alamat email

YAHOO MAIL : saj_jacob1940@yahoo.co.id GOOGLE MAIL : saj.jacob1940@gmail.com

Kamis, 04 Juni 2015

RUDAL PANGGUL ANTI PESAWAT

 Rudal Panggul Anti Pesawat


1. Rudal  Panggul QW-3 yang disebut juga QianWei-3
Rudal QW-3 yang disebut juga QianWei-3 adalah rudal buatan CPMIEC (China National Machinery Import and Export) RRC yang merupakan salah satu alutsista yang dimiliki oleh Korps Paskhas yang ditempatkan di Batalyon 465 Paskhas. Rudal ini adalah rudal panggul (man pack) anti serangan udara SAM (Surface Air Missile) jarak pendek yang mampu menghadapi sasaran pesawat tempur berkecepatan tinggi, dengan jarak jangkauan 8 km yang dilengkapi alat pemandu semi aktif laser (heat seeker) pada moncongnya serta anti jamming dan teknologi micro computer sehingga akan sulit bagi pesawat sasaran untuk lolos dari pengejaran apabila sudah terkunci (locked) oleh rudal ini

Rudal QW-3
Pasukan Khas TNI Angkatan Udara (Paskhas) berhasil menembak jatuh pesawat tempur musuh di Perairan Laut Cina Selatan dengan Rudal QW-3 pada Rabu, 5 Juni 2013, pukul 08.40 WIB, bertempat di Pantai Kura-Kura Kabupaten Bengkayang, Kalimantan Barat.
 
2.  Rudal Panggul Chiron
Rudal Chiron termasuk salah satu rudal generasi terbaru di kelasnya yang dikembangkan lembaga riset Korsel selama lebih dari delapan tahun, diproduksi oleh LIG Next1. Pengembangannya berdekatan dengan proyek rudal PZR Grom dari Polandia. Bedanya Chiron memiliki kerjasama resmi dengan Rusia sedangkan Grom diduga hasil spionase militer di perusahan LOMO Leningrad pada saat pecahnya Uni Soviet 1991. Pada awalnya Korea Selatan merintis pengembangan rudal panggul pada tahun 1995 oleh badan penelitian pertahanan pemerintah dengan anggaran 71 juta dollar dengan nama proyek KP-SAM Shingung. Pada tahun 2003 Korsel menerima pengiriman rudal panggul Igla dari Rusia sebagai bagian dari pembayaran hutang Rusia. Fase produksi rudal dimulai pada tahun 2004 dan penggelaran operasional dilakukan pada September 2005. AD Korea Selatan memesan  sebanyak dua ribu unit rudal. Sensor pengindra inframerah dipasok pabrik LOMO Rusia sedangkan sistem kendali, motor roket dan hulu ledak dikembangkan sendiri oleh Korsel sendiri.
Rudal Chiron AD Korea Selatan

Peluncur rudal Chiron secara visual lebih mirip dengan peluncur rudal Mistral Atlas atau meski sebenarnya tidak menjalin kerjasama. Panjang misilnya 1,68 meter dengan diameter 80 mm. Bandingkan dengan Grom dan Igla berdiameter sama 72 mm sedangkan Qian Wei berdiameter 71 mm, Stinger berdiameter 70 mm. Namun lebih ramping diameter dari RBS-70 yang 106 mm atau Mistral yang 90 mm. Misil Chiron berbobot 14,4 kg ini lebih berat dari Grom dan Qian Wei serta Igla maupun Stinger yang 10-an kilogram. Tapi masih lebih ringan dari bobot misil Mistral yang 19,5 kg apalagi misil RB-70 yang harus dioperasikan memakai tripod. Namun bobot misil plus peluncur yang mencapai 24,3 kg tampaknya harus dilayani dua orang dengan tripod meski masih bisa dioperasikan dari bahu oleh satu orang saja. Mengurangi nilai portabilitas tapi lebih tahan pengecoh inframerah (IRCM/Infra Red Countermeasures, misil dilengkapi interogator IFF (rekan atau lawan), hulu ledak yang cukup besar (2,5 kg), dan daya tempuh maksimum 7000 meter dengan elevasi maksimum 3500 meter dan kecepatan luncur 700 meter per detik (lebih dari 2 Mach). Peluncur dilengkapi dengan alat bidik siang dan malam. Sensor misil dual mode yakni IR dan UV sehingga misil lebih kebal jamming.

Pihak pabrikan mengklaim sistem Chiron cuma membutuhkan waktu penembakan kurang dari tiga detik untuk meluncur setelah dipicu, MANPADS Chiron menerima informasi dari sistem sensor dan mengirimkan informasi posisi dan status misil ke TDR (Target Data Receiver) dari piranti GPS yang ditanamkan dalam misil. Hulu ledak akan otomatis meledak jika misil mendekati 1,5 meter dari target dengan menyebarkan 720 potongan fragmen berenergi kinetik tinggi yang akan mengoyak badan maupun mesin helikopter atau pesawat yang menjadi target. Integrasi sensor misil dalam sistem C3 memperbesar daya pukul rudal dan efektivitas penggelarannya sebagai pertahanan udara titik. 

Misil memiliki fitur kunci aktivasi yang bisa mencegah penggunaan sistem rudal tersebut dari pengguna yang tidak berwenang seperti teroris atau pemberontak. Selama tes pengujian oleh produsennya diklaim rudal ini memiliki tingkat keberhasilan penembakan target lebih dari 90 %, lebih bagus dari Stinger dan Mistral. Namun tampaknya sistem rudal Chiron masih perlu dikembangkan lagi supaya mampu berfungsi multi platform seperti halnya Stinger yang dikembangkan ke beragam varian, Mistral juga bisa diletakkan ke berbagai platform seperti versi Mistral Atlas dan ALBI, demikian pula  maupun Strela dan Igla dari Rusia. 

Portabilitasnya masih kalah dengan Grom, Igla, dan Stinger karena total berat sistem yang lebih besar meski diklaim masih bisa dioperasikan dari bahu prajurit. Portabilitas lebih baik dari Mistral maupun RBS 70. Dari segi kinerja dan portabilitas secara teknis masih lebih bagus seri sistem Stinger karena dengan bobot sistem paling ringan lebih portabel namun mampu meluncurkan misil yang lebih mematikan hulu ledaknya, lebih jauh dan lebih tinggi jangkauannya, dengan ketahanan jamming yang relatif berimbang dengan dual mode seeker.
Tripod Peluncur Chiron dalam pameran
Selain dari itu seharusnya pemerintah Indonesia memberdayakan industri dalam negeri dan lembaga riset terutama dari pihak swasta supaya bisa membangu sistem rudal MANPADS secara mandiri. Mengambil hikmah dari kemandirian Polandia, RRC, Korea Selatan, dan Swedia. RBS 70 buatan Bofors Swedia pun asalnya pengembangan dari lisensi rudal Hawk AS. Polandia mencuri secara sembunyi-sembunyi dari spionase teknologi rudal Igla Uni Soviet. Pada awalnya sejumlah komponen terutama sensor inframerah diimpor dari Rusia namun kini semuanya telah berhasil dibuat di dalam negeri Polandia. RRC juga melakukan reverse engineering tidak resmi atas teknologi rudal SA-7 Grail Uni Soviet dengan semua komponen dibuat sendiri. Tingkat kemampuan rudal MANPADS buata RRC diperbaiki secara bertahap seperti pada rudal QW. 

Demikian juga produksi alutsista Korea Selatan ditopang kuat oleh industri swasta dalam negeri. Meski saat ini sensor inframerah masih dipasok oleh LOMO Rusia, lambat namun pasti diperkirakan Korsel akan mampu memproduksi sensor tersebut secara mandiri. Selain Indonesia, sistem rudal Chiron juga telah ditawarkan ke AB India bersaing dengan pemasok-pemasok rudal panggul kelas dunia seperti Stinger buatan Raytheon AS dan Igla Rusia maupun Mistral Perancis. India mengadakan proyek pembelian senjata anti-pesawat portabel hingga 2014 senilai 1,2 milyar dollar.
http://blog-fiqi.blogspot.com/2013/06/rudal-panggul-anti-pesawat.html

Penulis : Drs.Simon Arnold Julian Jacob

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

ORANMG PINTAR UNTUK TAMBAH PENGETAHUAN PASTI BACA BLOG 'ROTE PINTAR'. TERNYATA 15 NEGARA ASING JUGA SENANG MEMBACA BLOG 'ROTE PINTAR' TERIMA KASIG KEPADA SEMUA PEMBACA BLOG 'ROTE PINTAR' DIMANA SAJA, KAPAN SAJA DAN OLEG SIAPA SAJA. NAMUN SAYA MOHON MAAF KARENA DALAM BEBERAPA HALAMAN DARI TIAP JUDUL TERDAPAT SAMBUNGAN KATA YANG KURANG SEMPURNA PADA SISI PALING KANAN DARI SETIAP HALAM TIDAK BERSAMBUNG BAIK SUKU KATANYA, OLEH KARENA ADA TERDAPAT EROR DI KOMPUTER SAAT MEMASUKKAN DATANYA KE BLOG SEHINGGA SEDIKIT TERGANGGU, DAN SAYA SENDIRI BELUM BISA MENGATASI EROR TERSEBUT, SEHINGGA PARA PEMBACA HARAP MAKLUM, NAMUN DIHARAPKAN BISA DAPAT MEMAHAMI PENGERTIANNYA SECARA UTUH. SEKALI LAGI MOHON MAAF DAN TERIMA KASIH BUAT SEMUA PEMBACA BLOG ROTE PINTAR, KIRANYA DATA-DATA BARU TERUS MENAMBAH ISI BLOG ROTE PINTAR SELANJUTNYA. DARI SAYA : Drs.Simon Arnold Julian Jacob-- Alamat : Jln.Jambon I/414J- Rt.10 - Rw.03 - KRICAK - JATIMULYO - JOGJAKARTA--INDONESIA-- HP.082135680644 - Email : saj_jacob1940@yahoo.co.id.com BLOG ROTE PINTAR : sajjacob.blogspot.com TERIMA KASIH BUAT SEMUA.