Ancaman Pangan
Oleh : Drs.Simon Arnold Julian Jacob
Siapa pun yang
mengamati gerakan produk serealia dunia saat ini tentu akan miris. Harga beras, gandum, jagung, kacang,
kedelai, dll naik tak tertahankan. Harga gandum, misalnya, melonjak dari 180
dollar AS per metrik ton pada awal 2007 menjadi sekitar 350 dollar AS saat ini.
Fenomena itu harus dicermati, jika Indonesia ingin terhindar dari ancaman
kekurangan pangan.
Sedangkan stok
pangan dunia diperkirakan juga merosot. kebutuhan dunia.
- Tahun
1999 persediaan pangan mampu mencukupi 116 hari
- Tahun
2006 hanya mampu mencukupi kebutuhan 57 hari.
- Kini,
persediaan itu dimungkinkan kian kecil.
Sayangnya, hingga
kini, elite politik umumnya belum menyadari ancaman pangan ini. Mereka lebih
tertarik untuk mengelus-elus calon presiden dan melakukan monuver politik
daripada mengamati pergerakan komoditas pangan dunia, khususnya serealia.
A. Dampak politik
Setidaknya ada
tiga factor yang menyebabkan terjadinya kelangkaan produksi serealia dunia.Perubahan
iklim dunia. Pemanasan
global membuat perubahan musim sulit diprediksi. Akibatnya, musim tanam menjadi
tidak menentu dan gagal panen menghantui. Kebijakan konversi energi dari
konvensional menjadi bioetanol Kebijakan ini membuat stok serealia merosot
tajam. AS, misalnya, tahun 2000 memproduksi 1,6 miliar gallon per tahun, tahun 2005,
memproduksi 5,0 miliar gallon per tahun, tahun 2008/2009 menargetkan 9,0 miliar
galon per tahun.
Langkah serupa
dilakukan Cina, Jepang Eropa dan Australia. Negara-negara itu menggunakan
jagung, starch-pati, soergum, beras dan gandum sebagai bahan dasar. Kepanikan
negara-negara berpenduduk besar. Kekhawatiran
stok pangan dalam negeri tidak
mencukupi, membuat mereka besaran-besaran
membeli serealia untuk pengamanan stok nasional. Langkah ini memicu kepanikan pasar sehingga harga
komoditas itu melonjak tak terkendali akibat persaingan antara pangan dan energi.
Fenomena itu tentu akan berdampak langsung pada Indonesia.
Sebagai Negara
berpenduduk 220 juta jiwa, republik ini rentan terhadap gejolak harga
serealia dunia. Acaman persaingan antara
pangan dan energi itu bisa dipastikan akan mendongkrak harga beras jagung,
terigu, dan kedelai, pendeknya harga sembako (sembilan bahan pokok). Akibatnya,
selain daya beli rakyat akan merosot,
usaha makanan terutama yang bersekala kecil dan menengah jauh akan mengahadapi
kesulitan. Jika kecenderungan itu tidak segera diatasi, siapapun presiden yang
terpilih nanti, kewibawaan pemerintahnya akan terancam. Asumsi ini nampaknya
masih berlaku. Sulit bagi sebuah pemerintahan menjaga stabilitas politiknya
jika soal pangan, khususnya beras dan sembako, tidak cukup tersedia atau melonjak
harganya seperti minyak goreng. Bahkan sebuah peradaban bisa hancur jika tidak
ada pangan.
B. Kesadaran bersama
Karena itu, ini
saatnya bagi semua komponen bangsa untuk duduk bersama membicarakan kemungkinan
terjadinya ancaman ketersediaan pangan nasional. Untuk sementara ini, stok
pangan masih mencukupi. Namun, jika perburuan komoditas serealia dunia yang
dilakukan negara-negara besar meningkat tak terbendung, maka dalam waktu dekat kita
akan mengalami kesulitan. Hal itu disebabkan produksi padi kita masih labil
untuk mencukupi kebutuhan. Sementara itu, kemandirian produksi semua sumber
pangan juga belum digalakkan. Kondisi ini diperburuk oleh keterbatasan dana
yang ada. Tanpa dana cukup, kita tidak akan mampu melakukan pembelian serealia
karena kalah bersaing dengan negara-negara besar pemburu komoditas itu. Karena
itu, pemerintah harus mengambil inisiatip untuk memimpin gerakan nasional kemadirian
pangan dengan segala upaya dan sesegera mungkin.
Agar efektif,
gerakan ini harus mendapat dukungan penuh dari politisi, perguruan tinggi,
pengusaha, pers dan kelompok-kelompok
strategis lain. Gerakan kesadaran
bersama ini juga akan mengurangi tensi
politik yang cenderung meningkat lebih cepat dari perkiraan semula. Selain itu,
pemerintah perlu menempuh kebijakan
darurat untuk meningkatkan daya beli rakyat. Menggalakan program padat karya,
misalnya merupakan alternative yang
wajib ditempuh segera.
Tanpa langkah
itu, bukan saja industri kecil dan
menengah akan sulit bertahan, tetapi stabilitas politik pun berpotensi
porak-poranda. Pendeknya, berapapun mahalnya harga pangan, persediaan harus
ada. Tanpa langkah berani demikian, sulit dibayangkan apa yang akan terjadi di
Republik ini. Karena itu, mari duduk bersama membahas realitas ancaman pangan
itu. Selanjutnya segera memulai gerakan nasional kemadirian pangan. Jangan sampai saat sadar,
semua sudah terlambat. (Franciscus
Welirang,Pelaku Usaha Peminat Masalah Sosial Kemasyarakatan, Kompas,
16-10-2007)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
ORANMG PINTAR UNTUK TAMBAH PENGETAHUAN PASTI BACA BLOG 'ROTE PINTAR'. TERNYATA 15 NEGARA ASING JUGA SENANG MEMBACA BLOG 'ROTE PINTAR' TERIMA KASIG KEPADA SEMUA PEMBACA BLOG 'ROTE PINTAR' DIMANA SAJA, KAPAN SAJA DAN OLEG SIAPA SAJA. NAMUN SAYA MOHON MAAF KARENA DALAM BEBERAPA HALAMAN DARI TIAP JUDUL TERDAPAT SAMBUNGAN KATA YANG KURANG SEMPURNA PADA SISI PALING KANAN DARI SETIAP HALAM TIDAK BERSAMBUNG BAIK SUKU KATANYA, OLEH KARENA ADA TERDAPAT EROR DI KOMPUTER SAAT MEMASUKKAN DATANYA KE BLOG SEHINGGA SEDIKIT TERGANGGU, DAN SAYA SENDIRI BELUM BISA MENGATASI EROR TERSEBUT, SEHINGGA PARA PEMBACA HARAP MAKLUM, NAMUN DIHARAPKAN BISA DAPAT MEMAHAMI PENGERTIANNYA SECARA UTUH. SEKALI LAGI MOHON MAAF DAN TERIMA KASIH BUAT SEMUA PEMBACA BLOG ROTE PINTAR, KIRANYA DATA-DATA BARU TERUS MENAMBAH ISI BLOG ROTE PINTAR SELANJUTNYA. DARI SAYA : Drs.Simon Arnold Julian Jacob-- Alamat : Jln.Jambon I/414J- Rt.10 - Rw.03 - KRICAK - JATIMULYO - JOGJAKARTA--INDONESIA-- HP.082135680644 - Email : saj_jacob1940@yahoo.co.id.com BLOG ROTE PINTAR : sajjacob.blogspot.com TERIMA KASIH BUAT SEMUA.