alamat email

YAHOO MAIL : saj_jacob1940@yahoo.co.id GOOGLE MAIL : saj.jacob1940@gmail.com

Jumat, 30 Januari 2015

ANCAMAN PANGAN

Ancaman Pangan
Oleh : Drs.Simon Arnold Julian Jacob

Siapa pun yang mengamati gerakan produk serealia dunia saat ini tentu akan  miris. Harga beras, gandum, jagung, kacang, kedelai, dll naik tak tertahankan. Harga gandum, misalnya, melonjak dari 180 dollar AS per metrik ton pada awal 2007 menjadi sekitar 350 dollar AS saat ini. Fenomena itu harus dicermati, jika Indonesia ingin terhindar dari ancaman kekurangan pangan.

Sedangkan stok pangan dunia diperkirakan juga merosot. kebutuhan dunia.
  1. Tahun 1999 persediaan pangan mampu mencukupi 116 hari
  2. Tahun 2006 hanya mampu mencukupi kebutuhan 57 hari.
  3. Kini, persediaan itu dimungkinkan kian kecil.
Sayangnya, hingga kini, elite politik umumnya belum menyadari ancaman pangan ini. Mereka lebih tertarik untuk mengelus-elus calon presiden dan melakukan monuver politik daripada mengamati pergerakan komoditas pangan dunia, khususnya serealia.

A. Dampak politik

Setidaknya ada tiga factor yang menyebabkan terjadinya kelangkaan produksi serealia dunia.Perubahan iklim dunia. Pemanasan global membuat perubahan musim sulit diprediksi. Akibatnya, musim tanam menjadi tidak menentu dan gagal panen menghantui. Kebijakan konversi energi dari konvensional menjadi bioetanol Kebijakan ini membuat stok serealia merosot tajam. AS, misalnya, tahun 2000 memproduksi 1,6 miliar gallon per tahun, tahun 2005, memproduksi 5,0 miliar gallon per tahun, tahun 2008/2009 menargetkan 9,0 miliar galon per tahun.

Langkah serupa dilakukan Cina, Jepang Eropa dan Australia. Negara-negara itu menggunakan jagung, starch-pati, soergum, beras dan gandum sebagai bahan dasar. Kepanikan negara-negara berpenduduk besar. Kekhawatiran   stok  pangan dalam negeri tidak mencukupi, membuat mereka  besaran-besaran membeli serealia untuk pengamanan stok nasional. Langkah  ini memicu kepanikan pasar sehingga harga komoditas itu melonjak tak terkendali akibat persaingan antara  pangan dan energi.

Fenomena itu tentu akan berdampak langsung pada Indonesia.

Sebagai Negara berpenduduk 220 juta jiwa, republik ini rentan terhadap gejolak harga serealia  dunia. Acaman persaingan antara pangan dan energi itu bisa dipastikan akan mendongkrak harga beras jagung, terigu, dan kedelai, pendeknya harga sembako (sembilan bahan pokok). Akibatnya, selain daya beli rakyat  akan merosot, usaha makanan terutama yang bersekala kecil dan menengah jauh akan mengahadapi kesulitan. Jika kecenderungan itu tidak segera diatasi, siapapun presiden yang terpilih nanti, kewibawaan pemerintahnya akan terancam. Asumsi ini nampaknya masih berlaku. Sulit bagi sebuah pemerintahan menjaga stabilitas politiknya jika soal pangan, khususnya beras dan sembako, tidak cukup tersedia atau melonjak harganya seperti minyak goreng. Bahkan sebuah peradaban bisa hancur jika tidak ada pangan.

B. Kesadaran bersama

Karena itu, ini saatnya bagi semua komponen bangsa untuk duduk bersama membicarakan kemungkinan terjadinya ancaman ketersediaan pangan nasional. Untuk sementara ini, stok pangan masih mencukupi. Namun, jika perburuan komoditas serealia dunia yang dilakukan negara-negara besar meningkat tak terbendung, maka dalam waktu dekat kita akan mengalami kesulitan. Hal itu disebabkan produksi padi kita masih labil untuk mencukupi kebutuhan. Sementara itu, kemandirian produksi semua sumber pangan juga belum digalakkan. Kondisi ini diperburuk oleh keterbatasan dana yang ada. Tanpa dana cukup, kita tidak akan mampu melakukan pembelian serealia karena kalah bersaing dengan negara-negara besar pemburu komoditas itu. Karena itu, pemerintah harus mengambil inisiatip untuk   memimpin gerakan nasional kemadirian pangan dengan segala upaya dan sesegera mungkin.

Agar efektif, gerakan ini harus mendapat dukungan penuh dari politisi, perguruan tinggi, pengusaha, pers dan kelompok-kelompok  strategis lain. Gerakan  kesadaran bersama ini juga akan mengurangi  tensi politik yang cenderung meningkat lebih cepat dari perkiraan semula. Selain itu, pemerintah  perlu menempuh kebijakan darurat untuk meningkatkan daya beli rakyat. Menggalakan program padat karya, misalnya merupakan alternative  yang wajib ditempuh segera.  

Tanpa langkah itu, bukan saja industri kecil dan  menengah akan sulit bertahan, tetapi stabilitas politik pun berpotensi porak-poranda. Pendeknya, berapapun mahalnya harga pangan, persediaan harus ada. Tanpa langkah berani demikian, sulit dibayangkan apa yang akan terjadi di Republik ini. Karena itu, mari duduk bersama membahas realitas ancaman pangan itu. Selanjutnya segera memulai gerakan nasional kemadirian pangan. Jangan sampai saat sadar, semua sudah terlambat. (Franciscus Welirang,Pelaku Usaha Peminat Masalah Sosial Kemasyarakatan, Kompas, 16-10-2007)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

ORANMG PINTAR UNTUK TAMBAH PENGETAHUAN PASTI BACA BLOG 'ROTE PINTAR'. TERNYATA 15 NEGARA ASING JUGA SENANG MEMBACA BLOG 'ROTE PINTAR' TERIMA KASIG KEPADA SEMUA PEMBACA BLOG 'ROTE PINTAR' DIMANA SAJA, KAPAN SAJA DAN OLEG SIAPA SAJA. NAMUN SAYA MOHON MAAF KARENA DALAM BEBERAPA HALAMAN DARI TIAP JUDUL TERDAPAT SAMBUNGAN KATA YANG KURANG SEMPURNA PADA SISI PALING KANAN DARI SETIAP HALAM TIDAK BERSAMBUNG BAIK SUKU KATANYA, OLEH KARENA ADA TERDAPAT EROR DI KOMPUTER SAAT MEMASUKKAN DATANYA KE BLOG SEHINGGA SEDIKIT TERGANGGU, DAN SAYA SENDIRI BELUM BISA MENGATASI EROR TERSEBUT, SEHINGGA PARA PEMBACA HARAP MAKLUM, NAMUN DIHARAPKAN BISA DAPAT MEMAHAMI PENGERTIANNYA SECARA UTUH. SEKALI LAGI MOHON MAAF DAN TERIMA KASIH BUAT SEMUA PEMBACA BLOG ROTE PINTAR, KIRANYA DATA-DATA BARU TERUS MENAMBAH ISI BLOG ROTE PINTAR SELANJUTNYA. DARI SAYA : Drs.Simon Arnold Julian Jacob-- Alamat : Jln.Jambon I/414J- Rt.10 - Rw.03 - KRICAK - JATIMULYO - JOGJAKARTA--INDONESIA-- HP.082135680644 - Email : saj_jacob1940@yahoo.co.id.com BLOG ROTE PINTAR : sajjacob.blogspot.com TERIMA KASIH BUAT SEMUA.