alamat email

YAHOO MAIL : saj_jacob1940@yahoo.co.id GOOGLE MAIL : saj.jacob1940@gmail.com

Jumat, 30 Januari 2015

KEADAAN PENDUDUK DAN USAHA MENCARI MAKAN

Keadaan Penduduk Dan Usaha Mencari Makanan
Oleh : Drs.Simon Arnold Julian Jacob

A. Kebutuhan Dan Syarat Untuk Pengadaan Pangan Usaha mencari 
makanan selalu menjadi pokok perhatian manusia.

Sudah sejak dahulu kala merupakan kewajiban bagi perseorangan, bagi keluarga  maupun suku untuk mengusahakannya. Tanggung jawab terletak pada mereka yang berkepentingan secara langsung, sehingga langkah-langkah atau tindakan-tindakan yang esensial tidak begitu saja diabaikan. Cara untuk memperoleh pangan demikian telah menghabiskan sebagian besar waktu bagi manusia, sebagaimana yang masih terjadi sekarang ini pada kalangan penduduk primitif.
Dengan cara kerja begitu pun kadang-kadang masih terjadi kekurangan pangan, sehingga semakin sering diliputi suasana yang kurang mantap dan kurang menguntungkan.  

Sifat pangan yang gampang membusuk sungguh merupakan  penghalang untuk menyimpannya dalam jumlah besar. Kekurangan pangan dan  kelaparan selama beberapa waktu merupakan  bencana, baik bagi anak-anak maupun bagi orang dewasa; maka angka kependudukan pun setiap kali menurun pada waktu terjadi bencana kelaparan, dan bencana lain-lain pada umumnya, sampai di bawah jumlah  yang dapat diberi makan  dalam hal pengadaan pangan tidak terganggu.

Angka ini akan kembali menanjak sampai saat  bencana  berikutnya terjadi. Kehidupan masyarakat yang lebih luas dengan pembagian kerjanya yang biasanya membebaskan  beberapa  golongan penduduk untuk mencari pangan, seperti umpamanya orang-orang kota, hanya akan dapat  terlaksana  bilamana penduduk lainnya dapat  menghasilkan pangan untuk semua orang. Di masa dahulu kemungkinan-kemungkinan itu terjadi juga di daerah-daerah kaya, dengan tanah subur dan  iklim yang cocok; dan lebih-lebih lagi yang  menyelenggarakan sistem perdagangan dan pengangkutan serta penyediaan pangan, disamping mempunyai perekonomian dan sosial yang teratur.  Cadangan-cadangan dalam jumlah terbatas itu diperlukan bilamana sewaktu-waktu pangan tidak mencukupi untuk kebutuhan satu musim panen.

Dalam masyarakat demikian  mungkin saja pengadaan pangan seyogianya menjadi beban pemerintah. Pemerintah pun tidak  selalu mengatasi kelaparan.
Nasib malang  dalam pengadaan pangan kadang-kadang  memukul daerah yang secara serentak, sehingga pengisian dari luar daerah tidak dapat diatur dengan tepat atau selalu tidak mencukupi. Mungkin juga syarat  lainnya tidak terpenuhi.
  
Umpamanya :
---hubungan perdagangan macet
---disebabkan oleh blokade, atau  pengadaan pangan seakan-akan gagal
---disebabkan oleh kekacauan-kekacauan yang terjadi dalam masyarakat.

Di lain pihak mungkin pula angka kependudukan membumbung tinggi sampai di atas taraf produksi yang dapat tercapai. Maka disebabkan oleh hal-hal semacam ini pun kelaparan di dunia dapat timbul sampai pada waktu sekarang ini.Tahun 1974, Konferensi Pangan Sedunia mengumumkan keinginannya untuk menyingkirkan kelaparan dalam waktu 1 dasawarsa. Dasawarsa tersebut telah berlalu, dan negara berkembang tetap menghadapi masalah struktur kelaparan dan kurang makan yang berkaitan lansung dengan situasi kesehatan (terutama penyakit infeksi biasa yang mewabah) di negara berkembang.

Pengertian Kelaparan adalah, makan yang secara kuantitatif kurang kalori dan protein,
 Sedangkan Kurang makan adalah kekurangan spesifik akan satu atau beberapa zat makanan, vitamin, dan mineral. Stastitik mengenai luasnya masalah ini (a.l dari FA0, World Bank, WFC) berbeda satu dari lainnya; penyimpulan secara empiris sulit, lagi pula pemerintah di negara berkembang bermain politik dengan daftar kelaparan. Selanjutnya, kurang ada penentuan yang tepat mengenai kebutuhan minimal manusia akan zat-zat makanan. Namun yang pasti, ratusan juta manusia di negara berkembang menderita kelaparan kronis—jumlah mereka terus meningkat.

B. Analisis Masalah Pangan

Masalah pangan berakar dalam berbagai faktor yang diukur berbeda-beda secara nasional dan regional. Sebuah analisis perlu memisahkan tiga dimensi masalah  tersebut secara tajam;
1. kebutuhan akan bahan makanan,  
2. produksi lahan makanan berikut pembagiannya, dan
3. struktur permintaan akan bahan makanan.

Kebutuhan akan  bahan makanan terutama sekali bergantung pada pertumbuhan penduduk.  Sebagian besar negara berkembang memperlihatkan tingginya angka kelahiran dan menurunnya kematian bayi dan anak-anak di tahun ’60-an dan ’70-an; perkembangan ini tetap berlanjut, tetapi tidak terjadi peralihan domografi (penduduk). Akibatnya,  kenaikan tajam kebutuhan akan bahan makanan. Sementara produksi bahan makanan di dunia naik, berlawanan dengan banyak ramalan di tahun ’70-an (misalnya dari studi-studi Kelompok Roma, Global 2000), hampir semua negara berkembang (kecuali India) jika diukur dari kebutuhannya, memproduksi bahan makanan terlalu sedikit.
  
Tingkat produksi yang rendah disebabkan oleh,
·         sumber daya alaminya (iklim, tanah dsb);
·         potensi produksi negara berkembang belum dipakai sepenuhnya;
·     lahan untuk produksi bahan makanan dasar (gandum, ubi-ubian) dapat diperluas secara terbatas;
·       dan hasil  panen lahan yang ditanami (meskipun dengan memperhatikan aspek ekologi dan sosial-kultur) meningkat pesat.;

Paket-paket usaha untuk a.l.
·         mengandung perbaikan penyiapan tanah dan pupuk,
·         penggunaan bibit unggul (dan resisten),
·         perlindungan tanaman, serta
·         perbaikan penyimpanan hasil panen.

Penghambat semua peningkatan produksi lebih banyak ditemukan pada situasi sosial, ekonomi, dan politik; penanaman dan peternakan barang ekspor (teh, kopi, kapas, tembakau, daging) oleh tuan tanah kaya bersaing di banyak daerah, dengan penanaman bahan makan dasar yang dilakukan oleh petani kecil. Dalam jangka waktu panjang  pemerintah di negara berkembang (sering di bawah tekanan masalah neraca pembayaran dan beban utang) telah memprioritaskan tanaman ekspor sebagai satu-satunya sumber devisa terbanyak sehingga mengabaikan sektor pertanian bahan pangan dasar.  

Di banyak tempat, suatu politik harga, negara yang mempertahankan harga bahan makanan dasar, agar tetap rendah secara politis untuk konsumsi perkotaan, serta beban utang yang tinggi dan situasi hubungan pemilikan yang ada (nama pemilikan yang ada nama pemilik tanah yang tidak pasti, perjanjian sistem garapan, lahan penaman yang sempit),  tidak merangsang petani kecil untuk berproduksi melampaui kebutuhannya sendiri atau malah  menginvestasi ke penelitian pertanian modern (dan sesuai dengan ekologi).

Selain meningkatkan produksi sendiri bahan makanan di negara berkembang, perlu diperbaiki infrastruktur (pedesaan) di negara berkembang sebab kelaparan terutama juga adalah masalah distribusi. Ukuran pokok permintaan adalah tingkat daya beli dan distribusi daya beli di antara penduduk. Sebuah analisis struktur permintaan memperlihatkan inti masalah pangan adalah miskin  Secara umum daya beli di negara berkembang terlalu rendah dan sangat ekstrem tidak dibagi rata.


Sebagian besar manusia yang tidak mendapatkan makanan secara cukup, tidak  memiliki tanah untuk menanam bahan makanan dan tidak memilik daya beli untuk mendapatkan bahan pangan. Dengan demikian masalah kelaparan berkaitan langsung dengan hubungan pemilikan, serta tingginya angka pengangguran dan kesempatan bekerja kurang di negara berkembang. 

Tidak ada resep paten untuk jalan pemecahan masalah pangan. Namun, jelas bahwa strategi jalan keluar hanya akan membawa hasil, jika memperhatikan situasi spesifik di masing-masing negara dan dampak pada pembangunannya secara menyeluruh.  Hal yang tidak dapat diabaikan di antaranya adalah politik distribusi pendapatan yang menguntungkan lapisan penduduk miskin dan reformasi pertanian. Bantuan pangan saja tidak menyingkirkan sebab-sebabb masalahnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

ORANMG PINTAR UNTUK TAMBAH PENGETAHUAN PASTI BACA BLOG 'ROTE PINTAR'. TERNYATA 15 NEGARA ASING JUGA SENANG MEMBACA BLOG 'ROTE PINTAR' TERIMA KASIG KEPADA SEMUA PEMBACA BLOG 'ROTE PINTAR' DIMANA SAJA, KAPAN SAJA DAN OLEG SIAPA SAJA. NAMUN SAYA MOHON MAAF KARENA DALAM BEBERAPA HALAMAN DARI TIAP JUDUL TERDAPAT SAMBUNGAN KATA YANG KURANG SEMPURNA PADA SISI PALING KANAN DARI SETIAP HALAM TIDAK BERSAMBUNG BAIK SUKU KATANYA, OLEH KARENA ADA TERDAPAT EROR DI KOMPUTER SAAT MEMASUKKAN DATANYA KE BLOG SEHINGGA SEDIKIT TERGANGGU, DAN SAYA SENDIRI BELUM BISA MENGATASI EROR TERSEBUT, SEHINGGA PARA PEMBACA HARAP MAKLUM, NAMUN DIHARAPKAN BISA DAPAT MEMAHAMI PENGERTIANNYA SECARA UTUH. SEKALI LAGI MOHON MAAF DAN TERIMA KASIH BUAT SEMUA PEMBACA BLOG ROTE PINTAR, KIRANYA DATA-DATA BARU TERUS MENAMBAH ISI BLOG ROTE PINTAR SELANJUTNYA. DARI SAYA : Drs.Simon Arnold Julian Jacob-- Alamat : Jln.Jambon I/414J- Rt.10 - Rw.03 - KRICAK - JATIMULYO - JOGJAKARTA--INDONESIA-- HP.082135680644 - Email : saj_jacob1940@yahoo.co.id.com BLOG ROTE PINTAR : sajjacob.blogspot.com TERIMA KASIH BUAT SEMUA.