BANK DUNIA -- IMF -- WTO 
Menciptakan Kemiskinan 
Oleh : Drs.Simon Arnold Julian Jacob
Kebijakan
globalisasi ekonomi, sebagaimana dijalankan oleh Bank Dunia dan IMF, dan WTO,
sesungguhnya jauh lebih banyak menciptakan kemiskinan, ketimbang memberikan
jalan keluar.  Ada 2 contoh berikut ; SAP (Structural
Adjustment Program/Program Penyesuaian Struktural) dan juga dampak produksi
berorientasi ekspor (exsport-oriented
production)  pada bidang pertanian dan mata 
pencaharian/penghidupan. Rakyat yang sebelumnya sudah terbiasa
memberi makan diri mereka sendiri, kini semuanya berubah total.  Mereka tidak
mandiri/bergantung, lapar, dan jatuh miskin. 
SAP (Structural
Adjustment Program) Perdagangan
bebas mensyaratkan :
 Semua negara menggunakan model
perekonomian yang sama. Dengan demikian, ia menghilangkan segala variasi yang
bisa jadi memperlambat laju gerak operasi global dari, perusahan-perusahan
besar terpenting sewaktu mereka, mencari sumber-sumber daya yang baru, pasar,
dan tenaga kerja yang murah. Bagi perusahan-perusahan global tidaklah efisien
apabila setiap bangsa di dunia dibiarkan mengungkapkan sendiri-sendiri  apa yang paling baik bagi rakyatnya melalui
undang-undang mereka yang demokratis.
Undang-undang  Dalam Negeri itu
mungkin disusun untuk :
Melindungi sumber-sumber
daya dan lingkungan hidup atau, pelayanan-pelayanan social bagi kaum miskin;
atau  hak-hak para pekerja setempat; atau
mungkin membantu bisnis-bisnis kecil yang sedang berjuang untuk terus
hidup;  atau mensyaratkan  investor  
asing untuk tetap menyimpan investasi mereka pada suatu tempat  untuk sementara  waktu; atau mensyaratkan para inverstor asing
untuk  menyertakan rekan-rekan dari dalam
negeri. Undang-undang semacam itu dianggap sebagai rintangan yang sangat
mengganggu bagi kebebasan perusahaan besar. 
Karenanya, undang-undang seperti itu harus (di) lenyap (kan).
Dalam konteks
itulah, peran khusus WTO adalah merancang : 
Aturan-aturan
global yang seragam untuk semua negara---satu aturan untuk semua Dan secara
khusus menentang undang-undang nasional di 
bidang lingkungan hidup dan social yang, 
dianggap menjadi penghalang bagi perdagangan bebas perusahaan besar. 
Oleh karena mendapat kekuasaan untuk : 
- Memberlakukan
     ketentuan secara ketat, 
- WTO
     saat ini, bisa menjatuhkan berbagai hukuman yang berat, kepada
     bangsa-bangsa domokratis yang menyimpang dari peraturan mereka. 
- Salah seorang mantan presiden WTO, Renato Ruggiero, pada 1998,
     mengatakan secara terang-terang WTO akan menjadi “konstitusi baru bagi perekonomian
     global,” (sejak pertemuan di Seattle, pernyataan-pernyataan seperti itu
     tidak pernah mencuat lagi). 
Pendek kata di
sini, Bank Dunia dan IMF memiliki instrument yang sangat kuasa dan berbahaya.  Namanya, SAP (Structur Adjustment Program). Berbagai
kebijakan yang sangat buruk dan merugikan itu, Dirancang untuk
membentuk kembali secara langsung seluruh perekonomian nasional, sehingga tepat
dan sesuai dengan semua negara lainnya.dan, dengan idiologi perdagangan bebas.
Pada saat ini, penyesuaian-penyesuaian seperti itu ditentukan secara rutin,  sebelum
Bank Dunia dan IMF menyetujui
dana pinjaman, bahkan kepada negara-negara yang teramat miskin sekalipun.
Berikut ini adalah
contoh beberapa persyaratan SAP:
·        
Penghapusan
tarif-tarif yang membantu industri-industri kecil local, agar tetap mampu
bertahan hidup berhadapan dengan perusahaan-perusahaan besar global.--- Padahal
tarif-tarif tersebut sesungguhnya memberi ruang bernafas bagi negara-negara
miskin untuk berkembang secara internal dalam menghadapi pesaing-pesaing yang
lebih besar dan juga kaya.
·        
Penghapusan
berbagai peraturan dalam negeri  yang
mungkin dapat menghambat atau terlalu banyak mengatur masuknya investasi  luar negeri.—Dengan demikian ini memungkinkan
para pemodal dan korporasi global untuk secara bebas masuk dan dengan mudah menguasai
bisnis-bisnis di tingkat local, bahkan tak jarang di seluruh lini perekonomian.
·        
Penghapusan
control harga---bahkan berkenaan dengan kebutuhan pokok seperti pangan dan air
sekalipun---tetapi secara tidak adil mewajibkan pemberlakuan control atas upah.---
Alhasil sudah  dapat dipastikan, para
pekerja yang upahnya sudah teramat kecil, menjadi semakin kecil kemampuannya
untuk bisa bertahan hidup.
·        
Pengangguran
secara drastik berbagai pelayanan social dan badan-badan yang
menjalankannya---seperti pelayanan kesehatan, dan perawatan medis, pendidikan,
bantuan pangan, bantuan usaha kecil, angkutan, sanitasi, air, pelatihan kerja,
dan lain-lain kerapkali, berbagai pelayanan tersebut diprivatisasi sehingga
bantuan yang sebelumnya diterima cuma-cuma oleh rakyat, kini memerlukan biaya
yang ujung-ujungnya harus dibayarkan kepada korporasi-korporasi global.  Akibatnya, begitu banyak orang tidak mampu
membayarnya, sehingga secara otomatis mereka tersingkir dan terpelanting keluar
dari system.
·        
Penghancuran
secara agresif atas program-program rakyat,--- yang menjadi sarana bagi
bangsa-bangsa untuk bisa mencapai kemandirian dalam hal kebutuhan pokok,
seperti pangan, angkutan, industri dasar, dan sumber-sumber daya dasar. Tentu
saja, korporasi-korporasi global tidak bisa mendapatkan keuntungan, jika
bangsa-bangsa mampu memecahkan persoalan dalam negeri mereka sendiri;
keuntungan korporasi global itu berasal dari pengembangan proses-proses
penciptaan “nilai tambah”, khususnya melalui system perdagangan global.
·        
Perubahan
yang dipaksakan  secara cepat atas
perekonomian dalam negeri untuk menekankan produksi ekspor; --- yang biasanya
dikelola tanpa ketatalaksanaan langsung dari para investor asing dan korporasi
global. Produksi yang terversifikasi secara local dan berskala kecil---seperti
dalam bidang industri atau pertanian---akan digulung dengan cepat dan
digantikan dengan produksi berorientasi ekspor yang terspesialisasi dalam skala
besar. 
·        
Dalam
hal ini, teori  yang berlaku adalah
ketika negara-negara memusatkan produksi mereka pada sejumlah kecil produksi
ekspor, maka mereka akan mendapatkan cadangan devisa (foreign exchanges) dalam
jumlah yang jauh lebih besar.Dengan demikian, mereka akan mampu
membeli barang-barang kebutuhan mereka di pasar-pasar asing.
Rumusan terakhir,
dalam prakteknya, gagal total. 
Pasalnya, dengan memusatkan perhatian
pada produk ekspor berskala besar, meskipun hanya dalam beberapa jenis produksi
saja, negara-negara pengekspor seringkali menambah besarnya persediaan yang
sudah berlimpah di pasar. Hal itu akan 
menekan harga-harga menjadi di bawah biaya produksi, dan membuat
negara-negara menjadi jauh lebih rentan. Sistem seperti itu menyebabkan
negara-negara bergantung sepenuhnya pada pasar dan, berbagai system
penetapan  harga yang tidak bisa mereka
control. 
Sementara di sisi lain, mereka yang
telah kehilangan kemampuan dalam menentukan berbagai tujuan hidup mereka
sendiri. Sensasi terbesar dalam hal ini tentu saja adalah bagaimana
mungkin para promoter dari sejumlah peraturan berikut beberapa persyaratannya
seperti itu bisa-bisanya, mengemukakan bahwa peraturan-peraturan itu dapat
membantu bangsa-bangsa keluar dari kemiskinan?  Padahal, peraturan itu jelas-jelas merupakan
suatu cetak biru dalam menciptakan ketergantungan dan kemiskinan.
Kegagalan
Program Penyesuaian Struktur (SAP).
Kendati IMF dan Bank Dunia telah
berusaha meluaskan program penyesuaian struktur (SAP),---akan tetapi, mereka
tidak dapat mengklaim bahwa mereka telah berhasil mencapai tujuan mereka  barang secuil pun. Ini terbukti dari sejumlah
penelitian intern IMF yang mengungkapkan bahwa begitu banyak program
penyesuaian struktur (SAP) : 
- telah gagal dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi, 
- mengurangi
     devisit fiscal, 
- menyeimbangkan
     nenaca pembayaran, 
- menurunkan
     inflasi, maupun 
- mengurangi
     hutang luar negeri.
 Dalam kenyataannya, antara l980 dan l997,
hutang negara-negara yang 
berpendapatan rendah bertambah sebesar 544 persen,
sedangkan hutang negara-negara yang berpendapatan menengah bertambah sebesar 481
persen. 
Dengan kata lain, ini berarti
negara-negara miskin yang dengan susah payah menjalani program penyesuaian
structural (SAP) tersebut, hanya
semata-mata melanjutkan andil mereka dalam pemindahan kekayaan ke dunia
industri. Satu setengah decade lalu, kami mengibaratkan lembaga-lembaga Bretton Woods layaknya dokter-dokter
abad pertengahan. Adapun penyakit pasiennya, para dokter itu dengan mudahnya
menepelkan lintah pada pasien, yang lantas dari lintah itulah, darah pasien
dipaksa mengalir keluar.  
Pada awal melenium baru ini, perlakuan
keji dari dokter semacam itu sesungguhnya telah dibongkar habis, dalam puluhan
penelitian dan aksi protes di jalanan yang semakin vocal. Kendati demikian,
jawaban IMF dan Bank Dunia sejauh ini hanya bersifat kosmetik belaka. Tak ayal,
“lintah-lintah baru “ pun tetap digunakan, hanya saja dandanannya telah dipoles
para pakar humas (public relations).  Perlakuan
“baru” semacam itu, bagaimanapun juga, tidak ada gunanya.  Kiranya, teriakan massa yang semakin keras,
baik di Utara maupun di Selatan, mampu menciptakan pembaruan nyata dan menjadi
obat mujarab. (I Wibowo : 89-90). 
 
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
ORANMG PINTAR UNTUK TAMBAH PENGETAHUAN PASTI BACA BLOG 'ROTE PINTAR'. TERNYATA 15 NEGARA ASING JUGA SENANG MEMBACA BLOG 'ROTE PINTAR' TERIMA KASIG KEPADA SEMUA PEMBACA BLOG 'ROTE PINTAR' DIMANA SAJA, KAPAN SAJA DAN OLEG SIAPA SAJA. NAMUN SAYA MOHON MAAF KARENA DALAM BEBERAPA HALAMAN DARI TIAP JUDUL TERDAPAT SAMBUNGAN KATA YANG KURANG SEMPURNA PADA SISI PALING KANAN DARI SETIAP HALAM TIDAK BERSAMBUNG BAIK SUKU KATANYA, OLEH KARENA ADA TERDAPAT EROR DI KOMPUTER SAAT MEMASUKKAN DATANYA KE BLOG SEHINGGA SEDIKIT TERGANGGU, DAN SAYA SENDIRI BELUM BISA MENGATASI EROR TERSEBUT, SEHINGGA PARA PEMBACA HARAP MAKLUM, NAMUN DIHARAPKAN BISA DAPAT MEMAHAMI PENGERTIANNYA SECARA UTUH. SEKALI LAGI MOHON MAAF DAN TERIMA KASIH BUAT SEMUA PEMBACA BLOG ROTE PINTAR, KIRANYA DATA-DATA BARU TERUS MENAMBAH ISI BLOG ROTE PINTAR SELANJUTNYA. DARI SAYA : Drs.Simon Arnold Julian Jacob-- Alamat : Jln.Jambon I/414J- Rt.10 - Rw.03 - KRICAK - JATIMULYO - JOGJAKARTA--INDONESIA-- HP.082135680644 - Email : saj_jacob1940@yahoo.co.id.com BLOG ROTE PINTAR : sajjacob.blogspot.com TERIMA KASIH BUAT SEMUA.