alamat email

YAHOO MAIL : saj_jacob1940@yahoo.co.id GOOGLE MAIL : saj.jacob1940@gmail.com

Kamis, 29 Januari 2015

BAHAN BAKAR NABATI;

BAHAN  BAKAR NABATI  -- Bahan Bakar Nabati
Menabur Benih Jarak Pagar
Oleh : Drs.Simon Arnold Julian Jacob

Pengantar

Penghasilan para petani, tidak selalu bergantung dari hasil panen tanaman pangan, tetapi juga dari tanaman bukan pangan antara lain tanaman jarak pagar yang tidak memerlukan pemeliharaan intensif. Tanaman jarak ini secara tradisional digunakan untuk pagar untuk menghindari gangguan hewan masuk kebun dan merusakkan tanaman pangan yang ada di dalam kebun tersebut.

Belakangan ini tanaman jarak pagar ini mulai digalakkan sebagai salah satu bahan minyak serbaguna yang dibutuhkan oleh industri atau nantinya sebagai pengganti bahan bakar minyak di kemudian hari. Pengembangan tanaman ini dapat berkembang dimana saja, termasuk pada lahan kritis yang berbatu-batu, di lereng-lereng pebukitan, atau sekaligus dijadikan areal perkebunan. Cara menanamnya dengan biji ataupun dengan stek/batang.

Bagi daerah-daerah kikir hujan dan gersang tanaman ini tetap tumbuh dengan baik. Maka bagi petani yang tidak memiliki sawah atau ladang, maka tanaman jarak ini dapat dikembangkan sebagai salah satu sumber penghasilan. Berikut ini di contohkan keberhasilan seorang petani jarak pagar yang sukses  bernama Tukijo di desa Kanigoro, Kecamatan Saptosari, Kabupaten Gunung Kidul, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta: Pernyataan Tukijo (54) senada dengan Rudolf Diesel (1858-1913), penemu mesin disel berkebangsaan Jerman. Tukijo, petani desa pelosok yang sama sekali tidak pernah mengenyam pengalaman soal enerji itu, mengatakan, pada satu saatnya nanti pemakaian minyak dari biji jarak menjadi penting seperti pemakaian minyak bumi sekarang.

Rudolf Diesel cukup dikenal.

Di antaranya melalui pidato penerimaan hak paten atas hasil karyanya berupa mesin berbahan bakar minyak kacang dan minyak ganja pada tahun 1912.
Dia menyatakan, pemakaian minyak nabati sebagai bahan bakar untuk saat ini sepertinya tidak berarti. Tetapi, pada saatnya nanti akan menjadi penting, sebagaimana minyak bumi dan batu bara. Tukijo ditemui Kompas pertengahan Februari lalu di tengah kesibukannya membuat kandang ayam di Desa Kanigoro.  

Sejak dua tahun terakhir, Tukijo terbilang paling banyak menanam jarak pagar (jatropha curcas) di desanya. Dia menanam jarak karena berpegang pada pesan tetua desanya agar menjaga kelangsungan tanaman jarak. Sebab biji jarak akan memberikan manfaat manakala kegelapan malam sudah tidak bisa diatasi lagi, misalnya, ketika sudah tidak dapat ditemui lagi minyak seperti sekarang.

Dengan cara ditusuk seperti sate, menurut Tukijo, biji jarak menjadi bahan bakar untuk obor penerangan. Seperti itulah, sekarang biji jarak belum memiliki arti penting. Tetapi pada saatnya akan memberi manfaat. “Semua lereng yang menjadi wewenang saya, dan luasnya sekitar 5 hektar, sudah saya penuhi dengan tanaman jarak,” kata Tukijo dengan mantap. Tukijo bersama Kastini, istrinya, sehari-hari lebih  menggantungkan nafkah dari panenan jagung, ketela, kacang tanah, maupun padi tadah hujan. Juga hasil sampingan atas pesanan kandang ayam maupun mebel kayu. Nafkah yang mereka peroleh bisa menghidupi empat anaknya.

Harapan baru

Baru-baru ini, harapan memperoleh nafkah lain didapat Tukijo.
Tukijo mendengar informasi dari sesama petani maupun warga lainnya, kalau biji jarak yang semula tidak diperdulikan, dalam beberapa tahun ke depan akan memiliki harga tersendiri. Hati Tukijo menjadi tergerak untuk menanam jarak di lahan sebanyak mungkin. Apalagi penanaman jarak tergolong mudah. Dengan satu biji jarak bisa tumbuh dan berproduksi sampai puluhan tahun lamanya. Jarak juga bisa ditanam di lahan, yang tidak subur atau berbatu sekalipun.” Kata Tukijo. Pada awalnya, Tukijo mengambil bibit jarak yang tumbuh liar untuk ditanam berjejejer teratur di ladangnya yang berbatu karang.

Lama-kelamaan, ada anak-anak sekolahan yang sengaja mencari bibit jarak liar untuk dijual kepadanya. Tukijo pun sempat membeli 250 bibit jarak liar dari mereka dengan harga Rp.25 per-batang. Keinginan memperbanyak tanaman jarak diteruskan Tukijo dengan membeli 6 pikul batang jarak dewasa dari warga lainnya. Setiap pikul memuat 12 ikat batang jarak dewasa  untuk dijadikan stek. 

Kemudian atas kepedulian sebuah perusahaan dari Kudus, Jawa Tengah, PT Pura Grup, Tukijo memperoleh bantuan 3 kilo benih biji jarak. Setiap 1 kilogram itu berisi sekitar 15.000 batang pohon jarak ia tanam. Beberapa warga lainnya membenarkan, Tukijo tergolong petani yang paling banyak menanam jarak di desanya. “Kalau saya baru menanam 5.000 batang jarak. Belum begitu banyak,” kata Suparman, petani lain di Desa Kanigoro.

Mandiri energi

Petani menanam jarak di Desa Kanigoro,  semata dirangsang oleh adanya informasi peluang pasar biji jarak yang meningkatkan nafkah hidup. Petani yang menanam jarak di desa Pendem, Kecamatan Ngaringan, Grobongan, Jawa Tengah, memperoleh intervensi dari  pemerintah supaya menanam jarak untuk menciptakan desa mandiri energi. Sahrijan (43), Ketua Kelompok Tani Jarak Sidomakmur di desa Pendem, mengatakan, tidak mudah untuk menciptakan desa mandiri energi.

Masyarakat memerlukan contohnya.

Desa mandiri energi yang saya bayangkan, ketika saya bisa mengganti solar dengan minyak jarak yang bisa diproduksi sendiri untuk traktor pengolah tanah di sawah.  Kemudian minyak jarak itu bisa juga untuk bahan bakar mesin pengolah kayu,” kata Sahrijan yang juga pengusaha kayu di Grobogan, wilayah yang cukup dikenal dari produksi kayu jatinya.Sahrijan memilki sawah berpengairan cukup untuk tanaman padi seluas 3 hektar.

Ia menyisihkan sebagian lahan untuk 1.100 batang jarak yang diberikan dinas kehutanan setempat sebagai percontohan program desa mandiri energi. Belum ada satu tahun menanam jarak, Sahrijan sudah bisa memanen buah awal di luar dugaannya. Pada April 2007, ia memetik biji jarak 55 kilogram (kg). Pada Juni 2007, hampir 100 kg ia dapatkan. Kemudian sebulan berikutnya, 46 kg ia petik lagi. Biji jarak sekitar 200 kg itu lalu dijual Sahrijan ke Salatiga.

Harga biji jarak kering itu mencapai Rp.2.000 per kg. Sahrijan mengatakan, saat ini belum bisa mewujudkan desa mandiri energi karena pasokan biji jarak masih terbatas. Tidak banyak petani yang tertarik untuk memperoduksi jarak sebelum ada contoh yang nyata-nyata bisa mendukung perekonomian mereka. “Sampai sekarang saja baru ada 4 anggota kelompok tani jarak di desa saya,” kata Sahrijan.

Skala nasional

Di dalam skala nasional, penanaman jarak mulai marak setelah ada Keputusan Presiden No.10 Tahun 2006 tentang pembentukan Tim Nasional. (Timnas) Pengembangan Bahan Bakar Nabati (BBN). Tetapi, tanaman jarak tidak berdiri sendiri sebagai bahan baku BBN. Selain jarak, ada bahan baku BBN lainnya berupa singkong, tebu, dan kelapa sawit.  Komoditas jarak dan kelapa sawit untuk diolah menjadi bahan bakar diesel atau biodiesel, sedangkan singkong dan tebu untuk bioetanol. 

Seperti dilaporkan Ketua Timnas Pengembangan BBN Alhilal Hamdi kepada Presiden pada Desember 2007, dari target penanaman jarak tahun 2006-2010 seluas 1,59 juta hektar, saat ini baru tercapai 94.200 hektar. Data penanaman bahan baku BBN berikutnya dengan tahun pencapaian target yang sama, berupa singkong dengan komitmen sejumlah investor seluas 782.000 hektar, baru mencapai 52.195 hektar.

Untuk tebu ditargetkan 698.000 hektar, sudah terealisasi 400.100
 hektar.Kemudian untuk kelapa sawit hanya dipaparkan target sesuai komitmen 3,43 juta hektar. Saat ini, produksi kelapa sawit ditengarai lebih diutamakan untuk memenuhi permintaan pasar internasional karena harganya sedang membaik. Di antara keempat bahan baku BBN itulah, jarak memiliki arti penting. Sebab jarak merupakan satu-satunya komoditas yang tidak bersaing dengan kebutuhan pangan.  

Seperti komoditas kelapa sawit yang makin dimaui Eropa untuk bahan baku BBN, akhir-akhir ini melambungkan harga minyak mentah kelapa sawit. Produk pangan dari pengolahan minyak kelapa sawit seperti minyak  goreng, kemudian terpengaruh. Minyak goreng dalam beberapa waktu lalu sempat langka. Kemudian muncul kembali dengan harga yang  turut melonjak. Berbeda halnya jika minyak jarak sama-sama untuk bahan baku BBN jenis biodiesel yang ditingkatkan. Di situ pulalah letak arti penting saat ini menabur benih jarak untuk energi masa depan. (Nawa Tunggal, Kompas, 26-2-2008).

DATA : Jarak Pagar : Target dan Realisasi
Target 2010 : 1,59 juta hektar

Realisasi sampai Desember 2007 : 94.200 hektar
Dalam kurun realisasi :
  1. Sumut 1316 ha (172 ha);
  2. Sumbar 1710 ha (1.210 ha);
  3. Jambi 415 ha (175 ha);
  4. Bengkulu 16 ha (16);
  5. Lampung 53.564 ha (Lampung dan Sumsel 53.564 ha);
  6. Banten 26.877 ha ( 8.877 ha);
  7. Jabar 25.910 ha (3.826 ha);
  8. Jateng 24.674 ha (2.674 ha);
  9. DIY 134 ha (378 ha);
  10. Jatim 1.810 ha (3.691 ha);
  11. Sulut 64.938 ha (130 ha);
  12. Gorontalo 9.332 ha (1.532 ha);
  13. Sulsel 1.134 ha (1.134 ha);
  14. Sultra 17.850 ha (8.490 ha);
  15. Maluku Utara 25
  16. Irjabar 185 ha
  17. Papua 392.885 ha (1.105 ha);
  18. Bali 350 ha (350 ha);
  19. NTB 1.824 ha ( 1.824 ha);
  20. NTT 514.930 ha (32.900 ha);
  21. Kalbar 110.000 ha
  22. Kalsel 652 ha (152 ha);
(Sumber : Tim Nasional Pengembangan BBN (Bahan Bakar Nabati 2007)/ Kompas, 26-2-2008).

Komentar Penulis :


Belakangan ini banyak petani jarak menebang kembali pohon-pohon jarak yang telah ditanamnya, karena ternyata tidak ada pasarannya. Malahan mesin penggiling minyak jaraknya juga terbengkalai. Dengan demikian program pemerintah dianggap gagal dalam upaya menggalakkan tanaman jarak sebagai bahan dasar (BBN), tetapi setelah petani menghasilkan, ternyata tidak ada kelanjutannya, maka hilanglah kepercayaan petani  terhadap program ini. (Penulis)-(Sumber : Siaran TV).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

ORANMG PINTAR UNTUK TAMBAH PENGETAHUAN PASTI BACA BLOG 'ROTE PINTAR'. TERNYATA 15 NEGARA ASING JUGA SENANG MEMBACA BLOG 'ROTE PINTAR' TERIMA KASIG KEPADA SEMUA PEMBACA BLOG 'ROTE PINTAR' DIMANA SAJA, KAPAN SAJA DAN OLEG SIAPA SAJA. NAMUN SAYA MOHON MAAF KARENA DALAM BEBERAPA HALAMAN DARI TIAP JUDUL TERDAPAT SAMBUNGAN KATA YANG KURANG SEMPURNA PADA SISI PALING KANAN DARI SETIAP HALAM TIDAK BERSAMBUNG BAIK SUKU KATANYA, OLEH KARENA ADA TERDAPAT EROR DI KOMPUTER SAAT MEMASUKKAN DATANYA KE BLOG SEHINGGA SEDIKIT TERGANGGU, DAN SAYA SENDIRI BELUM BISA MENGATASI EROR TERSEBUT, SEHINGGA PARA PEMBACA HARAP MAKLUM, NAMUN DIHARAPKAN BISA DAPAT MEMAHAMI PENGERTIANNYA SECARA UTUH. SEKALI LAGI MOHON MAAF DAN TERIMA KASIH BUAT SEMUA PEMBACA BLOG ROTE PINTAR, KIRANYA DATA-DATA BARU TERUS MENAMBAH ISI BLOG ROTE PINTAR SELANJUTNYA. DARI SAYA : Drs.Simon Arnold Julian Jacob-- Alamat : Jln.Jambon I/414J- Rt.10 - Rw.03 - KRICAK - JATIMULYO - JOGJAKARTA--INDONESIA-- HP.082135680644 - Email : saj_jacob1940@yahoo.co.id.com BLOG ROTE PINTAR : sajjacob.blogspot.com TERIMA KASIH BUAT SEMUA.