Potensi Wisata Pulau Rote
Rabu, 19 Agustus 2015 11:00 WIB | 339 Views
Potensi Wisata Pulau RoteFoto udara pemandangan laut pulau Rote Timur, Rote Ndao, Nusa Tenggara Timur, Selasa (18/8). Rote merupakan pulau paling selatan Indonesia yang memiliki banyak daerah
Foto manajemen
Rabu, 14 September 2011
Pesona Keindahan Pulau Rote, Kepulauan Paling Selatan Indonesia ini akhirnya menjadi tempat berlibur yang mengesankan di tahun ini
Pulau Rote
Berawal dari keinginan untuk berlibur menikmati kembali pesona keindahan
alam pulau-pulau terluar di bagian timur wilayah Indonesia akhirnya
membuatku mencoba untuk mencari informasi tentang tempat-tempat indah
yang bisa dikunjungi, bagaimana caranya pergi kesana, berapa biaya yang
dibutuhkan serta mencari tempat penginapan yang ideal disana melalui
browsing informasi di internet. Akhirnya Rote Island menjadi pilihan
pertama.
Kepulauan Rote merupakan satu wilayah kabupaten, yakni Kapubaten Rote Ndao di Provinsi Nusa Tenggara Timur, Indonesia. Merupakan kabupaten paling selatan di Republik Indonesia. Ibukota kabupaten ini terletak di Baa. Kabupaten Rote Ndao memiliki luas wilayah 1.731 km2 dengan jumlah penduduk sebanyak 76.352 jiwa (Th. 2000). Terdapat 8 kecamatan di kabupaten ini, yakni Kec. Rote Timur; Kec. Pantai Baru; Kec. Rote Tengah; Kec. Rote Selatan; Kec. Busalangga; Kec. Rote Barat Daya; Kec. Rote Barat Laut dan Kec. Rote Barat.
Baa, Ibukota Kabupaten Rote Ndao, NTT |
Kepulauan Rote merupakan satu wilayah kabupaten, yakni Kapubaten Rote Ndao di Provinsi Nusa Tenggara Timur, Indonesia. Merupakan kabupaten paling selatan di Republik Indonesia. Ibukota kabupaten ini terletak di Baa. Kabupaten Rote Ndao memiliki luas wilayah 1.731 km2 dengan jumlah penduduk sebanyak 76.352 jiwa (Th. 2000). Terdapat 8 kecamatan di kabupaten ini, yakni Kec. Rote Timur; Kec. Pantai Baru; Kec. Rote Tengah; Kec. Rote Selatan; Kec. Busalangga; Kec. Rote Barat Daya; Kec. Rote Barat Laut dan Kec. Rote Barat.
Asal Mula Nama Pulau Rote
Konon, asal nama Pulau Rote berasal dari kisah sebuah kapal Portugis (VICTORI) yang terkena badai di Laut Sawu, Nusa Tenggara Timur. Kapal itu karam
tetapi penumpangnya berhasil menyelamatkan diri ke sebuah pulau. Saat
tentara Portugis itu sampai ke pulau tersebut, mereka bertemu dengan
penduduk lokal, seorang petani. Petani itu terkejut melihat orang kulit
putih, karena terkejutnya saat salah satu tentara tersebut bertanya
dimana dia berada sekarang, si petani yang tidak mengerti bahasa
Portugis tergagap-gagap menjawab hanya dengan menyebutkan
namanya...."Rote...Rote...", karena itu akhirnya pulau tersebut diberi
nama 'Rote' dan sering disebut 'Roti' oleh orang luar negeri.
Transportasi
Perjalananku dimulai dari Juanda Airport, Surabaya pada tanggal 2
September 2011. Ada beberapa penerbangan domestik dari Surabaya, Jawa
Timur menuju Kupang, Nusa Tenggara Timur, diantaranya Garuda Indonesia,
Batavia Air, Sriwijaya Air dan Lion Air. Dengan menggunakan penerbangan
sore yakni Batavia Air pada pukul 16.45 WIB akhirnya saya sampai juga
di El Tari Airport Kupang pada pukul 19.55 WITA. Perjalanan kemudian
dilanjutkan ke tujuan utama yakni Kepulauan Rote. Banyak pilihan untuk
menuju Pulau Rote, bisa mengunakan pesawat kecil 'Susi Air' dari El Tari
Airport Kupang menuju Rote Ndao, atau bisa dengan naik kapal ferry
cepat dari Pelabuhan Tenau menuju Pelabuhan Baa di Rote Ndao. Kalau
ingin yang lebih murah lagi bisa menggunakan kapal ferry biasa dari
Pelabuhan Bolok menuju Pelabuhan Pantai Baru dengan biaya jauh lebih
murah dan perjalanan jauh lebih lama.
Kapal Ferry biasa dari Pelabuhan Bolok menuju Pelabuhan Pantai Baru, Rote Ndao |
Pilihanku jatuh pada 'ML Express Bahari' yakni sebuah kapal cepat yang
membawaku meninggalkan Timor Island menuju Rote Island, karena dengan
ferry cepat bisa turun langsung di Ibukota Kapubaten Rote Ndao yang
punya akses transportasi lebih mudah untuk menuju Nembrala. Pagi itu
pukul 07.00 WITA saya dijemput taxi yang akan mengantarku ke Pelabuhan
Tenau. Mobil taxi disini tidak seperti taxi-taxi di kota besar yang
berplat nomor warna kuning harga sesuai jarak tempuh yang tertera di
argo, tetapi yang menjemputku adalah mobil APV berplat nomor hitam dan
harga sudah dipatok sebesar Rp. 70.000,- per trip menuju ke Pelabuhan
Tenau. Pukul 07.27 WITA, sampailah saya di Pelabuhan Tenau. Ada 2
ticket yang ditawarkan, VIP class biayanya sebesar Rp. 165.000,- per
orang sedangkan economics class sebsar Rp. 120.000,- per orang.
Sedangkan biaya masuk mobil pengantar penumpang ke pelabuhan sebesar
Rp. 5000,- per mobil yang juga ditanggung oleh penumpang. Perjalanan
menggunakan kapal ferry ML Express Bahari ditempuh hampir 2 jam, yakni
mulai dari pukul 08.45 WITA sampai di Pelabuhan Baa pukul 10.31 WITA.
Tapi kalau sedang musim angin barat, yaitu antara bulan Januari s/d
Pebruari perjalanan yang ditempuh bisa sampai 2,5 jam. Dan kita tidak
bisa menikmati perjalanan dan indahnya pemandangan Selat Rote atau
disebut juga dengan Selat Pukuafu. Pada saat musim angin barat tinggi
gelombang laut bisa mencapai 3-6 meter dengan kecepatan angin 25-30
knot/jam atau 40-45 km/jam. Menurut informasi Selat Rote termasuk selat
paling ganas di perairan Indonesia karena di selat ini merupakan tempat
bertemunya arus gelombang dari Laut Sawu, Laut Timor, Laut Flores dan
Samudra Hindia. Saat kapal ferry yang kunaiki melewati selat ini akan
terasa perbedaannya adanya goncangan dan kapal bergoyang-goyang lebih
keras di banding sebelum dan setelah melewati selat tersebut yang
cenderung lebih tenang gelombangnya.
Boa Beach |
Angkutan umum dari Baa ke Nembrala |
Sesampainya di Pelabuhan Baa, cuaca terasa lebih panas dari Kota Kupang.
Cuaca panas jadi tak terasa, terobati oleh perasaan gembira karena
akhirnya bisa menginjakkan kaki juga di Pulau Rote. Dekat pintu keluar
Pelabuhan Tenau terlihat angkutan umum 'Dolo Rossa' dan mobil bison
warna merah bertuliskan Nembrala. Mobil warna putih bertuliskan 'Dolo
Rossa' dan 'Nembrala' merupakan angkutan umum dari Pelabuhan Tenau
menuju Desa Nembrala dengan biaya Rp. 25.000,- per orang. Bila charter
angkutan tersebut dikenai biaya Rp. 250.000,- per mobil. Selain
angkutan umum juga ada ojek dan mobil jemputan tamu/wisatawan milik
salah satu resort di Nembrala Beach. Sebelum memutuskan naik angkutan
umum, mampir sebentar ke Bank, hanya ada 2 bank di Kota Baa yakni Bank
BRI dan Bank NTT yang letaknya tidak jauh dari Pelabuhan Tenau dan bisa
berjalan kaki untuk menuju kesana. di kota inilah terakhir kita bisa
menarik uang karena setelah itu kita tidak akan menjumpai Bank dan ATM
lagi sampai di Nembrala.
Penginapan
Sesuai dengan pesanan, pukul 11.14 WITA angkutan umum 'Dolo Rossa'
menjemputku ke Bank BRI Baa dan selanjutnya membawaku menuju Desa
Nembrala. Penumpangnya hampir seluruhnya adalah penduduk lokal, selama
di dalam angkutan serasa berada di planet lain karena bahasa mereka
tidak bisa kumengerti berbeda sekali dengan bahasa yang digunakan oleh
orang-orang di Kupang yang masih bisa kumengerti. Sesampainya di desa
Nembrala tujuanku pertama kali adalah penginapan Anugerah yang terletak
di dekat Pantai Nembrala, biaya penginapan yang ditawarkan sebesar Rp.
200.000,- per malam per orang. Tampak banyak wisatawan manca negara
yang menginap disana. Akhirnya kuputuskan untuk mencari tahu beberapa
penginapan lainnya di Pantai Nembrala, dari seorang guru SD yang
kujumpai di jalan akhirnya mengantarku ke homestay Tirosa pada pukul
12.55 WITA. Homestay Tirosa jadi pilihan karena harganya lebih murah
yakni Rp. 150.000,- per malam per orang dibanding lainnya. Selain itu
yang jadi pertimbangan adalah penginapan Tirosa letaknya berbatasan
langsung dengan Pantai Nembrala, memiliki restorant sehingga tidak
susah payah untuk mencari makan selama berada disana serta pengelolanya
sangat ramah. Selain Tirosa masih banyak penginapan lainnya seperti
homestay Jenet yang harganya Rp. 250.000,- per malam per orang,
Nembrala Beach Resort yang dikelola oleh orang asing mematok biaya US
$160 per malam dan masih banyak lagi yang lainnya. Biaya penginapan di
Nembrala tidak dihitung per kamar tetapi per kepala, jadi jika ada orang
yang menginap dalam satu kamar berisi dua orang atau lebih maka biaya
per malam akan menjadi beberapa kali lipat dari harga yang ditawarkan
sesuai dengan jumlah orang yang memakai kamar tersebut dibandingkan
dengan harga per kamar per orang. Tempat tidur sudah dilengkapi dengan
mosquito net jadi tidak perlu mengkhawatirkan serangan nyamuk. Akses
internet dengan Telkomflash cukup lancar disana bisa dinikmati siang
malam, hanya listrik baru menyala pada sore hari sampai pagi hari saja.
Ketersediaan air untuk keperluan mandi akan dibiarkan kosong bila kita
tidak minta ke pengelola penginapan.
Salah satu penginapan di Nembara Beach |
Sunset at Nembrala Beach |
Hari pertama di Nembrala sehabis makan siang sampai sore kumanfaatkan
untuk jalan-jalan di pantai sambil menikmati sunset dan hunting obyek
menarik untuk difoto. Setelah matahari terbenam baru kembali ke
penginapan.
Hari kedua di Nembrala memutuskan menyewa sepeda motor untuk dipakai
berkeliling Rote. Di Desa Nembrala ada penyewaan sepeda motor Rp.
60.000,- per motor per hari terhitung pemakaiannya dari pagi hingga sore
hari. Sedangkan penyewaan sepeda gunung (mountain bike) hanya Rp.
35.000,- per hari. Rencana hari itu sehabis sarapan pagi kami akan
berkeliling dan pergi ke Pantai Boa untuk berenang dengan menggunakan
motor sewaan. Saat makan malam saya diberi saran oleh seorang turis
asal New Zealand untuk pergi berenang di Pantai Boa karena tempatnya
sangat indah, berpasir putih dan arusnya tenang. Ombak di Boa Beach
lebih menarik untuk surfing dan pemandangannya sangat indah, namun
sayang belum banyak penginapan disana, hanya terlihat satu penginapan di
pinggir Pantai Boa, sehingga turis yang ingin ke Pantai Boa menginapnya
di Nembrala.
Nembrala Beach. Photo by Erni Suyanti Musabine |
Anak-Anak Rote Ndao |
Nembrala Village |
Sepanjang perjalanan dari Desa Nembrala menuju Pantai Boa pemandangan di
kiri kanan jalan adalah laut biru yang jernih, serta bukit-bukit karang
dan pepohonan khas daerah kering dengan daun berwarna hijau kecoklatan,
serta terlihat ada beberapa ekor kuda yang sedang merumput. Kondisi
jalan cukup bagus, sudah beraspal tetapi mendekati Boa jalan rusak.
Memasuki Boa, terlihat anak-anak kecil ramai menyapa kami dan berlarian
mengejar kami dengan memberikan tangannya untuk 'tos'. Sungguh
menyenangkan.
Boa Beach
under water - Boa Beach |
menikmati sunset bersama anak-anak di Desa Nembrala |
Ada keunikan yang terlihat di Desa Nembrala, yakni bahwa makam-makam
leluhur diletakkan di depan rumah ataupun di samping rumah bahkan ada
yang dipinggir jalan. Bentuknya yang unik tidak seperti kuburan yang
umum sehingga banyak dimanfaatkan orang untuk berbagai macam keperluan.
Disana kuburan bukanlah hal yang menyeramkan, tetapi malah biasa
dipakai untuk tempat ngobrol, duduk santai, tempat menumpuk kayu bakar,
tempat bermain anak-anak, bahkan ada yang memakainya untuk tidur siang.
Pernah terlihat ada orang yang meletakkan bantal diatas kuburan untuk
tidur siang. Pagar yang mengelilingi rumah dan kebun warga desa
tersebut pun terlihat sangat unik, mungkin hanya bisa ditemukan di Pulau
Rote, yakni terbuat dari tumpukan batu karang yang tertata rapi dengan
ketinggian yang sama. Hewan peliharaan yang sering terlihat adalah
babi. Seringkali menjumpai babi berkeliaran dimana-mana, di pantai, di
halaman rumah warga dan dijalan-jalan. Hewan itu tidak dikandangkan
tetapi dibiarkan berkeliaran dimana-mana seperti pelihara ayam kampung
saja.
Rumah Raja Kedoh dan Raja Ti'i
Rumah Raja Ti'i |
Rumah Raja Kedoh di Baa |
Dihari terakhir di Nembrala, kuhabiskan waktuku duduk sendiri di pinggir
pantai sambil menikmati teh hangat dan pisang goreng serta memandangi
ombak di laut. Rasanya enggan meninggalkan tempat yang sunyi dan indah
itu. Tak lama kemudian seorang turis dari Australia menemaniku ngobrol.
Sampai akhirnya angkutan 'Dolo Rossa' menjemputku ke penginapan.
Pukul 06.55 WITA kami meninggalkan Nembrala dan menuju ke Baa, Ibukota
Kabupaten Rote Ndao tempat dimana Pelabuhan Baa berada. Selama
perjalanan antara Nembrala dan Baa, kusempatkan diri untuk melihat dan
mengabadikan rumah peninggalan Raja Ti'i dengan kameraku. Selain itu
angkutan juga berhenti sejenak di pasar Kecamatan Rote Barat Laut untuk
beristirahat dan mencari tambahan penumpang.
Pukul 09.25 WITA sampai juga di Kota Baa. Untuk mengisi waktu luang
sambil menunggu ferry cepat 'ML Express Bahari' berlabuh, saya
mengunjungi bekas tempat tinggal Raja Kedoh di Baa, yang letaknya tidak
jauh dari Pelabuhan Tenau. Rumah Raja Kedoh didirikan pada tahun 1939.
Sekarang ini rumah tersebut ditempati oleh keturunan dari Raja Kedoh.
Pukul 10.46 WITA, ferry ML Express Bahari baru saja berlabuh dan
kemudian berangkat kembali menuju Pulau Timor (Kupang) pukul 11.49 WITA.
Sebelum meninggalkan Pulau Rote kusempatkan untuk membeli kain tenun
hasil karya masyarakat disana dan topi khas Rote yang disebut topi Ti'i
Langga. Berharap kedua barang ini akan selalu mengingatkanku akan
keindahan dan keunikan Pulau Rote, sekaligus membuatku merasa bangga
bahwa Indonesia memang mempunyai pesona alam yang sangat indah yang
banyak dikagumi oleh wisatawan manca negara.
Diposkan oleh
Erni Suyanti Musabine, DVM
di
22.29
http://ernisuyantimedikkonservasi.blogspot.co.id/2012/08/pesona-keindahan-pulau-rote-kepulauan_5294.html
Reaksi: |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
ORANMG PINTAR UNTUK TAMBAH PENGETAHUAN PASTI BACA BLOG 'ROTE PINTAR'. TERNYATA 15 NEGARA ASING JUGA SENANG MEMBACA BLOG 'ROTE PINTAR' TERIMA KASIG KEPADA SEMUA PEMBACA BLOG 'ROTE PINTAR' DIMANA SAJA, KAPAN SAJA DAN OLEG SIAPA SAJA. NAMUN SAYA MOHON MAAF KARENA DALAM BEBERAPA HALAMAN DARI TIAP JUDUL TERDAPAT SAMBUNGAN KATA YANG KURANG SEMPURNA PADA SISI PALING KANAN DARI SETIAP HALAM TIDAK BERSAMBUNG BAIK SUKU KATANYA, OLEH KARENA ADA TERDAPAT EROR DI KOMPUTER SAAT MEMASUKKAN DATANYA KE BLOG SEHINGGA SEDIKIT TERGANGGU, DAN SAYA SENDIRI BELUM BISA MENGATASI EROR TERSEBUT, SEHINGGA PARA PEMBACA HARAP MAKLUM, NAMUN DIHARAPKAN BISA DAPAT MEMAHAMI PENGERTIANNYA SECARA UTUH. SEKALI LAGI MOHON MAAF DAN TERIMA KASIH BUAT SEMUA PEMBACA BLOG ROTE PINTAR, KIRANYA DATA-DATA BARU TERUS MENAMBAH ISI BLOG ROTE PINTAR SELANJUTNYA. DARI SAYA : Drs.Simon Arnold Julian Jacob-- Alamat : Jln.Jambon I/414J- Rt.10 - Rw.03 - KRICAK - JATIMULYO - JOGJAKARTA--INDONESIA-- HP.082135680644 - Email : saj_jacob1940@yahoo.co.id.com BLOG ROTE PINTAR : sajjacob.blogspot.com TERIMA KASIH BUAT SEMUA.