Stok
Dunia Turun Perajin Tempe Diperingatkan
Harga
Bakal Naik
Oleh
: Drs.Simon Arnold Julian Jacob
Dunia menghadapi penurunan stok biji-bijian
yang sangat penting
sebagai bahan makanan utama.
Penurunan
stok itu ditandai dengan pertumbuhan konsumsi yang lebih tinggi dibandingkan
dengan pertumbuhan produksi biji-bijian diseluruh dunia. Deputi Bidang
Koordinasi Pertanian dan Kelautan Menko Perekonomian, Bayu Krisnamurti
mengungkapkan hal itu dari London, Inggris, saat mengikuti Pertemuan Dewan Biji-bijian
Internasional tahun 2009-2010, Rabu, 10-6-2009). Bayu menjelaskan, produk biji-bijian dunia diperkirakan
turun 0,33 persen. Dari 1,727 miliar ton pada periode 2008-2009 menjadi 1,721 miliar
ton pada periode 2009-2010.
Meskipun lebih tinggi 2 persen dibanding produksi periode
2007-2008, peningkatan produksi tersebut tidak mampu menutupi peningkatan
konsumsi dunia, baik gandum, beras, jagung, maupun kedelai. Konsumsi
biji-bijian diperkirakan naik 0,7 persen. Dengan demikian, stok dunia akan
turun 15 juta ton, atau 4,6 persen dibandingkan dengan tahun lalu. Selain stok
yang turun, harga biji-bijian juga akan meningkat. Ini karena biaya angkutan
laut naik, yakni dari 25 dollar AS atau sekitar 250.000 per ton pada Desember 2008
menjadi 40-50 dollar per ton pada Mei 2009.
Kenaikan harga juga tercermin pada harga future, atau
harga yang ditetapkan untuk pengiriman beberapa bulan setelah kontrak dibuat,
yang juga naik. Menurut Guru Besar Ekonomi Pertanian Bustanul Arifin, perkiraan
kenaikan harga komoditas biji-bijian sudah dapat diprediksi sejak Februari 2009.
Kenaikan itu terutama karena stabilitas dan kondisi stok dunia. Di
Indonesia, kata Bustanul, ada dua kelompok yang akan terpukul.
Pertama, importir
gandum, karena ketergantungan mereka terhadap gandum impor mencapai 100 persen.
Kedua, impor
kedelai karena kinerja produksi komoditas ini di dalam negeri kurang baik.“Selain
itu, pelaku usaha di bidang komoditas tetap perlu mewaspadai spekulasi global.”
Ujar Bustanul.
Turun naik
Kenaikan harga biji-bijian telah disampaikan oleh Dewan
Biji-bijian Internasional (IGS). Harga beras
sudah meningkat dari 537 dollar AS per ton pada 29 Mei 2009 menjadi 563 dollar
AS per ton pada 5 Juni 2009 Adapun harga kedelai masih menurun dari 463 dollar
AS per ton per 29 Mei 2009 menjadi 461 dollar AS per ton pada 5 Juni 2009. Meski
stok biji-bijian dunia turun, menurut Bayu, hal itu tidak memengarui petani
padi di Indonesia. Produksi beras Indonesia masih relatif baik. Akan tetapi
tidak demikian halnya dengan konsumen,
perajin tahu tempe, dan pengusaha pakan ternak. “Mereka akan terpengaruh, karena bahan baku tahu dan tempe akan turun
drastis. Ini harus menjadi perhatian,” ujarnya.
(Kompas, 11-6-2009).
Mari Meniru Langkah China
Sedia payung sebelum hujan.
Harga
minyak saat ini sudah menyentuh 71 dollar AS per barrel. Jauh melejit dari 40
dollar AS per barrel pada Januari 2009. Harga minyak goreng yang sudah
menyentuh Rp.10.000 per kg masih bakal naik. Kali ini pemerintah harus lebih siap mengantisipasinya. Harga komoditas
kini terus bergerak naik. Kondisi ini memang sedikit membingungkan di tengah
kdrisis global yang masih melanda Eropa dan Amerika Serikat. Namun, keseriusan
negara maju menjalankan program stimulus
menjadi faktor yang kembali menggairahkan pasar saham. Spekulasi pun mulai
menyerbu pasar komoditas. Peran kedelai di Argentina Maret 2009 lebih rendah 10
juta ton dari prediksi awal 43 juta ton.
Kondisi ini terjadi saat produksi minyak kelapa sawit mentah (CPO) dari
Indonesia dan Malaysia memasok 87 persen CPO dunia sehingga stok kedua negara
sangat memengaruhi psikologis pasar internasional.
Lebih liar
Walau
ada harapan produksi segera membaik mulai Agustus nanti, kekhawatiran terhadap
pergerakan harga masih mencuat. Para pialang di bursa komoditas memanfaatkan masa ini
untuk berspekulasi. Rugi besar akibat krisis keuangan semester II-2008
diperkirakan bakal memancing spekulan untuk bekerja lebih keras kali ini. Mereka akan lebih
agresif berspekulasi demi menutup kerugian tahun lalu. Dampaknya,
pergerakan harga komoditas berpotensi
lebih liar daripada tahun 2007 dan 2008. Kenapa demikian?
Saat ini, hanya komoditas yang masih memiliki permintaan.
Produk pertanian seperti CPO, kedelai, dan kanola, atau energi seperti batu
bara, dan minyak mentah masih tetap laku dipasar karena dibutuhkan. Kecil
kerugian orang berhenti memeli minyak makan karena krisis. Atau menghentikan
pembangkit listrik untuk menghemat
energi. Kondisi
ini membuat komoditas, terutama pertanian menjadi menarik untuk spekulasi Harga
CPO sudah naik 60,7 persen sejak Januari sampai April 2009 dari 510 dollar AS
per ton menjadi 824,6 dollar As per ton. Indonesia
patut waspa. Ada 18,2 juta rumah tangga miskin dan 40 juta keluarga ekonomi
lemah yang perlu diperhatikan. Belum lagi puluhan juta pengusaha mikro yang memakai minyak goreng dalam usaha
mereka. Mereka bakal merana apabila harga minyak goreng melebihi Rp.10.000 per
kg.
Manajemen Stok
Kondisi
ini yang membuat pemerintah masih saja memerhatikan stabilitas harga minyak
goreng domistik. Namun sayangnya, pemerintah masih saja memainkan instrumen
fiskal demi kestabilan itu, bukan kebijakan jangka panjang yang menyetuh akar
persoalan. Kita sudah
mengalami bagaimana rakyat miskin sangat menderita didera harga minyak goreng
yang naik tajam sejak paruh kedua tahun 2007 sampai semester I-2008. Pemerintah lebih senang mengutak-atik instrumen fiskal
ketimbang memperbaiki tata niaga minyak goreng dimistik. Bukannya menertibkan
pedagang grosir sampai eceran, malah mewajibkan swasta menjual 1 juta ton
minyak goreng mermerek generik
Minyak
kita, ibarat obat pereda rasa sakit, hanya ampuh
untuk sementara.
Semestinya
pemerintah meniru langkah Pemerintah China mengamankan stok demi stabilitas harga domestik. China terus
memborong kedelai dan kanola dari sejumlah penjuru dunia saat harga murah.
Negara dengan devisa berlimpah tersebut membeli biji-bijian sebagai stok .
Berdasarkan data Departemen Pertanian AS, China kini memiliki stok 7.2 juta ton
kedelai per Juni 2009, naik dari 6,3 juta ton
pada Mei lalu. China juga
membeli stok 2 juta ton biji kanola. Analis komoditas dari LMC International
yang berbasis di Oxford Inggris, James Fry, memprediksi China masih akan terus
meningkatkan stok biji kedelai sampai 10 juta ton dan kanola sampai 5 juta ton.
Kita bisa meniru lanhkah China mengamankan stok minyak
nabati domistik. Perum Bulog bisa membeli CPO dari BUMN perkebunan lalu
memprosesnya di pabrik pengolahan. Minyak
goreng yang dihasilkan kemudian dilepaskan ke pasar lewat jaringan distribusi
Bulog. Dengan cara ini, spekulasi pedagang grosir yang kerap berspekulasi menahan
atau menimbun barang bisa dikurangi. (Hamzirwan, Kompas, 11-6-2009).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
ORANMG PINTAR UNTUK TAMBAH PENGETAHUAN PASTI BACA BLOG 'ROTE PINTAR'. TERNYATA 15 NEGARA ASING JUGA SENANG MEMBACA BLOG 'ROTE PINTAR' TERIMA KASIG KEPADA SEMUA PEMBACA BLOG 'ROTE PINTAR' DIMANA SAJA, KAPAN SAJA DAN OLEG SIAPA SAJA. NAMUN SAYA MOHON MAAF KARENA DALAM BEBERAPA HALAMAN DARI TIAP JUDUL TERDAPAT SAMBUNGAN KATA YANG KURANG SEMPURNA PADA SISI PALING KANAN DARI SETIAP HALAM TIDAK BERSAMBUNG BAIK SUKU KATANYA, OLEH KARENA ADA TERDAPAT EROR DI KOMPUTER SAAT MEMASUKKAN DATANYA KE BLOG SEHINGGA SEDIKIT TERGANGGU, DAN SAYA SENDIRI BELUM BISA MENGATASI EROR TERSEBUT, SEHINGGA PARA PEMBACA HARAP MAKLUM, NAMUN DIHARAPKAN BISA DAPAT MEMAHAMI PENGERTIANNYA SECARA UTUH. SEKALI LAGI MOHON MAAF DAN TERIMA KASIH BUAT SEMUA PEMBACA BLOG ROTE PINTAR, KIRANYA DATA-DATA BARU TERUS MENAMBAH ISI BLOG ROTE PINTAR SELANJUTNYA. DARI SAYA : Drs.Simon Arnold Julian Jacob-- Alamat : Jln.Jambon I/414J- Rt.10 - Rw.03 - KRICAK - JATIMULYO - JOGJAKARTA--INDONESIA-- HP.082135680644 - Email : saj_jacob1940@yahoo.co.id.com BLOG ROTE PINTAR : sajjacob.blogspot.com TERIMA KASIH BUAT SEMUA.