlah warga. Tiba-tiba sebuah roket
melesat di atas Chinook dan membuat semua penumpangnya panik. Pilot Chinook dan dua pilot Apache
segera melakukan maneuver menghindar. Terdengar rentetan tembakan di
bawah dan tembakan itu ternyata ditujukan kepada mobil penjemput
Presiden Karzai. Craig yang mendapat laporan bahwa roket yang
ditembakkan kemungkinan rudal SAM, yakin tak akan bisa lolos dan ia
hanya bisa memerintahkan semua penumpang Heli termasuk presiden Karzai
segera memasang sabuk pengaman dan bersiap menghadapi benturan dari
sergapan roket. Namun, lesatan roket ternyata tidak mengenai sasaran dan
semua Heli berhasil selamat di Gardez. Tapi penyerang yang nyaris
menewaskan Presiden Karzai dan sejumlah personel PMC berhasil lolos dari
kejaran pasukan pengawal.
Upaya pembunuhan ketiga berlangsung pada 10 Juni 2007, ketika
rombongan Presiden Karzai ke kota tua Ghazni. Pada kesempatan itu
Presiden Karzai berpidato dihadapan para sesepuh kota Ghazni. Belum usai
Karzai berpidato, puluhan roket yang di tembakkan Taliban beterbangan
di seputar lokasi acara dan jatuh meledak. Sebuah roket yang jatuh,
meledak sekitar 200 meter dari podium tempat presiden Karzai berpidato.
Meskipun situasi hiruk-pikuk dan massa yang berkumpul berlarian tak
karuan menghindari ledakan roket, Presiden Karzai baru diamankan PMC
setelah usai berpidato. Sekali lagi, Karzai lolos dari upaya pembunuhan
yang dilakukan dengan persenjataan yang diluncurkan dari jarak jauh.
.
.
Pada 27 April 2008, presiden Karzai kembali mendapat serangan
mematikan saat menghadiri acara parade militer di pusat kota Kabul. Pada
acara itu, mimbar tempat duduk Presiden Karzai beserta para petinggi
Afghanistan berikut para diplomat asing dan pejabat lain yang hadir,
dihujani tembakan senjata otomatis dan RPG oleh para pejuang Taliban
yang berhasil menyusup ke lokasi acara parade.
Tembakan gencar dari
Taliban dib alas oleh pasukan pengawal Presiden sehingga menimbulkan
baku tembak sengit dan jatuhnya korban akibat peluru nyasar. Acara
parade pun kacau-balau dan Presiden Karzai yang terluka sekali lagi
berhasil diselamatkan oleh para pengawalnya yang mayoritas terdiri dari
PMC. Akibat serangan itu 3 orang warga sipil yang terdiri dari anggota
parlemen, seorang anak perempuan berumur 10 tahun, dan seorang kepala
suku tewas serta 10 orang lainnya terluka. Yang pasti, kendati sering
lolos dari upaya percobaan pembunuhan, Hamid Karzai tetap merasa selalu
khawatir akan keselamatannya dan makin banyak membutuhkan para pengawal
PMC.
.
.
.
– PMC; Private Military Companies / Perusahaan Militer
Swasta. Sebutan lain; Mercenary. Dog of War (Tentara Bayaran). Shadow
Company (Perusahaan gelap/terselubung), Freedom Fighter (Petarung
bebas), Freelance Soldiers.
– RPG; sejenis senjata pelontar mortir, mirip Bazooka. Senjata berat, (yang harus ditenteng di pundak saat menembak).
– SEAL; pasukan khusus AS
Operasi perburuan Osama bin Laden
OPERASI INTELIJEN; MEMBURU OSAMA BIN LADEN
.
.
.
Tulisan ini disadur dari; Majalah Angkasa Edisi Koleksi. Dengan judul “The World’s Most Shocking COVERT OPERATIONS. Delapan operasi terselubung paling menggegerkan”. Angkasa Edisi Koleksi no.75 2011. Edisi bulan September 2011.
.
.
Presiden Barack Obama bersama pejabat tinggi AS lainnya menyaksikan langsung penyerbuan Osama bin Laden
.
.
Andai saja Osama mengikuti perkembangan tentang
rilis-rilis WikiLeaks yang berisi dokumen pemerintah AS serta membacanya
dengan seksama, mungkin Osama bisa mengetahui bahwa AS sudah mulai
mengetahui tempat persembunyiannya di Abottabad, Pakistan. Itulah
bocoran mengejutkan yang dirilis beberapa hari sebelum Obama
memerintahkan serbuan helikopter yang membawa malapetaka bagi pimpinan
tertinggi Al-Qaeda, Osama bin Laden.
Osama bin Laden tewas setelah diterjang peluru di
kepala dan dadanya pada 2 Mei 2011, sekitar pukul 01.00 waktu Pakistan.
Penyerbuan itu memakan waktu 40 menit lamanya, yang dilakukan oleh
kelompok tentara elit Amerika Serikat. Operasi penyerbuan dengan sandi
‘Neptune Spear’ ini dilancarkan di rumah persembunyian Osama di Bilal
Town, Abbottabad, Pakistan. Karena itu operasi ini juga dikenal dengan
sebutan ‘Abbottabad Operation’.
Operasi Neptune Spear diperintahkan langsung oleh
Barrack Obama dan dilaksanakan oleh para personel elit US Navy SEAL dari
NAVAL Special Warfare Development Group (DEVGRU), kelompok unit elit
tersebut dikenal juga sebagai ‘SEAL Team Six’, dibawah kendali komando
Joint Special Operation Command yang digabungkan dengan operasi rahasia
CIA. Tim ini dikirim melintasi perbatasan Afghanistan-Pakistan untuk
melancarkan operasi rahasia.
.
.
Sebelum operasi untuk melancarkan penyerbuan terhadap
Osama dilakukan, Intelijen AS sudah menjalankan aksi pengintaian dan
perburuan Osama dari jauh-jauh hari sebelumnya. Kemudian lokasi tempat
persembunyian Osama bin Laden diketahui dan terlacak melalui salah satu
kurirnya. Sementara itu, Osama betul-betul yakin bahwa keberadaannya
tidak tercium oleh Amerika. Keyakinan ini beralasan, karena Osama
menutupi jejak keberadaannya dari dunia luar, dan dari siapapun termasuk
dari kelompok Al-Qaeda itu sendiri dan para pimpinan-pimpinan Al-Qaeda.
Di sisi lain, Amerika sepertinya memang tak mau
melepaskan begitu saja Osama tanpa terdeteksi. Bahkan sebulan sebelum
pemilihan presiden AS tahun 2008, Obama sudah mengungkapkan
kesungguhannya untuk memburu Osama.
Saat itu, Presiden Obama yang masih
menjabat sebagai senator dari illinois tengah mengikuti debat calon
presiden berhadapan dengan John McCain, di Belmont University,
Nashville. Salah seorang hadirin kemudian bertanya apakah ia akan
memburu pimpinan tertinggi Al-Qaeda di Pakistan, meskipun itu berarti
menginvasi negara lain?. Jawab Obama; “Jika kita menemukan Osama bin
Laden dan pemerintah Pakistan tidak sanggup, atau tidak mau
menangkapnya, maka saya kira kita harus bertindak dan melakukannya. Kita
akan membunuh Osama. Kita akan menghancurkan Al-Qaeda. Itu harus
menjadi prioritas utama dalam skala nasional.”
Kesungguhan AS dalam memburu Osama dibuktikan dengan
dikerahkannya kekuatan Intelijen profesional; seperti CIA. Identifikasi
kurir Al-Qaeda merupakan langkah awal bagi CIA untuk melakukan
interogasi di markas rahasia CIA dan kamp. Pengasingan Guantanamo Bay.
Tahun 2002, penginterogasi mendengar klaim yang tidak bisa dipastikan
mengenai kurir Al-Qaeda dengan nama julukan Abu Ahmed al-Kuwaiti (kadang
disebut juga Sheikh Abu Ahmed of Kuwait). Dalam mengorek Informasi dari
berbagai sumber di Guantanamo dengan cara menjalankan taktik
interogasi, CIA sempat mendapatkan satu nama; Maulwai Abd. Al-Khaliq
Jan, yang disebut-sebut sebagai kurir Osama. Namun CIA tidak lantas
percaya bagitu saja.
Tahun 2007 pejabat berwenang mengetahui nama
al-Kuwait yang asli. Namun mereka tidak mengungkapkan nama tersebut
maupun cara bagaimana mereka mengetahuinya. Agustus 2010, penyadapan
terhadap tersangka lain mendapatkan pembicaraan dengan al-Kuwaiti. Agen
CIA menemukan al-Kuwaiti lalu membuntutinya hingga ke kompleks Osama di
Pakistan. Kelak, al-Kuwaiti bersama saudara laki-lakinya terbunuh
bersama dengan Osama dalam serbuan yang dilancarkan pada 2 Mei 2011.
Tak mau sasarannya lolos, operasi rahasia pengintaian
dan pengumpulan data Intelijen pun segera dilaksanakan. Yang terlibat
dalam operasi rahasia ini diantaranya adalah; CIA, National Security
Agency (NSA), dan National Geospatial-Intelligence Agency) NGA.
Menggunakan foto citra satelit dan laporan Intelijen, CIA melakukan
identifikasi dan menentukan identitas penghuni rumah dan kemana kurir
itu akan pergi.
Pada September 2010, CIA mengetahui dan menyimpulkan
bahwa kompleks tersebut dibangun khusus untuk menyembunyikan seseorang
yang sangat penting. Dan bahwa kemungkinan besar itu adalah tempat
persembunyian Osama. Dugaan resmi menyatakan bahwa ia tinggal di
kompleks tersebut bersama dengan istri mudanya.
Dari citra foto satelit, Waziristan Haveli tidak ada
di tahun 2001, namun muncul di gambar yang diambil pada 2005. Untuk
menghasilkan foto detail empat dimensi dari kompleks Osama, US National
Counter-terrorism Center menggunakan drone-derived Intelligence.
.
Peta yang didapat kemudian digunakan untuk
menciptakan model kompleks yang kelak digunakan
untuk latihan tim operasi khusus.
.
Selain melakukan uji data Intelijen, Amerika Serikat
bahkan sempat melakukan progam imunisasi di wilayah Waziristan Haveli
untuk memastikan bahwa Osama tinggal disana. Program ini sesungguhnya
merupakan rangkaian dari operasi terselubung yang dilancarkan AS. Untuk
mendapatkan sampel DNA dari anak-anak yang tinggal di kawasan Waziristan
Haveli, yang dicurigai sebagai anak dari Osama bin Laden. Namun
kenyataannya tidak berhasil, tidak ada satu pun yang berhasil
“dipancing” untuk melakukan imunisasi.
Pada 29 April 2011, pukul 08.20 pagi. Presiden Obama
memberi arahan kepada penasehat John Brennan, Thomas E. Donilon, dan
penasehat keamanan lainnya di Diplomatic Reception Room dan memberi
perintah final untuk menyerbu kompleks Abbottabad, Pakistan.
Sebuah spekulasi menyebutkan bahwa penyerbuan ke
Abbottabad dipercepat untuk berjaga-jaga. Alasannya, nama Maulawi Abd
al-Khaliq Jan yang sempat diungkap oleh Abu Faraj al-Libi sebagai kurir
Osama ini muncul dalam evaluasi tahanan JTF-GTMO (Joint Task Force
Guantanamo) Abu Faraj al-Libi. Dan seperti biasa, bocoran ini dirilis
oleh WikiLeaks pada tanggal 24 April 2011.
Meski sudah mendesak, namun penyerbuan itu terpaksa
ditunda dan dilaksanakan esok hari karena cuaca yang tidak bersahabat.
Setelah Presiden Osama memerintahkan untuk membunuh atau menangkap Osama
bin Laden, Panetta memberi perintah untuk meneruskan rencana pada
tengah hari 1 Mei.
Operasi penyerbuan dilaksanakan oleh SEAL Team Six dengan helikopter dari 160th
Special Operations Aviation Regiment (SOAR), sebuah unit Airbone AD AS.
Operasi penyerbuan ini dirancang sedemikian rupa untuk meminimalisasi
dampak yang tidak perlu dan resiko terhadap individu yang tidak
mengancam didalam kompleks, termasuk terhadap warga sipil Pakistan di
lokasi sekitar kompleks. Menurut pernyataan Panetta, 25 Personel elite
Navy SEAL terlibat didalam penyerbuan. Tim elite Angkatan Laut AS ini
didukung oleh seekor anjing pengendus bom.
.
Pasukan elite AS- US Navy Seal
.
.
Night Stalkers- sebutan untuk SOAR- menyediakan 2 helikopter Black Hawk yang dimodifikasi dan 2 Chinooks sebagai cadangan. Pesawat lain yang kabarnya ikut memberi dukungan termasuuk jet tempur dan drones.
Penyerbuan dilakukan saat sinar bulan tak terlalu terang sehingga
helikopter dapat masuk Pakistan dengan posisi sangat rendah dan tanpa
terdeteksi. Pada malam hari tanggal 2 Mei, dua helikopter Black Hawk
lepas landas dari Afghanistan (kemungkinan dari daerah Bagram atau
Jalalabad) menuju Abbottabad.
Sementara itu, pagi hari pada 1 mei (waktu
Washington), pejabat tinggi Gedung Putih membatalkan jadwal kunjungan,
memesan makanan dan mengubah kondisi ruangan menjadi tempat pertemuan.
Tepat pukul 11, penasehat-penasehat utama Presiden Obama mulai berkumpul
mengelilingi meja konferensi. Mereka semua siap menyaksikan siaran
langsung video penyerbuan terhadap Osama bin Laden, video penyerbuan itu
terhubung langsung ke Panetta di markas besar CIA, dan McRaven di
Afghanistan.
Begitu penyerbuan dimulai, ada kemungkinan militer
Pakistan melacak jet tempur mereka namun tidak ikut campur dalam operasi
penyerbuan. Kabarnya, Pakistan diberitahu oleh AS tentang penyerbuan
tersebut pada saat penyerbuan dimulai, namun diminta untuk tidak ikut
campur.
SEAL Team Six
.
Begitu berada pada posisi, personel elite Team Six
meluncur dengan cepat menggunakan tali (rappelling) dari Black Hawks.
Setelah tim berada di darat, salah satu helikopter mengalami stall
akibat terkena vortex yang dihasilkan oleh wash propelernya sendiri
terhadap dinding kompleks yang tinggi. Akibatnya, heli terpaksa mendarat
darurat.
Walaupun pendaratan diupayakan di luar komples, namun
ternyata heli tersebut jatuh terguling ke bagian dalam kompleks. Dari
foto yang beredar, setelah penyerbuan usai, sisa-sisa heli Black Hawk
yang terjatuh itu sudah dimodifikasi demikian rupa dan dilengkapi dengan
fitur stealth dan cat penyerap gelombang radar.
Sekitar pukul 1.00 pagi waktu setempat, Team Six
berhasil mendobrak dinding kompleks menggunakan peledak dan melakukan
penyerbuan bersamaan dengan tembakan dari penghuni didalam kompleks.
Team Six berhasil melumpuhkan dua penjaga yang diduga adalah sang kurir
dan saudara laki-lakinya. Team Six kemudian mengamankan
bangunan-bangunan kompleks, termasuk bangunan utama, ruang demi ruang.
.
.
Baku tembak terjadi di lantai satu bangunan utama,
serta lantai 2 dan 3 dimana bin Laden tinggal bersama keluarganya. Kedua
lantai tersebut merupakan bagian terakhir dari kompleks yang diamankan.
Personel keamanan di kompleks ditangkap oleh SEAL, termasuk sejumlah
perempuan dan anak-anak. Mereka lalu diikat dengan pengikat plastik dan
dibiarkan di tempat hingga penyerbuan usai, baru kemudian mereka dibawa
keluar.
Team Six berhadapan dengan Osama di lantai 3, Osama
digambarkan mengenakan pakaian gamis khas Pakistan. Menurut pejabat
tinggi AS, Osama melakukan perlawanan. Paling tidak dua peluru
merobohkan Osama bin laden, satu peluru menembus sisi kiri kepalanya dan
satunya lagi kemungkinan di bagian kepala atau dadanya.
Sementara jasad Osama bin Laden dibawa oleh Pasukan
AS, keempat jasad lainnya ditinggalkan di kompleks. Jumlah maupun
identitas pasti dari penghuni kompleks tak jelas. Beberapa diantaranya
merupakan anggota keluarga Osama. Termasuk kemungkinan istri keempatnya
dan anak perempuan mereka.
Penyerbuan yang semula dilancarkan dalam waktu 30
menit, akhirnya tuntas dalam waktu 40 menit. Dalam operasi penyerbuan
tersebut, Team Six juga melucuti dan menyita hard drive computer,
dokumen-dokumen, DVD, USB, dan peralatan elektronik lainnya yang
kemudian akan diperiksa.
Karena rusak dan tidak dapat dipakai terbang lagi,
heli yang melakukan pendaratan darurat terpaksa ditinggalkan setelah
perangkat-perangkat pentingnya dirusak dan diledakkan. Sebagai gantinya,
satu heli Chinook yang sebelumnya telah bersiap di udara siap memberi dukungan, dan dengan segera menyusul ke lokasi.
.
Heli yang jatuh yang ditemukan warga disekitar lokasi kejadian
.
.
Setelah operasi, 2 helikopter terbang ke Laut Arab
Utara dan mendarat di atas kapal induk USS Carl Vinson. Pimpinan militer
Pakistan dan Intelijen Pakistan diberi tahu mengenai operasi rahasia
tersebut tak lama setelah helikopter-helikopter AS keluar dari
Abbottabad.
Beberapa bulan berselang, banyak media menyebut bahwa operasi Abbottabad sebagai operasi yang sekelas dengan Operation Eagle Claw dan insiden “Black Hawk Down”. Akan tetapi hal ini disanggah oleh pejabat resmi militer dari Departemen Pertahanan AS. Kalau mau disamakan sebagai “Operasi Terminasi”
Osama, menurut yang bersangkutan, misi tersebut hanyalah satu dari
sekian ribu misi rutin yang dilaksanakan AS dalam beberapa tahun
terakhir.
.
Kerumunan warga Pakistan yang ingin melihat lokasi kejadian usai tewasnya Osama
.
Operasi Neptune Spear jelas hanya satu dari sekian
banyak operasi rahasia yang dilakukan AS. Meski hasilnya diumumkan
secara resmi, pada akhirnya, selayaknya operasi rahasia, banyak detail
dari operasi yang hanya bisa diduga-duga akurasi nya oleh publik.
BLACK SEPTEMBER
MEMBURU PELAKU BLACK SEPTEMBER
.
Kelompok teroris Black September
.
Tulisan ini disadur dari; Majalah Angkasa Edisi Koleksi. Dengan judul “The World’s Most Shocking COVERT OPERATIONS. Delapan operasi terselubung paling menggegerkan”. Angkasa Edisi Koleksi no.75 2011. Edisi bulan September 2011.
.
Ketika pejuang Palestina makin kesulitan melancarkan
aksi serangan teror terhadap pesawat-pesawat komersial Israel karena
penjagaan yang sangat ketat, mereka mulai menyasar target di luar
Israel. Salah satu organisasi kelompok teroris Palestina yang paling
gencar menyerang Israel adalah Black September. Organisasi ini adalah
organisasi teroris yang tidak disetujui lagi operasinya oleh Organisasi
Pembebasan Palestina (PLO), karena pergerakan mereka terlalu berani dan
terlalu kejam. Akibatnya malah merugikan Palestina sendiri, yang sedang
memperjuangkan kemerdekaan nya. Meskipun telah di diskualifikasi dari
PLO, Black September ternyata kerap melakukan aksi teror mereka.
Tindakan yang membuat rakyat Palestina dan dunia Arab
berang adalah ketika Front Rakyat untuk Pembebasan Palestina (PFLP)
melancarkan pembajakan pesawat secara besar-besaran pada September 1970.
PFLP yang dipimpin oleh George Habash pada 10 September berhasil
membajak 3 pesawat sekaligus, pesawat tersebut sedang melakukan
penerbangan di sebelah utara Aman, ibukota Yordania. Uniknya
pesawat-pesawat komersial yang dibajak bukan pesawat Israel, melainkan
pesawat Boeing B747 Pan American Penerbangan 93 (Brusel – New York).
Boeing B707 TWA Penerbangan 741 (Frankfurt – New York), dan DC-8
Swissair penerbangan 100 (Zurich – New York). Ketiga pesawat yang
dibajak tersebut, dengan total penumpang 400 orang, kemudian dipaksa
mendarat di Zarka, Yordania. Dan langsung ditawan oleh puluhan teroris
bersenjata. Lantaran tidak ada satu pun penumpang warga negara Israel di
pesawat-pesawat tersebut, teroris PFLP meminta agar semua
rekan-rekannya yang sedang ditahan di penjara Israel untuk dibebaskan.
.
Jenis pesawat AS yang dibajak- B747 Pan American
.
Akibat ulah pembajakan oleh PFLP yang merupakan aksi
terbesar dan menggemparkan dunia. Bukan hanya Israel yang dibuat berang,
tapi dunia Internasional juga sangat marah dan mengutuk aksi pembajakan
tersebut. 400 orang penumpang yang berada didalam pesawat-pesawat
tersebut diancam akan diledakkan jika permintaan PFLP atas pembebasan
rekan-rekannya tidak dipenuhi. Aksi ini jelas merupakan tindakan kejam
yang tidak bisa diterima akal sehat. Selain bermaksud untuk membebaskan
rekan-rekannya, mereka juga berniat untuk memanfaatkan AS, Inggris, dan
Swiss, sebagai negara yang secara politik bisa menekan Israel. Militer
Israel sebenarnya sudah tidak sabar lagi untuk melaksanakan operasi guna
membebaskan para sandera yang ditawan. Namun Menteri Pertahanan Israel,
Moshe Dayan ternyata lebih memilih menggunakan cara damai daripada
menggunakan cara militer yang diyakininya merupakan langkah yang tepat
dan lebih aman untuk dilakukan.
Peristiwa saat pembajakan pesawat yg dilakukan oleh kelompok teroris Black September
.
.
Cara yang ditempuh militer Israel adalah menahan
sekitar 450 orang Palestina yang memiliki hubungan kerabat dengan
kelompok teroris PFLP. Operasi penahanan berlangsung semalam itu
ditujukan untuk mengancam balik para pembajak. Jika mereka melukai para
sandera, sanak saudara para teroris yang saat itu berada dalam tahanan
Israel akan terancam. Pembajak akhirnya membebaskan semua sandera yang
berada di dalam pesawat, namun sebelum mereka pergi, mereka membakar 3
pesawat. Aksi pembakaran pesawat itu jelas membuat penguasa Yordania,
Raja Hussein murka karena kelompok PFLP telah melakukan tindakan semau
mereka di negeri orang. Raja Hussein yang merasa dilecehkan lalu
memerintahkan Pasukannya, Legiun Arab, untuk mengusir dan membunuh
orang-orang Palestina yang bermukim di perkampungan Yordania. Tindakan
kejam legiun Arab terhadap warga negara Palestina pada 15 September
ternyata memunculkan dendam baru. Beberapa Orang Palestina yang berhasil
meloloskan diri dari kejaran kelompok legiun Arab, melarikan diri ke
Suriah, Lebanon, kemudian berhasil membentuk kelompok baru yang mereka
namakan Black September. Sebagai organisasi teroris yang kemudian
berhasil membangun jaringan Internasional, Black September pun terus
menggalang kemampuan untuk melancarkan serangan teror terhadap musuh
abadinya, Israel.
.
.
MUNICH MASSACRE
.
Dua tahun berselang, Black September kembali
melancarkan aksi besar-besaran mereka dengan sasaran orang-orang Israel.
Pada 5 September 1972, tujuh orang anggota Black September meloncati
pagar keamanan di perkampungan atlet olimpiade di Munich, Jerman.
Ketujuh anggota tersebut melengkapi diri dengan senjata AKM, Pistol
Tokarev, dan beberapa granat tangan. Dengan gerakan mereka yang sangat
terlatih, mereka bergerak menuju gang bernama Konnollystrasse 31. Yaitu
tempat dimana para atlet olimpiade Israel menginap. Setelah menguasai
gedung mereka dengan cepat menyergap atlet-atlet Israel. Setelah melalui
perlawanan singkat, 2 atlet Israel terbunuh, 11 atlet Israel berhasil
di sandera, dan beberapa di antaranya berhasil melarikan diri. Black
September langsung mengumumkan tuntutannya yang sebenarnya sangatlah
klasik. Mereka meminta agar Israel membebaskan 234 anggota Black
September yang ditahan. Tak hanya menuntut Israel, mereka juga meminta
kepada Pemerintah Jerman agar membebaskan rekan teroris profesional
mereka, yakni; Ulrike Meinhof dan Andreas Baader, untuk segera
dibebaskan dari penjara Jerman. Mereka juga meminta pesawat, yang akan
mereka gunakan untuk kabur melarikan diri dari Jerman.
Kelompok teroris Black September- saat melakukan aksinya
.
Berita penyanderaan di Munich oleh kelompok Black
September itu langsung mengguncang Israel karena Mossad sudah menduga
aksi serangan teroris terhadap kontingen Israel sangat mungkin terjadi.
Semula Mossad bahkan sudah mempersiapkan pengawalan khusus sekaligus
mempersenjatai para atlet Israel. Namun karena Pemerintah Jerman
menjamin keamanan untuk semua atlet, meskipun sangat kesal, Mossad
kemudian membatalkan rencananya untuk mengawal dan mempersenjatai
mereka. Kini Israel meresa kesulitan karena aparat keamanan Jerman yang
dianggap kurang pengalaman berniat membebaskan para sandera melalui
tindakan militer.
.
Aparat keamanan Jerman yang berusaha membebaskan para sandera
.
Setelah melalui perundingan yang melelahkan dan tak
kunjung mencapai kesepakatan. Pemerintah Jerman akhirnya sepakat untuk
mengeluarkan anggota Black September dan tawanan nya yang disandera
untuk keluar dari Jerman. Para teroris dan sandera yang ditawan lalu
dibawa menuju pangkalan udara militer di Munich menggunakan 2
helikopter. Setibanya di pangkalan udara Munich, mereka sudah ditunggu
pesawat Lufthansa yang tampaknya dipersiapkan untuk mengangkut anggota
Black September untuk keluar dari Jerman.
.
.
OPERASI YANG GAGAL
Pesawat Lufthansa yang sudah dipersiapkan untuk
mereka, sebenarnya didalamnya terdapat para personil keamanan Jerman
yang siap melumpuhkan para teroris dan sekaligus melakukan penyelamatan
terhadap para sandera yang ditawan. Sementara itu di sudut-sudut
pangkalan udara telah bersiaga beberapa orang penembak jitu yang telah
bersiaga dan siap untuk melumpuhkan para pembajak. Setelah helikopter
mendarat di pangkalan, 4 anggota Black September langsung bergerak
menuju pesawat Lufthansa. Sementara anggota Black September lainnya dan
para sandera tetap berada di dalam helikopter dengan keadaan mesin yang
masih menyala.
Bergeraknya empat anggota teroris tersebut menuju
Lufthansa sama sekali di luar dugaan. Aparat kepolisian dan militer
Jerman yang masih belum berpengalaman dalam melaksanakan operasi semacam
ini kemudian menjadi panik dan kurang kordinasi. Penembak jitu yang
telah bersiaga di sudut-sudut pangkalan segera melepaskan tembakan,
tetapi karena kurang profesional akhirnya tembakan pun meleset dan
kemudian keempat anggota teroris tersebut membalas tembakan dan sempat
terjadi baku tembak. Keempat teroris tersebut akhirnya berhasil
dirobohkan setelah ditembaki dari berbagai arah.
Sementara
itu, keempat anggota Black September lainnya yang berada di helikopter
tidak panik setelah rekan-rekan mereka dilumpuhkan dari berbagai arah.
Mereka lalu melompat keluar dari helikopter dan dengan sigap
menghancurkan dua helikopter yang berisi para sandera dengan lemparan
granat tangan mereka. Helikopter pun meledak dan menewaskan semua
sandera yang berada didalamnya. Operasi yang dilakukan aparat keamanan
Jerman akhirnya gagal total. Selain semua sandera dan empat anggota
teroris tewas, satu personel kepolisian Jerman juga tewas. Namun pihak
yang paling malu dan terpukul atas peristiwa ini adalah kepala Mossad,
Zwi Zamir. Apalagi saat operasi penyelamatan sandera dilakukan, tak ada
satu pun agen Mossad yang terlibat di dalam operasi. Ketika Zwi Zamir
tiba di lokasi, semua sudah terlambat, dan yang bisa disaksikannya
adalah sisa-sisa pertempuran sengit yang berakibat pada tewasnya semua
atlet Israel.
Kopassus (Sat 81 Gultor)
Kopassus Indonesia
.
.
.
Kopassus (singkatan dari; Komando Pasukan Khusus),
adalah Pasukan Khusus yang menjalankan misi rahasia dan operasi
Intelijen untuk Pemerintah Republik Indonesia, seperti; Aksi langsung di
lapangan, Perang luar biasa, sabotase, membasmi aksi-aksi
pemberontakan, Penanganan Anti-Terorisme, dan pengumpulan informasi
Intelijen. Kopassus dibentuk Tahun 1952. dan langsung menarik perhatian
dunia setelah sukses melaksanakan operasi pembebasan sandera atas
pembajakan pesawat Garuda Penerbangan 206.
Tidak butuh waktu lama, Pasukan Elite ini dengan
cepat menyebarkan kampanye militer mereka; menumpaskan para komunis pada
akhir tahun 1950-an, kampanye militer di Papua Barat pada Tahun 1965,
konfrontasi dengan malaysia dari tahun 1962-1966, pembunuhan massal
komunis di Tahun 1965, Invasi di Timor Timur Tahun 1975, dan menyusul
kampanye militer mereka, untuk menumpas kelompok-kelompok separatis di
wilayah kedaulatan Indonesia.
.
.
.
Fungsi Utama Kopassus;
-
Penanganan Aksi Terorisme
-
Sabotase
-
Pembebasan sandera
-
Membasmi pergerakan kelompok Separatis
-
Pengumpulan Informasi Intelijen
.
.
.
Pada 15 April 1952, Kolonel Alexander Evert Kawilarang meletakkan dasar-dasar untuk Kesatuan Komando Tentara Territorium
III/Siliwangi, sebelum diubah namanya menjadi Kopassus. Daya gerak
untuk membangun pengembangan Pasukan Khusus ini adalah, pengalaman
ketika menghadapi perlawanan RMS (Republik Maluku Selatan) atau Republic of the South Moluccas. Yang berkomplot dan didukung oleh dua kompeni dari KST (Dutch Korps Speciale Tropen).
Indonesia sangat terkejut dan kesulitan dalam menghadapi kemampuan
sniper dari KST. Yang mana waktu itu Indonesia belum memiliki senjata
sniper tersebut. Lalu mereka berencana untuk membangun Pasukan yang
serupa untuk Indonesia. Bagaimanapun, pada waktu itu, tidak ada komandan
Militer Indonesia yang memiliki kemampuan yang memadai ataupun
pengalamanan yang tinggi dalam operasi khusus. Letnan Kolonel Slamet
Riyadi tidak akan lagi melihat mimpinya untuk membentuk unit Pasukan
Khusus setelah kematiannya dalam pertempuran dengan kelompok separatis
RMS.
Tak lama setelah itu, Kolonel Kawilarang dengan
menggunakan Intelijen Militer dan bertemu dengan Mayor Rokus Bernardus
Visser – mantan anggota Ducth Special Forces, setelah terjalin
perdamaian pada saat pembentukan Negara Indonesia Yang baru merdeka. Ia
menetap di Jawa Barat, dan menikahi perempuan Indonesia, dan dikenal
sebagai Mohamad Idjon Djanbi. Dia adalah yang pertama dalam perekrutan
untuk Pasukan Khusus Indonesia. Setelah itu, unit tersebut kemudian
menjadi Kopassus, yang diadopsi oleh kesamaan Baret Merah (Red Beret) milik the Dutch Special Forces.
Singkat kata, dengan Terbentuknya Kopassus saat ini. Banyak memberikan dukungan keamanan atau back-up
untuk wilayah kedaulatan Republik Indonesia hingga sekarang. Kopassus
beroperasi secara rahasia dan tidak terdeteksi, yang tersebar di
berbagai pelosok-pelosok wilayah di Nusantara. Mereka melakukan
serangkaian aksi-aksi pembunuhan untuk kepentingan Negara dalam hal
memerangi kelompok-kelompok pemberontak Negara. Dan melakukan misi
lainnya seperti; penanganan Anti-Terorisme dan pengumpulan Informasi
Intelijen, dan hal-hal terkait dengan wilayah kemananan dan kedaulatan
Indonesia.
.
.
.
.
“Kemenangan Pasukan terletak pada Pasukan Elite,
keberaniannya terletak pada Komando, kecakapannya terletak pada
penyusunan strategi dan semangat.. dan tindakan yang merugikan orang
lain terletak pada pertempurannya yang berulang-ulang.”
-
Sun Tzu dalam The Lost Art of War (1996 terjemahan Indonesia)
Artinya adalah, sehebat apapun sebuah pasukan kalau
terus menerus harus berada di medan perang yang sama, pastilah akan
mengalami kerugian. Menurut Sun Tzu II, kalaupun menang tentulah ditebus
dengan kerugian yang amat perih. Kuncinya adalah, para jenderal yang
mengirim serdadu ke medan perang haruslah memperhitungkan kelelahan
fisik dan mental yang akan melanda pasukan. Mencapai batas maksimum
ketahanan manusia, itulah yang ingin dikejar di pendidikan-pendidikan
prajurit komando. Prajurit ditempa dan dibina dengan sangat keras sampai
ia merasakan kesakitan yang tidak pernah terbayangkan olehnya. Ada
pihak menyebutnya tidak manusiawi. Tapi apakah perlakuan yang akan
diterima seandainya ia tertangkap musuh akan lebih manusiawi? Tentu jika
Prajurit yang tertangkap oleh musuh dan ditawan. Dia akan disiksa lebih
keras dan diinterogasi lebih kejam daripada yang pernah dibayangkan.
Tidak hanya dilatih menghadapi siksaan musuh, juga Prajurit harus mampu
bertahan dalam pertempuran yang panjang dan melelahkan.
Jika masuk Pendidikan untuk masuk Tentara saja sangat
sulit dengan binaan yang sangat kejam dan melelahkan, lebih sulit
dibandingkan dengan masuk Pendidikan Polisi. Maka, tentu untuk menjadi
Kopassus, Prajurit dididik dan dibina secara tak berprikemausiaan dan
sampai diatas batas maksimal ketahanan mental dan fisik Prajurit.
Sehingga lulusan Kopassus adalah lulusan dari Prajurit-prajurit pilihan
yang tidak sembarang orang bisa masuk. Pendidikan Kopassus 5 kali lipat
lebih ketat, keras, dan kejam daripada pendidikan Komando biasa.
Sehingga ada yang mengatakan bahwa 1 orang Prajurit Kopassus, sama saja
dengan; 5 orang Tentara Reguler. Itu memang benar, karena keahlian dan
kemampuan Prajurit Kopassus diatas rata-rata Tentara Reguler. Dengan
begitu menjadikan Kopassus merupakan unit Pasukan Elite Militer yang
tangguh dan kuat di segala medan, dan dapat ditempatkan di waktu dan
tempat manapun untuk tugas dan misi rahasia.
.
.
.
.
Pendidikan Kopassus
Bertahan hidup di Rawa dan Hutan
.
Dalam proses rekrutmen, Kopassus menerapkan standar
di atas rata-rata. Dari postur tubuh, minimal 168 sentimeter. Bahkan di
era Prabowo Subianto pernah mencapai 170 sentimeter. Penerapan standar
tinggi badan ini tentu dengan maksud untuk mendapatkan sosok prajurit
yang tangguh dan berwibawa. Dari semua tahapan pendidikan di atas,
materi komando diakui yang paling berat. Namun justru dari sinilah
awalnya pembentukan prajurit individu seperti yang dibutuhkan Kopassus
sebagai komando tempur. Kenyataannya walau seberat apapun, banyak
generasi muda yang tertarik mengabdi kepada Negara dengan masuk dan
mendaftar menjadi Prajurit Kopassus.
Kecepatan reaksi tidak hanya harus dimiliki pada saat
di medan tempur. Tetapi juga di semak belukar, rawa dan hutan
belantara. Prajurit harus bisa bergerak cepat dan taktis dengan senjata
mengarah kedepan untuk mengejar musuh yang lari.
Adalah Mayor Inf Sarwo Edhi Wibowo yang banyak
membawa angin perubahan dalam pendidikan komando. Komandan ke 4 ini
menata materi pendidikan lebih sistematis dan terarah sesuai kebutuhan.
Termasuk mencari daerah latihan Akhir dari penyempurnaan adalah
ditetapkannya tahapan pendidikan komando: Tahap Basis, Gunung dan Hutan
serta Tahap Pendaratan Laut.
Pendidikan Prajurit Kopassus – medan hutan dan rawa
.
.
Waktu pendidikan ditetapkan selama 20 minggu. Periode
pelatihan dibagi atas Latihan Dasar Komando (10 minggu), Gunung dan
Hutan (enam minggu) dan Pendaratan Laut (empat minggu). Dalam ketiga
tahapan ini, siswa komando menerima 63 materi pelajaran seperti teknik
tempur, membaca peta, pionir, patroli, survival, mendaki gunung serta
pendaratan dengan kapal motor dan pendaratan amfibi.
Materi-materi diarahkan kepada kebutuhan tugas. Meliputi PJD (Pertempuran Jarak Dekat), perang kota, gerilya lawan gerilya, selam militer dan antiteror. Selain Sepursus (Sekolah Pertempuran Khusus), prajurit juga diharuskan mengikuti pendidikan spesialisasi.
Ada dua tahap latihan yang menurut Prajurit yang
paling sulit dan mendebarkan dalam sesi Perang Hutan dan rawa, yaitu
tahap pelolosan dan Kamp Tawanan.
Pelolosan diawali dengan dilepasnya siswa satu demi
satu di sebuah tempat di Nusakambangan. Dalam hitungan tertentu, is
harus tiba di save house di pantai Permisan. Pelolosan dimulai pukul 7 pagi hingga paling lambat memasuki save house pukul 10 malam.
Setelah dilepas instruktur, siswa yang tidak dibekali
apapun itu harus mampu menembus segala rintangan selama di perjalanan.
Rintangan baik dari medan ataupun dari rintangan rekayasa para
instruktur. Rintangan rekayasa instruktur bisa berupa tembakan atau
dikejar sampai tertangkap. Apa jadinya kalau tertangkap? Bayangkan saja
perang sungguhan ketika seorang tentara musuh tertangkap. Dimasukkan ke
dalam tahanan lalu diinterogasi dan disiksa sampai buka mulut. Gebukan,
tendangan, hantaman benda keras dan sejumlah siksaan lainnya yang
mungkin tidak bisa disebutkan, harus diterima bagi yang tertangkap..
Selesai Pelolosan, berikutnya sudah menunggu materi
Kamp Tawanan, Jika di Pelolosan hanya yang tertangkap saja yang
merasakan siksaan sebagai tawanan, maka di Kamp Tawanan seluruh siswa
merasakannya. Selama tiga hari tiga malam, siswa merasakan beratnya
menjadi tawanan perang. Pendidikan Latihan ini membuat para Prajurit
sadar akan ancaman dan bahaya yang harus mereka alami saat mereka
tertangkap dan diinterogasi oleh musuh sebagai tawanan perang.
.
.
Pendidikan Komando adalah Pendidikan dan latihan yang
sangat melelahkan dan meruntuhkan mental dan fisik Prajurit. Itulah
kesimpulan akhir dari pendidikan komando. Ada yang kuat, setengah kuat
dan yang gagal di tengah jalan. Penilaian akhir pendidikan komando
dilakukan secara akumulatif dari puluhan materi yang diberikan. Dari
penilaian itu akan terlihat kecenderungan, kelebihan dan kekurangan
seorang prajurit. Peserta yang gagal biasanya karena sakit. Dan untuk
Prajurit yang berhasil lolos dalam Pendidikan, maka ia berhak dan pantas
menyandang gelar sebagai Prajurit Kopassus Indonesia. Ada kebanggaan
tersendiri ketika seseorang berhasil menjadi Kopassus.
.
.
Saat-saat kelulusan Prajurit Kopassus, yang telah dibina dan dididik
secara keras dan kejam
.
.
Prajurit Kopassus dengan mengenakan Baret Merah
.
.
.
Tahap-tahap Pendidikan Komando;
Tahap Pertama (Dasar) – 10 Minggu Pelatihan :
-
Latihan Individu di Batujajar
-
Membentuk Sikap dan Kepribadian Individu
-
Mengisi Kemampuan Teknis
-
Taktik Operasi Komando
-
Pertempuran Perorangan
-
Dasar-dasar Pertempuran Kota
-
Pengetahuan Pendukung
-
Manajerial Lapangan
-
Uji Kemampuan Navigasi Darat
-
Uji kemampuan Perorangan
.
Tahap Kedua (Gunung dan Hutan) – 6 Minggu pelatihan :
-
Perang Hutan dan Pertempuran di Situ Lembang
-
Pemantapan Pengamatan Hutan
-
Kemampuan Individu di Hutan
-
Teknik Dasar Pertempuran
-
Kemampuan kerjasama Tim dan kelompok di dalam Hutan
-
HTF Hutan
-
Aplikasi Long March (PPJJ)
.
Tahap Ketiga (Rawa dan Laut) – 4 Minggu pelatihan :
-
Titik berat Operasi Komando
-
Taktik Pertempuran Rawa di Cilacap dan Nusakambangan
-
Pemantapan Pengamatan Rawa dan Laut
-
Kemampuan Patroli
-
Ilmu Medan Rawa
-
Uji Daya Tahan CAMP
Unit khusus Penanggulangan Ancaman Teroris
.
.
Unit SAT 81 Gultor adalah nama satuan dari Kopassus
yang sekarang menangani masalah Keamanan dan Ancaman keamanan Negara,
lebih difokuskan terhadap masalah Penanggulangan Anti-Terorisme.
Masalah-masalah yang timbul terkadang membutuhkan gerak cepat, taktik
jitu, dan ketepatan pembacaan situasi, dan penyelesaian atau penumpasan
teroris dalam waktu singkat, serta pembebasan sandera, yang kesemuanya
merupakan spesialisasi mutlak yang dimiliki Unit SAT 81 Gultor. Seperti
pembebasan sandera lintas negara yang pernah dan berhasil dilakukan oleh
satuan khusus ini. Saat pembajakan pesawat didalam pesawat Garuda
Airline 206 (Operasi Woyla), yang terjadi pada 13 maret 1981 di
Bandara Don Muang, Bangkok. Operasi lainnya yaitu pembebasan 26 sandera
yang ditawan GPK Kelly Kwalik di Irian Jaya pada 15 mei 1996.
Selain Sat 81 Gultor, Kopassus juga memiliki Denjaka (Detasemen Jala Mangkara) untuk wilayah pertahanan maritim, yang merupakan gabungan dari Kopaska (Korps Pasukan Katak) dan Taifib (Batalion intai Amfibi). Dan satuan khusus yang dimiliki TNI-AU, yakni; Detasemen Bravo 90 (Bravo 90) yang baru dibentuk pada tahun 1990, yang melaksanakan dukungan operasi udara, dan menetralisir semua aktivitas udara musuh.
.
.
Kemampuan PASUKAN KOPASSUS
Bela Diri Prajurit
.
.
Aksi Prajurit kopassus dalam kegiatan bela diri
.
Prajurit Kopassus juga diajarkan dalam pertarungan
Individu dan pertarungan jarak dekat tanpa menggunakan senjata. Maka
dari itu, ilmu bela diri adalah sangatlah penting, dan merupakan
pertahahan terakhir dari Prajurit Kopassus dalam hal pertahahan dan
untuk membunuh musuh dengan tangan kosong.
.
.
Penjinakkan Bom
Selain ilmu bela diri, Prajurit kopassus diajarkan
bagaimana cara menanggulangi serangan musuh, dalam hal ini melalui
penjinakkan bom. Kemampuan ini khusus untuk unit Pasukan Satuan
Penanggulangan Teror atau yang dikenal dengan SAT 81 Gultor. Dalam hal
ini, Kopassus telah sangat berkembang dalam hal Ilmu pengetahuan dan
teknologi, dan juga jam terbang yang cukup, yang mereka dapatkan selama
ini. Di era yang modern ini, teroris juga telah banyak merajalela di
Indonesia dengan menggunakan berbagai macam bom dan bahan peledak lain
yang semakin hari semakin berkembang, baik dalam hal; skala ledakan bom
maupun ukuran dan jenis bomnya yang beraneka ragam. Mengharuskan Pasukan
Khusus ini, Sat 81 Gultor, untuk lebih handal dalam penanganan aksi
Terorisme melalui aksi-aksi bom yang sedang marak berkembang di
Indonesia.
Latihan gabungan antara SAT-81 Kopassus dan SAS.
dengan menggunakan robot penjinak bom
.
.
Kemampuan Maritim
Prajurit Kopassus juga membekali diri dengan Latihan
Maritim untuk meningkatkan kemampuan Maritim, baik kemampuan Kelompok
ataupun kemampuan Individu. Kemampuan bukan hanya di darat saja, tetapi
di perairan juga menjadi perhatian yang serius bagi Pasukan Elite ini.
Mengingat Perairan di Indonesia yang sangat luas dan terbentang dari
Sabang sampai Marauke. Membuat kemampuan Maritim ini mutlak diperlukan
bagi Prajurit Kopassus. Mensyaratkan berbagai persyaratan untuk
kemampuan ini, diantaranya; mampu berenang cepat, mampu menyelam di
bawah dasar laut dengan kedalaman tertentu, mampu berenang dengan
memegang senjata dan memikul beban yang berat, mampu berenang dengan
tangan atau kaki terikat, berenang jauh untuk tujuan meloloskan diri
dari sergapan musuh. Dan masih banyak lain persyaratan atau kemampuan
taktis lainnya yang mutlak harus dimiliki. unit ini dinamakan Kopaska
(Komando Pasukan Katak).
Simulasi Grup Kopassus (Kopaska) di perairan Indonesia
.
.
Taktis dan Pasukan Gerak Cepat
Kopassus juga merupakan pasukan taktis dan pasukan
gerak cepat terbaik di Indonesia. Bahkan di dunia, Kopassus sudah tidak
diragukan lagi kecepatannya saat membebaskan sandera pada pembajakan
pesawat Garuda GA 206 dalam operasi woyla Tahun 1981, saat itu, Kopassus
hanya membutuhkan waktu 3 menit untuk membunuh teroris dan
menyelamatkan semua sandera. Ini tentu bukan hal yang mudah dilakukan,
sejak saat itu, Kopassus menjadi semakin melegenda dan disegani oleh
banyak negara-negara luar, bahkan Amerika sekalipun.
Latihan taktis – pembebasan sandera
.
.
Latihan gabungan Kopassus dan SAS Australia di
Bandara,
.
.
Belakangan ini, saat hubungan Indonesia dan Australia
mulai membaik. Keduabelah pihak bersepakat untuk menjalin kerjasama
dalam hal Kemanan Internasional dan Penanganan Aksi Terorisme. Maka
sering sekali Pihak Pejabat Militer Australia datang berkunjung ke
Indonesia untuk sekedar melihat secara langsung simulasi latihan
Kopassus, dan juga menjalin hubungan baik dengan cara melaksanakan
Latihan gabungan Antara Kopassus Indonesia (Sat 81 Gultor) dan SAS Australia (Australian Special Air Service Regiment) .
Kopassus- saat latihan gabungan bersama SAS Australia
.
.
.
Walaupun banyak pihak (terutama media-media barat)
yang mengatakan bahwa Kopassus banyak melakukan pelanggaran HAM di
wilayah Indonesia sendiri, namun itu sama sekali tidak mempengaruhi
kinerja kopassus itu sendiri. Kopassus malah membuktikan diri dan
meningkatkan kemampuannya dalam menjadi Pasukan Elite terbaik dalam
skala global. Kopassus kemudian dinobatkan sebagai pasukan Elite terbaik
ke-3 di Dunia, setelah Mossad Israel di urutan ke-2, dan SAS Inggris di
urutan pertama, yang disurvei oleh Discovery Channel; Military Channel pada Tahun 2008. Yang menjadi kriteria Discovery Channel dalam
menempatkan Kopassus dalam urutan Pasukan Khusus Terbaik ke-3 di dunia
adalah kemampuan dan kecakapan Individu nya, bukan dinilai dari
Peralatan dan Teknologi canggih yang dimiliki. Ini menjadikan Kopassus
mendapatkan citra yang positif dari berbagai pihak, dan juga banyak
disegani dan dipuji oleh masyarakat Indonesia sendiri, terutama di
kalangan generasi muda Indonesia, terlepas dari semua tuduhan
pelanggaran HAM yang gencar-gencarnya digembar-gemborkan oleh media
barat. Untuk itu, dengan memiliki Satuan Khusus ini, menjadikan rakyat
Indonesia bangga dan merasa aman. Teroris tentu harus berpikir ulang
jika ingin berhadapan dengan Pasukan elite ini.
.
Grup Satuan 81- Penanggulangan Teror (SAT 81- Gultor)
.
Satuan 81 Penanggulangan Teror adalah unit gerak
cepat dalam hal pembebasan sandera, melumpuhkan musuh dengan sekejap,
dan melakukan serangkaian Aksi penanggulangan ancaman terorisme lainnya.
Kualitasnya pun diakui oleh banyak pihak, bahkan oleh pengamat militer
asing, walaupun banyak juga masyarakat Indonesia yang masih meragukan
kualitas mereka. Akan tetapi, yang perlu dicatat adalah, Pasukan Elite
ini mendapatkan penghargaan menjadi Pasukan Elite terbaik ke-3 di dunia,
oleh Discovery Channel, tentu bukan hal yang mudah didapatkan
oleh Pasukan Elite manapun di dunia. Bahkan Pasukan Khusus Amerika
sekalipun, tidak dimasukkan ke dalam daftar 3 besar Pasukan Khusus
terbaik di dunia. Sudah sepatutnya kita, sebagai warga negara Indonesia,
bangga memiliki Komando Pasukan Khusus; Kopassus !
.https://intelijenmiliter.wordpress.com/
.
.
.
.
Sumber: Tulisan Pribadi
(18 Agustus 2011; Abdu Rozaqi)
https://intelijenmiliter.wordpress.com/
Penulis : Drs.Simon Arnold Julian Jacob
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
ORANMG PINTAR UNTUK TAMBAH PENGETAHUAN PASTI BACA BLOG 'ROTE PINTAR'. TERNYATA 15 NEGARA ASING JUGA SENANG MEMBACA BLOG 'ROTE PINTAR' TERIMA KASIG KEPADA SEMUA PEMBACA BLOG 'ROTE PINTAR' DIMANA SAJA, KAPAN SAJA DAN OLEG SIAPA SAJA. NAMUN SAYA MOHON MAAF KARENA DALAM BEBERAPA HALAMAN DARI TIAP JUDUL TERDAPAT SAMBUNGAN KATA YANG KURANG SEMPURNA PADA SISI PALING KANAN DARI SETIAP HALAM TIDAK BERSAMBUNG BAIK SUKU KATANYA, OLEH KARENA ADA TERDAPAT EROR DI KOMPUTER SAAT MEMASUKKAN DATANYA KE BLOG SEHINGGA SEDIKIT TERGANGGU, DAN SAYA SENDIRI BELUM BISA MENGATASI EROR TERSEBUT, SEHINGGA PARA PEMBACA HARAP MAKLUM, NAMUN DIHARAPKAN BISA DAPAT MEMAHAMI PENGERTIANNYA SECARA UTUH. SEKALI LAGI MOHON MAAF DAN TERIMA KASIH BUAT SEMUA PEMBACA BLOG ROTE PINTAR, KIRANYA DATA-DATA BARU TERUS MENAMBAH ISI BLOG ROTE PINTAR SELANJUTNYA. DARI SAYA : Drs.Simon Arnold Julian Jacob-- Alamat : Jln.Jambon I/414J- Rt.10 - Rw.03 - KRICAK - JATIMULYO - JOGJAKARTA--INDONESIA-- HP.082135680644 - Email : saj_jacob1940@yahoo.co.id.com BLOG ROTE PINTAR : sajjacob.blogspot.com TERIMA KASIH BUAT SEMUA.