alamat email

YAHOO MAIL : saj_jacob1940@yahoo.co.id GOOGLE MAIL : saj.jacob1940@gmail.com

Rabu, 28 Januari 2015

NOBEL PERDAMAIN DAN KEMISKINAN MUHAMMAD YUNUS DAN, PENDIRI BANK GRAMEEN BANGLADES DENGAN PROGRAM KREDIT MIKRONYA

BERBAGAI TULISAN TENTANG

NOBEL PERDAMAIAN & KEMISKINAN
Muhammad Yunus
Pendiri Bank Grameen Banglades dengan Program Kredit Mikro
Oleh : Drs.Simon Arnold Julian Jacob


Pengantar
Hadiah Nobel Perdamaian 2006,

Komite Nobel Norwegia memutuskan pemberian kemenangan pada figur dan badan yang tidak bicara secara eksplesit soal perdamaian, tetapi yang menata salah satu pilar terpenting perdamaian,  yakni pemberantasan kemiskinan. Asle Sveen, seorang sejarawan Norwegia, mengatakan, “ini adalah untuk pertama kali sebuah usaha pemberantasan kemiskinan mendapatkan sendiri apresiasi itu. Sudah terlalu banyak nominasi bagi pihak-pihak yang melerai perdamaian konflik-konflik. Kini Komite Nobel makin berpihak kepada upaya pencegahan perang yang paling fundamental. 

Mengupayakan perdamaian tidaklah cukup, perdamaian haruslah merupakan sebuah perdamaian yang berkeadilan. Salah satu penyebab perang, yakni  kelaparan dan kemiskinan, harus diatasi mulai dari akarnya.” Direktur Intitut Norwegia  untuk Masalah Internasional Sverre Lodgaard mengatakan :Tantangan bagi perdamaian dunia makin berbeda dari tahun ke tahun. Kita makin sadar  bahwa ada gejala baru   yang berdampak negatif pada keamanan kita.

Perdamaian tidak saja berupa ketiadaan perang, tetapi juga ketiadaan faktor-faktor  yang menyebabkan perang. Komite sudah bertindak bagus  dengan melakukan pembaruan dalam konsep perdamaian. “Penghargaan tahun ini punya makna tersendiri karena memberi justifikasi atas kontribusi pada pemberantasan kemiskinan,” kata Lodgaard. Muhammad Yunus, Pendiri Bank Grameen Banglades dengan Program Kredit Mikro untuk membantu orang miskin dunia adalah Pemenang  Nobel Perdamaian 2006 dimana kesuksesannya perlu diadopsi  berbagai negara dalam memerangi kemiskinan mulai dari akar rumput,  maka secara khusus  kami  kemukakan disini secara sepintas dalam buku ini.

1. NOBEL PERDAMAIAN
Kemenangan Muhammad Yunus Untuk Kaum Papa
(Penanggulangan Kemiskinan)

Oslo, Jumat---Peraih “Nobel Perdamaian” 2006 Muhammad Yunus menegaskan, penganugrahan Nobel kepada dirinya merupakan, sebuah kemenangan bagi kaum papa (miskin) di seluruh dunia. “Ini adalah berita fantatis, bagi kita semua, bagi Bank Grameen, bangsa Banglades, semua orang miskin di seluruh dunia,” kata Yunus, Jumat (13/10-2006), mengonmentari pemberian Nobel Perdamaian kepada dirinya. Dia menambahkan, penganugrahan Nobel ini merupakan, pengakuan atas upaya memberantas kemiskinan. 

Sebelumnya, Yunus telah memperoleh sejumlah  penghargaan karena, keuletannya membela kaum miskin, terutama perempuan. “Ini adalah penghargaan terbaru dan sangat spesial,” katanya. Yunus memulai program pemberantasan kemiskinan di Banglades pada tahun l974. Melalui programnya, jutaan orang miskin di Banglades bisa terbebas dari isapan lintah darat dan tengkulak, salah satunya adalah Sufia Begum, perajin bambu. Saat Sufia berutang kepada tengkulak, untuk modal membuat bangku dari bambu. Untuk setiap bangku,

ia meminjam uang 5 tata atau kurang dari Rp.850. Namun, dia harus mengembalikan utang tersebut berikut bunganya  sebesar Rp.1840. “Saya berkata pada diri sendiri, oh Tuhan, hanya dengan 5 taka dia menjadi budak. Saya tidak mengerti mengapa  mereka harus menjadi miskin padahal  mereka bisa membuat barang kerajinan yang bagus,” kata Yunus. “Yunus menambahkan, setelah mendapatkan Nobel, tanggung jawabnya untuk memberantas kemiskinan menjadi lebih berat. “Ini memberi tanggung jawab yang lebih besar. Kami harus menghapus kemiskinan dari negara ini dan juga berupaya lebih keras untuk menghapus kemiskinan di seluruh dunia,” ujarnya.

Dia berharap, program pemberantasan kemiskinan di seluruh dunia dapat dilakukan lebih intensif di masa depan.  Selain itu, dia menampilkan program memberian kridit mikro dapat dilakukan di seluruh dunia. Yunus juga menunjukkan betapa pentingnya program pemberantasan kemiskinan untuk menciptakan keamanan dunia. “Pemberantasan kemiskinan akan mendatangkan perdamaian yang nyata. Anda tidak akan dihormati dan punya harga diri selama Anda masih terjepit dalam kemiskinan,” katanya.

Presiden Bisa Menerima

Meskipun Hadiah Nobel Perdamaian 2006 tidak jatuh ketangannya, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengaku bisa menerima semuanya dan senantiasa mengucap syukur. Sebab, itulah jalan yang terbaik dan yang sudah direncanakan Tuhan Yang Maha Kuasa. Presiden memberikan ucapan selamat kepada pemenang Nobel Perdamaian tersebut. Harapan Presiden, kemenangan Nobel Perdamaian tersebut dapat segera mewujudkan perdamaian dunia. Presiden Yudhoyono mengatakan itu seusai shalat tarawih dan silaturahmi bersama dengan ulama, pimpinan daerah, dan masyarakat Demak di Masjid Agung Demak, Jawa Tengah, Jumat (13/10-2006) malam. Presiden mengingatkan, tanpa hadiah Nobel pun jangan sampai itu mengurangi semangat melanjutkan tugas bangsa dan negara Indonesia untuk menyelesaikan masalah Aceh dan masalah lain di negeri yang masih harus diupayakan.
(AFP/REUTERS/INU/HAR/BSW, Kompas 14-10-2006).


2. M Yunus, Bangkir Kaum Papa (Miskin)

Hingga detik-detik terakhir, Muhammad Yunus sama sekali tidak disebut-sebut berpeluang menerima hadiah Nobel Perdamaian 2006.
Para petaruh dan situs-situs berita menjagokan mantan Presiden Finlandia Martti Ahtisaari yang berjasa meredakan konflik Aceh. Tokoh lain yang dijagokan adalah : mantan Menteri  Luar Negeri Australia Gareth Evans yang berjasa merekonstruksi Kamboja dan Vietnam, aktivis etnik Ulghur Rebiya Kadeer yang menuduh Pemerintah China menyiksa orang Ulghar di barat daya Xinjiang dan, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

Ya, inilah ajang penghargaan Nobel yang sering  memberi kejutan. Siapa sangka tokoh yang diacuhkan media Barat ini, akhirnya meraih penghargaan sangat prestisius. Sebelum mendapat Nobel Perdamaian, Yunus memang bukan sosok “seksi” untuk diberitakan media massa dibandingkan dengan tokoh-tokoh pereda konflik seperti Ahtisaari.

Pasalnya , Yunus “hanya” seorang Profesor ekonomi dari salah satu negara termiskin didunia yang berjuang menghapus kemiskinan, sebuah tema perjuangan yang di tingkat  global lebih sering  menjadi wacana daripada sebuah aksi. Akan tetapi, setelah penghargaan Nobel jatuh ke tangan Yunus, orang baru sadar betapa penting dan berharganya program pembebasan kaum papa (miskin) dari kemiskinan.  Orang mungkin juga akan melihat bahwa perjuangan Yunus sangat kontekstual dengan upaya mengatasi kesenjangan ekonomi dan politik antara negara kaya dan negara miskin,  antara negara Barat dan Timur, dan antara negara Utara dan Selatan.

Kelaparan

Kiprah Yunus memberdayakan kaum papa (miskin) telah dilakukan sejak tahun l974 ketika itu sebagai profesor ekonomi di Universitas Chittagong dia memimpin para mahasiswa untuk berkunjung ke desa-desa miskin,  di Banglades. Betapa kagetnya Yunus ketika dia menyaksikan warga miskin  di desa-desa berjuang lolos bertahan dari kelaparan yang melanda  negara itu dan telah menewaskan ratusan ribu orang. Selanjutnya sebagai akademisi Yunus pun merasa berdosa.

“Ketika banyak orang sedang sekarat di jalan-jalan karena kelaparan, saya justru sedang mengajarkan teori-teori ekonomi yang elegan,” kata Yunus. “Saya  mulai membenci diri saya sendiri karena bersikap arogan dan menganggap diri saya bisa menjawab persoalan itu (kemiskinan). Kami profesor universitas semuanya pintar, tetapi kami sama sekali tidak tahu mengenai kemiskinan disekita kami.  Sejak itu saya putuskan , kaum papa harus menjadi guru saya”, tambahnya. 

Dari perasaan bersalah itu, laki-laki kelahiran Chittagong tahun l940 itu mulai mengembangkan konsep perberdayaan kaum papa. Filosofi yang dia bangun adalah bagaimana membantu kaum miskin agar bisa  mengangkat derajat mereka sendiri. Dia tidak ingin memberi ikan, melainkan memberi pancing kepada kaum papa untuk mencari ikan sendiri. Dua tahun kemudian, Yunus mulai mengembangkan program kredit mikro tanpa agunan untuk kaum papa (miskin) yang tidak dapat mengakses pinjaman bank.

Program itu menjadi semacam gugatan Yunus terhadap  ketidakadilan
dunia terhadap kaum miskin.
  1. Mengapa lembaga-lembaga keuangan selalu menolak orang miskin?
  2. Mengapa informasi teknologi menjadi hak ekslusif orang kaya”, tuturnya.
 Untuk menjalankan program itu, awalnya Yunus  merogoh koceknya sendiri
sebesar 27 dollar AS.
Uang itu digunakannya buat membantu modal  bagi ibu-ibu pembuat keranjang bambu. Saat  itu, dia begitu yakin bahwa, jika orang miskin diberi akses kredit seperti yang diberikan kepada orang kaya, mereka pasti bisa mengelolanya dengan baik. “Berikan itu (kredit) kepada orang miskin, mereka akan bisa mengurus dirinya,” katanya. Keyakinan Yunus tidak meleset. Program Kredit mikro yang digulirksnnya terus berkembang. Jutaan orang miskin pun bisa keluar dari jerat lintah darat setelah diberi kredit mikro.

Punya 6, 6 juta nasabah Tahun l983, Yunus mentransformasi lembaga kreditnya menjadi sebuah bank formal dengan aturan khusus bernama Bank Grameen, atau Bank Desa dalam bahasa Bengali. Kini Bank ini memiliki 2.226 cabang di 71.371 desa. Hebatnya lagi, modal bank ini 94 persen dimiliki nasabah, yakni kaum miskin, dan sisanya dimiliki pemerintah.

Bank tersebut kini mampu menyalurkan kredit puluhan juta dollar AS per bulan kepada 6,6 juta warga miskin yang menjadi peminjamnya. Sebanyak  96 persen nasabah bank ini adalah kaum perempuan. Kalau sudah begini, gerakan Yunus tidak lagi bisa dipandang sebagai gerakan ekonomi semata,  tetapi menjadi gerakan politik dan sosial berdimensi jender yang dilakukan kaum miskin.  Meski demikian, dia menegaskan bahwa gerakannya bukanlah genderang perang yang ditabuh kepada kaum kaya.

“Ini hanyalah gerakan untuk membantu orang miskin.

Saya tidak peduli jika orang kaya  bertambah kaya. Itu sama sekali tidak mengganggu saya. Kalau ada beberapa Bill Gates di negara ini, saya tidak peduli,” katanya. “Saya hanya khawatir dengan orang miskin yang bertambah miskin, atau tidak punya kesempatan menjadi kaya. Meningkatkan derajat kaum miskin itu yang paling penting”, tambahnya. Gerakan pemberdayaan kaum miskin yang dprakarsai  Muhammad Yunus kini diadopsi oleh, lembaga-lembaga pemerdayaan masyarakat miskin di seluruh dunia. Bahkan, Bank Dunia yang sebelumnya memandang program ini secara sebelah mata kini mengadopsi gagasan kredit mikro. Sekarang, tinggal satu impian sang bankir kaum miskin yang belum sepenuhnya terwujud, yakni mengapus kemiskinan di seluruh dunia. (Budi Suwarna, BBC/REUTERS/BSW, Kompas 14-10-2006).

3.  M Yunus Terima Nobel Perdamaian

Penciptaan Perdamaian Dimulai dari Akarnya

OSLO,Jumat---Pengumuman pemenang Hadiah Nobel Perdamaian 2006 mengejutkan, mengharukan, sekaligus bergema ke berbagai sudut dunia.
Pemenangnya bukanlah, selebriti yang sudah terkenal di dunia, juga bukan figur dan  badan yang dijagokan, tetapi yang peduli pada pemberdayaan kaum miskin dan wanita. Penghargaan itu jatuh ke tangan Muhammad Yunus dan Grameen Bank, Banglades. Sejarah Hadiah Nobel Perdamaian secara umum berkutat pada upaya-upaya perdamaian. Itu dimulai sejak l991, saat hadiah itu diterima pertama kali oleh Jean Hendry Dunant (Swiss), pendiri Palang Merah. Hadiah serupa diraih tokoh atau lembaga, yang juga berkutat pada hal yang lebih kurang serupa. Peraihnya selama ini adalah mereka yang bersikuh dan kebal terhadap tekanan, dengan tujuan yang satu, yakni terwujudnya perdamaian.

Untuk Hadiah Nobel Perdamaian 2006,

Komite Nobel Norwegia memutuskan pemberian kemenangan pada figur dan badan yang tidak bicara secara eksplesit soal perdamaian, tetapi yang menata salah satu pilar terpenting perdamaian,  yakni pemberantasan kemiskinan. Asle Sveen, seorang sejarawan Norwegia, mengatakan, “ini adalah untuk pertama kali sebuah usaha pemberantasan kemiskinan mendapatkan sendiri apresiasi itu. Sudah terlalu banyak nominasi bagi pihak-pihak yang melerai perdamaian konflik-konflik. Kini Komite Nobel makin berpihak kepada upaya pencegahan perang yang paling fundamental. Mengupayakan perdamaian tidaklah cukup, perdamaian haruslah merupakan sebuah perdamaian yang berkeadilan. Salah satu penyebab perang, yakni  kelaparan dan kemiskinan, harus diatasi mulai dari akarnya.”

Direktur Intitut Norwegia  untuk Masalah Internasional Sverr Lodgaard mengatakan :

Tantangan bagi perdamaian dunia makin berbeda dari tahun ke tahun. Kita makin sadar  bahwa ada gejala baru   yang berdampak negatif pada keamanan kita. Perdamaian tidak saja berupa ketiadaan perang, tetapi juga ketiadaan faktor-faktor  yang menyebabkan perang. Komite sudah bertindak bagus  dengan melakukan pembaruan dalam konsep perdamaian. “Penghargaan tahun ini punya makna tersendiri karena memberi justifikasi atas kontribusi pada pemberantasan kemiskinan,” kata Lodgaard.

Annan Bahagia

Pernyataan Sveen dan Lodgaard seiring dengan kampanye Sekjen PBB Kofi Annan selama 10 tahun masa jabatannya. Mengupayakan perdamaian juga harus mengatasi kemiskinan. Lewat juru bicaranya, Stephane Dujarric, Annan mengatakan, “gembira dengan pemberian penghargaan pada figur dan badan, yang telah menjadi mitra PBB untuk pemberantasan kemiskinan”. Terima kasih kepada Yunus dan Grameen Bank. Kredit mikro telah salah satu alat untuk mendorong lingkaran kemiskinan yang paling membelit wanita,” tutur Annan.

Dalam beberapa tahun terakhir ini, Annan mengatakan, dengan kemiskinan, warga yang hidup  di dalam bagian itu  akan mudah dan rentan terhadap aksi-aksi kekerasan. “Kita tak bisa mengatasi teroris dengan perang langsung terhadap  terorisme, tetapi dengan memberikan akses kehidupan kepada kaum miskin,” demikian kata Annan. Keterangan Komite Nobel Norwegia semakin menegaskan hal itu. “Komite telah memutuskan untuk menganugrahkan  Nobel Perdamaian 2006 kepada Muhammad Yunus dan  Grameen Bank .Itu adalah penghargaan atas usaha mereka menciptakan pembangunan ekonomi dan sosial dari tataran paling bawah,” kata Ketua Komite Nobel Norwegia Ole Danblt Mjoes di Oslo, Jumat 13-10-2006).

Perdamaian yang langgeng tak akan bisa diraih jika sebagian besar warga tidak  menemukan jalan untuk keluar dari jeratan kemiskinan.
Kredit mikro adalah sebutan bagi kucuran kredit yang fokus utamanya adalah usaha-usaha kecil, kelompok-kelompok yang terpinggirkan dari perbankan konvensional, yang mengutamakan koleteral dalam setiap pengucuran pinjaman.
Grameen Bank  tidak menuntut adanya koleteral  atas setiap pinjaman yang dikucurkan pada sekitar 6,6 juta nasabah dan 94 persen adalah wanita. “Ini penghargaan bagi kaum miskin,” demikian Yunus, salah satu pendiri Grameen Bank.

Demokrasi dan HAM

Pembangunan yang dilakukan dari tataran paling bawah menjadi pendorong untuk meningkatkan demokrasi dan hak asasi manusia (HAM). Muhammad Yunus telah memperlihatkan, diri sebagai seorang pemimpin yang menerapkan visinya ke dalam hal praktis demi peruntungan jutaan orang, tidak hanya di Banglades, tetapi juga di banyak negara,”.

Demikian Komite Nobel. Komite melanjutkan, pinjaman bagi kaum miskin tanpa  koleteral (jaminan) tampaknya merupakan ide yang tak mungkin terlaksana. “Namun, dari satu langkah kecil pada tiga dekade lampau, Yunus telah, pertama dan terutama lewat Bank Grameen Bank, mengembangkan kredit mikro, dan yang lebih penting lagi instrumen penting memberantas kemiskinan.” kata Komite. Grameen Bank telah menjadi sumber ide-ide dan model yang sudah mendunia bagi banyak lembaga kredit mikro.

“Setiap individu di bumi ini memiliki potensi dan hak untuk hidup secara layak. Secara lintas budaya dan masyarakat, Yunus dan Grameen Bank telah menunjukan bahwa, orang miskin sekalipun dapat berkarya untuk membangun diri sendiri,” tutur Komite. “Terbukti, kredit mikro menjadi bagian penting untuk membuat sesuatu kekuatan di masyarakat, khususnya wanita, melepaskan diri dari tekanan ekonomi,” lanjut Komit . Pertumbuhan ekonomi dan demokrasi politik tak dapat diraih jika wanita tak memiliki partisipasi yang setara dengan pria.

“Visi jangka panjang Yunus adalah mengurangi kemiskinan global. Visi ini tidak bisa dicapai dengan ketersediaan kredit mikro  semata, tetapi Yunus dan Grameen Bank telah memperlihatkan bahwa, untuk mencapai it, kredit mikro harus menjadi salah satu sasaran utama,” demikian kata penutup komite Nobel. Yunus dan Grameen Bank mendapatkan hadiah sebesar 1,36 juta dollar AS (sekitar Rp.12,5 miliar). Hadiah itu, kata Yunus akan dipakai untuk, proyek yang menghasilkan makanan bergizi, murah, dan juga kepada perawatan mata, pengadaan air minum, serta  pelayanan kesehatan.

Menteri Keuangan Uganda Ezra Suluma juga bergembira dengan penghargaan itu. “Ini makin mendorong kami melakukan upaya pembiayaan yang menjangkau kelompok pedesaan,” kata Suluma. Suluma bangga karena Uganda sudah mengikuti jejak Yunus.
“Kami telah mengikutinya jejaknya,” kata Suluma.Komentar senada juga 
bermunculan dari beberapa pemimpin dunia, mulai dari :
  1. Kanselir Jerman Angela Merkel,
  2. Presiden Perancis Jacques Chirac, hingga
  3. Raja Spanyol Juan Carlos.
(REUTERS/AP/AFP/MON/BSW, Kompas, 14-10-2006).

4. Kewirausahaan Sosial  Muhamad Yunus

Ia membongkar pandangan tentang kebodohan dan kemalasan, kutukan, dan ketidakmungkinan ciptaan system ekonomi-politik, budaya, dan birokrasi, yang membuat orang miskin tetap miskin, tetapi kemiskinan menjadi proyek utang. Ia percaya tesis besar kapitalisme tentang system ekonomi yang kompetitif, tetapi menolak ketamakan. Ia menyodorkan konsep kewirausahaan social, yang terbukti membawa perubahan multidimensi bagi kaum miskin, khususnya perempuan.

Mohammad Yunus (67) adalah orang besar.

Bukan hanya karena penghargaan Nobel Perdamaian tahun 2006, tetapi terutama karena berani membongkar keangkuhan di dalam dirinya, dengan mengakui bahwa teori-teori ekonomi yang ia ajarkan di ruang kelas kosong di hadapan kelaparan dan kemiskinan mencekik. Ia adalah orang besar karena mau belajar dari orang miskin. Perjalanannya untuk membuktikan bahwa orang miskin bukan beban adalah perjuangan yang heroic.  Ia membongkar seluruh arogansi yang menempelkan stikma , mendiskriminasi, dan mengintimidasi orang miskin.

Ia mendefinisikan konsep pembangunan sebagai proses perubahan yang komplek, dan meyakini pembangunan akan mandek kalau orang miskin dibiarkan pada posisi penerima sedekah.  Ia membongkar kepalsuan tentang pelatihan dari pihak pemberi utang.  “Orang-orang miskin itu cerdas.  Yang dibutuhkan hanya akses,”  ujarnya ketika menjelaskan mengenai program Grameen Bank untuk pengemis tahun 2003, dalam ceramah pada forum terbatas di Kantor Perwakilan Perserikatan Bangsa-Bangsa di Jakarta, Kamis, (9-8-2007) siang.

Wirausaha Sosial

Bisnis wirausaha social atau Social Business Entrepreneurship (SBE) adalah hasil pergulatan panjang Yunus. SBE berbeda dengan corporate social respossibility (CSR) yang dipromosikan korporasi pemburu laba. Dasar SBE adalah kesadaran social, bukan mekasimalisasi laba. Kalau ruang untuk kesadaran social itu dibuka, banyak persoalan social bisa diatasi dan,  kehidupan bisa diarahkan ke taraf perdamaian, kesetaraan, keadilan, serta kreativitas yang lebih tinggi. Namun, ia tidak mengatakan bahwa SBE, memberikan jawaban bagi semua masalah social. Ia percaya pada tahapan-tahapan. Ketika membuat Grameen Bank pun, ia tak punya cetak biru. Setiap langkah menuntutnya kelangkah berikutnya. Ia menikmati perjalanan itu sehingga sulit berhenti.  

Ia yakin suatu program baru diketahui hasilnya kalau sudah dicoba.

Menurut Anda apa pengusaha akan tertarik dengan ide itu?
Saya kira akan banyak pengusaha tertarik, juga orang-orang biasa karena,  setiap orang punya dimensi lebih luas dari sekadar menjadi mesin pencari uang. Beri mereka ruang untuk mengekspresikannya. Misalnya seseorang yang prihatin pada nasib anak-anak di jalanan, lalu ia memberi 100 dollar ke bisnis social. Perusahaan membantu anak-anak agar tak berkeliaran lagi. Investasi itu bisa diambil lagi karena ini bisnis, bukan sedekah.  Saya juga bilang mengapa tidak membuat pasar saham social.

Bagaimana di Banglades?

Baru di tingkat gagasan, karena Banglades belum merupakan pasar besar untuk itu. Yang dapat dilakukan sekarang adalah, membuat bursa saham social di internet. Lalu kita listing misalnya, dua bisnis social di Indonesia. Lima di China,  20 di India, 10 di Banglades. Kita lihat apa yang terjadi.

Bagaimana posisi Grameen dalam system ekonomi dunia?

Sistem keuangan saat ini tidak lengkap dan eksklusif karena, hanya melayani sebagian orang. Sebagian besar lainnya tidak teraih tanpa alasan apa pun. Kami sudah membuktikan ada system keuangan untuk orang miskin yang berkelanjutan. Kita butuh uang untuk mendapat uang, tetapi tidak ada system  untuk mendapatkan uang pertama. Jadi orang tetap tergantung pada yang lain. Itu sebab utama mengapa orang tetap miskin. Mereka tidak dapat mengunakan  tenaga dan  kapasitasnya.  Yang dibutuhkan hanya bantuan supaya kemampuan itu muncul. Isunya adalah kepercayaan….

Sistem sekarang didasarkan pada ketidakpercayaan.

  1. Kita dilatih untuk tidak percaya kepada orang lain.
  2. Kalau ingin dapat pinjaman akan dilihat dulu berapa kekayaan Anda, lalu ada perjanjian-perjanjian hukum. Asumsinya, penerima kredit tidak mengembalikan pinjamannya.
  3. Jadi,  harus disiapkan sesuatu.
  4. Kegiatan kami didasarkan pada kepercayaan.
  5. Kami yang datang pada mereka, bukan sebaliknya, karena setiap orang, sesederhana apa pun, adalah ancaman bagi orang miskin dan buta huruf.
  6. Orang yang datang minta bantuan selalu pada posisi lebih lemah.
  7. Kegiatan Anda dicurigai oleh kelompok kiri dan kanan…
  8. Sesuatu yang baru selalu mengundang kecurigaan dan itu biasanya terkait dengan kepentingan.
  9. Kelompok kiri bilang, Anda membawa kapitalisme ke akar rumput.
  10. Jadi, revolusi social tak bisa dilakukan.

Membalik asumsi

Kerja paling keras yang dilakukan Yunus beserta timnya adalah
membongkar struktur budaya yang menempatkan perempuan miskin di
lapisan terbawah penindasan. Kerja pemberdayaan membuat kegiatan Grameen Bank sempat dituduh bertentangan dengan agama dan merusak budaya purdah, yakni praktik budaya yang memisahkan perempuan dari kegiatan di ruang public. Dalam buku, Banker to the Poor (l998), ia menulis tentang tuduhan mengajak orang pindah agama. 

“Dalam system budaya yang menyubordinatkan perempuan, pemberdayaan adalah ancaman terhadap otoritas,” jawabnya ketika ditanya mengenai hal itu. “Perempuan berbisnis dikatakan bertentangan dengan nilai-nilai agama, lalu ditakut-takuti. Kami katakan, istri pertama Nabi Muhammad SAW, Siti Khadijah, adalah saudagar yang berhasil. Sebelum menikah Hkadijah Nabi Nabi bekerja padanya. Kami menggunakan agama untuk mendorong perempuan. Lagi pula mereka berbisnis di rumah.”  Dalam ceramah ia mengatakan, Garmeen Bank tidak bertentangan dengan Syariah karena tujuannya bukan laba maksimal.

Laba diperlukan untuk biaya operasi dan sisanya dikembalikan untuk berbagai pelayanan social yang terjangkau masyarakat miskin. Nasabah Garmeen bank, kaum miskin itu, adalah pemilik bank itu. Hasil banyak kajian memperlihatkan setelah perempuan terpapar akses ekonomi, memiliki rekening bank, punya penghasilan, dan menjadi lebih independent, hubungan suami-istri berubah total. Kekerasan dalam rumah tangga jauh berkurang. 

Banyak perempuan menjadi penghasil utama  dalam keluarga. Para suami menaruh respek pada mereka. Anak-anak sekarang bersekolah. Dulu tidak tahu gunanya sekolah. Namun, Banglades selalu menyimpan persoalan social  yang serius karena 40 persen wilayahnya terletak 1 meter di bawah permukaan laut dan kenaikan permukaan laut rata-rata 3 milimeter per tahun sejak 30 tahun lalu. “Tentang tuduhan mempromosikan kapitalisme AS, sekarang Vietnam adalah salah satu promoter kredit mikro. Kami ditunjuk  menjadi penasihat gubernur di provinsi Hainan, diundang ke Provinsi Sechuan, dan Mongolia. Jadi, bukan soal AS atau China.

Sistem ini bekerja untuk rakyat. Itu sebabnya saya berada di Indonesia,” lanjutnya.

Anda pernah ke Indonesia?
Saya ke Indonesia tahun l991 dan l992, karena diundang lembaga lembaga pelatihan Bank Indonesia. Mereka membawa saya ke berbagai tempat di mana program kredit mikro  berjalan. Proyek itu namanya Karya Usaha Mandiri. Mengapa system seperti Grameen Bank tidak bisa berjalan di Indonesia? Sebelumnya ada beberapa program serupa, seperti yang saya kunjungi di Bogor kemarin. 

Alasan mendasarnya adalah tidak ada sumber dana meskipun mereka punya kemampuan dan tahu bagaimana melakukannuya.. Di Banglades kami menciptakan  wholesale fund yang bisa dipinjam oleh NGO. Saya bilang ke pengusaha di kamar dagang dalam pertemuan tadi (Kamis, 9-8-2007) pagi, mengapa tidak menciptakan dana seperti itu, mengapa harus menunggu pemerintah. Dana itu bukan derma. Anda meminjamkan. Ini satu cara. Cara lain adalah undang-undang baru supaya bisa membuat bank untuk kredit mikro. (Maria Martiningsih &Ninuk Mardiana Pambudy, Kompas,12-8-2007).

5. NOBEL, Banjir Perhatian

Muhammad Yunus tampak bersahaja meskipun lebih dari 250 lembaga di hamper 100 negara mengadopsi program kredit mikro berdasarkan model Grameen Bank yang dia dirikan bersama muridnya tahun l983. Grameen, seperti dituturkan Yunus, memberi pinjaman untuk usaha, perumahan, biaya pendidikan, dan usaha mikro. Sejak diperkenalkan tahun l984, kredit perumahan berhasil mendirikan 640.000 rumah yang dimiliki perempuan.

Bagaimana penghargaan Nobel memengaruhi Anda?

Penghargaan ini memberi pengaruh sangat besar. Sebelum Nobel saya menerima banyak penghargaan bergengsi,  tetapi tidak pernah  mendapat liputan di media massa karena mungkin pembaca tidak terlalu tertarik.Penghargaan Nobel berbeda. Begitu penerimanya diumumkan, setiap surat kabar di dunia memuat berita tersebut dihalaman pertama dengan foto dengan  memberitakan mengapa orang tersebut menerima penghargaan Nobel. Penerima penghargaan ini mendapat banjir perhatian dari seluruh dunia.

Saat perhatian dunia begitu besar, kami mencoba mengartikulasikan yang kami rasakan dan mengatakan apa yang seharusnya dilakukan. Dengan bantuan media, hal tersebut dapat disampaikan kepada banyak orang dan mendapat perhatian penuh dari masyarakat bahwa ada isu sangat penting yaitu kemiskinan, layanan keuangan, masalah lingkungan, semua merupakan satu kesatuan. Kami dengar Anda ingin mencalonkan diri menjadi presiden? Tidak, tidak…. Januari lalu, karena situasi di Banglades semua macet, korupsi, dan lain-lain, orang mengatakan, Kalau kamu masuk ke politik, setiap orang akan mendukung dan kita akan memiliki politik yang lebih bersih, pemerintahan yang lebih bersih.”

Situasi darurat saat itu membuka peluang ini. Lalu saya katakana, “ Baiklah, saya akan masuk politik dan bikin partai.”Selama 2 bulan di sana saya melihat kesulitan-kesulitannya dan situasi tidak memungkinkan. Lalu saya katakan,”Ini bukan saat yang tepat untuk saya dan saya tidak ingin berada di dalamnya.” Jadi saya mundur dari politik 2 bulan kemudian, pada bulan Maret. (Ninuk MP/Maria Hartiningsih, Kompas, 12-8-2007)..

Tentang Muhammad Yunus

  1. Nama : Muhammad Yunus.
  2. Tempat dan tanggal lahir : Chittagong, Banglades, 29 Juni 1940
  3. Keluarga : Afrozi Yunus (istri) dan dua anak.
  4. Pendidikan :1965 bea siswa Fulbright dilanjutkan dengan program doctor ekonomi di Vanderbilt University, Nashville, Tennessee
  5. Karier :
·         1972; Ketua Departemen Ekonomi Chittagong University.
·         1974;  kelaparan hebat di Banglades mengubah hidup Yunus.
·         1975 – l976  dia memimpin mahasiswanya kuliah lapangan Ke Jobra, desa Chittagong, memperkenalkan perbaikan Teknik bertanam padi dan 
mendirikan koperasi irigasi.

Dia menyadari usahanya itu tidak menyentuh orang yang paling butuh bantuan; mereka yang tidak punya tanah, asset, orang desa yang miskin.
Saat itulah ia bertemu seorang perempuan pembuat kursi meminjam dari lintah darat kurang dari satu dollar AS untuk modal, tetapi si lintah darat menentukan segalanya. Dengan bantuan mahasiswanya, dia menemukan 42 perempuan dengan nasib sama. Yunus meminjamkan uangnya 27 dollar AS sebagai modal kepada 42 perempuan itu.

Itulah awal Garmeen Bank atau Bank Desa.
USULAN Penulis : “MUHAMMAD YUNUS ADALAH  
BAPAK ORANG MISKIN GLOBAL”. “SELAMAT SUKSES BUAT ANDA
Penulis : Drs.Simon Arnold Julian Jacob





























Tidak ada komentar:

Posting Komentar

ORANMG PINTAR UNTUK TAMBAH PENGETAHUAN PASTI BACA BLOG 'ROTE PINTAR'. TERNYATA 15 NEGARA ASING JUGA SENANG MEMBACA BLOG 'ROTE PINTAR' TERIMA KASIG KEPADA SEMUA PEMBACA BLOG 'ROTE PINTAR' DIMANA SAJA, KAPAN SAJA DAN OLEG SIAPA SAJA. NAMUN SAYA MOHON MAAF KARENA DALAM BEBERAPA HALAMAN DARI TIAP JUDUL TERDAPAT SAMBUNGAN KATA YANG KURANG SEMPURNA PADA SISI PALING KANAN DARI SETIAP HALAM TIDAK BERSAMBUNG BAIK SUKU KATANYA, OLEH KARENA ADA TERDAPAT EROR DI KOMPUTER SAAT MEMASUKKAN DATANYA KE BLOG SEHINGGA SEDIKIT TERGANGGU, DAN SAYA SENDIRI BELUM BISA MENGATASI EROR TERSEBUT, SEHINGGA PARA PEMBACA HARAP MAKLUM, NAMUN DIHARAPKAN BISA DAPAT MEMAHAMI PENGERTIANNYA SECARA UTUH. SEKALI LAGI MOHON MAAF DAN TERIMA KASIH BUAT SEMUA PEMBACA BLOG ROTE PINTAR, KIRANYA DATA-DATA BARU TERUS MENAMBAH ISI BLOG ROTE PINTAR SELANJUTNYA. DARI SAYA : Drs.Simon Arnold Julian Jacob-- Alamat : Jln.Jambon I/414J- Rt.10 - Rw.03 - KRICAK - JATIMULYO - JOGJAKARTA--INDONESIA-- HP.082135680644 - Email : saj_jacob1940@yahoo.co.id.com BLOG ROTE PINTAR : sajjacob.blogspot.com TERIMA KASIH BUAT SEMUA.