Special Air Service (SAS British)

SAS British
.
.
Special Air Service atau SAS adalah sebuah resimen pasukan khusus dari Tentara Britania Raya yang telah menjadi model pasukan khusus yang populer di banyak negara di seluruh dunia. Special Air Service bersama-sama dengan Special Boat Service (SBS), Special Reconnaissance Regiment (SRR), dan Special Forces Support Group (SFSG), kesemuanya itu membentuk unit Pasukan Khusus United Kingdom dibawah komando pemimpin Pasukan khusus.
.
.
Fungsi Utama SAS;
  • Penanganan Anti-Terorisme
  • Pengumpulan Informasi Intelijen
  • Penyerangan Target; sabotase dibelakang garis pertahanan musuh
  • Perlindungan dekat (close protection)
  • Melakukan Misi Rahasia Negara
  • Penanganan wilayah konflik bersenjata
.
.
SAS British
.
SAS, secara prinsip, adalah organisasi Pasukan Elite Britania (Inggris). Dibentuk Tahun 1941 untuk melakukan penyerangan dibelakang garis pertahanan Jerman di Afrika Utara, dengan the Long Range Desert Group, sekarang model pasukan elite ini menjadi model yang banyak ditiru oleh banyak negara. SAS adalah kelompok berskala kecil dan organisasi rahasia, Merupakan bagian dari UKSF (Pasukan Elite UK), SBS dan SRR. SAS dianggap sebagai unit yang terbaik dan Unit Pasukan khusus dengan pelatihan terbaik di dunia.
.
.
Organisasi

Ada tiga Batalion terpisah, Resimen dari Resimen SAS-22 adalah elemen tentara reguler, dengan Resimen tentara teritorial (Territorial Army), Resimen SAS-21 dan Resimen SAS-23, diketahui sebagai SAS(R). mereka mendukung penerbangan dari Korps pasukan udara (Army Air Corps) dan dua skuadron dari Korps Kerajaan Inggris, yang mana terdiri dari gabungan pasukan SAS dan personil SAS(R). Semua personil SAS harus melewati prosedur seleksi ketat untuk dapat menjadi bagian dari SAS, proses penyeleksian anggota SAS-21 dan SAS-23 diperpanjang menjadi lebih dari 1 tahun.

SAS-22 juga memiliki markas, dan bagian Intelijen, Penelitian operasional militer, Sayap CRW, dan pelatihan wing. Masing-masing skuad dibagi kedalam 4 grup, untuk 16 orang tentara dengan tanggung jawab dan keahlian yang berbeda; (Tentara Udara, Tentara Maritim, Tentara Gerak Cepat, dan Tentara Gunung) Sayap CRW dibentuk untuk 1 skuadron, yang bergantian setiap 6-9 bulan. Skuadron dipecah menjadi dua Tentara yang terpisah;
.
Tentara Merah (Tentara Udara dan Tentara Gunung)
Tentara Biru (Tentara Maritim dan Tentara Gerak Cepat)
Masing-masing dari dua kubu Tentara dibentuk dari grup penyerbuan dan tim sniper.
.
.
.
Fungsi SAS;
  • Mengumpulkan informasi Inteljen di belakang garis pertahanan musuh
  • Menghancurkan target yang jauh di belakang garis pertahanan musuh
  • Melindungi atasan senior dan pejabat tinggi Kerajaan Britania
  • Menjalani operasi CRW untuk membantu unit kepolisian, seperti; SO19
  • Beroperasi tanpa campur tangan Pemerintah Resmi Britania Raya
  • Melatih pasukan khusus dari negara-negara lain
  • Menjalankan operasi Anti-Terorisme di dalam dan luar negeri
.
.
Bahkan ketika masing-masing Tentara telah mendapat Perannya (Tentara Maritim, Tentara Gerak Cepat, Tentara Udara), masing-masing Tentara diharapkan harus mengetahui dan melaksanakan juga peran dari kelompok Tentara lain. Ini dimaksudkan untuk memunculkan rasa tanggung jawab diantara Tentara didalam keseluruhan Resimen.
Special Boat Service (SBS) – Penanganan Anti-
Terorisme Maritim
.
.
Latihan dan Seleksi
Komandan besar Mayor John Woodhouse memperkenalkan penyeleksian prajurit SAS di Tahun 1952. sebelum tahun tersebut, para prajurit telah dipercaya dalam berbagai misi di medan tempur. Latihan dan seleksi SAS adalah pelatihan militer yang paling sulit didalam seleksi Tentara Britania, dilaporkan bahwa hanya 2-10% yang lolos seleksi dari 100%. ini termasuk test fisik dan kekuatan, Keberanian di atas Mercusuar Brecon dan jurang Elan di Wales, dan hutan lebat di Brunei. Gurun Namib juga dimasukkan sebagai pelatihan padang pasir. Seleksi yang ketat membutuhkan waktu 6 bulan untuk selesai
.
Pelatihan prajurit SAS di gurun
.
.
.
Penugasan dan Pengenalan unit Pasukan Khusus(Pelatihan 2 hari)
lebih dari seminggu, kandidat yang berpotensi akan ditunjukkan seperti apa kehidupan dalam UKSF (Pasukan Khusus UK), dan diberikan tugas yang ditentukan sepanjang penyeleksian. Terdapat sebuah map dan tes kompas, ujian berenang, latihan pertolongan pertama (First Aid Test) dan test ketahanan perang.
.
Test kebugaran dan Navigasi (Pelatihan 4 minggu)
Pelatihan pertama adalah prajurit ditempatkan di medan yang tidak bersahabat seperti di Mercusuar Brecon dan Jurang Elan. Cuaca disana tidak dapat dipredikisi dan tidak bersahabat, dan banyak juga Tentara yang tewas disepanjang seleksi yang ketat ini, kebanyakan kematian disebabkan oleh Hypothermia (terkait dengan suhu badan yang terlalu rendah) atau hal-hal lainnya. 

Seleksi dimulai dengan ujian ketahanan perang, prajurit harus berlari 2,5 km dalam 15 menit, lalu pada jarak yang sama (yaitu 2,5km) lari secara individu kurang dari 10,5 menit. Minggu pertama banyak meliputi perjalanan disekitar Britania Raya, lembah dan jurang dengan sedikit beban yang dipikul prajurit. Pelatihan navigasi dan pembacaan map juga termasuk didalamnya. Pelatihan Navigasi dijalankan dalam grup-grup kecil di area sekitar Woodland dan juga pada malam hari. Bawaan dalam tas prajurit yang dipikul mulai diperbanyak dan semakin berat, senjata serbu SA80 tanpa tali harus dibawa. Prajurit harus membawa dan menggenggam senjata tersebut dalam situasi apapun, seperti; memanjat lereng gunung dan menuruni lembah.
.
Pelatihan lanjutan awal (pelatihan 4 minggu)
Latihan ini terdiri dari latihan yang lebih detail dan realistik dalam penggunaan senjata, pemusnahan dan taktik patroli kecil. Mereka yang tidak siap untuk terbang parasut, juga akan dilatih dalam kemampun ini. Pada akhir latihan parasut SAS, prajurit diberikan gelar SAS Wings, yang merupakan unit penerbang parasut terbaik.
.
Pelatihan Hutan (pelatihan 6 Minggu)
Prajurit dibagi kedalam empat patroli dan diawasi siang malam oleh Staf Direktur, prajurit harus bertahan satu jam saat fajar, dan satu jam saat petang setiap hari tanpa kegagalan, dan harus membawa pisau mereka setiap saat. Setelah latihan navigasi, mereka menuju kedalam hutan lebat, penanganan maritim, membangun kamp, dan ada sebuah ujian lagi agar mereka lolos seleksi. Dimana semua hal yang telah dipelajari harus diterapkan secara benar dan sempurna. Prajurit harus bertahan hidup, bertarung dan hidup didalam hutan, dan harus berhati-hati untuk setiap sayatan, goresan dan kulit yang melepuh, karena itu dapat dengan mudah menginfeksi kulit. Hujan hampir setiap saat turun, yang juga melemahkan mental para prajurit. Untuk pelatihan hutan sendiri, biasanya dilakukan di hutan belantara di Brunei
.
.
Ujian ketahanan perang (pelatihan 4 minggu)
Ada bulan yang lain, dimana untuk melatih ketahanan perang, hidup di medan perang dan menggunakan taktik pelarian dan meloloskan diri (E & E tactics; Escape and Evasion tactics). Ada juga pelajaran teknik interogasi untuk orang-orang yang tertangkap sebagai Tahanan Perang (Prisoners of War). Di akhir pelatihan taktik EE, prajurit harus dipakaikan pakaian besar untuk memperlambat gerakan mereka, mereka harus menghindar dan meloloskan diri dari kejaran Hunter Force (Pasukan pengejar dan pemburu), yang berkomplot dengan Resimen Prajurit Parasut atau Prajurit Gurkha. 

 Prajurit kebingungan, dibuat stres dan frustasi, dipaksa untuk berada dalam keadaan kacau balau, dehidrasi dan tidak diberikan makanan. Banyak fobia yang bermunculan diantara para prajurit yang dibina, seperti mereka ditempatkan diposisi dimana mereka menaruh tawanan didalam sebuah kandang yang tidak lebih besar dari kandang anjing Kennel, dan meletakkan besi diatas kandang tersebut. Tawanan kemudian secara terus-menerus memukul besi dengan rantai, untuk membuat perasaan Klaustrofobik (rasa takut yang amat sangat didalam area yang kecil). Prajurit hanya diijinkan untuk merespon pertanyaan dengan;

Nama
Pangkat
Nomor
Tanggal Lahir
I’m sorry I cannot answer that question”
Dalam latihan, prajurit juga diperbolehkan untuk menberitahukan kepada tawanan mereka tentang agama, golongan darah dan riwayat kesehatan nya.
.
.
 
Latihan taktis Prajurit SAS di Perumahan dan
wilayah perkotaan – Penanggulangan Anti-Teroris
.
.
.
Spesialisasi Khusus Prajurit;
  • Pertolongan Pertama, level tingkat tinggi, dengan bertugas penuh di Rumah Sakit yang sibuk, termasuk seminggu berada di kamar mayat.
  • Sinyal atau Isyarat
  • Teknik Parasut HALO (High Altitude, Low Opening)
  • Teknik Parasut HAHO (High Altitude, High Opening)
  • Berlatih menembak Sniper, semua prajurit SAS dilatih oleh Marinir Kerajaan Inggris pada kursus latihan menembak sniper di CTCRM (Commando Training Centre Royal Marines)
  • Mempelajari bahasa asing
  • Kemampuan mengoperasikan kendaraan; patroli kendaraan, patroli dan penjagaan lintas negara, dan latihan mengemudi untuk menghindari kejaran dan serangan musuh
  • Pelatihan CRW
  • Metode peledakan bom EMOE
  • Perlindungan VIP (bodyguard atau perlindungan dekat)
.
Unit SAS yang bertugas di Irak
.
.
Sampai saat ini, SAS telah terlibat dalam banyak operasi militer di luar dari negaranya sendiri. Operasi militer tersebut tentu sangat membantu sekutu dalam perlawanan terhadap kelompok bersenjata di daerah konflik militer. Dari dulu hingga saat ini SAS telah bersekutu dengan Amerika Serikat dalam masalah konflik militer dan penanganan Anti-Terorisme di dunia. Tentu pasukan Elite dari Inggris ini menambah daya tempur dan mendapatkan banyak Informasi Intelijen dalam bekerjasama dengan AS, yang tentunya mempermudah operasi mereka di lapangan. Keterlibatan mereka antara lain;
  • Perang Dunia ke-2
  • Situasi Darurat Malaysia
  • Konfrontasi Indonesia vs Malaysia
  • Pemberontakan Dhofar
  • Situasi Darurat Aden
  • Masalah Irlandia Utara
  • Perang Falklands
  • Perang Gulf
  • Intervensi NATO di Bosnia
  • Operasi Barras
  • Perang Irak
  • Perang di Afghanistan
.
.
 
Para Personel SAS British yang ditempatkan di Irak, untuk mendukung invansi AS
.
Kerahasiaan
Sejak masuk kedalam Resimen, Prajurit harus memegang teguh peraturan ketat, seperti; tidak menceritakan kepada siapapun termasuk kepada keluarga mereka; bahwa mereka adalah anggota SAS. Kerahasiaan harus diterapkan termasuk didalam bertugas di lapangan. Prajurit juga tidak diperkenankan untuk memberikan informasi apapun, termasuk nama mereka, kepada otoritas kepolisian manapun, pada saat mereka beroperasi. Prajurit memiliki hak penuh 24 jam setelah selesai pertempuran dan baku tembak dengan musuh, dan tidak harus memberikan bukti-bukti kepada polisi disepanjang periode ini (periode 24 jam)

Jika penghargaan diberikan kepada Anggota SAS, seperti; Military Cross (MC), prajurit yang terdaftar di media adalah Resimen induk mereka dan bukan Prajurit SAS. Jika prajurit SAS terbunuh pada saat bertugas (Killed in Action). Dan jika ada yang terbunuh, dan dapat dihindari, informasi tidak dipublikasikan untuk umum. Tapi jika itu tidak dapat dihindari, maka prajurit yang tewas terdaftar didalam Resimen Induk mereka dan bukan sebagai SAS. 
Setelah meninggalkan SAS, mantan anggota SAS kemungkinan tidak diberikan detail dari operasi misi rahasia yang sedang berjalan. Mantan Anggota Resimen menggunakan nama samaran seperti; Andy McNab. Pemerintah Otoritas Kerajaan Inggris tidak akan membuat pengumuman resmi yang menyangkut SAS dan ketika Pemerintah Inggris melaporkan sesuatu, maka dikatakan bahwa “tidak ada hubungannya dengan SAS”. Menteri Pertahanan Inggris telah membuat kebijakan resmi untuk tidak mendiskusikan keterlibatan apapun menyangkut SAS ataupun kegiatan operasi Intelijennya.
.
Personil SAS dengan seragam hitamnya- saat melakukan simulasi penyergapan

Sepak terjang Tentara Swasta



1. PMC (Private Military Companies)*
*sebutan lain; tentara pembunuh / tentara pengawal / agen sewaan , dsb.
.
Kebanyakan orang mungkin menganggap film Mission Impossible fiktif belaka. Namun, sesungguhnya, sejumlah Negara besar memiliki banyak catatan dan agenda tentang misi-misi penting yang mustahil dilakukan, tetapi toh harus dan bisa dilakukan.
Sebagai contoh, mari simak kembali skandal penjualan senjata Iran-Contra yang dikendalikan petinggi militer AS pada 1986. Alih-alih untuk membebaskan 52 karyawan kedubes AS di Teheran, Iran; dinas Intelijen CIA menawarkan senjata Anti-Tank kepada Iran. Pemerintah AS sendiri sebelumnya telah melancarkan embargo senjata kepada Iran. Tawaran atau praktik belakang layar ini disebut skandal.
Tawaran itu diterima karena Iran memerlukannya untuk memerangi Irak. Uang hasil penjualan kemudian digunakan untuk mendanai perjuangan gerilyawan Contra untuk menjatuhkan pemerintahan resmi Nikaragua.

Orang dengan kemampuan Marketing biasa tak mungkin bisa mengendalikan operasi penjualan senjata semacam itu. Tetapi tidak untuk Letkol Oliver North, staf Dewan Keamanan Nasional AS. Pengalaman bertugas diberbagai Negara membuatnya sangat lihai menangani misi-misi yang tak biasa. Ia bahkan berhasil mencairkan dana itu dalam bentuk senjata dan terkirim hingga ke belantara Nikaragua, dimana gerilyawan Contra bercokol. Sayangnya, salah seorang Operator Lapangan sewaan CIA, yakni Eugene Hesenfus tertangkap polisi Nikaragua. Dari Hesenfus inilah skandal ini mulai tercium pers.

Skandal hebat ini kian terbuka setelah majalah Ash Shiraa terbitan Lebanon, November 1986, mengungkap pertemuan rahasia pejabat AS dan Iran membicarakan soal penjualan senjata itu. Semula, pemerintah AS membantah habis-habisan seraya memojokkan Oliver North. Namun, skandal tingkat tinggi ini akhirnya “diselesaikan” sendiri oleh presiden Ronald Reagan dengan pengakuan bahwa dirinya mengetahui dan juga menyetujui transaksi tersebut.

Plausible deniability
Skandal Iran-Contra merupakan pelajaran mahal dan aib yang sangat memalukan bagi Gedung Putih. Itu sebabnya tak sedikit pengamat Militer mengatakan; penempatan PMC (Private Military Companies) atau Tentara Bayaran di berbagai Negara dapat menjadi salah satu cara untuk meredam potensi aib serupa yang mungkin dilakukan para perwira militer di luar negeri. Kalau pun kesalahan itu terjadi, pemerintah dapat dengan mudah menyangkalnya.

Pihak-pihak PMC yang kini banyak bertugas di berbagai wilayah konflik seperti; Balkan, Irak, Afghanistan, dan Afrika tak terlalu peduli dengan segala resiko dan konsekuensi yang harus mereka tanggung. Mereka bahkan tak takut kehilangan nyawa, karena sejak awal, mereka telah menyepakati akan menanggung seluruh konsekuensi dari profesi tersebut. Ini juga mereka terima karena mereka sadar dengan kondisi pekerjaan yang menjadi spesialisasi mereka.

Di antara spesialisasi pekerjaan PMC adalah; penyelenggaraan pelatihan tentara/polisi, pengawalan VVIP, pengamanan konvoi kendaraan, analisis Intelijen, perawatan pemeliharaan alat utama sistem senjata, penyiapan markas militer, dan menjadi operator pengiriman logistik militer.
Koran Inggris Guardian menulis; “Kehadiran mereka (PMC) tak lain adalah untuk menggantikan tentara yang telah menciut nyalinya pasca perang Dingin. Tanpa mereka (PMC), kehadiran tentara AS dan Inggris di Irak akan mendapat tekanan begitu besar dari dunia.”

Lahan Dollar
Jika di Irak, AS mengincar minyak, lain lagi yang di incar sejumlah Negara di Afrika, Timur Tengah, dan Eropa Timur. Apapun itu, yang pasti, sejak Perang Dingin meluruh pada dasawarsa 1990-an, PMC secara cepat berhasil menjadi perusahaan raksasa multinasional yang sangat disegani dan meraksasa.

Dipulangkannya ribuan tentara AS dan Inggris dari pos-pos luar negeri, bubarnya AB Uni Soviet, dan menggunungnya senjata-senjata yang mereka tinggalkan telah membuat sejumlah Negara di liputi kegentingan. Potensi alam dari negara-negara yang di liputi kegentingan inilah yang selanjutnya diincar banyak Negara berpengaruh dan menjadi lahan dollar bagi PMC-PMC kelas dunia.
Di Kroasia dan Bosnia misalnya, Kellog Brown & Root Services dan MPRI dari AS, antara tahun 1994 hingga 2002, berhasil membawa pulang 300 miliar dollar dari 3.000 kontrak kerja yang mereka dapatkan dari Departemen Pertahanan AS. 

Bahkan untuk urusan sepele mengawal pejabat-pejabat AS yang diberi tugas mengendalikan bisnis tingkat tinggi di berbagai Negara yang selalu diliputi kegentingan. ialah Blackwater (kini menjadi; Xe Services), berhasil meraup pendapatan hinggan 320 juta sampai satu miliar dollar, juga dari Departemen Pertahanan AS.
Demikianlah, diam-diam PMC memang telah menjadi salah satu perusahaan kelas dunia yang paling sukses dan memikat. Uang tidak saja membanjiri pundi-pundi di perusahaan, tetapi juga pundi-pundi karyawannya. Seorang mantan prajurit kesatuan elite yang bekerja di salah satu PMC misalnya, mengaku terperangah dibayar 14.000 poundsterling tiap bulan. Bagi dia, ini berarti tujuh kali lipat dari gaji bulanan yang ia terima saat masih bekerja di kesatuan militer.

Menurunnya tendensi menyerahkan tugas-tugas seperti itu ke pihak pasukan regular untuk kemudian mengalihkannya ke tangan PMC, juga disebabkan oleh adanya penolakan angkatan bersenjata berbagai Negara untuk mengerahkan pasukannya ke tempat-tempat yang rusuh, yang kerap diwarnai pembunuhan brutal. Perancis dan Inggris misalnya, belakangan selalu menolak permintaan PBB untuk memperkuat UNAMSIL; pasukan penjaga perdamaian untuk Somalia. Mereka enggan menerima kenyataan pasukannya kelak pulang dalam peti mati.

Akhir kata, banyak peran yang dipikul PMC, di satu sisi mereka adalah sebuah perusahaan yang menyediakan jasa pengawalan dan operator instalasi megaproyek. Namun, disisi lain, mereka sesungguhnya tak lebih dari kepanjangan tangan sejumlah Negara besar yang memiliki banyak kepentingan di sejumlah Negara. Di tangan mereka, berbagai kepentingan itu tetap dapat dikendalikan dari jarak jauh.
Mereka seolah tak sadar bahwa jika eksploitasi Negara-negara yang selalu dirundung konflik terus dilakukan, kelak dunia akan menanggung petaka hebat dari sebuah bahaya global yang disebut sebagai; Dangerously Asymmetrical (Bahaya Asimetrik).

Istilah;
PMC; Private Military Companies / Perusahaan Militer Swasta. Sebutan lain; Mercenary. Dog of War (Tentara Bayaran). Shadow Company (Perusahaan gelap/terselubung), Freedom Fighter (Petarung bebas), Freelance Soldiers.
–          SUMBER; Majalah berjudul; Private Military Companies – Sepak Terjang Tentara Swasta. Terbitan Angkasa Edisi Koleksi No. 66 Tahun 2010 – Private Military Contractor. Info lengkap kunjungi; www.angkasa-online.com

PMC; Bergelimang uang dan darah

.
(Private Military Companies / Private Security Company) PMC / PSC. *

.

*sebutan lain; tentara bayaran / tentara pengawal / agen sewaan , dsb.
.
Keberaadaan PMC  ternyata telah disinggung oleh filosof asal italia yang juga ahli peperangan, Machiavelli (1469)-(1527). Dalam bukunya yang berjudul; The Prince, Machiavelli mengomentari tentang PMC dengan kata-kata yang pedas. Machiavelli yang juga menulis buku yang kemudian menjadi buku yang terkenal; The Art of War, menggambarkan PMC adalah orang-orang berbahaya dan tidak berguna. Siapa pun yang berusaha membangun kekuasaan berkat dukungan PMC, kekuasaannya pasti tumbang. Pasalnya, PMC tak mempunyai disiplin, tidak terorganisir, terlalu ambisius, sulit dipercaya, hanya berani bertempur jika ada temannya, bersikap pengecut kepada musuh, tidak takut kepada Tuhan, dan tak bisa dipercaya antara satu dengan yang lain. 

Pernyataan Machiavelli tentang PMC, rupanya masih tetap disambut dengan kesimpulan lembaga pemantau PMC, Global Research yang dipublikasikan pada tanggal 11 Agustus 2009. Pada laporan yang bertajuk; The Real Chessboard and The Profiteers of War yang di tulis oleh Peter Dale Scott, di sana di paparkan bisnis tentang PMC. Scott mengatakan organisasi PMC sebagai suatu lembaga yang bisa member otorisasi dan komitmen kepada tenaga kerjanya untuk menciptakan “pertempuran berdarah”, merupakan representasi sekelompok bandit yang tak terkontrol dan terorganisir berdasar pangkat atau hirarki, serta keberadaannya sangat membahayakan masyarakat luas.

Apakah sepak terjang PMC yang saat ini beroperasi di 50 negara dengan nilai kontrak lebih dari 100 miliar dollar AS memang seperti itu?
Jika melihat pada peristiwa dan kebrutalan para personel PMC yang berlangsung di lapangan, imej buruk mereka rupanya tetap belum berubah. Sebagai contohnya, aksi pembantaian 28 warga Irak yang dilakukan oleh personel Blackwater di lapangan Al Nisour Square, Baghdad (16 September 2007) atau pembunuhan sejumlah warga Irak dalam bentrokan tak seimbang di Green Zone pada akhir 2006, memang masih mencerminkan kebobrokan moral PMC. Atau para personel Triple Canopy yang membuat pusing para petingginya dan juga pemerintahan AS, karena mereka memiliki prinsip minimal membunuh satu orang warga Irak sebelum mereka pulang, akibatnya para petinggi Triple Canopy buru-buru memulangkan semua personelnya dari Irak sebelum pameo mereka berwujud menjadi ladang pembantaian. Doktrin “harus membunuh” itu setidaknya memang masih mencerminkan bahwa personel PMC masih sangat berbahaya.

Pengontrol PMC
Lagi-lagi, muncul pernyataan negatif akibat sikap Blackwater yang seolah kebal hukum dan merasa memiliki izin membunuh yang legal. Dalam bukunya, Blackwater; The Rise of The World’s Most Powerfull Mercenary Army, Jeremy Scahill mengatakan PMC adalah pembunuh profesional dunia yang beroperasi tanpa takut kepada konsekuensi hukum, tapi sekaligus masih merupakan kekuatan yang paling diminati, khususnya di medan tempur yang diciptakan oleh AS. Tapi petinggi Blackwater bukannya tidak mengubris reaksi IPOA dan BAPSC serta komentar negative yang terus bermunculan. Untuk meredam imej buruknya dan prasangka buruk itu, nama Blackwater pun diubah menjadi Xe. Namun, nama baru itu ternyata tak mampu mengubah perilaku para personelnya karena Xe tetap saja melakukan kebrutalan di lapangan dan juga melakukan tindakan di luar hukum.

Terlepas dari imej buruk para personel PMC di lapangan, kenyataannya keberadaan mereka justru makin dibutuhkan dan lembaga penyedia PMC pun terus bertambah hingga lebih dari 60 institusi. Pemicu meledaknya bisnis PMC adalah peristiwa 9 September 2002 disusul Perang Irak (sejak 2003) dan ditambah oleh “fatwa” Presiden AS George Bush yang memberikan izin membunuh, License to kill, bagi pasukan AS serta PMC yang bertugas dalam misi “perang melawan terorisme”.
Pentagon rupanya tak hanya sekedar menyewa tenaga PMC, tetapi juga mengaturnya sehingga muncul semacam doktrin bahwa PMC memang harus ada di medan perang. Akibatnya, kehadiran PMC di lapangan, terutama yang sedang “digarap” oleh AS, terus mengalir deras. 

Jika pada 2003 di Irak hanya ada 3.000 PMC, tahun 2009, sesuai data yang dikeluarkan Departemen Pertahanan AS, jumlah personel PMC di Irak telah mengalami lonjakan yang luar biasa, yaitu sekitar 250.000 personel atau merupakan kekuatan kedua terbesar setelah pasukan reguler AS. Sementara jumlah PMC di Afghanistan juga mengalami kenaikan yang tak kalah luar biasa dibandingkan di Irak, dilaporkan oleh lembaga Congressional Research Service (CRS), jumlah personel PMC yang berada di Afghanistan mencapai 104.000 personel.
Untuk mengendalikan ratusan ribu personel PMC tersebut, masing-masing institusi tersebut memang telah berusaha membuat aturan yang harus di patuhi. Tapi karena semua personel PMC adalah mantan anggota militer yang cenderung merindukan peperangan dan di persenjatai serta selalu bekerja di bawah tekanan, mereka jadi lebih mudah menarik picu senjata untuk menembak.

Apalagi saat di tengah-tengah medan tempur, musuh justru lebih suka menyergap PMC secara tiba-tiba. Para resistan rupanya juga punya taktik khusus, lebih mudah menyergap dan membunuh personel PMC dibandingkan membunuh anggota militer reguler. Akibatnya bisnis PMC ini menjadi bisnis yang benar-benar “berdarah-darah”, baik darah yang ditumpahkan personel PMC maupun darah yang keluar dari para korbannya. Sedikitnya 1.327 personel PMC telah tewas di Irak. Namun tetap saja PMC merupakan profesi yang di buru mengingat nilai uangnya yang di hasilkan, dan juga merupakan salah satu bisnis yang menggiurkan.
(untuk mengetahui lebih jauh tentang PMC, baca juga bacaan dengan judul; Sepak terjang Tentara Bayaran).
SUMBER; Majalah berjudul; Private Military Companies – Sepak Terjang Tentara Swasta. Terbitan Angkasa Edisi Koleksi No. 66 Tahun 2010 – Private Military Contractor. Info lengkap kunjungi; www.angkasa-online.com

Sepenggal kisah pengawalan Presiden Afghanistan

.
Sebagai Presiden Afghanistan yang secara politis merupakan pemerintahan boneka AS, Hamid Karzai memiliki banyak musuh yang ingin menghabisi nyawanya. Selain pejuang Taliban yang bekerjasama dengan Al Qaeda, para panglima lokal yang berasal dari suku berbeda juga turut mengincar nyawa Presiden Karzai. System pengamanan yang ketat dan professional pun kemudian dibentuk sehingga keamanan Presiden Karzai terjamin. Pada awalnya, yang bertugas menjaga Presiden Karzai demi menjamin keamanan dan keselamatannya adalah pasukan lokal yang telah dilatih oleh Tentara AS. Pasukan pengawal lokal ini haruslah memiliki syarat mutlak, yakni satu suku dengan Presiden Karzai, yaitu suku Pashtun.

Meskipun sudah dijaga oleh pasukan pengawal yang setia dan berasal dari satu suku, Presiden Karzai toh masih merasa khawatir karena pasukan pengawalnya bisa disusupi oleh pembunuh yang berpura-pura setia sebagai pasukan pengawal presiden. Presiden Karzai lalu meminta kepada pemerintah AS untuk member jaminan keamanan yang bukan berasal dari pasukan reguler Afghanistan tapi dari pasukan AS sendiri. Permintaan Presiden Karzai langsung di tanggapi oleh militer AS dengan membentuk pengawal Joint Special Operations Command (JSOC) yang personelnya terdiri dari pasukan Anti-Teror dan berasal dari SEAL Team Six (ST6) atau lebih dikenal sebagai DEVGRU. Pasukan khusus yang sudah teruji kemampuannya itu mulai mengawal Presiden Karzai sejak 2 Juni 2002.

Teknik pengawalan SEAL yang diterapkan kepada Presiden Karzai sama dengan ketika mereka sedang mengawal para jenderal AS semasa berkunjung ke Afghanistan. Apa yang dilakukan SEAL dalam mengawal Presiden Karzai memang mengesankan sistem pengamanan yang ketat dan berwibawa. Tapi sistem pengawalan Presiden Afghanistan yang di dominasi oleh personel AS itu ternyata membuat kesal musuh-musuh Presiden Karzai. Pasukan dari suku Pashtun yang selama ini setia mengawal Presiden Karzai turut tersinggung. Rakyat Afghanistan dari suku-suku non Pashtun yang selama ini bertempur berdasar keyakinan jihad mereka merasa diremehkan. Akibatnya mereka justru lebih bergairah untuk melancarkan serangan sekaligus membuktikan bahwa pengawalan yang dilaksanakan oleh SEAL bisa dibobol.

Upaya untuk membunuh Presiden Karzai pun mulai dilancarkan. Pada September 2002, Karzai yang dikawal oleh SEAL menghadiri acara pernikahan adik bungsunya di kawasan yang terkenal rawan, yaitu di Kandahar. Tiba di rumah adiknya, lokasi sekitar sudah disterilkan oleh pasukan pengawal presiden lokal baik yang berseragam maupun yang berpakaian preman. Hadir pula dalam acara pernikahan itu gubernur setempat Gubernur Gul Sherzai yang kemudian mendampingi presiden Karzai. Setelah acara usai di bawah penjagaan ketat pasukan pengawal,Karzai bersama gubernur Sherzai meninggalkan lokasi dengan berjalan kaki untuk selanjutnya menaiki mobil SUV buatan AS.

Tiba-tiba salah satu pengawal berpakaian preman mencabut pistol Makarov kaliber 9mm berpeluru 18 butir, dan menembakkan kearah Presiden Karzai. Sekitar delapan letusan tembakan terdengar sehingga membuat para pengawal SEAL langsung bereaksi. Penembak yang kemudian diketahui merupakan rekrutmen baru itu, dicoba dilumpuhkan oleh penjaga took yang masih berusia 23 tahun dengan dibantu oleh seorang pemuda lainnya. Melihat pergumulan dan mengetahui asal tembakan dari arah ketiga orang itu, SEAL yang terlatih membunuh dalam pertempuran jarak dekat langsung memuntahkan peluru M4 ke arah mereka hingga ketiganya tewas. Presiden Karzai selamat dari upaya percobaan pembunuhan itu, akan tetapi tewasnya dua pemuda tak bersalah akibat tembakan SEAL mengguncang seluruh negeri. Apalagi tindakan kedua pemuda itu justru ingin melumpuhkan penembak Presiden Karzai.

Pengawal Karzai
Selama dua bulan bertugas di Kabul (Juli-Agustus 2002), Craige berhasil menghimpun tenaga PMC (Private Military Companies) atau disebut sebagai Dog of War (Tentara bayaran) sebanyak 39 personel yang kemudian bertugas sebagai pengawal pribadi Presiden Karzai. Pasukan pengawal Presiden Karzai yang kali ini dipimpin oleh Craig masih didominasi oleh mantan anggota SEAL sebanyak 70% dan sisanya terdiri dari mantan anggota pasukan khusus (Special Forces) serta sejumlah veteran polisi. Biaya yang dikeluarkan Presiden Karzai untuk menyewa PMC dari DynCorp cukup besar; sekitar 50 juta dollar AS.

Tantangan PMC yang bertugas menjaga keamanan dan keselamatan Presiden Karzai kian berat. Apalagi ancaman yang dihadapi sangat beragam mulai dari sniper, bom mobil, bom berpengendali jarak jauh, hingga rudal. Setiap Presiden Karzai keluar dari Istana Presiden, ancaman maut siap menghadang. Semua kendaraan yang bergerak merupakan ancaman bom mobil. Demikian pula setiap sudut jalan, bisa-bisa sudah disusupi penembak mahir yang mengancam. Akibat kondisi keselamatan yang begitu terancam. Presiden Karzai sampai menderita Paranoid.

Super Ketat
.
Karena selalu dijaga superketat dalam setiap pertemuan yang melibatkan orang-orang penting, para pengawal yang berada di sekelilingnya juga turut mendengar pembicaraan Presiden Karzai, termasuk yang bersifat rahasia. Selama berkuasa, Presiden Karzai paling tidak telah bertemu dengan upaya percobaan pembunuhan. Yang pertama, yaitu terjadi pada 5 September 2002 yang mengakibatkan 3 orang tewas, 1 personel Special Forces terluka, dan Gubernur Gul Agha terluka parah. Upaya pembunuhan kedua terjadi pada 16 September 2004, saat Presiden Karzai menumpang Helikopter menuju kawasan konflik Gardez yang lokasinya dekat perbatasan Afghanistan-Pakistan.

Guna keperluan kampanye politik ke Gardez itu, kekuatan udara yang dikerahkan terdiri dari dua Chinook dan dua Apache. Presiden Karzai yang menumpang salah satu Chinook yang dikawal oleh PMC yang dipimpin sendiri oleh Craig. Saat konvoi helikopter Karzai mendekati Gardez, Craig menyapukan pandangannya ke bawah dan melihat penduduk Gardez berduyun-duyun keluar dari rumah mereka. Craig segera menelepon para pengawal yang berada di Gardez untuk menyiapkan para sniper. Chinook pertama yang mengangkut sejumlah wartawan mendarat sementara Heli Chinook yang ditumpangi Presiden Karzai mulai melakukan persiapan mendarat. Dua Apache yang bertugas mengawal terbang di samping kiri dan kanan Chinook dan kedua pilotnya bersiaga penuh. Saat Heli Presiden Karzai bersiap mendarat, para pengawal di bawah segera menyiapkan mobil penjemput dan membentuk formasi pengamanan diamond.

Situasi sangat tegang karena penduduk yang berkerumun makin banyak dan mulai tak terkendali apalagi mulai tampak senapan AK-47 diacung-acungkan ke udara oleh sejumlah warga. Tiba-tiba sebuah roket melesat di atas Chinook dan membuat semua penumpangnya panik. Pilot Chinook dan dua pilot Apache segera melakukan maneuver menghindar. Terdengar rentetan tembakan di bawah dan tembakan itu ternyata ditujukan kepada mobil penjemput Presiden Karzai. Craig yang mendapat laporan bahwa roket yang ditembakkan kemungkinan rudal SAM, yakin tak akan bisa lolos dan ia hanya bisa memerintahkan semua penumpang Heli termasuk presiden Karzai segera memasang sabuk pengaman dan bersiap menghadapi benturan dari sergapan roket. Namun, lesatan roket ternyata tidak mengenai sasaran dan semua Heli berhasil selamat di Gardez. Tapi penyerang yang nyaris menewaskan Presiden Karzai dan sejumlah personel PMC berhasil lolos dari kejaran pasukan pengawal.

Upaya pembunuhan ketiga berlangsung pada 10 Juni 2007, ketika rombongan Presiden Karzai ke kota tua Ghazni. Pada kesempatan itu Presiden Karzai berpidato dihadapan para sesepuh kota Ghazni. Belum usai Karzai berpidato, puluhan roket yang di tembakkan Taliban beterbangan di seputar lokasi acara dan jatuh meledak. Sebuah roket yang jatuh, meledak sekitar 200 meter dari podium tempat presiden Karzai berpidato. Meskipun situasi hiruk-pikuk dan massa yang berkumpul berlarian tak karuan menghindari ledakan roket, Presiden Karzai baru diamankan PMC setelah usai berpidato. Sekali lagi, Karzai lolos dari upaya pembunuhan yang dilakukan dengan persenjataan yang diluncurkan dari jarak jauh.
.
.
Pada 27 April 2008, presiden Karzai kembali mendapat serangan mematikan saat menghadiri acara parade militer di pusat kota Kabul. Pada acara itu, mimbar tempat duduk Presiden Karzai beserta para petinggi Afghanistan berikut para diplomat asing dan pejabat lain yang hadir, dihujani tembakan senjata otomatis dan RPG oleh para pejuang Taliban yang berhasil menyusup ke lokasi acara parade. 

Tembakan gencar dari Taliban dib alas oleh pasukan pengawal Presiden sehingga menimbulkan baku tembak sengit dan jatuhnya korban akibat peluru nyasar. Acara parade pun kacau-balau dan Presiden Karzai yang terluka sekali lagi berhasil diselamatkan oleh para pengawalnya yang mayoritas terdiri dari PMC. Akibat serangan itu 3 orang warga sipil yang terdiri dari anggota parlemen, seorang anak perempuan berumur 10 tahun, dan seorang kepala suku tewas serta 10 orang lainnya terluka. Yang pasti, kendati sering lolos dari upaya percobaan pembunuhan, Hamid Karzai tetap merasa selalu khawatir akan keselamatannya dan makin banyak membutuhkan para pengawal PMC.
.
.
.
–          PMC; Private Military Companies / Perusahaan Militer Swasta. Sebutan lain; Mercenary. Dog of War (Tentara Bayaran). Shadow Company (Perusahaan gelap/terselubung), Freedom Fighter (Petarung bebas), Freelance Soldiers.
–          RPG; sejenis senjata pelontar mortir, mirip Bazooka. Senjata berat, (yang harus ditenteng di pundak saat menembak).
–          SEAL; pasukan khusus AS

Operasi perburuan Osama bin Laden

OPERASI INTELIJEN;  MEMBURU OSAMA BIN LADEN
.
 
.
.
Tulisan ini disadur dari; Majalah Angkasa Edisi Koleksi. Dengan judul “The World’s Most Shocking COVERT OPERATIONS. Delapan operasi terselubung paling menggegerkan”. Angkasa Edisi Koleksi no.75 2011. Edisi bulan September 2011.
.
.
Presiden Barack Obama bersama pejabat tinggi AS lainnya menyaksikan langsung penyerbuan Osama bin Laden
.
.
Andai saja Osama mengikuti perkembangan tentang rilis-rilis WikiLeaks yang berisi dokumen pemerintah AS serta membacanya dengan seksama, mungkin Osama bisa mengetahui bahwa AS sudah mulai mengetahui tempat persembunyiannya di Abottabad, Pakistan. Itulah bocoran mengejutkan yang dirilis beberapa hari sebelum Obama memerintahkan serbuan helikopter yang membawa malapetaka bagi pimpinan tertinggi Al-Qaeda, Osama bin Laden.

Osama bin Laden tewas setelah diterjang peluru di kepala dan dadanya pada 2 Mei 2011, sekitar pukul 01.00 waktu Pakistan. Penyerbuan itu memakan waktu 40 menit lamanya, yang dilakukan oleh kelompok tentara elit Amerika Serikat. Operasi penyerbuan dengan sandi ‘Neptune Spear’ ini dilancarkan di rumah persembunyian Osama di Bilal Town, Abbottabad, Pakistan. Karena itu operasi ini juga dikenal dengan sebutan ‘Abbottabad Operation’.

Operasi Neptune Spear diperintahkan langsung oleh Barrack Obama dan dilaksanakan oleh para personel elit US Navy SEAL dari NAVAL Special Warfare Development Group (DEVGRU), kelompok unit elit tersebut dikenal juga sebagai ‘SEAL Team Six’, dibawah kendali komando Joint Special Operation Command yang digabungkan dengan operasi rahasia CIA. Tim ini dikirim melintasi perbatasan Afghanistan-Pakistan untuk melancarkan operasi rahasia.
.
.
Sebelum operasi untuk melancarkan penyerbuan terhadap Osama dilakukan, Intelijen AS sudah menjalankan aksi pengintaian dan perburuan Osama dari jauh-jauh hari sebelumnya. Kemudian lokasi tempat persembunyian Osama bin Laden diketahui dan terlacak melalui salah satu kurirnya. Sementara itu, Osama betul-betul yakin bahwa keberadaannya tidak tercium oleh Amerika. Keyakinan ini beralasan, karena Osama menutupi jejak keberadaannya dari dunia luar, dan dari siapapun termasuk dari kelompok Al-Qaeda itu sendiri dan para pimpinan-pimpinan Al-Qaeda.
Di sisi lain, Amerika sepertinya memang tak mau melepaskan begitu saja Osama tanpa terdeteksi. Bahkan sebulan sebelum pemilihan presiden AS tahun 2008, Obama sudah mengungkapkan kesungguhannya untuk memburu Osama. 

Saat itu, Presiden Obama yang masih menjabat sebagai senator dari illinois tengah mengikuti debat calon presiden berhadapan dengan John McCain, di Belmont University, Nashville. Salah seorang hadirin kemudian bertanya apakah ia akan memburu pimpinan tertinggi Al-Qaeda di Pakistan, meskipun itu berarti menginvasi negara lain?. Jawab Obama; “Jika kita menemukan Osama bin Laden dan pemerintah Pakistan tidak sanggup, atau tidak mau menangkapnya, maka saya kira kita harus bertindak dan melakukannya. Kita akan membunuh Osama. Kita akan menghancurkan Al-Qaeda. Itu harus menjadi prioritas utama dalam skala nasional.”

Kesungguhan AS dalam memburu Osama dibuktikan dengan dikerahkannya kekuatan Intelijen profesional; seperti CIA. Identifikasi kurir Al-Qaeda merupakan langkah awal bagi CIA untuk melakukan interogasi di markas rahasia CIA dan kamp. Pengasingan Guantanamo Bay. Tahun 2002, penginterogasi mendengar klaim yang tidak bisa dipastikan mengenai kurir Al-Qaeda dengan nama julukan Abu Ahmed al-Kuwaiti (kadang disebut juga Sheikh Abu Ahmed of Kuwait). Dalam mengorek Informasi dari berbagai sumber di Guantanamo dengan cara menjalankan taktik interogasi, CIA sempat mendapatkan satu nama; Maulwai Abd. Al-Khaliq Jan, yang disebut-sebut sebagai kurir Osama. Namun CIA tidak lantas percaya bagitu saja.
Tahun 2007 pejabat berwenang mengetahui nama al-Kuwait yang asli. Namun mereka tidak mengungkapkan nama tersebut maupun cara bagaimana mereka mengetahuinya. Agustus 2010, penyadapan terhadap tersangka lain mendapatkan pembicaraan dengan al-Kuwaiti. Agen CIA menemukan al-Kuwaiti lalu membuntutinya hingga ke kompleks Osama di Pakistan. Kelak, al-Kuwaiti bersama saudara laki-lakinya terbunuh bersama dengan Osama dalam serbuan yang dilancarkan pada 2 Mei 2011.
Tak mau sasarannya lolos, operasi rahasia pengintaian dan pengumpulan data Intelijen pun segera dilaksanakan. Yang terlibat dalam operasi rahasia ini diantaranya adalah; CIA, National Security Agency (NSA), dan National Geospatial-Intelligence Agency) NGA. Menggunakan foto citra satelit dan laporan Intelijen, CIA melakukan identifikasi dan menentukan identitas penghuni rumah dan kemana kurir itu akan pergi.
Pada September 2010, CIA mengetahui dan menyimpulkan bahwa kompleks tersebut dibangun khusus untuk menyembunyikan seseorang yang sangat penting. Dan bahwa kemungkinan besar itu adalah tempat persembunyian Osama. Dugaan resmi menyatakan bahwa ia tinggal di kompleks tersebut bersama dengan istri mudanya.
Dari citra foto satelit, Waziristan Haveli tidak ada di tahun 2001, namun muncul di gambar yang diambil pada 2005. Untuk menghasilkan foto detail empat dimensi dari kompleks Osama, US National Counter-terrorism Center menggunakan drone-derived Intelligence.
.
Peta yang didapat kemudian digunakan untuk 
menciptakan model kompleks yang kelak digunakan 
untuk latihan tim operasi khusus.
.
Selain melakukan uji data Intelijen, Amerika Serikat bahkan sempat melakukan progam imunisasi di wilayah Waziristan Haveli untuk memastikan bahwa Osama tinggal disana. Program ini sesungguhnya merupakan rangkaian dari operasi terselubung yang dilancarkan AS. Untuk mendapatkan sampel DNA dari anak-anak yang tinggal di kawasan Waziristan Haveli, yang dicurigai sebagai anak dari Osama bin Laden. Namun kenyataannya tidak berhasil, tidak ada satu pun yang berhasil “dipancing” untuk melakukan imunisasi.
Pada 29 April 2011, pukul 08.20 pagi. Presiden Obama memberi arahan kepada penasehat John Brennan, Thomas E. Donilon, dan penasehat keamanan lainnya di Diplomatic Reception Room dan memberi perintah final untuk menyerbu kompleks Abbottabad, Pakistan.
Sebuah spekulasi menyebutkan bahwa penyerbuan ke Abbottabad dipercepat untuk berjaga-jaga. Alasannya, nama Maulawi Abd al-Khaliq Jan yang sempat diungkap oleh Abu Faraj al-Libi sebagai kurir Osama ini muncul dalam evaluasi tahanan JTF-GTMO (Joint Task Force Guantanamo) Abu Faraj al-Libi. Dan seperti biasa, bocoran ini dirilis oleh WikiLeaks pada tanggal 24 April 2011.
Meski sudah mendesak, namun penyerbuan itu terpaksa ditunda dan dilaksanakan esok hari karena cuaca yang tidak bersahabat. Setelah Presiden Osama memerintahkan untuk membunuh atau menangkap Osama bin Laden, Panetta memberi perintah untuk meneruskan rencana pada tengah hari 1 Mei.
Operasi penyerbuan dilaksanakan oleh SEAL Team Six dengan helikopter dari 160th Special Operations Aviation Regiment (SOAR), sebuah unit Airbone AD AS. Operasi penyerbuan ini dirancang sedemikian rupa untuk meminimalisasi dampak yang tidak perlu dan resiko terhadap individu yang tidak mengancam didalam kompleks, termasuk terhadap warga sipil Pakistan di lokasi sekitar kompleks. Menurut pernyataan Panetta, 25 Personel elite Navy SEAL terlibat didalam penyerbuan. Tim elite Angkatan Laut AS ini didukung oleh seekor anjing pengendus bom.
.
Pasukan elite AS- US Navy Seal
.
.
Night Stalkers- sebutan untuk SOAR- menyediakan 2 helikopter Black Hawk yang dimodifikasi dan 2 Chinooks sebagai cadangan. Pesawat lain yang kabarnya ikut memberi dukungan termasuuk jet tempur dan drones. Penyerbuan dilakukan saat sinar bulan tak terlalu terang sehingga helikopter dapat masuk Pakistan dengan posisi sangat rendah dan tanpa terdeteksi. Pada malam hari tanggal 2 Mei, dua helikopter Black Hawk lepas landas dari Afghanistan (kemungkinan dari daerah Bagram atau Jalalabad) menuju Abbottabad.
Sementara itu, pagi hari pada 1 mei (waktu Washington), pejabat tinggi Gedung Putih membatalkan jadwal kunjungan, memesan makanan dan mengubah kondisi ruangan menjadi tempat pertemuan. Tepat pukul 11, penasehat-penasehat utama Presiden Obama mulai berkumpul mengelilingi meja konferensi. Mereka semua siap menyaksikan siaran langsung video penyerbuan terhadap Osama bin Laden, video penyerbuan itu terhubung langsung ke Panetta di markas besar CIA, dan McRaven di Afghanistan.
Begitu penyerbuan dimulai, ada kemungkinan militer Pakistan melacak jet tempur mereka namun tidak ikut campur dalam operasi penyerbuan. Kabarnya, Pakistan diberitahu oleh AS tentang penyerbuan tersebut pada saat penyerbuan dimulai, namun diminta untuk tidak ikut campur.
SEAL Team Six
.
Begitu berada pada posisi, personel elite Team Six meluncur dengan cepat menggunakan tali (rappelling) dari Black Hawks. Setelah tim berada di darat, salah satu helikopter mengalami stall akibat terkena vortex yang dihasilkan oleh wash propelernya sendiri terhadap dinding kompleks yang tinggi. Akibatnya, heli terpaksa mendarat darurat.
Walaupun pendaratan diupayakan di luar komples, namun ternyata heli tersebut jatuh terguling ke bagian dalam kompleks. Dari foto yang beredar, setelah penyerbuan usai, sisa-sisa heli Black Hawk yang terjatuh itu sudah dimodifikasi demikian rupa dan dilengkapi dengan fitur stealth dan cat penyerap gelombang radar.
Sekitar pukul 1.00 pagi waktu setempat, Team Six berhasil mendobrak dinding kompleks menggunakan peledak dan melakukan penyerbuan bersamaan dengan tembakan dari penghuni didalam kompleks. Team Six berhasil melumpuhkan dua penjaga yang diduga adalah sang kurir dan saudara laki-lakinya. Team Six kemudian mengamankan bangunan-bangunan kompleks, termasuk bangunan utama, ruang demi ruang.
.
.
Baku tembak terjadi di lantai satu bangunan utama, serta lantai 2 dan 3 dimana bin Laden tinggal bersama keluarganya. Kedua lantai tersebut merupakan bagian terakhir dari kompleks yang diamankan. Personel keamanan di kompleks ditangkap oleh SEAL, termasuk sejumlah perempuan dan anak-anak. Mereka lalu diikat dengan pengikat plastik dan dibiarkan di tempat hingga penyerbuan usai, baru kemudian mereka dibawa keluar.
Team Six berhadapan dengan Osama di lantai 3, Osama digambarkan mengenakan pakaian gamis khas Pakistan. Menurut pejabat tinggi AS, Osama melakukan perlawanan. Paling tidak dua peluru merobohkan Osama bin laden, satu peluru menembus sisi kiri kepalanya dan satunya lagi kemungkinan di bagian kepala atau dadanya.
Sementara jasad Osama bin Laden dibawa oleh Pasukan AS, keempat jasad lainnya ditinggalkan di kompleks. Jumlah maupun identitas pasti dari penghuni kompleks tak jelas. Beberapa diantaranya merupakan anggota keluarga Osama. Termasuk kemungkinan istri keempatnya dan anak perempuan mereka.
Penyerbuan yang semula dilancarkan dalam waktu 30 menit, akhirnya tuntas dalam waktu 40 menit. Dalam operasi penyerbuan tersebut, Team Six juga melucuti dan menyita hard drive computer, dokumen-dokumen, DVD, USB, dan peralatan elektronik lainnya yang kemudian akan diperiksa.
Karena rusak dan tidak dapat dipakai terbang lagi, heli yang melakukan pendaratan darurat terpaksa ditinggalkan setelah perangkat-perangkat pentingnya dirusak dan diledakkan. Sebagai gantinya, satu heli Chinook yang sebelumnya telah bersiap di udara siap memberi dukungan, dan dengan segera menyusul ke lokasi.
.
Heli yang jatuh yang ditemukan warga disekitar lokasi kejadian
.
.
Setelah operasi, 2 helikopter terbang ke Laut Arab Utara dan mendarat di atas kapal induk USS Carl Vinson. Pimpinan militer Pakistan dan Intelijen Pakistan diberi tahu mengenai operasi rahasia tersebut tak lama setelah helikopter-helikopter AS keluar dari Abbottabad.
Beberapa bulan berselang, banyak media menyebut bahwa operasi Abbottabad sebagai operasi yang sekelas dengan Operation Eagle Claw dan insiden “Black Hawk Down”. Akan tetapi hal ini disanggah oleh pejabat resmi militer dari Departemen Pertahanan AS. Kalau mau disamakan sebagai “Operasi Terminasi” Osama, menurut yang bersangkutan, misi tersebut hanyalah satu dari sekian ribu misi rutin yang dilaksanakan AS dalam beberapa tahun terakhir.
.
 
Kerumunan warga Pakistan yang ingin melihat lokasi kejadian usai tewasnya Osama
.
Operasi Neptune Spear jelas hanya satu dari sekian banyak operasi rahasia yang dilakukan AS. Meski hasilnya diumumkan secara resmi, pada akhirnya, selayaknya operasi rahasia, banyak detail dari operasi yang hanya bisa diduga-duga akurasi nya oleh publik.

BLACK SEPTEMBER

MEMBURU PELAKU BLACK SEPTEMBER
.
 
Kelompok teroris Black September
.
Tulisan ini disadur dari; Majalah Angkasa Edisi Koleksi. Dengan judul “The World’s Most Shocking COVERT OPERATIONS. Delapan operasi terselubung paling menggegerkan”. Angkasa Edisi Koleksi no.75 2011. Edisi bulan September 2011.
.
Ketika pejuang Palestina makin kesulitan melancarkan aksi serangan teror terhadap pesawat-pesawat komersial Israel karena penjagaan yang sangat ketat, mereka mulai menyasar target di luar Israel. Salah satu organisasi kelompok teroris Palestina yang paling gencar menyerang Israel adalah Black September. Organisasi ini adalah organisasi teroris yang tidak disetujui lagi operasinya oleh Organisasi Pembebasan Palestina (PLO), karena pergerakan mereka terlalu berani dan terlalu kejam. Akibatnya malah merugikan Palestina sendiri, yang sedang memperjuangkan kemerdekaan nya. Meskipun telah di diskualifikasi dari PLO, Black September ternyata kerap melakukan aksi teror mereka.

Tindakan yang membuat rakyat Palestina dan dunia Arab berang adalah ketika Front Rakyat untuk Pembebasan Palestina (PFLP) melancarkan pembajakan pesawat secara besar-besaran pada September 1970. PFLP yang dipimpin oleh George Habash pada 10 September berhasil membajak 3 pesawat sekaligus, pesawat tersebut sedang melakukan penerbangan di sebelah utara Aman, ibukota Yordania. Uniknya pesawat-pesawat komersial yang dibajak bukan pesawat Israel, melainkan pesawat Boeing B747 Pan American Penerbangan 93 (Brusel – New York). Boeing B707 TWA Penerbangan 741 (Frankfurt – New York), dan DC-8 Swissair penerbangan 100 (Zurich – New York). Ketiga pesawat yang dibajak tersebut, dengan total penumpang 400 orang, kemudian dipaksa mendarat di Zarka, Yordania. Dan langsung ditawan oleh puluhan teroris bersenjata. Lantaran tidak ada satu pun penumpang warga negara Israel di pesawat-pesawat tersebut, teroris PFLP meminta agar semua rekan-rekannya yang sedang ditahan di penjara Israel untuk dibebaskan.
.
Jenis pesawat AS yang dibajak- B747 Pan American
.
Akibat ulah pembajakan oleh PFLP yang merupakan aksi terbesar dan menggemparkan dunia. Bukan hanya Israel yang dibuat berang, tapi dunia Internasional juga sangat marah dan mengutuk aksi pembajakan tersebut. 400 orang penumpang yang berada didalam pesawat-pesawat tersebut diancam akan diledakkan jika permintaan PFLP atas pembebasan rekan-rekannya tidak dipenuhi. Aksi ini jelas merupakan tindakan kejam yang tidak bisa diterima akal sehat. Selain bermaksud untuk membebaskan rekan-rekannya, mereka juga berniat untuk memanfaatkan AS, Inggris, dan Swiss, sebagai negara yang secara politik bisa menekan Israel. Militer Israel sebenarnya sudah tidak sabar lagi untuk melaksanakan operasi guna membebaskan para sandera yang ditawan. Namun Menteri Pertahanan Israel, Moshe Dayan ternyata lebih memilih menggunakan cara damai daripada menggunakan cara militer yang diyakininya merupakan langkah yang tepat dan lebih aman untuk dilakukan.


 Peristiwa saat pembajakan pesawat yg dilakukan oleh kelompok teroris Black September
.
.
Cara yang ditempuh militer Israel adalah menahan sekitar 450 orang Palestina yang memiliki hubungan kerabat dengan kelompok teroris PFLP. Operasi penahanan berlangsung semalam itu ditujukan untuk mengancam balik para pembajak. Jika mereka melukai para sandera, sanak saudara para teroris yang saat itu berada dalam tahanan Israel akan terancam. Pembajak akhirnya membebaskan semua sandera yang berada di dalam pesawat, namun sebelum mereka pergi, mereka membakar 3 pesawat. Aksi pembakaran pesawat itu jelas membuat penguasa Yordania, Raja Hussein murka karena kelompok PFLP telah melakukan tindakan semau mereka di negeri orang. Raja Hussein yang merasa dilecehkan lalu memerintahkan Pasukannya, Legiun Arab, untuk mengusir dan membunuh orang-orang Palestina yang bermukim di perkampungan Yordania. Tindakan kejam legiun Arab terhadap warga negara Palestina pada 15 September ternyata memunculkan dendam baru. Beberapa Orang Palestina yang berhasil meloloskan diri dari kejaran kelompok legiun Arab, melarikan diri ke Suriah, Lebanon, kemudian berhasil membentuk kelompok baru yang mereka namakan Black September. Sebagai organisasi teroris yang kemudian berhasil membangun jaringan Internasional, Black September pun terus menggalang kemampuan untuk melancarkan serangan teror terhadap musuh abadinya, Israel.
.
.
MUNICH MASSACRE
.
Dua tahun berselang, Black September kembali melancarkan aksi besar-besaran mereka dengan sasaran orang-orang Israel. Pada 5 September 1972, tujuh orang anggota Black September meloncati pagar keamanan di perkampungan atlet olimpiade di Munich, Jerman. Ketujuh anggota tersebut melengkapi diri dengan senjata AKM, Pistol Tokarev, dan beberapa granat tangan. Dengan gerakan mereka yang sangat terlatih, mereka bergerak menuju gang bernama Konnollystrasse 31. Yaitu tempat dimana para atlet olimpiade Israel menginap. Setelah menguasai gedung mereka dengan cepat menyergap atlet-atlet Israel. Setelah melalui perlawanan singkat, 2 atlet Israel terbunuh, 11 atlet Israel berhasil di sandera, dan beberapa di antaranya berhasil melarikan diri. Black September langsung mengumumkan tuntutannya yang sebenarnya sangatlah klasik. Mereka meminta agar Israel membebaskan 234 anggota Black September yang ditahan. Tak hanya menuntut Israel, mereka juga meminta kepada Pemerintah Jerman agar membebaskan rekan teroris profesional mereka, yakni; Ulrike Meinhof dan Andreas Baader, untuk segera dibebaskan dari penjara Jerman. Mereka juga meminta pesawat, yang akan mereka gunakan untuk kabur melarikan diri dari Jerman.

 Kelompok teroris Black September- saat melakukan aksinya
.
Berita penyanderaan di Munich oleh kelompok Black September itu langsung mengguncang Israel karena Mossad sudah menduga aksi serangan teroris terhadap kontingen Israel sangat mungkin terjadi. Semula Mossad bahkan sudah mempersiapkan pengawalan khusus sekaligus mempersenjatai para atlet Israel. Namun karena Pemerintah Jerman menjamin keamanan untuk semua atlet, meskipun sangat kesal, Mossad kemudian membatalkan rencananya untuk mengawal dan mempersenjatai mereka. Kini Israel meresa kesulitan karena aparat keamanan Jerman yang dianggap kurang pengalaman berniat membebaskan para sandera melalui tindakan militer.
.
 Aparat keamanan Jerman yang berusaha membebaskan para sandera
.
Setelah melalui perundingan yang melelahkan dan tak kunjung mencapai kesepakatan. Pemerintah Jerman akhirnya sepakat untuk mengeluarkan anggota Black September dan tawanan nya yang disandera untuk keluar dari Jerman. Para teroris dan sandera yang ditawan lalu dibawa menuju pangkalan udara militer di Munich menggunakan 2 helikopter. Setibanya di pangkalan udara Munich, mereka sudah ditunggu pesawat Lufthansa yang tampaknya dipersiapkan untuk mengangkut anggota Black September untuk keluar dari Jerman.
.
.
OPERASI YANG GAGAL
Pesawat Lufthansa yang sudah dipersiapkan untuk mereka, sebenarnya didalamnya terdapat para personil keamanan Jerman yang siap melumpuhkan para teroris dan sekaligus melakukan penyelamatan terhadap para sandera yang ditawan. Sementara itu di sudut-sudut pangkalan udara telah bersiaga beberapa orang penembak jitu yang telah bersiaga dan siap untuk melumpuhkan para pembajak. Setelah helikopter mendarat di pangkalan, 4 anggota Black September langsung bergerak menuju pesawat Lufthansa. Sementara anggota Black September lainnya dan para sandera tetap berada di dalam helikopter dengan keadaan mesin yang masih menyala.
Bergeraknya empat anggota teroris tersebut menuju Lufthansa sama sekali di luar dugaan. Aparat kepolisian dan militer Jerman yang masih belum berpengalaman dalam melaksanakan operasi semacam ini kemudian menjadi panik dan kurang kordinasi. Penembak jitu yang telah bersiaga di sudut-sudut pangkalan segera melepaskan tembakan, tetapi karena kurang profesional akhirnya tembakan pun meleset dan kemudian keempat anggota teroris tersebut membalas tembakan dan sempat terjadi baku tembak. Keempat teroris tersebut akhirnya berhasil dirobohkan setelah ditembaki dari berbagai arah.

Sementara itu, keempat anggota Black September lainnya yang berada di helikopter tidak panik setelah rekan-rekan mereka dilumpuhkan dari berbagai arah. Mereka lalu melompat keluar dari helikopter dan dengan sigap menghancurkan dua helikopter yang berisi para sandera dengan lemparan granat tangan mereka. Helikopter pun meledak dan menewaskan semua sandera yang berada didalamnya. Operasi yang dilakukan aparat keamanan Jerman akhirnya gagal total. Selain semua sandera dan empat anggota teroris tewas, satu personel kepolisian Jerman juga tewas. Namun pihak yang paling malu dan terpukul atas peristiwa ini adalah kepala Mossad, Zwi Zamir. Apalagi saat operasi penyelamatan sandera dilakukan, tak ada satu pun agen Mossad yang terlibat di dalam operasi. Ketika Zwi Zamir tiba di lokasi, semua sudah terlambat, dan yang bisa disaksikannya adalah sisa-sisa pertempuran sengit yang berakibat pada tewasnya semua atlet Israel.

Kopassus (Sat 81 Gultor)

Kopassus Indonesia
.
.
.
Kopassus (singkatan dari; Komando Pasukan Khusus), adalah Pasukan Khusus yang menjalankan misi rahasia dan operasi Intelijen untuk Pemerintah Republik Indonesia, seperti; Aksi langsung di lapangan, Perang luar biasa, sabotase, membasmi aksi-aksi pemberontakan, Penanganan Anti-Terorisme, dan pengumpulan informasi Intelijen. Kopassus dibentuk Tahun 1952. dan langsung menarik perhatian dunia setelah sukses melaksanakan operasi pembebasan sandera atas pembajakan pesawat Garuda Penerbangan 206.
 Tidak butuh waktu lama, Pasukan Elite ini dengan cepat menyebarkan kampanye militer mereka; menumpaskan para komunis pada akhir tahun 1950-an, kampanye militer di Papua Barat pada Tahun 1965, konfrontasi dengan malaysia dari tahun 1962-1966, pembunuhan massal komunis di Tahun 1965, Invasi di Timor Timur Tahun 1975, dan menyusul kampanye militer mereka, untuk menumpas kelompok-kelompok separatis di wilayah kedaulatan Indonesia.
.
.
.
Fungsi Utama Kopassus;
  • Penanganan Aksi Terorisme
  • Sabotase
  • Pembebasan sandera
  • Membasmi pergerakan kelompok Separatis
  • Pengumpulan Informasi Intelijen
.
.
.
Pada 15 April 1952, Kolonel Alexander Evert Kawilarang meletakkan dasar-dasar untuk Kesatuan Komando Tentara Territorium III/Siliwangi, sebelum diubah namanya menjadi Kopassus. Daya gerak untuk membangun pengembangan Pasukan Khusus ini adalah, pengalaman ketika menghadapi perlawanan RMS (Republik Maluku Selatan) atau Republic of the South Moluccas. Yang berkomplot dan didukung oleh dua kompeni dari KST (Dutch Korps Speciale Tropen). Indonesia sangat terkejut dan kesulitan dalam menghadapi kemampuan sniper dari KST. Yang mana waktu itu Indonesia belum memiliki senjata sniper tersebut. Lalu mereka berencana untuk membangun Pasukan yang serupa untuk Indonesia. Bagaimanapun, pada waktu itu, tidak ada komandan Militer Indonesia yang memiliki kemampuan yang memadai ataupun pengalamanan yang tinggi dalam operasi khusus. Letnan Kolonel Slamet Riyadi tidak akan lagi melihat mimpinya untuk membentuk unit Pasukan Khusus setelah kematiannya dalam pertempuran dengan kelompok separatis RMS.
Tak lama setelah itu, Kolonel Kawilarang dengan menggunakan Intelijen Militer dan bertemu dengan Mayor Rokus Bernardus Visser – mantan anggota Ducth Special Forces, setelah terjalin perdamaian pada saat pembentukan Negara Indonesia Yang baru merdeka. Ia menetap di Jawa Barat, dan menikahi perempuan Indonesia, dan dikenal sebagai Mohamad Idjon Djanbi. Dia adalah yang pertama dalam perekrutan untuk Pasukan Khusus Indonesia. Setelah itu, unit tersebut kemudian menjadi Kopassus, yang diadopsi oleh kesamaan Baret Merah (Red Beret) milik the Dutch Special Forces.
Singkat kata, dengan Terbentuknya Kopassus saat ini. Banyak memberikan dukungan keamanan atau back-up untuk wilayah kedaulatan Republik Indonesia hingga sekarang. Kopassus beroperasi secara rahasia dan tidak terdeteksi, yang tersebar di berbagai pelosok-pelosok wilayah di Nusantara. Mereka melakukan serangkaian aksi-aksi pembunuhan untuk kepentingan Negara dalam hal memerangi kelompok-kelompok pemberontak Negara. Dan melakukan misi lainnya seperti; penanganan Anti-Terorisme dan pengumpulan Informasi Intelijen, dan hal-hal terkait dengan wilayah kemananan dan kedaulatan Indonesia.
.
.
.
.
Kemenangan Pasukan terletak pada Pasukan Elite, keberaniannya terletak pada Komando, kecakapannya terletak pada penyusunan strategi dan semangat.. dan tindakan yang merugikan orang lain terletak pada pertempurannya yang berulang-ulang.”
  • Sun Tzu dalam The Lost Art of War (1996 terjemahan Indonesia)
Artinya adalah, sehebat apapun sebuah pasukan kalau terus menerus harus berada di medan perang yang sama, pastilah akan mengalami kerugian. Menurut Sun Tzu II, kalaupun menang tentulah ditebus dengan kerugian yang amat perih. Kuncinya adalah, para jenderal yang mengirim serdadu ke medan perang haruslah memperhitungkan kelelahan fisik dan mental yang akan melanda pasukan. Mencapai batas maksimum ketahanan manusia, itulah yang ingin dikejar di pendidikan-pendidikan prajurit komando. Prajurit ditempa dan dibina dengan sangat keras sampai ia merasakan kesakitan yang tidak pernah terbayangkan olehnya. Ada pihak menyebutnya tidak manusiawi. Tapi apakah perlakuan yang akan diterima seandainya ia tertangkap musuh akan lebih manusiawi? Tentu jika Prajurit yang tertangkap oleh musuh dan ditawan. Dia akan disiksa lebih keras dan diinterogasi lebih kejam daripada yang pernah dibayangkan. Tidak hanya dilatih menghadapi siksaan musuh, juga Prajurit harus mampu bertahan dalam pertempuran yang panjang dan melelahkan.
Jika masuk Pendidikan untuk masuk Tentara saja sangat sulit dengan binaan yang sangat kejam dan melelahkan, lebih sulit dibandingkan dengan masuk Pendidikan Polisi. Maka, tentu untuk menjadi Kopassus, Prajurit dididik dan dibina secara tak berprikemausiaan dan sampai diatas batas maksimal ketahanan mental dan fisik Prajurit. Sehingga lulusan Kopassus adalah lulusan dari Prajurit-prajurit pilihan yang tidak sembarang orang bisa masuk. Pendidikan Kopassus 5 kali lipat lebih ketat, keras, dan kejam daripada pendidikan Komando biasa. Sehingga ada yang mengatakan bahwa 1 orang Prajurit Kopassus, sama saja dengan; 5 orang Tentara Reguler. Itu memang benar, karena keahlian dan kemampuan Prajurit Kopassus diatas rata-rata Tentara Reguler. Dengan begitu menjadikan Kopassus merupakan unit Pasukan Elite Militer yang tangguh dan kuat di segala medan, dan dapat ditempatkan di waktu dan tempat manapun untuk tugas dan misi rahasia.
.
.
.
.
 Pendidikan Kopassus
Bertahan hidup di Rawa dan Hutan
.
Dalam proses rekrutmen, Kopassus menerapkan standar di atas rata-rata. Dari postur tubuh, minimal 168 sentimeter. Bahkan di era Prabowo Subianto pernah mencapai 170 sentimeter. Penerapan standar tinggi badan ini tentu dengan maksud untuk mendapatkan sosok prajurit yang tangguh dan berwibawa. Dari semua tahapan pendidikan di atas, materi komando diakui yang paling berat. Namun justru dari sinilah awalnya pembentukan prajurit individu seperti yang dibutuhkan Kopassus sebagai komando tempur. Kenyataannya walau seberat apapun, banyak generasi muda yang tertarik mengabdi kepada Negara dengan masuk dan mendaftar menjadi Prajurit Kopassus.
Kecepatan reaksi tidak hanya harus dimiliki pada saat di medan tempur. Tetapi juga di semak belukar, rawa dan hutan belantara. Prajurit harus bisa bergerak cepat dan taktis dengan senjata mengarah kedepan untuk mengejar musuh yang lari.
Adalah Mayor Inf Sarwo Edhi Wibowo yang banyak membawa angin perubahan dalam pendidikan komando. Komandan ke 4 ini menata materi pendidikan lebih sistematis dan terarah sesuai kebutuhan. Termasuk mencari daerah latihan Akhir dari penyempurnaan adalah ditetapkannya tahapan pendidikan komando: Tahap Basis, Gunung dan Hutan serta Tahap Pendaratan Laut.
Pendidikan Prajurit Kopassus – medan hutan dan rawa
.
.
Waktu pendidikan ditetapkan selama 20 minggu. Periode pelatihan dibagi atas Latihan Dasar Komando (10 minggu), Gunung dan Hutan (enam minggu) dan Pendaratan Laut (empat minggu). Dalam ketiga tahapan ini, siswa komando menerima 63 materi pelajaran seperti teknik tempur, membaca peta, pionir, patroli, survival, mendaki gunung serta pendaratan dengan kapal motor dan pendaratan amfibi.
Materi-materi diarahkan kepada kebutuhan tugas. Meliputi PJD (Pertempuran Jarak Dekat), perang kota, gerilya lawan gerilya, selam militer dan antiteror. Selain Sepursus (Sekolah Pertempuran Khusus), prajurit juga diharuskan mengikuti pendidikan spesialisasi.
Ada dua tahap latihan yang menurut Prajurit yang paling sulit dan mendebarkan dalam sesi Perang Hutan dan rawa, yaitu tahap pelolosan dan Kamp Tawanan.
Pelolosan diawali dengan dilepasnya siswa satu demi satu di sebuah tempat di Nusakambangan. Dalam hitungan tertentu, is harus tiba di save house di pantai Permisan. Pelolosan dimulai pukul 7 pagi hingga paling lambat memasuki save house pukul 10 malam.
Setelah dilepas instruktur, siswa yang tidak dibekali apapun itu harus mampu menembus segala rintangan selama di perjalanan. Rintangan baik dari medan ataupun dari rintangan rekayasa para instruktur. Rintangan rekayasa instruktur bisa berupa tembakan atau dikejar sampai tertangkap. Apa jadinya kalau tertangkap? Bayangkan saja perang sungguhan ketika seorang tentara musuh tertangkap. Dimasukkan ke dalam tahanan lalu diinterogasi dan disiksa sampai buka mulut. Gebukan, tendangan, hantaman benda keras dan sejumlah siksaan lainnya yang mungkin tidak bisa disebutkan, harus diterima bagi yang tertangkap..
Selesai Pelolosan, berikutnya sudah menunggu materi Kamp Tawanan, Jika di Pelolosan hanya yang tertangkap saja yang merasakan siksaan sebagai tawanan, maka di Kamp Tawanan seluruh siswa merasakannya. Selama tiga hari tiga malam, siswa merasakan beratnya menjadi tawanan perang. Pendidikan Latihan ini membuat para Prajurit sadar akan ancaman dan bahaya yang harus mereka alami saat mereka tertangkap dan diinterogasi oleh musuh sebagai tawanan perang.
.
.
Pendidikan Komando adalah Pendidikan dan latihan yang sangat melelahkan dan meruntuhkan mental dan fisik Prajurit. Itulah kesimpulan akhir dari pendidikan komando. Ada yang kuat, setengah kuat dan yang gagal di tengah jalan. Penilaian akhir pendidikan komando dilakukan secara akumulatif dari puluhan materi yang diberikan. Dari penilaian itu akan terlihat kecenderungan, kelebihan dan kekurangan seorang prajurit. Peserta yang gagal biasanya karena sakit. Dan untuk Prajurit yang berhasil lolos dalam Pendidikan, maka ia berhak dan pantas menyandang gelar sebagai Prajurit Kopassus Indonesia. Ada kebanggaan tersendiri ketika seseorang berhasil menjadi Kopassus.
.
.
 
Saat-saat kelulusan Prajurit Kopassus, yang telah dibina dan dididik
secara keras dan kejam
.
.
Prajurit Kopassus dengan mengenakan Baret Merah
.
.
.
Tahap-tahap Pendidikan Komando;
Tahap Pertama (Dasar) – 10 Minggu Pelatihan :
  • Latihan Individu di Batujajar
  • Membentuk Sikap dan Kepribadian Individu
  • Mengisi Kemampuan Teknis
  • Taktik Operasi Komando
  • Pertempuran Perorangan
  • Dasar-dasar Pertempuran Kota
  • Pengetahuan Pendukung
  • Manajerial Lapangan
  • Uji Kemampuan Navigasi Darat
  • Uji kemampuan Perorangan
.
Tahap Kedua (Gunung dan Hutan) – 6 Minggu pelatihan :
  • Perang Hutan dan Pertempuran di Situ Lembang
  • Pemantapan Pengamatan Hutan
  • Kemampuan Individu di Hutan
  • Teknik Dasar Pertempuran
  • Kemampuan kerjasama Tim dan kelompok di dalam Hutan
  • HTF Hutan
  • Aplikasi Long March (PPJJ)
.
Tahap Ketiga (Rawa dan Laut) – 4 Minggu pelatihan :
  • Titik berat Operasi Komando
  • Taktik Pertempuran Rawa di Cilacap dan Nusakambangan
  • Pemantapan Pengamatan Rawa dan Laut
  • Kemampuan Patroli
  • Ilmu Medan Rawa
  • Uji Daya Tahan CAMP
. 
Unit khusus Penanggulangan Ancaman Teroris
.
.
Unit SAT 81 Gultor adalah nama satuan dari Kopassus yang sekarang menangani masalah Keamanan dan Ancaman keamanan Negara, lebih difokuskan terhadap masalah Penanggulangan Anti-Terorisme. Masalah-masalah yang timbul terkadang membutuhkan gerak cepat, taktik jitu, dan ketepatan pembacaan situasi, dan penyelesaian atau penumpasan teroris dalam waktu singkat, serta pembebasan sandera, yang kesemuanya merupakan spesialisasi mutlak yang dimiliki Unit SAT 81 Gultor. Seperti pembebasan sandera lintas negara yang pernah dan berhasil dilakukan oleh satuan khusus ini. Saat pembajakan pesawat didalam pesawat Garuda Airline 206 (Operasi Woyla), yang terjadi pada 13 maret 1981 di Bandara Don Muang, Bangkok. Operasi lainnya yaitu pembebasan 26 sandera yang ditawan GPK Kelly Kwalik di Irian Jaya pada 15 mei 1996.
Selain Sat 81 Gultor, Kopassus juga memiliki Denjaka (Detasemen Jala Mangkara) untuk wilayah pertahanan maritim, yang merupakan gabungan dari Kopaska (Korps Pasukan Katak) dan Taifib (Batalion intai Amfibi). Dan satuan khusus yang dimiliki TNI-AU, yakni; Detasemen Bravo 90 (Bravo 90) yang baru dibentuk pada tahun 1990, yang melaksanakan dukungan operasi udara, dan menetralisir semua aktivitas udara musuh.
.
.
 Kemampuan PASUKAN KOPASSUS
Bela Diri Prajurit
.
.
Aksi Prajurit kopassus dalam kegiatan bela diri
.
Prajurit Kopassus juga diajarkan dalam pertarungan Individu dan pertarungan jarak dekat tanpa menggunakan senjata. Maka dari itu, ilmu bela diri adalah sangatlah penting, dan merupakan pertahahan terakhir dari Prajurit Kopassus dalam hal pertahahan dan untuk membunuh musuh dengan tangan kosong.
.
.
Penjinakkan Bom
Selain ilmu bela diri, Prajurit kopassus diajarkan bagaimana cara menanggulangi serangan musuh, dalam hal ini melalui penjinakkan bom. Kemampuan ini khusus untuk unit Pasukan Satuan Penanggulangan Teror atau yang dikenal dengan SAT 81 Gultor. Dalam hal ini, Kopassus telah sangat berkembang dalam hal Ilmu pengetahuan dan teknologi, dan juga jam terbang yang cukup, yang mereka dapatkan selama ini. Di era yang modern ini, teroris juga telah banyak merajalela di Indonesia dengan menggunakan berbagai macam bom dan bahan peledak lain yang semakin hari semakin berkembang, baik dalam hal; skala ledakan bom maupun ukuran dan jenis bomnya yang beraneka ragam. Mengharuskan Pasukan Khusus ini, Sat 81 Gultor, untuk lebih handal dalam penanganan aksi Terorisme melalui aksi-aksi bom yang sedang marak berkembang di Indonesia.
Latihan gabungan antara SAT-81 Kopassus dan SAS.
dengan menggunakan robot penjinak bom
.
.
Kemampuan Maritim
Prajurit Kopassus juga membekali diri dengan Latihan Maritim untuk meningkatkan kemampuan Maritim, baik kemampuan Kelompok ataupun kemampuan Individu. Kemampuan bukan hanya di darat saja, tetapi di perairan juga menjadi perhatian yang serius bagi Pasukan Elite ini. Mengingat Perairan di Indonesia yang sangat luas dan terbentang dari Sabang sampai Marauke. Membuat kemampuan Maritim ini mutlak diperlukan bagi Prajurit Kopassus. Mensyaratkan berbagai persyaratan untuk kemampuan ini, diantaranya; mampu berenang cepat, mampu menyelam di bawah dasar laut dengan kedalaman tertentu, mampu berenang dengan memegang senjata dan memikul beban yang berat, mampu berenang dengan tangan atau kaki terikat, berenang jauh untuk tujuan meloloskan diri dari sergapan musuh. Dan masih banyak lain persyaratan atau kemampuan taktis lainnya yang mutlak harus dimiliki. unit ini dinamakan Kopaska (Komando Pasukan Katak).
Simulasi Grup Kopassus (Kopaska) di perairan Indonesia
.
.
Taktis dan Pasukan Gerak Cepat
Kopassus juga merupakan pasukan taktis dan pasukan gerak cepat terbaik di Indonesia. Bahkan di dunia, Kopassus sudah tidak diragukan lagi kecepatannya saat membebaskan sandera pada pembajakan pesawat Garuda GA 206 dalam operasi woyla Tahun 1981, saat itu, Kopassus hanya membutuhkan waktu 3 menit untuk membunuh teroris dan menyelamatkan semua sandera. Ini tentu bukan hal yang mudah dilakukan, sejak saat itu, Kopassus menjadi semakin melegenda dan disegani oleh banyak negara-negara luar, bahkan Amerika sekalipun.
Latihan taktis – pembebasan sandera
.
.
Latihan gabungan Kopassus dan SAS Australia di
Bandara,
.
.
Belakangan ini, saat hubungan Indonesia dan Australia mulai membaik. Keduabelah pihak bersepakat untuk menjalin kerjasama dalam hal Kemanan Internasional dan Penanganan Aksi Terorisme. Maka sering sekali Pihak Pejabat Militer Australia datang berkunjung ke Indonesia untuk sekedar melihat secara langsung simulasi latihan Kopassus, dan juga menjalin hubungan baik dengan cara melaksanakan Latihan gabungan Antara Kopassus Indonesia (Sat 81 Gultor) dan SAS Australia (Australian Special Air Service Regiment) .
Kopassus- saat latihan gabungan bersama SAS Australia
.
.
.
Walaupun banyak pihak (terutama media-media barat) yang mengatakan bahwa Kopassus banyak melakukan pelanggaran HAM di wilayah Indonesia sendiri, namun itu sama sekali tidak mempengaruhi kinerja kopassus itu sendiri. Kopassus malah  membuktikan diri dan  meningkatkan kemampuannya dalam menjadi Pasukan Elite terbaik dalam skala global. Kopassus kemudian dinobatkan sebagai pasukan Elite terbaik ke-3 di Dunia, setelah Mossad Israel di urutan ke-2, dan SAS Inggris di urutan pertama, yang disurvei oleh Discovery Channel; Military Channel pada Tahun 2008. Yang menjadi kriteria Discovery Channel dalam menempatkan Kopassus dalam urutan Pasukan Khusus Terbaik ke-3 di dunia adalah kemampuan dan kecakapan Individu nya, bukan dinilai dari Peralatan dan Teknologi canggih yang dimiliki. Ini menjadikan Kopassus mendapatkan citra yang positif dari berbagai pihak, dan juga banyak disegani dan dipuji oleh masyarakat Indonesia sendiri, terutama di kalangan generasi muda Indonesia, terlepas dari semua tuduhan pelanggaran HAM yang gencar-gencarnya digembar-gemborkan oleh media barat. Untuk itu, dengan memiliki Satuan Khusus ini, menjadikan rakyat Indonesia bangga dan merasa aman. Teroris tentu harus berpikir ulang jika ingin berhadapan dengan Pasukan elite ini.
.
Grup Satuan 81- Penanggulangan Teror (SAT 81- Gultor)
.
Satuan 81 Penanggulangan Teror adalah unit gerak cepat dalam hal pembebasan sandera, melumpuhkan musuh dengan sekejap, dan melakukan serangkaian Aksi penanggulangan ancaman terorisme lainnya. Kualitasnya pun diakui oleh banyak pihak, bahkan oleh pengamat militer asing, walaupun banyak juga masyarakat Indonesia yang masih meragukan kualitas mereka. Akan tetapi, yang perlu dicatat adalah, Pasukan Elite ini mendapatkan penghargaan menjadi Pasukan Elite terbaik ke-3 di dunia, oleh Discovery Channel, tentu bukan hal yang mudah didapatkan oleh Pasukan Elite manapun di dunia. Bahkan Pasukan Khusus Amerika sekalipun, tidak dimasukkan ke dalam daftar 3 besar Pasukan Khusus terbaik di dunia. Sudah sepatutnya kita, sebagai warga negara Indonesia, bangga memiliki Komando Pasukan Khusus; Kopassus !
.https://intelijenmiliter.wordpress.com/
.
.
.
.
Sumber: Tulisan Pribadi
(18 Agustus 2011; Abdu Rozaqi)

https://intelijenmiliter.wordpress.com/


Penulis : Drs.Simon Arnold Julian Jacob