BERBAGAI TULISAN TENTANG
NOBEL PERDAMAIAN
& KEMISKINAN
Muhammad Yunus
Pendiri Bank Grameen
Banglades dengan Program Kredit Mikro
Oleh : Drs.Simon Arnold Julian Jacob
Pengantar
Hadiah Nobel
Perdamaian 2006,
Komite Nobel Norwegia memutuskan
pemberian kemenangan pada figur dan badan yang tidak bicara secara eksplesit
soal perdamaian, tetapi yang menata salah satu pilar terpenting
perdamaian, yakni pemberantasan
kemiskinan. Asle Sveen, seorang sejarawan Norwegia, mengatakan, “ini adalah
untuk pertama kali sebuah usaha pemberantasan kemiskinan mendapatkan sendiri
apresiasi itu. Sudah terlalu banyak nominasi bagi pihak-pihak yang melerai
perdamaian konflik-konflik. Kini Komite Nobel makin berpihak kepada upaya
pencegahan perang yang paling fundamental.
Mengupayakan perdamaian tidaklah
cukup, perdamaian haruslah merupakan sebuah perdamaian yang berkeadilan. Salah
satu penyebab perang, yakni kelaparan
dan kemiskinan, harus diatasi mulai dari akarnya.” Direktur Intitut
Norwegia untuk Masalah Internasional Sverre
Lodgaard mengatakan :Tantangan bagi perdamaian dunia makin berbeda dari tahun
ke tahun. Kita makin sadar bahwa ada
gejala baru yang berdampak negatif pada
keamanan kita.
Perdamaian tidak
saja berupa ketiadaan perang, tetapi juga ketiadaan faktor-faktor yang menyebabkan perang. Komite sudah
bertindak bagus dengan melakukan
pembaruan dalam konsep perdamaian. “Penghargaan tahun ini punya makna
tersendiri karena memberi justifikasi atas kontribusi pada pemberantasan
kemiskinan,” kata Lodgaard. Muhammad Yunus, Pendiri Bank Grameen Banglades dengan
Program Kredit Mikro untuk membantu orang miskin dunia adalah Pemenang Nobel Perdamaian 2006 dimana kesuksesannya
perlu diadopsi berbagai negara dalam
memerangi kemiskinan mulai dari akar rumput,
maka secara khusus kami kemukakan disini secara sepintas dalam buku
ini.
1. NOBEL PERDAMAIAN
Kemenangan Muhammad Yunus Untuk Kaum
Papa
(Penanggulangan Kemiskinan)
Oslo, Jumat---Peraih
“Nobel Perdamaian” 2006 Muhammad Yunus menegaskan, penganugrahan
Nobel kepada dirinya merupakan, sebuah kemenangan
bagi kaum papa (miskin) di seluruh dunia. “Ini
adalah berita fantatis, bagi kita semua, bagi Bank Grameen, bangsa Banglades,
semua orang miskin di seluruh dunia,” kata Yunus, Jumat (13/10-2006),
mengonmentari pemberian Nobel Perdamaian kepada dirinya. Dia menambahkan,
penganugrahan Nobel ini merupakan, pengakuan atas upaya memberantas
kemiskinan.
Sebelumnya, Yunus
telah memperoleh sejumlah penghargaan
karena, keuletannya membela kaum miskin, terutama perempuan. “Ini adalah
penghargaan terbaru dan sangat spesial,” katanya. Yunus memulai program
pemberantasan kemiskinan di Banglades pada tahun l974. Melalui programnya,
jutaan orang miskin di Banglades bisa terbebas dari isapan lintah darat dan
tengkulak, salah satunya adalah Sufia Begum, perajin bambu. Saat Sufia berutang
kepada tengkulak, untuk modal membuat bangku dari bambu. Untuk setiap bangku,
ia meminjam uang 5
tata atau kurang dari Rp.850. Namun, dia harus mengembalikan utang tersebut
berikut bunganya sebesar Rp.1840. “Saya
berkata pada diri sendiri, oh Tuhan, hanya dengan 5 taka dia menjadi budak.
Saya tidak mengerti mengapa mereka harus
menjadi miskin padahal mereka bisa
membuat barang kerajinan yang bagus,” kata Yunus. “Yunus menambahkan, setelah
mendapatkan Nobel, tanggung jawabnya untuk memberantas kemiskinan menjadi lebih
berat. “Ini memberi tanggung jawab yang lebih besar. Kami harus menghapus
kemiskinan dari negara ini dan juga berupaya lebih keras untuk menghapus
kemiskinan di seluruh dunia,” ujarnya.
Dia berharap,
program pemberantasan kemiskinan di seluruh dunia dapat dilakukan lebih
intensif di masa depan. Selain itu, dia
menampilkan program memberian kridit mikro dapat dilakukan di seluruh dunia.
Yunus juga menunjukkan betapa pentingnya program pemberantasan kemiskinan
untuk menciptakan keamanan dunia. “Pemberantasan kemiskinan akan mendatangkan
perdamaian yang nyata. Anda tidak akan dihormati dan punya harga diri selama
Anda masih terjepit dalam kemiskinan,” katanya.
Presiden Bisa Menerima
Meskipun Hadiah
Nobel Perdamaian 2006 tidak jatuh ketangannya, Presiden Susilo Bambang
Yudhoyono mengaku bisa menerima semuanya dan senantiasa mengucap syukur. Sebab,
itulah jalan yang terbaik dan yang sudah direncanakan Tuhan Yang Maha Kuasa. Presiden
memberikan ucapan selamat kepada pemenang Nobel Perdamaian tersebut. Harapan
Presiden, kemenangan Nobel Perdamaian tersebut dapat segera mewujudkan
perdamaian dunia. Presiden Yudhoyono mengatakan itu seusai shalat tarawih dan
silaturahmi bersama dengan ulama, pimpinan daerah, dan masyarakat Demak di
Masjid Agung Demak, Jawa Tengah, Jumat (13/10-2006) malam. Presiden
mengingatkan, tanpa hadiah Nobel pun jangan sampai itu mengurangi semangat
melanjutkan tugas bangsa dan negara Indonesia untuk menyelesaikan masalah Aceh
dan masalah lain di negeri yang masih harus diupayakan.
(AFP/REUTERS/INU/HAR/BSW, Kompas 14-10-2006).
2. M Yunus, Bangkir Kaum Papa (Miskin)
Hingga
detik-detik terakhir, Muhammad Yunus sama sekali tidak disebut-sebut berpeluang
menerima hadiah Nobel Perdamaian 2006.
Para petaruh dan
situs-situs berita menjagokan mantan Presiden Finlandia Martti Ahtisaari yang
berjasa meredakan konflik Aceh. Tokoh lain yang dijagokan adalah : mantan
Menteri Luar Negeri Australia Gareth
Evans yang berjasa merekonstruksi Kamboja dan Vietnam, aktivis etnik Ulghur
Rebiya Kadeer yang menuduh Pemerintah China menyiksa orang Ulghar di barat daya
Xinjiang dan, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
Ya, inilah ajang
penghargaan Nobel yang sering memberi
kejutan. Siapa sangka tokoh yang diacuhkan media Barat ini, akhirnya meraih penghargaan
sangat prestisius. Sebelum mendapat Nobel Perdamaian, Yunus memang bukan sosok
“seksi” untuk diberitakan media massa dibandingkan dengan tokoh-tokoh pereda
konflik seperti Ahtisaari.
Pasalnya , Yunus
“hanya” seorang Profesor ekonomi dari salah satu negara termiskin didunia yang
berjuang menghapus kemiskinan, sebuah tema perjuangan yang di tingkat global lebih sering menjadi wacana daripada sebuah aksi. Akan
tetapi, setelah penghargaan Nobel jatuh ke tangan Yunus, orang baru sadar
betapa penting dan berharganya program pembebasan kaum papa (miskin) dari
kemiskinan. Orang mungkin juga akan
melihat bahwa perjuangan Yunus sangat kontekstual dengan upaya mengatasi
kesenjangan ekonomi dan politik antara negara kaya dan negara miskin, antara negara Barat dan Timur, dan antara
negara Utara dan Selatan.
Kelaparan
Kiprah Yunus memberdayakan kaum papa
(miskin) telah dilakukan sejak tahun l974 ketika itu sebagai profesor ekonomi
di Universitas Chittagong dia memimpin para mahasiswa untuk berkunjung ke desa-desa
miskin, di Banglades. Betapa kagetnya
Yunus ketika dia menyaksikan warga miskin
di desa-desa berjuang lolos bertahan dari kelaparan yang melanda negara itu dan telah menewaskan ratusan ribu
orang. Selanjutnya sebagai akademisi Yunus pun merasa berdosa.
“Ketika banyak orang sedang sekarat di
jalan-jalan karena kelaparan, saya justru sedang mengajarkan teori-teori
ekonomi yang elegan,” kata Yunus. “Saya
mulai membenci diri saya sendiri karena bersikap arogan dan menganggap
diri saya bisa menjawab persoalan itu (kemiskinan). Kami profesor universitas
semuanya pintar, tetapi kami sama sekali tidak tahu mengenai kemiskinan disekita
kami. Sejak itu
saya putuskan , kaum papa harus menjadi guru saya”, tambahnya.
Dari
perasaan bersalah itu, laki-laki kelahiran Chittagong tahun l940 itu mulai
mengembangkan konsep perberdayaan kaum papa. Filosofi yang dia bangun adalah
bagaimana membantu kaum miskin agar bisa
mengangkat derajat mereka sendiri. Dia tidak ingin memberi ikan,
melainkan memberi pancing kepada kaum papa untuk mencari ikan sendiri. Dua
tahun kemudian, Yunus mulai mengembangkan program kredit mikro tanpa agunan
untuk kaum papa (miskin) yang tidak dapat mengakses pinjaman bank.
Program itu
menjadi semacam gugatan Yunus terhadap
ketidakadilan
dunia terhadap
kaum miskin.
- Mengapa
lembaga-lembaga keuangan selalu menolak orang miskin?
- Mengapa
informasi teknologi menjadi hak ekslusif orang kaya”, tuturnya.
Untuk menjalankan program itu, awalnya
Yunus merogoh koceknya sendiri
sebesar 27 dollar AS.
Uang itu digunakannya buat membantu
modal bagi ibu-ibu pembuat keranjang
bambu. Saat itu, dia begitu yakin
bahwa, jika orang miskin diberi akses kredit seperti yang diberikan kepada
orang kaya, mereka pasti bisa mengelolanya dengan baik. “Berikan
itu (kredit) kepada orang miskin, mereka akan bisa mengurus dirinya,” katanya.
Keyakinan Yunus tidak meleset. Program Kredit mikro yang digulirksnnya terus
berkembang. Jutaan orang miskin pun bisa keluar dari jerat lintah darat setelah
diberi kredit mikro.
Punya 6, 6 juta
nasabah Tahun l983, Yunus mentransformasi lembaga kreditnya menjadi sebuah bank
formal dengan aturan khusus bernama Bank Grameen, atau Bank Desa dalam bahasa
Bengali. Kini Bank ini memiliki 2.226 cabang di 71.371 desa. Hebatnya lagi, modal
bank ini 94 persen dimiliki nasabah, yakni kaum miskin, dan sisanya dimiliki
pemerintah.
Bank tersebut kini mampu menyalurkan
kredit puluhan juta dollar AS per bulan kepada 6,6 juta warga miskin yang
menjadi peminjamnya. Sebanyak 96 persen
nasabah bank ini adalah kaum perempuan. Kalau sudah begini, gerakan Yunus tidak
lagi bisa dipandang sebagai gerakan ekonomi semata, tetapi menjadi gerakan politik dan sosial
berdimensi jender yang dilakukan kaum miskin. Meski demikian, dia menegaskan bahwa
gerakannya bukanlah genderang perang yang ditabuh kepada kaum kaya.
“Ini hanyalah gerakan untuk membantu orang miskin.
Saya tidak peduli
jika orang kaya bertambah kaya. Itu sama
sekali tidak mengganggu saya. Kalau ada beberapa Bill Gates di negara ini, saya tidak
peduli,” katanya. “Saya hanya khawatir dengan orang miskin yang bertambah
miskin, atau tidak punya kesempatan menjadi kaya. Meningkatkan derajat kaum
miskin itu yang paling penting”, tambahnya. Gerakan pemberdayaan kaum miskin
yang dprakarsai Muhammad Yunus kini
diadopsi oleh, lembaga-lembaga pemerdayaan masyarakat miskin di seluruh dunia.
Bahkan, Bank Dunia yang sebelumnya memandang program ini secara sebelah mata
kini mengadopsi gagasan kredit mikro. Sekarang, tinggal satu impian sang bankir
kaum miskin yang belum sepenuhnya terwujud, yakni mengapus kemiskinan di
seluruh dunia. (Budi Suwarna, BBC/REUTERS/BSW, Kompas 14-10-2006).
3. M Yunus Terima Nobel
Perdamaian
Penciptaan Perdamaian
Dimulai dari Akarnya
OSLO,Jumat---Pengumuman pemenang
Hadiah Nobel Perdamaian 2006 mengejutkan, mengharukan, sekaligus bergema ke berbagai
sudut dunia.
Pemenangnya bukanlah, selebriti yang
sudah terkenal di dunia, juga bukan figur dan
badan yang dijagokan, tetapi yang peduli pada pemberdayaan kaum miskin
dan wanita. Penghargaan itu jatuh ke tangan Muhammad Yunus dan Grameen
Bank, Banglades. Sejarah Hadiah Nobel Perdamaian secara umum berkutat pada upaya-upaya
perdamaian. Itu dimulai sejak l991, saat hadiah itu diterima pertama kali oleh
Jean Hendry Dunant (Swiss), pendiri Palang Merah. Hadiah serupa diraih tokoh
atau lembaga, yang juga berkutat pada hal yang lebih kurang serupa. Peraihnya
selama ini adalah mereka yang bersikuh dan kebal terhadap tekanan, dengan
tujuan yang satu, yakni terwujudnya perdamaian.
Untuk Hadiah Nobel
Perdamaian 2006,
Komite Nobel Norwegia memutuskan
pemberian kemenangan pada figur dan badan yang tidak bicara secara eksplesit
soal perdamaian, tetapi yang menata salah satu pilar terpenting
perdamaian, yakni pemberantasan
kemiskinan. Asle Sveen, seorang sejarawan Norwegia, mengatakan, “ini adalah
untuk pertama kali sebuah usaha pemberantasan kemiskinan mendapatkan sendiri
apresiasi itu. Sudah terlalu banyak nominasi bagi pihak-pihak yang melerai
perdamaian konflik-konflik. Kini Komite Nobel makin berpihak kepada upaya
pencegahan perang yang paling fundamental. Mengupayakan perdamaian tidaklah
cukup, perdamaian haruslah merupakan sebuah perdamaian yang berkeadilan. Salah
satu penyebab perang, yakni kelaparan
dan kemiskinan, harus diatasi mulai dari akarnya.”
Direktur Intitut Norwegia untuk
Masalah Internasional Sverr Lodgaard mengatakan :
Tantangan bagi
perdamaian dunia makin berbeda dari tahun ke tahun. Kita makin sadar bahwa ada gejala baru yang berdampak negatif pada keamanan kita.
Perdamaian tidak saja berupa ketiadaan perang, tetapi juga ketiadaan
faktor-faktor yang menyebabkan perang. Komite
sudah bertindak bagus dengan melakukan
pembaruan dalam konsep perdamaian. “Penghargaan tahun ini punya makna
tersendiri karena memberi justifikasi atas kontribusi pada pemberantasan kemiskinan,”
kata Lodgaard.
Annan Bahagia
Pernyataan Sveen dan Lodgaard seiring
dengan kampanye Sekjen PBB Kofi Annan selama 10 tahun masa jabatannya.
Mengupayakan perdamaian juga harus mengatasi kemiskinan. Lewat juru bicaranya,
Stephane Dujarric, Annan mengatakan, “gembira dengan pemberian penghargaan pada
figur dan badan, yang telah menjadi mitra PBB untuk pemberantasan kemiskinan”.
Terima kasih kepada Yunus dan Grameen Bank. Kredit mikro telah salah satu alat
untuk mendorong lingkaran kemiskinan yang paling membelit wanita,” tutur Annan.
Dalam beberapa tahun terakhir ini,
Annan mengatakan, dengan kemiskinan, warga yang hidup di dalam bagian itu akan mudah dan rentan terhadap aksi-aksi
kekerasan. “Kita tak bisa mengatasi teroris dengan perang langsung
terhadap terorisme, tetapi dengan
memberikan akses kehidupan kepada kaum miskin,” demikian kata Annan. Keterangan
Komite Nobel Norwegia semakin menegaskan hal itu. “Komite telah memutuskan
untuk menganugrahkan Nobel Perdamaian 2006
kepada Muhammad Yunus dan Grameen Bank .Itu
adalah penghargaan atas usaha mereka menciptakan pembangunan ekonomi dan sosial
dari tataran paling bawah,” kata Ketua Komite Nobel Norwegia Ole Danblt Mjoes
di Oslo, Jumat 13-10-2006).
Perdamaian yang langgeng tak akan bisa diraih jika
sebagian besar warga tidak menemukan
jalan untuk keluar dari jeratan kemiskinan.
Kredit mikro adalah sebutan bagi kucuran kredit yang
fokus utamanya adalah usaha-usaha kecil, kelompok-kelompok yang terpinggirkan
dari perbankan konvensional, yang mengutamakan koleteral dalam setiap
pengucuran pinjaman.
Grameen Bank tidak
menuntut adanya koleteral atas setiap
pinjaman yang dikucurkan pada sekitar 6,6 juta nasabah dan 94 persen adalah
wanita. “Ini
penghargaan bagi kaum miskin,” demikian Yunus, salah satu pendiri Grameen Bank.
Demokrasi dan HAM
Pembangunan yang dilakukan dari
tataran paling bawah menjadi pendorong untuk meningkatkan demokrasi dan hak
asasi manusia (HAM). Muhammad Yunus telah memperlihatkan, diri sebagai seorang
pemimpin yang menerapkan visinya ke dalam hal praktis demi peruntungan jutaan
orang, tidak hanya di Banglades, tetapi juga di banyak negara,”.
Demikian Komite Nobel. Komite
melanjutkan, pinjaman bagi kaum miskin tanpa
koleteral (jaminan) tampaknya merupakan ide yang tak mungkin terlaksana.
“Namun, dari satu langkah kecil pada tiga dekade lampau, Yunus telah, pertama
dan terutama lewat Bank Grameen Bank, mengembangkan kredit mikro, dan yang
lebih penting lagi instrumen penting memberantas kemiskinan.” kata Komite. Grameen
Bank telah menjadi sumber ide-ide dan model yang sudah mendunia bagi banyak
lembaga kredit mikro.
“Setiap individu di bumi ini memiliki
potensi dan hak untuk hidup secara layak. Secara lintas budaya dan masyarakat,
Yunus dan Grameen Bank telah menunjukan bahwa, orang miskin sekalipun dapat
berkarya untuk membangun diri sendiri,” tutur Komite. “Terbukti, kredit mikro
menjadi bagian penting untuk membuat sesuatu kekuatan di masyarakat, khususnya
wanita, melepaskan diri dari tekanan ekonomi,” lanjut Komit . Pertumbuhan
ekonomi dan demokrasi politik tak dapat diraih jika wanita tak memiliki
partisipasi yang setara dengan pria.
“Visi jangka panjang Yunus adalah
mengurangi kemiskinan global. Visi ini tidak bisa dicapai dengan ketersediaan
kredit mikro semata, tetapi Yunus dan
Grameen Bank telah memperlihatkan bahwa, untuk mencapai it, kredit mikro harus
menjadi salah satu sasaran utama,” demikian kata penutup komite Nobel. Yunus
dan Grameen Bank mendapatkan hadiah sebesar 1,36 juta dollar AS (sekitar Rp.12,5
miliar). Hadiah itu, kata Yunus akan dipakai untuk, proyek yang menghasilkan
makanan bergizi, murah, dan juga kepada perawatan mata, pengadaan air minum,
serta pelayanan kesehatan.
Menteri Keuangan Uganda Ezra Suluma
juga bergembira dengan penghargaan itu. “Ini makin mendorong kami melakukan
upaya pembiayaan yang menjangkau kelompok pedesaan,” kata Suluma. Suluma
bangga karena Uganda sudah mengikuti jejak Yunus.
“Kami telah mengikutinya jejaknya,”
kata Suluma.Komentar senada juga
bermunculan dari beberapa pemimpin dunia,
mulai dari :
- Kanselir
Jerman Angela Merkel,
- Presiden
Perancis Jacques Chirac, hingga
- Raja
Spanyol Juan Carlos.
(REUTERS/AP/AFP/MON/BSW, Kompas, 14-10-2006).
4. Kewirausahaan Sosial Muhamad Yunus
Ia membongkar
pandangan tentang kebodohan dan kemalasan, kutukan, dan ketidakmungkinan
ciptaan system ekonomi-politik, budaya, dan birokrasi, yang membuat orang
miskin tetap miskin, tetapi kemiskinan menjadi proyek utang. Ia percaya tesis
besar kapitalisme tentang system ekonomi yang kompetitif, tetapi menolak
ketamakan. Ia menyodorkan konsep kewirausahaan social, yang terbukti membawa
perubahan multidimensi bagi kaum miskin, khususnya perempuan.
Mohammad Yunus (67)
adalah orang besar.
Bukan hanya karena penghargaan Nobel
Perdamaian tahun 2006, tetapi terutama karena berani membongkar keangkuhan di
dalam dirinya, dengan mengakui bahwa teori-teori ekonomi yang ia ajarkan di
ruang kelas kosong di hadapan kelaparan dan kemiskinan mencekik. Ia adalah
orang besar karena mau belajar dari orang miskin. Perjalanannya untuk
membuktikan bahwa orang miskin bukan beban adalah perjuangan yang heroic. Ia membongkar seluruh arogansi yang
menempelkan stikma , mendiskriminasi, dan mengintimidasi orang miskin.
Ia mendefinisikan
konsep pembangunan sebagai proses perubahan yang komplek, dan meyakini
pembangunan akan mandek kalau orang miskin dibiarkan pada posisi penerima
sedekah. Ia membongkar kepalsuan tentang
pelatihan dari pihak pemberi utang. “Orang-orang
miskin itu cerdas. Yang dibutuhkan hanya
akses,” ujarnya ketika menjelaskan
mengenai program Grameen Bank untuk pengemis tahun 2003, dalam ceramah pada forum
terbatas di Kantor Perwakilan Perserikatan Bangsa-Bangsa di Jakarta, Kamis,
(9-8-2007) siang.
Wirausaha Sosial
Bisnis wirausaha social atau Social
Business Entrepreneurship (SBE) adalah hasil pergulatan panjang Yunus. SBE
berbeda dengan corporate social respossibility (CSR) yang dipromosikan
korporasi pemburu laba. Dasar SBE adalah kesadaran social, bukan mekasimalisasi
laba. Kalau ruang untuk kesadaran social itu dibuka, banyak persoalan social
bisa diatasi dan, kehidupan bisa
diarahkan ke taraf perdamaian, kesetaraan, keadilan, serta kreativitas yang
lebih tinggi. Namun, ia tidak mengatakan bahwa SBE, memberikan jawaban bagi
semua masalah social. Ia percaya pada tahapan-tahapan. Ketika membuat Grameen
Bank pun, ia tak punya cetak biru. Setiap langkah menuntutnya kelangkah
berikutnya. Ia menikmati perjalanan itu sehingga sulit berhenti.
Ia yakin suatu
program baru diketahui hasilnya kalau sudah dicoba.
Menurut Anda apa
pengusaha akan tertarik dengan ide itu?
Saya kira akan
banyak pengusaha tertarik, juga orang-orang biasa karena, setiap orang punya dimensi lebih luas dari
sekadar menjadi mesin pencari uang. Beri mereka ruang untuk mengekspresikannya.
Misalnya
seseorang yang prihatin pada nasib anak-anak di jalanan, lalu ia memberi 100 dollar
ke bisnis social. Perusahaan membantu anak-anak agar tak berkeliaran lagi. Investasi
itu bisa diambil lagi karena ini bisnis, bukan sedekah. Saya juga bilang mengapa tidak membuat
pasar saham social.
Bagaimana di
Banglades?
Baru di tingkat
gagasan, karena Banglades belum merupakan pasar besar untuk itu. Yang dapat dilakukan
sekarang adalah, membuat bursa saham social di internet. Lalu kita listing
misalnya, dua bisnis social di Indonesia. Lima di China, 20 di India, 10 di Banglades. Kita lihat apa
yang terjadi.
Bagaimana posisi
Grameen dalam system ekonomi dunia?
Sistem keuangan saat ini tidak lengkap
dan eksklusif karena, hanya melayani sebagian orang. Sebagian besar lainnya
tidak teraih tanpa alasan apa pun. Kami sudah
membuktikan ada system keuangan untuk orang miskin yang berkelanjutan. Kita butuh uang untuk
mendapat uang, tetapi tidak ada system
untuk mendapatkan uang pertama. Jadi orang tetap tergantung pada
yang lain. Itu sebab utama mengapa orang tetap miskin. Mereka tidak dapat
mengunakan tenaga dan kapasitasnya. Yang dibutuhkan hanya bantuan supaya
kemampuan itu muncul. Isunya adalah kepercayaan….
Sistem
sekarang didasarkan pada ketidakpercayaan.
- Kita
dilatih untuk tidak percaya kepada orang lain.
- Kalau
ingin dapat pinjaman akan dilihat dulu berapa kekayaan Anda, lalu ada
perjanjian-perjanjian hukum. Asumsinya, penerima kredit tidak
mengembalikan pinjamannya.
- Jadi, harus disiapkan sesuatu.
- Kegiatan
kami didasarkan pada kepercayaan.
- Kami
yang datang pada mereka, bukan sebaliknya, karena setiap orang,
sesederhana apa pun, adalah ancaman bagi orang miskin dan buta huruf.
- Orang
yang datang minta bantuan selalu pada posisi lebih lemah.
- Kegiatan Anda dicurigai oleh kelompok kiri dan
kanan…
- Sesuatu yang baru selalu mengundang kecurigaan dan
itu biasanya terkait dengan kepentingan.
- Kelompok kiri bilang, Anda membawa kapitalisme ke
akar rumput.
- Jadi,
revolusi social tak bisa dilakukan.
Membalik asumsi
Kerja paling keras yang dilakukan
Yunus beserta timnya adalah
membongkar struktur budaya yang menempatkan
perempuan miskin di
lapisan terbawah penindasan. Kerja
pemberdayaan membuat kegiatan Grameen Bank sempat dituduh bertentangan dengan
agama dan merusak budaya purdah, yakni praktik budaya yang memisahkan perempuan
dari kegiatan di ruang public. Dalam buku, Banker to the Poor (l998), ia
menulis tentang tuduhan mengajak orang pindah agama.
“Dalam system budaya yang
menyubordinatkan perempuan, pemberdayaan adalah ancaman terhadap otoritas,”
jawabnya ketika ditanya mengenai hal itu. “Perempuan
berbisnis dikatakan bertentangan dengan nilai-nilai agama, lalu ditakut-takuti.
Kami katakan, istri pertama Nabi Muhammad SAW, Siti Khadijah, adalah saudagar
yang berhasil. Sebelum menikah Hkadijah Nabi Nabi bekerja padanya. Kami
menggunakan agama untuk mendorong perempuan. Lagi pula mereka berbisnis di
rumah.” Dalam ceramah ia mengatakan,
Garmeen Bank tidak bertentangan dengan Syariah karena tujuannya bukan laba
maksimal.
Laba diperlukan
untuk biaya operasi dan sisanya dikembalikan untuk berbagai pelayanan social
yang terjangkau masyarakat miskin. Nasabah Garmeen bank, kaum miskin itu,
adalah pemilik bank itu. Hasil banyak kajian memperlihatkan setelah
perempuan terpapar akses ekonomi, memiliki rekening bank, punya penghasilan,
dan menjadi lebih independent, hubungan suami-istri berubah total. Kekerasan
dalam rumah tangga jauh berkurang.
Banyak perempuan
menjadi penghasil utama dalam keluarga.
Para suami menaruh respek pada mereka. Anak-anak sekarang bersekolah. Dulu
tidak tahu gunanya sekolah. Namun, Banglades selalu menyimpan persoalan
social yang serius karena 40 persen
wilayahnya terletak 1 meter di bawah permukaan laut dan kenaikan permukaan laut
rata-rata 3 milimeter per tahun sejak 30 tahun lalu. “Tentang tuduhan
mempromosikan kapitalisme AS, sekarang Vietnam adalah salah satu promoter
kredit mikro. Kami ditunjuk menjadi
penasihat gubernur di provinsi Hainan, diundang ke Provinsi Sechuan, dan
Mongolia. Jadi,
bukan soal AS atau China.
Sistem ini
bekerja untuk rakyat. Itu
sebabnya saya berada di Indonesia,” lanjutnya.
Anda pernah ke Indonesia?
Saya ke Indonesia tahun l991 dan l992,
karena diundang lembaga lembaga pelatihan Bank Indonesia. Mereka membawa saya
ke berbagai tempat di mana program kredit mikro
berjalan. Proyek itu namanya Karya Usaha Mandiri. Mengapa system
seperti Grameen Bank tidak bisa berjalan di Indonesia? Sebelumnya ada beberapa
program serupa, seperti yang saya kunjungi di Bogor kemarin.
Alasan mendasarnya adalah tidak ada
sumber dana meskipun mereka punya kemampuan dan tahu bagaimana melakukannuya..
Di Banglades kami menciptakan wholesale fund yang bisa dipinjam oleh
NGO. Saya bilang ke pengusaha di kamar dagang dalam pertemuan tadi (Kamis,
9-8-2007) pagi, mengapa tidak menciptakan dana seperti itu, mengapa harus
menunggu pemerintah. Dana itu bukan derma. Anda meminjamkan. Ini satu cara. Cara
lain adalah undang-undang baru supaya bisa membuat bank untuk kredit mikro. (Maria Martiningsih &Ninuk Mardiana
Pambudy, Kompas,12-8-2007).
5. NOBEL,
Banjir Perhatian
Muhammad Yunus tampak bersahaja
meskipun lebih dari 250 lembaga di hamper 100 negara mengadopsi program kredit
mikro berdasarkan model Grameen Bank yang dia dirikan bersama muridnya tahun l983.
Grameen, seperti dituturkan Yunus, memberi pinjaman untuk usaha, perumahan,
biaya pendidikan, dan usaha mikro. Sejak diperkenalkan tahun l984, kredit
perumahan berhasil mendirikan 640.000 rumah yang dimiliki perempuan.
Bagaimana penghargaan
Nobel memengaruhi Anda?
Penghargaan ini memberi pengaruh
sangat besar. Sebelum Nobel saya menerima banyak penghargaan bergengsi, tetapi tidak pernah mendapat liputan di media massa karena
mungkin pembaca tidak terlalu tertarik.Penghargaan Nobel berbeda. Begitu
penerimanya diumumkan, setiap surat kabar di dunia memuat berita tersebut
dihalaman pertama dengan foto dengan
memberitakan mengapa orang tersebut menerima penghargaan Nobel. Penerima
penghargaan ini mendapat banjir perhatian dari seluruh dunia.
Saat perhatian dunia begitu besar,
kami mencoba mengartikulasikan yang kami rasakan dan mengatakan apa yang
seharusnya dilakukan. Dengan bantuan media, hal tersebut dapat disampaikan
kepada banyak orang dan mendapat perhatian penuh dari masyarakat bahwa ada isu
sangat penting yaitu kemiskinan, layanan keuangan, masalah lingkungan, semua
merupakan satu kesatuan. Kami dengar Anda ingin mencalonkan diri menjadi
presiden? Tidak, tidak…. Januari lalu, karena situasi di Banglades semua macet,
korupsi, dan lain-lain, orang mengatakan, Kalau kamu masuk ke politik, setiap
orang akan mendukung dan kita akan memiliki politik yang lebih bersih,
pemerintahan yang lebih bersih.”
Situasi darurat saat itu membuka
peluang ini. Lalu saya katakana, “ Baiklah, saya akan masuk politik dan bikin
partai.”Selama 2 bulan di sana saya melihat kesulitan-kesulitannya dan situasi
tidak memungkinkan. Lalu saya katakan,”Ini bukan saat yang tepat untuk saya dan
saya tidak ingin berada di dalamnya.” Jadi saya mundur dari politik 2 bulan
kemudian, pada bulan Maret. (Ninuk MP/Maria
Hartiningsih, Kompas, 12-8-2007)..
Tentang Muhammad
Yunus
- Nama
: Muhammad Yunus.
- Tempat
dan tanggal lahir : Chittagong, Banglades, 29 Juni 1940
- Keluarga : Afrozi Yunus (istri) dan dua anak.
- Pendidikan
:1965 bea siswa Fulbright dilanjutkan dengan program doctor ekonomi di
Vanderbilt University, Nashville, Tennessee
- Karier
:
·
1972;
Ketua Departemen Ekonomi Chittagong University.
·
1974; kelaparan hebat di Banglades mengubah hidup
Yunus.
·
1975
– l976 dia memimpin mahasiswanya kuliah
lapangan Ke Jobra, desa Chittagong, memperkenalkan perbaikan Teknik bertanam
padi dan
mendirikan koperasi irigasi.
Dia menyadari usahanya itu tidak
menyentuh orang yang paling butuh bantuan; mereka yang tidak punya tanah,
asset, orang desa yang miskin.
Saat itulah ia bertemu seorang
perempuan pembuat kursi meminjam dari lintah darat kurang dari satu dollar AS
untuk modal, tetapi si lintah darat menentukan segalanya. Dengan bantuan
mahasiswanya, dia menemukan 42 perempuan dengan nasib sama. Yunus meminjamkan
uangnya 27 dollar AS sebagai modal kepada 42 perempuan itu.
Itulah awal Garmeen Bank atau Bank Desa.
USULAN
Penulis : “MUHAMMAD YUNUS ADALAH
“BAPAK ORANG MISKIN GLOBAL”. “SELAMAT
SUKSES BUAT ANDA”
Penulis : Drs.Simon Arnold Julian Jacob
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
ORANMG PINTAR UNTUK TAMBAH PENGETAHUAN PASTI BACA BLOG 'ROTE PINTAR'. TERNYATA 15 NEGARA ASING JUGA SENANG MEMBACA BLOG 'ROTE PINTAR' TERIMA KASIG KEPADA SEMUA PEMBACA BLOG 'ROTE PINTAR' DIMANA SAJA, KAPAN SAJA DAN OLEG SIAPA SAJA. NAMUN SAYA MOHON MAAF KARENA DALAM BEBERAPA HALAMAN DARI TIAP JUDUL TERDAPAT SAMBUNGAN KATA YANG KURANG SEMPURNA PADA SISI PALING KANAN DARI SETIAP HALAM TIDAK BERSAMBUNG BAIK SUKU KATANYA, OLEH KARENA ADA TERDAPAT EROR DI KOMPUTER SAAT MEMASUKKAN DATANYA KE BLOG SEHINGGA SEDIKIT TERGANGGU, DAN SAYA SENDIRI BELUM BISA MENGATASI EROR TERSEBUT, SEHINGGA PARA PEMBACA HARAP MAKLUM, NAMUN DIHARAPKAN BISA DAPAT MEMAHAMI PENGERTIANNYA SECARA UTUH. SEKALI LAGI MOHON MAAF DAN TERIMA KASIH BUAT SEMUA PEMBACA BLOG ROTE PINTAR, KIRANYA DATA-DATA BARU TERUS MENAMBAH ISI BLOG ROTE PINTAR SELANJUTNYA. DARI SAYA : Drs.Simon Arnold Julian Jacob-- Alamat : Jln.Jambon I/414J- Rt.10 - Rw.03 - KRICAK - JATIMULYO - JOGJAKARTA--INDONESIA-- HP.082135680644 - Email : saj_jacob1940@yahoo.co.id.com BLOG ROTE PINTAR : sajjacob.blogspot.com TERIMA KASIH BUAT SEMUA.