Alat
Perdamaian Dunia :
“Alat-Alat
Perang Dilebur menjadi Alat Pertanian Dunia”
Oleh
: Drs.Simon Arnold Julian Jacob
Pengantar :
Gambaran Perbandingan Besarnya biaya untuk Militer
dan dana untuk Melinium MDGs (Millenium
Development Goals/Tujuan Pembangunan Millenium). Pemerintah Barack Obama memandang kelaparan kronis sebagai
prioritas utama kebijakan Luar Negeri AS. Negeri lain bergabung bersama AS
dalam upaya ini. Negara-negara industri utama telah menjanjikan lebih dari ASD.22
miiliar selama 3 tahun untuk memacu pertumbuhan ekonomi yang menjadikan pertanian
sebagai ujung tombok utama
Salah
satu kuncinya adalah negara kaya memenuhi janjinya memberi 0,7 persen (PDB)
Produk Domistik Brutonya untuk pembangunan di negara-negara berkembang. Tetapi
itu tidak pernah dipenuhi. Negara AS,
hanya memberi 0,16 persen PDB, padahal menggunakan 5 persennya sekitar 450
miliar dollar AS---Red) untuk militer. (Prof DR.Jeffry D,Sachs, Kompas, 4-8-2005)
Mereka ingin membeli keamanan,
tetapi mengesampingkan akibat lebih dalam dari ketidakstabilan global dengan
hanya mengalokasikan 1/30 (sepertiga puluh) dari jumlah itu (15 miliar dollar
AS)—(Red) untuk pembangunan di negara dengan kemiskinan
ekstrem. Tidak ada keamanan tanpa pembangunan.
Ini penting diketahui negara kaya supaya mau memenuhi komitmennya.Proyek Milenium berusaha mengikat
negara maju untuk itu.
Proyek Borgen menunjuk pimpinan Amerika memberikan AS$ 230
miliar per tahun kepada kontraktor militer, dan hanya AS$ 19 miliar yang
dibutuhkan untuk mencapai tujuan Pembangunan Melinium PBB untuk mengakhiri
kemiskinan parah sebelum 2025 Dana militer untuk persenjataan yang pada tahun l995
diharapkan dapat dikurangi dari 900 miliar dollar As, tidak terwujud. Pupus
pula harapan menggunakan 125 miliar dollar AS untuk meningkatkan kesejahteraan
dunia. Malah dana persenjataan bertambah. Perang besar justru terjadi pada awal abat ke-21, khususnya setelah AS
memberikan defenisi sepihak tentang terorisme.
Alat-Alat Perang Dilebur Menjadi Alat Pertanian
Dunia Guna kemakmuran dan
perdamaian dunia dimasa depan dalam
sektor pertanian maka, alangkah baiknya
: Semua Alat-alat perang dan biaya perang yang digambarkan seperti tertera
diatas, yang saat ini dipergunakan untuk membunuh sesama manusia, sebaiknya alat-alat
perang tersebut dilebur menjadi alat pertanian dunia untuk memerangi kemiskinan
yang telah menelan ratusan juta jiwa, melebihi jumlah korban perang
konvensional dalam Perang Dunia I dan II, karena kelaparan, kekurangan gizi,
busung lapar; sakit-penyakit dan pengangguran.
Dan ini adalah ALAT PERDAMAIAN DUNIA
SEJATI, dimana semua umat manusia saling
duduk berdampingan tanpa derita KEMISKINAN LAGI.
Alat-alat pertanian tersebut supaya disebarkan ke seluruh pelosok Dunia
Ketiga sebagai bantuan langsung fisik yang diperlukan dalam membangun sektor
pertanian. Alat-alat produksi pangan
dunia, tersebut untuk penuntasan kemiskinan dimana-mana, terutama negara-negara
Dunia Ketiga seperti di Asia dan Afrika dan Amerika Latin.
Berikanlah alat-alat pertanian
tersebut untuk mereka mencari dan
memenuhi kebutuhan mereka sendiri, dan mengurangi ketergantungan bahan makanan
yang selama ini sangat bergantung pada pemerintah maupun bantuan luar negeri.Karena
perang, manusia kehilangan nyawa dan harta benda, serta konflik berkepanjangan
antarnegara, penyebab utama kemiskinan dan kelaparan, kematian, sehingga
menjauhkan manusia dari sifat kemanusiaan yang beradab dalam menciptakan
perdamaian dunia.
Bantuan selama ini kepada negara miskin pada umumnya :
·
berupa bahan makanan,
·
obat-obatan untuk kesehatan,
·
maupun dana berupa pinjaman.
Bentuk
bantuan begini sebenarnya hanya menghilangkan kelaparan sesaat saja. Namun setelah habis persediaannya akan
kembali lagi mengalami kemiskinan kronis/ekstrim seperti sediakala, sehingga
pola bantuan bentuk ini tidak pernah menuntaskan kemiskinan hingga kapan pun,
dimana saja dan kapan saja.
Bila berbicara tentang masalah pertanian berarti, Awalnya
dimulai dari modal pokok petani yang paling minim adalah, “jenis dan jumlah alat
petrtanian” yang dipakai untuk mengolah lahan pertanian. setelah itu
baru mesalah kedua, adalah ----lokasi dan luas
lahan yaitu menyangkut lahan kering atau lahan basah, dan ketiga adalah
tersedianya bibit unggul dan pupuk, dan tingkat kesehatan petani, permodalan
serta ketrampilan petani dan bantuan modal kerja dan lainnya.
Memperbanyak jalur
irigasi dengan memanfaatkan sungai-sungai yang ada, sehingga akan
menjangkau lahan pertanian potensial lainnya yang hingga kini masih
menganggur tanpa berproduksi selain itu masih
dapat dimanfaatkan sumur bor disekitar lahan pertanian sebagai cadangan
sumber air guna mengairi lahan pertanian yang sewaktu-waktu mengalami
kekeringan hingga kini banyak sumber air kali/sungai yang mubazir mengalir ke
laut secara percuma, tanpa dialihkan
sebagai sumber pengairan lahan pertanian dalam bentuk irigasi, kelengkapan data
ini diperlukan untuk menentukan tingkat produksi dan
produktivitas petani global untuk menghasilkan
output minimal atau maksimal yang diharapkan,
yang menjadi faktor utama kelaparan dan kemiskinan yang terjadi.
Berbagai wilayah pertanian dengan karakteristiknya
tersendiri sesuai iklim, lingkungan atau faktor alam, sehingga akan mempengaruhi
pula hasil yang didapat. Oleh karena itu penerapan suatu sistem pertanian yang
baik dan berhasil, tentu disesuaikan dengan keadaan masing-masing wilayah
dengan menyediakan sarana dan prasara yang berlainan pula sesuai kebutuhan
petani.
Mereka membutuhkan sarana dan prasarana kerja untuk mereka mencari
makanannya sendiri, dan bukan memberi mereka makanan, untuk kemudian lapar lagi
dan minta lagi. (Pola ini telah menghilangkan harga diri seseorang maupun
sesuatu negara yang tidak mampu memberi makan pada rakyatnya, dan hanya mampu menadahkan
tangannya meminta belas kasih dari pihak lain; sangat-sangat memalukan).
Ini berarti telah “keliru terapinya”
atau dengan perkataan lain : “ hanya mereka
diberikan “Ikan” bukan “kail” Sungai-sungai yang ada belum optimal dimanfaatkan
untuk pengairan atau irigasi bagi pertanian, sehingga banyak lahan yang
potensial (lahan tidur) untuk pertanian basah masih terbengkalai. Ini
berarti kita telah kehilangan sekian juta ton hasil pertanian yang diharapkan
setiap tahunnya. Jika
lahan kering dan gersang seperti Provinsi NTT yang miskin sungai, perlu
dibangun waduk-waduk atau bendungan berskala besar dimana-mana guna menampung
air hujan sebanyak mungkin yang dipergunakan untuk mengairi lahan pada musim
kemarau. Untuk kepentingan tersebut perlu disurvei lokasi-lokasi tertentu untuk
pembuatan waduk tadah hujan di berbagai wilayah. (Penulis).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
ORANMG PINTAR UNTUK TAMBAH PENGETAHUAN PASTI BACA BLOG 'ROTE PINTAR'. TERNYATA 15 NEGARA ASING JUGA SENANG MEMBACA BLOG 'ROTE PINTAR' TERIMA KASIG KEPADA SEMUA PEMBACA BLOG 'ROTE PINTAR' DIMANA SAJA, KAPAN SAJA DAN OLEG SIAPA SAJA. NAMUN SAYA MOHON MAAF KARENA DALAM BEBERAPA HALAMAN DARI TIAP JUDUL TERDAPAT SAMBUNGAN KATA YANG KURANG SEMPURNA PADA SISI PALING KANAN DARI SETIAP HALAM TIDAK BERSAMBUNG BAIK SUKU KATANYA, OLEH KARENA ADA TERDAPAT EROR DI KOMPUTER SAAT MEMASUKKAN DATANYA KE BLOG SEHINGGA SEDIKIT TERGANGGU, DAN SAYA SENDIRI BELUM BISA MENGATASI EROR TERSEBUT, SEHINGGA PARA PEMBACA HARAP MAKLUM, NAMUN DIHARAPKAN BISA DAPAT MEMAHAMI PENGERTIANNYA SECARA UTUH. SEKALI LAGI MOHON MAAF DAN TERIMA KASIH BUAT SEMUA PEMBACA BLOG ROTE PINTAR, KIRANYA DATA-DATA BARU TERUS MENAMBAH ISI BLOG ROTE PINTAR SELANJUTNYA. DARI SAYA : Drs.Simon Arnold Julian Jacob-- Alamat : Jln.Jambon I/414J- Rt.10 - Rw.03 - KRICAK - JATIMULYO - JOGJAKARTA--INDONESIA-- HP.082135680644 - Email : saj_jacob1940@yahoo.co.id.com BLOG ROTE PINTAR : sajjacob.blogspot.com TERIMA KASIH BUAT SEMUA.