ARGENTINA BANGKIT TANPA IMF--FERNANDEZ CANANGKAN "PAKTA SOSIAL" MERANMGKUL PENGUSAHA DAN BURUH

Argentina Bangkit Tanpa IMF

Fernandez Canangkan “Pakta Sosial”,

Merangkul Pengusaha dan Buruh

Oleh : Drs.Simon Arnold Julian Jacob

Argentina pulih dari keadaan pahit ekonomi yang mengacaukan kehidupan rakyat selama dua decade. Kebangkitan ekonomi terjadi sejak 2001, justru setelah Agentina “Mengusir” IMF dan merangkul Venezuela.

Michhael Shifter, analis Amerika Latin dari The Dialogue, thinktank AS yang berbasis di Washington, mengakui  kinerja  Presiden Nestor Kirchner. (57) membawa Argentina keluar dari krisis ekonomi tahun 2001. Bank Dunia pernah menyebutkan decade 1980-an sebagai decade yang hilang bagi Amerika Latin dan Argentina.

Kegagalan membayar utang, pengetatan ikat pinggang, dan pengurangan anggaran pemerintah  makin membuat Argentina jatuh ke dalam krisis social, dampak lanjutan dari krisis ekonomi. Warisan buruk kekuasaan militer, kudeta berkali-kali, dan manajemen ekonomi negara oleh rezim militer yang buruk telah meruntuhkan Argentina. Dari Negara yang kemakmurannya pernah setara dengan Prancis.

Argentina terperosok menjadi kelompok negara berkembang Keberadaan oligarki, sekelompok elite, yang terdiri dari pebisnis dan penguasa serta militer, yang penguasa Argentina turut meruntuhkan negara.  Rakyat relative terpinggirkan. Selama beberapa decade, keadaan buruk di bidang social, ekonomi, dan politik terus membelenggu negara, yang bagai berjalan di lingkaran setan (vicious circle). Negara ini pun terlilit utang sekitar 125 miliar dollar AS ke kreditor internasional.

Posisi korup dan kreditor internasional yang tak kooperatif membuat Argentina seperti terlilit pusaran protes demi protes dari rakyat yang menjadi korban.

Kirchner yang menjadi presiden sejak tahun 2003 berhasil meningkatkan pertumbuhan ekonomi hingga 8 persen per tahun. Keadaan politik yang relative tak lagi diganggu dominasi militer mulai memulihkan stabilitas politik.

Kini Argentina, yang berpenduduk 40 juta jiwa, memiliki pendapatan domistik  sebesar 212 miliar dollar AS dan pendapatan per kapita 6.600 dollar AS.

Dalam lima tahun terakhir, Argentina yang secara tradisional didominasi sector pertanian mengembangkan sector industri dan jasa. Pemerintahannya juga mampu membayar utang Argentina kepada IMF sebesar 9,5 miliar dollar AS.

Rakyat yakin

Kemajuan Argentina didorong oleh keberanian menolak pembayaran utang ke kreditor internasional.  Argentina juga menolak resep ekonomi IMF, yang dituding telah gagal total di semua wilayah Amerika Latin. Invstor dan IMF,  mengucilkan Argentina. Namun, Presiden Venezwela Hogo Chaves menolong Argentina dengan membeli obligasi Pemerintah Argentina. Dana dari Venezwela berperan membantu Krichner mengatasi persoalan ekonomi. Ke depan, Cristina Fernandez berjanji akan melakukan pendekatan lebih unik lagi. Fernandez adalah penasihat utama Kirchner untuk pemerintahan. Masalah Argentina masih banyak, seperti inflasi yang masih tergolong tinggi, sekitar 20 persen, dan kelangkaan pasokan makanan.

“Semua perubahan dan kebijakan  akan dilakukan secara bertahap,” kata Fernandez. Namun ia menjanjikan tak akan lagi melakukan kebijakan mengejutkan. “Saya tak percaya lagi kepada kebijakan kejutan,” kata Fernandez yang memiliki aliran politik sayap kiri. Ia tak akan sepenuhnya menjalankan ekonomi pasar dengan berbagai kebijakan mengejutkan, bahkan  merusak, yang pernah diprakarsai IMF dan Bank Dunia. 

Fernadez menyerukan pelaksanaan “pakta social” yang, Merangkul pebisnis dan para serikat pekerja. Tujuannya, meraih pertumbuhan dan menikmati keuntungan bersama dalam jangka panjang,” kata Fernadez. “Pemerintahan berikutnya tidak akan berubah secara fundamental dari sebelumnya,” demikian laporan Credit Suisse, lembaga keuangan asal Swiss.

Pimpinan IMF mendatang, Dominique Strauss-Kahn (yang segera menggantikan Rodrigo Rato), telah pula setuju bekerja sama dengan Argentina. Rakyat setempat pun percaya pada Fernandez. “Saya yakin, dia akan membangun pemerintahan yang baik, yang sudah ditata suaminya,” kata Carlos Servini (38), seorang sopir taksi di Buenos Aires. (AFP/AP/BSW/MON/Kompas, 30-10-2007). Buenos Aires, Senin