BAHAN BAKAR NABATI -- Bahan Bakar Nabati -
Menabur Benih Jarak Pagar
Oleh : Drs.Simon
Arnold Julian Jacob
Pengantar
Penghasilan
para petani, tidak selalu bergantung dari hasil panen tanaman pangan, tetapi
juga dari tanaman bukan pangan antara lain tanaman jarak pagar yang tidak
memerlukan pemeliharaan intensif. Tanaman jarak ini secara tradisional
digunakan untuk pagar untuk menghindari gangguan hewan masuk kebun dan
merusakkan tanaman pangan yang ada di dalam kebun tersebut.
Belakangan
ini tanaman jarak pagar ini mulai digalakkan sebagai salah satu bahan minyak
serbaguna yang dibutuhkan oleh industri atau nantinya sebagai pengganti bahan
bakar minyak di kemudian hari. Pengembangan tanaman ini dapat berkembang dimana
saja, termasuk pada lahan kritis yang berbatu-batu, di lereng-lereng pebukitan,
atau sekaligus dijadikan areal perkebunan. Cara menanamnya dengan biji ataupun
dengan stek/batang.
Bagi
daerah-daerah kikir hujan dan gersang tanaman ini tetap tumbuh dengan baik.
Maka bagi petani yang tidak memiliki sawah atau ladang, maka tanaman jarak ini
dapat dikembangkan sebagai salah satu sumber penghasilan. Berikut ini di
contohkan keberhasilan seorang petani jarak pagar yang sukses bernama Tukijo di desa Kanigoro, Kecamatan Saptosari,
Kabupaten Gunung Kidul, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta: Pernyataan Tukijo
(54) senada dengan Rudolf Diesel (1858-1913), penemu mesin disel berkebangsaan
Jerman. Tukijo, petani desa pelosok yang sama sekali tidak pernah mengenyam
pengalaman soal enerji itu, mengatakan, pada satu saatnya nanti pemakaian
minyak dari biji jarak menjadi penting seperti pemakaian minyak bumi sekarang.
Rudolf Diesel cukup dikenal.
Di
antaranya melalui pidato penerimaan hak paten atas hasil karyanya berupa mesin
berbahan bakar minyak kacang dan minyak ganja pada tahun 1912.
Dia
menyatakan, pemakaian minyak nabati sebagai bahan bakar untuk saat ini
sepertinya tidak berarti. Tetapi, pada saatnya nanti akan menjadi penting,
sebagaimana minyak bumi dan batu bara. Tukijo ditemui Kompas pertengahan
Februari lalu di tengah kesibukannya membuat kandang ayam di Desa Kanigoro.
Sejak
dua tahun terakhir, Tukijo terbilang paling banyak menanam jarak pagar
(jatropha curcas) di desanya. Dia menanam jarak karena berpegang pada pesan
tetua desanya agar menjaga kelangsungan tanaman jarak. Sebab biji jarak akan
memberikan manfaat manakala kegelapan malam sudah tidak bisa diatasi lagi,
misalnya, ketika sudah tidak dapat ditemui lagi minyak seperti sekarang.
Dengan
cara ditusuk seperti sate, menurut Tukijo, biji jarak menjadi bahan bakar untuk
obor penerangan. Seperti itulah, sekarang biji jarak belum memiliki arti
penting. Tetapi pada saatnya akan memberi manfaat. “Semua lereng yang menjadi
wewenang saya, dan luasnya sekitar 5 hektar, sudah saya penuhi dengan tanaman
jarak,” kata Tukijo dengan mantap. Tukijo bersama Kastini, istrinya,
sehari-hari lebih menggantungkan nafkah
dari panenan jagung, ketela, kacang tanah, maupun padi tadah hujan. Juga hasil
sampingan atas pesanan kandang ayam maupun mebel kayu. Nafkah yang mereka
peroleh bisa menghidupi empat anaknya.
Harapan baru
Baru-baru
ini, harapan memperoleh nafkah lain didapat Tukijo.
Tukijo
mendengar informasi dari sesama petani maupun warga lainnya, kalau biji jarak
yang semula tidak diperdulikan, dalam beberapa tahun ke depan akan memiliki
harga tersendiri. Hati Tukijo menjadi tergerak untuk menanam jarak di lahan
sebanyak mungkin. Apalagi penanaman jarak tergolong mudah. Dengan satu biji
jarak bisa tumbuh dan berproduksi sampai puluhan tahun lamanya. Jarak juga bisa
ditanam di lahan, yang tidak subur atau berbatu sekalipun.” Kata Tukijo. Pada
awalnya, Tukijo mengambil bibit jarak yang tumbuh liar untuk ditanam berjejejer
teratur di ladangnya yang berbatu karang.
Lama-kelamaan,
ada anak-anak sekolahan yang sengaja mencari bibit jarak liar untuk dijual
kepadanya. Tukijo pun sempat membeli 250 bibit jarak liar dari mereka dengan
harga Rp.25 per-batang. Keinginan memperbanyak tanaman jarak diteruskan Tukijo
dengan membeli 6 pikul batang jarak dewasa dari warga lainnya. Setiap pikul
memuat 12 ikat batang jarak dewasa untuk
dijadikan stek.
Kemudian
atas kepedulian sebuah perusahaan dari Kudus, Jawa Tengah, PT Pura Grup, Tukijo
memperoleh bantuan 3 kilo benih biji jarak. Setiap 1 kilogram itu berisi sekitar
15.000 batang pohon jarak ia tanam. Beberapa warga lainnya membenarkan, Tukijo
tergolong petani yang paling banyak menanam jarak di desanya. “Kalau saya baru
menanam 5.000 batang jarak. Belum begitu banyak,” kata Suparman, petani lain di
Desa Kanigoro.
Mandiri energi
Petani
menanam jarak di Desa Kanigoro, semata
dirangsang oleh adanya informasi peluang pasar biji jarak yang meningkatkan
nafkah hidup. Petani yang menanam jarak di desa Pendem, Kecamatan Ngaringan,
Grobongan, Jawa Tengah, memperoleh intervensi dari pemerintah supaya menanam jarak untuk menciptakan
desa mandiri energi. Sahrijan (43), Ketua Kelompok Tani Jarak Sidomakmur di
desa Pendem, mengatakan, tidak mudah untuk menciptakan desa mandiri energi.
Masyarakat memerlukan contohnya.
Desa
mandiri energi yang saya bayangkan, ketika saya bisa mengganti solar dengan
minyak jarak yang bisa diproduksi sendiri untuk traktor pengolah tanah di
sawah. Kemudian minyak jarak itu bisa
juga untuk bahan bakar mesin pengolah kayu,” kata Sahrijan yang juga pengusaha
kayu di Grobogan, wilayah yang cukup dikenal dari produksi kayu jatinya.Sahrijan
memilki sawah berpengairan cukup untuk tanaman padi seluas 3 hektar.
Ia
menyisihkan sebagian lahan untuk 1.100 batang jarak yang diberikan dinas
kehutanan setempat sebagai percontohan program desa mandiri energi. Belum
ada satu tahun menanam jarak, Sahrijan sudah bisa memanen buah awal di luar
dugaannya. Pada April 2007, ia memetik biji jarak 55 kilogram (kg). Pada Juni 2007,
hampir 100 kg ia dapatkan. Kemudian sebulan berikutnya, 46 kg ia petik lagi. Biji
jarak sekitar 200 kg itu lalu dijual Sahrijan ke Salatiga.
Harga
biji jarak kering itu mencapai Rp.2.000 per kg. Sahrijan mengatakan, saat ini
belum bisa mewujudkan desa mandiri energi karena pasokan biji jarak masih
terbatas. Tidak banyak petani yang tertarik untuk memperoduksi jarak sebelum
ada contoh yang nyata-nyata bisa mendukung perekonomian mereka. “Sampai
sekarang saja baru ada 4 anggota kelompok tani jarak di desa saya,” kata
Sahrijan.
Skala nasional
Di
dalam skala nasional, penanaman jarak mulai marak setelah ada Keputusan
Presiden No.10 Tahun 2006 tentang pembentukan Tim Nasional. (Timnas)
Pengembangan Bahan Bakar Nabati (BBN). Tetapi, tanaman jarak tidak berdiri
sendiri sebagai bahan baku BBN. Selain jarak, ada bahan baku BBN lainnya berupa
singkong, tebu, dan kelapa sawit. Komoditas
jarak dan kelapa sawit untuk diolah menjadi bahan bakar diesel atau biodiesel,
sedangkan singkong dan tebu untuk bioetanol.
Seperti dilaporkan Ketua Timnas
Pengembangan BBN Alhilal Hamdi kepada Presiden pada Desember 2007, dari target penanaman
jarak tahun 2006-2010 seluas 1,59 juta hektar, saat ini baru tercapai 94.200 hektar.
Data penanaman bahan baku BBN berikutnya dengan tahun pencapaian target
yang sama, berupa singkong dengan komitmen sejumlah investor seluas 782.000
hektar, baru mencapai 52.195 hektar.
Untuk
tebu ditargetkan 698.000 hektar, sudah terealisasi 400.100
hektar.Kemudian untuk kelapa sawit hanya
dipaparkan target sesuai komitmen 3,43 juta hektar. Saat ini, produksi kelapa
sawit ditengarai lebih diutamakan untuk memenuhi permintaan pasar internasional
karena harganya sedang membaik. Di antara keempat bahan baku BBN itulah, jarak
memiliki arti penting. Sebab jarak merupakan satu-satunya komoditas yang tidak
bersaing dengan kebutuhan pangan.
Seperti
komoditas kelapa sawit yang makin dimaui Eropa untuk bahan baku BBN,
akhir-akhir ini melambungkan harga minyak mentah kelapa sawit. Produk pangan
dari pengolahan minyak kelapa sawit seperti minyak goreng, kemudian terpengaruh. Minyak goreng
dalam beberapa waktu lalu sempat langka. Kemudian muncul kembali dengan harga
yang turut melonjak. Berbeda halnya jika
minyak jarak sama-sama untuk bahan baku BBN jenis biodiesel yang ditingkatkan.
Di situ pulalah letak arti penting saat ini menabur benih jarak untuk energi
masa depan. (Nawa Tunggal, Kompas,
26-2-2008).
DATA : Jarak Pagar : Target dan Realisasi
Target 2010 : 1,59 juta hektar
Realisasi
sampai Desember 2007 : 94.200 hektar
Dalam
kurun realisasi :
- Sumut 1316
ha (172 ha);
- Sumbar 1710
ha (1.210 ha);
- Jambi 415 ha
(175 ha);
- Bengkulu 16
ha (16);
- Lampung 53.564
ha (Lampung dan Sumsel 53.564 ha);
- Banten 26.877
ha ( 8.877 ha);
- Jabar 25.910
ha (3.826 ha);
- Jateng 24.674
ha (2.674 ha);
- DIY 134 ha
(378 ha);
- Jatim 1.810
ha (3.691 ha);
- Sulut 64.938
ha (130 ha);
- Gorontalo 9.332
ha (1.532 ha);
- Sulsel 1.134
ha (1.134 ha);
- Sultra 17.850
ha (8.490 ha);
- Maluku Utara
25
- Irjabar 185
ha
- Papua 392.885
ha (1.105 ha);
- Bali 350 ha
(350 ha);
- NTB 1.824 ha
( 1.824 ha);
- NTT 514.930
ha (32.900 ha);
- Kalbar 110.000
ha
- Kalsel 652
ha (152 ha);
(Sumber : Tim Nasional Pengembangan
BBN (Bahan Bakar Nabati 2007)/ Kompas, 26-2-2008).
Komentar
Penulis :
Belakangan
ini banyak petani jarak menebang kembali pohon-pohon jarak yang telah
ditanamnya, karena ternyata tidak ada pasarannya. Malahan mesin penggiling
minyak jaraknya juga terbengkalai. Dengan demikian program pemerintah dianggap
gagal dalam upaya menggalakkan tanaman jarak sebagai bahan dasar (BBN), tetapi
setelah petani menghasilkan, ternyata tidak ada kelanjutannya, maka hilanglah
kepercayaan petani terhadap program ini.
(Penulis)-(Sumber : Siaran TV).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
ORANMG PINTAR UNTUK TAMBAH PENGETAHUAN PASTI BACA BLOG 'ROTE PINTAR'. TERNYATA 15 NEGARA ASING JUGA SENANG MEMBACA BLOG 'ROTE PINTAR' TERIMA KASIG KEPADA SEMUA PEMBACA BLOG 'ROTE PINTAR' DIMANA SAJA, KAPAN SAJA DAN OLEG SIAPA SAJA. NAMUN SAYA MOHON MAAF KARENA DALAM BEBERAPA HALAMAN DARI TIAP JUDUL TERDAPAT SAMBUNGAN KATA YANG KURANG SEMPURNA PADA SISI PALING KANAN DARI SETIAP HALAM TIDAK BERSAMBUNG BAIK SUKU KATANYA, OLEH KARENA ADA TERDAPAT EROR DI KOMPUTER SAAT MEMASUKKAN DATANYA KE BLOG SEHINGGA SEDIKIT TERGANGGU, DAN SAYA SENDIRI BELUM BISA MENGATASI EROR TERSEBUT, SEHINGGA PARA PEMBACA HARAP MAKLUM, NAMUN DIHARAPKAN BISA DAPAT MEMAHAMI PENGERTIANNYA SECARA UTUH. SEKALI LAGI MOHON MAAF DAN TERIMA KASIH BUAT SEMUA PEMBACA BLOG ROTE PINTAR, KIRANYA DATA-DATA BARU TERUS MENAMBAH ISI BLOG ROTE PINTAR SELANJUTNYA. DARI SAYA : Drs.Simon Arnold Julian Jacob-- Alamat : Jln.Jambon I/414J- Rt.10 - Rw.03 - KRICAK - JATIMULYO - JOGJAKARTA--INDONESIA-- HP.082135680644 - Email : saj_jacob1940@yahoo.co.id.com BLOG ROTE PINTAR : sajjacob.blogspot.com TERIMA KASIH BUAT SEMUA.