Destinasi di Indonesia
Harap Login untuk voting
3.00/5 (1 votes)
Dilihat:41387
Beranda » Pulau Rote » Sasando: Lantunan Merdu Alat Musik Tradisional dari Pulau Rote
Dewasa ini memainkan alat musik tradisional menjadi begitu jarang selain digeluti oleh penduduk asli setempat tempat asalnya. Generasi muda lebih tertarik memainkan alat musik modern seperti gitar, bass, piano, biola, drum, dan sebagainya. Sebenarnya memainkan alat musik tradisional tak kalah menarik dan salah satu alat musik tradisional khas Nusantara yang begitu memukau adalah sasando, alat musik tradisional berbahan pohon lontar dan bambu dari Pulau Rote, Nusa Tenggara Timur.
"Sasando Rote": Lantunan Merdu Alat Musik Tradisional dari Pulau Rote
Tinjauan
Dewasa ini memainkan alat musik tradisional menjadi begitu jarang selain digeluti oleh penduduk asli setempat tempat asalnya. Generasi muda lebih tertarik memainkan alat musik modern seperti gitar, bass, piano, biola, drum, dan sebagainya. Sebenarnya memainkan alat musik tradisional tak kalah menarik dan salah satu alat musik tradisional khas Nusantara yang begitu memukau adalah sasando, alat musik tradisional berbahan pohon lontar dan bambu dari Pulau Rote, Nusa Tenggara Timur.
Sejarah alat musik sasando menurut
penuturan masyarakat di Pulau Rote diawali seorang pemuda bernama
Sangguana. Suatu hari ia pergi menuju padang sabana, karena kelelahan
kemudian ia berhenti untuk beristirahat sejenak di bawah pohon lontar.
Secara tidak sengaja ia pun tertidur dan bermimpi sedang memainkan
sebuah alat musik dari pohon lontar dan berikutnya mimpi tersebut
menginspirasinya untuk menciptakan alat musik yang kemudian dikenal
sebagai sasando.
Sasando merupakan alat musik tradisional khas Pulau Rote, Nusa Tenggara Timur. Di Pulau Rote, istilah sasando sering disebut sasandu
yang berarti alat yang bergetar atau berbunyi, sedangkan di Kupang
disebut Sasando. Cara memainkan alat musik ini dengan dipetik. Bahan
pembuat sasando secara keseluruhan terbuat dari pohon-daun lontar,
bambu, kecuali dawai yang terbuat dari kawat halus seperti senar string.
Sekilas bentuk sasando mirip alat musik
petik lainnya yakni biola, gitar dan kecapi namun uniknya sasando
memiliki bunyi merdu khas yang berbeda. Hal itu dikarenakan sasando
terbuat dari bambu dengan badan utama dibentuk menjadi tabung panjang
dan di bagian tengah tabung diberi ganjalan melingkar dari atas hingga
ke bawah. Senar atau dawai direntangkan dari atas hingga ke bawah
tabung. Tabung diletakan pada tempat yang terbuat dari anyaman daun
lontar dan dibentuk setengah melingkar seperti kipas. Sasando adalah
alat musik tradisional yang perlu dirawat rutin. Setiap 5 tahun sekali
daun lontar harus diganti karena sifatnya yang mudah berjamur.
Pohon Lontar sendiri memiliki nama latin Borassus flabellifer atau dikenal dengan pohon siwalan, sejenis palma (pinang-pinangan), dimana pohon ini banyak tumbuh di Jawa Timur dan Jawa Tengah bagian timur, Madura, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, dan Sulawesi.
Pohon ini banyak dimanfaatkan penduduk Nusa Tenggara Timur selain
sebagai bahan baku sasando juga digunakan untuk kebutuhan sehari-hari
seperti bahan pembuat kipas, tikar, topi, aneka keranjang, dan tenunan
pakaian.
Memainkan alat musik Sasando memanglah
tidak mudah. Dibutuhkan harmonisasi perasaan dan teknik sehingga
tercipta alunan nada merdu. Akan tetapi, apabila Anda mau belajar
tentunya selain menyenangkan mendengar alunan merdu juga untuk ikut
melestarikan kesenian dan kebudayaan Indonesia. Bagi Anda yang sudah
memiliki kemampuan dasar dalam memainkan salah satu alat musik (gitar,
biola, bass, dan sebagainya) maka akan sangat membantu mempercepat
menguasai alat musik mengangumkan ini.
Memainkan sasando memang memerlukan
keterampilan jari jemari memetik dawai seperti pada harpa. Akan tetapi,
sasando dimainkan menggunakan dua tangan dengan arah berlawanan. Inilah
yang unik dan berbeda. Ketika Anda memainkannya maka pastikan tangan
kanan berperan memainkan accord sedangkan tangan kiri bertugas sebagai
pengatur melodi dan bass.
Di Nusa Tenggara Timur sendiri, sasando
dimainkan untuk beberapa keperluan seperti menghibur kerabat atau orang
yang berduka cita, sebagai pengiring tarian dan upacara adat, menyambut
tamu penting, atau sekadar alat musik penghibur.
Sasando memiliki beberapa jenis yakni
sasando gong dan sasando biola. Sasando gong lebih dikenal di Pulau
Rote, memiliki nada pentatonik, biasanya dimainkan dengan irama gong dan
dinyanyikan dengan syair khas Pulau Rote. Sasando jenis ini berdawai 7
buah atau 7 nada kemudian kini berkembang menjadi 11 dawai.
Adapun sasando biola merupakan sasando
yang telah berkembang dengan nada diatonis. Bentuk sasando biola sekilas
mirip sasando gong namun diameter bambunya lebih besar. Sasando jenis
ini diperkirakan mulai berkembang pada abad ke-18. Disebut sasando biola
karena menyerupai nada biola dengan 30 nada kemudian berkembang menjadi
32 dan 36 dawai.
Selain kedua jenis sasando di atas, ada
pula sasando elektrik (listrik) yang umumnya memiliki 30 dawai. Jenis
sasando ini merupakan pengembangan dari sasando biola yang diberi
sentuhan teknologi. Sasando jenis ini diciptakan oleh Arnoldus Eden
(almarhum), seorang musisi sasando. Saat Hari Ulang Tahun Provinsi Nusa
Tenggara Timur (NTT) yang ke-50, pada 20 Desember (2008), Gubernur NTT
(yang menjabat pada saat itu) menyerahkan piagam penghargaan untuk
Arnoldus Eden (almarhum) yang telah berjasa dalam menciptakan sasando
listrik dan telah melestarikan kesenian tersebut.
Awal mula diciptakan jenis sasando ini
karena ditemukan beberapa kelemahan pada sasando tradisional yakni tidak
dapat dinikmati secara maksimal oleh pendengar karena saat memainkannya
jemari terhalang daun lontar sebagai wadah penampung suara yang
melingkari Sasando. Selain itu, suara merdunya hanya dapat didengar
beberapa orang saja yang berada di sekitar pemain sasando.
Berbeda dari Sasando tradisional yang
sebagian besar menggunakan bahan alami, sasando elektrik tidak
menggunakan wadah dari daun lontar. Hal itu sebab tidak membutuhkan
ruang resonansi (wadah penampung suara) sehingga bunyi yang didapat
tidak seperti sasando tradisional yang hanya bisa didengar hanya oleh
orang-orang di sekeliling pemain, melainkan bunyi langsung dapat di
perbesar lewat alat pengeras suara seperti sound system dan speaker. Kini sasando makin berkembang dengan variasi dan jumlah senar atau dawai yang semakin beragam.
Bagi Anda yang berencana berwisata ke
Provinsi Nusa Tenggara Timur atau kebetulan sedang berada di sana,
mengapa tidak manfaatkan waktu untuk coba mempelajari atau sekadar
memainkan alat musik bersuara indah ini.
Pilihan untuk mempelajari sasando yang
menarik adalah dengan cara meminta penduduk asli di Pulau Rote untuk
mengajarkannya langsung kepada Anda. Alternatif lain di Kota Kupang
Anda dapat mengungunjungi salah satu sanggar sasando yang beralamat di
Kelurahan Kolhua, Kecamatan Maulafa, Kabupaten Kota Kupang, 200 meter
dari belakang Gereja GMIT, BTN Kolhua, Kupang. Anda dapat menghubungi
Caro David Hadel Edon di nomor (08123694603) atau kunjungi lamannya di: edonSasando.wordpress.com.
http://www.indonesia.travel/id/destination/663/-pulau-rote/article/241/sasando-lantunan-merdu-alat-musik-tradisional-dari-pulau-rote
Penulis : Drs.Simon Arnold Julian Jacob
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
ORANMG PINTAR UNTUK TAMBAH PENGETAHUAN PASTI BACA BLOG 'ROTE PINTAR'. TERNYATA 15 NEGARA ASING JUGA SENANG MEMBACA BLOG 'ROTE PINTAR' TERIMA KASIG KEPADA SEMUA PEMBACA BLOG 'ROTE PINTAR' DIMANA SAJA, KAPAN SAJA DAN OLEG SIAPA SAJA. NAMUN SAYA MOHON MAAF KARENA DALAM BEBERAPA HALAMAN DARI TIAP JUDUL TERDAPAT SAMBUNGAN KATA YANG KURANG SEMPURNA PADA SISI PALING KANAN DARI SETIAP HALAM TIDAK BERSAMBUNG BAIK SUKU KATANYA, OLEH KARENA ADA TERDAPAT EROR DI KOMPUTER SAAT MEMASUKKAN DATANYA KE BLOG SEHINGGA SEDIKIT TERGANGGU, DAN SAYA SENDIRI BELUM BISA MENGATASI EROR TERSEBUT, SEHINGGA PARA PEMBACA HARAP MAKLUM, NAMUN DIHARAPKAN BISA DAPAT MEMAHAMI PENGERTIANNYA SECARA UTUH. SEKALI LAGI MOHON MAAF DAN TERIMA KASIH BUAT SEMUA PEMBACA BLOG ROTE PINTAR, KIRANYA DATA-DATA BARU TERUS MENAMBAH ISI BLOG ROTE PINTAR SELANJUTNYA. DARI SAYA : Drs.Simon Arnold Julian Jacob-- Alamat : Jln.Jambon I/414J- Rt.10 - Rw.03 - KRICAK - JATIMULYO - JOGJAKARTA--INDONESIA-- HP.082135680644 - Email : saj_jacob1940@yahoo.co.id.com BLOG ROTE PINTAR : sajjacob.blogspot.com TERIMA KASIH BUAT SEMUA.