Keadaan Penduduk Dan Usaha Mencari Makanan
Oleh : Drs.Simon
Arnold Julian Jacob
A. Kebutuhan Dan Syarat Untuk Pengadaan Pangan Usaha
mencari
makanan selalu menjadi pokok perhatian manusia.
Sudah
sejak dahulu kala merupakan kewajiban bagi perseorangan, bagi keluarga maupun suku untuk mengusahakannya. Tanggung
jawab terletak pada mereka yang berkepentingan secara langsung, sehingga
langkah-langkah atau tindakan-tindakan yang esensial tidak begitu saja
diabaikan. Cara untuk memperoleh pangan demikian telah menghabiskan sebagian
besar waktu bagi manusia, sebagaimana yang masih terjadi sekarang ini pada
kalangan penduduk primitif.
Dengan
cara kerja begitu pun kadang-kadang masih terjadi kekurangan pangan, sehingga semakin
sering diliputi suasana yang kurang mantap dan kurang menguntungkan.
Sifat
pangan yang gampang membusuk sungguh merupakan
penghalang untuk menyimpannya dalam jumlah besar. Kekurangan pangan
dan kelaparan selama beberapa waktu
merupakan bencana, baik bagi anak-anak
maupun bagi orang dewasa; maka angka kependudukan pun setiap kali menurun pada
waktu terjadi bencana kelaparan, dan bencana lain-lain pada umumnya, sampai di
bawah jumlah yang dapat diberi
makan dalam hal pengadaan pangan tidak
terganggu.
Angka
ini akan kembali menanjak sampai saat
bencana berikutnya terjadi.
Kehidupan masyarakat yang lebih luas dengan pembagian kerjanya yang biasanya
membebaskan beberapa golongan penduduk untuk mencari pangan,
seperti umpamanya orang-orang kota, hanya akan dapat terlaksana
bilamana penduduk lainnya dapat
menghasilkan pangan untuk semua orang. Di masa dahulu
kemungkinan-kemungkinan itu terjadi juga di daerah-daerah kaya, dengan tanah subur
dan iklim yang cocok; dan lebih-lebih
lagi yang menyelenggarakan sistem
perdagangan dan pengangkutan serta penyediaan pangan, disamping mempunyai
perekonomian dan sosial yang teratur. Cadangan-cadangan
dalam jumlah terbatas itu diperlukan bilamana sewaktu-waktu pangan tidak
mencukupi untuk kebutuhan satu musim panen.
Dalam
masyarakat demikian mungkin saja
pengadaan pangan seyogianya menjadi beban pemerintah. Pemerintah pun tidak selalu mengatasi kelaparan.
Nasib
malang dalam pengadaan pangan
kadang-kadang memukul daerah yang secara
serentak, sehingga pengisian dari luar daerah tidak dapat diatur dengan tepat
atau selalu tidak mencukupi. Mungkin juga syarat lainnya tidak terpenuhi.
Umpamanya :
---hubungan
perdagangan macet
---disebabkan
oleh blokade, atau pengadaan pangan
seakan-akan gagal
---disebabkan
oleh kekacauan-kekacauan yang terjadi dalam masyarakat.
Di
lain pihak mungkin pula angka kependudukan membumbung tinggi sampai di atas
taraf produksi yang dapat tercapai. Maka disebabkan oleh hal-hal semacam ini
pun kelaparan di dunia dapat timbul sampai pada waktu sekarang ini.Tahun 1974,
Konferensi Pangan Sedunia mengumumkan keinginannya untuk menyingkirkan
kelaparan dalam waktu 1 dasawarsa. Dasawarsa tersebut telah berlalu, dan negara
berkembang tetap menghadapi masalah struktur kelaparan dan kurang makan yang
berkaitan lansung dengan situasi kesehatan (terutama penyakit infeksi biasa
yang mewabah) di negara berkembang.
Pengertian Kelaparan adalah, makan yang secara kuantitatif kurang kalori dan protein,
Sedangkan Kurang makan
adalah kekurangan spesifik akan satu atau beberapa zat makanan, vitamin, dan
mineral. Stastitik mengenai luasnya masalah ini (a.l dari FA0, World Bank, WFC)
berbeda satu dari lainnya; penyimpulan secara empiris sulit, lagi pula
pemerintah di negara berkembang bermain politik dengan daftar kelaparan. Selanjutnya,
kurang ada penentuan yang tepat mengenai kebutuhan minimal manusia akan zat-zat
makanan. Namun yang pasti, ratusan juta manusia di negara berkembang menderita kelaparan
kronis—jumlah mereka terus meningkat.
B. Analisis Masalah Pangan
Masalah
pangan berakar dalam berbagai faktor yang diukur berbeda-beda secara nasional
dan regional. Sebuah analisis perlu memisahkan tiga dimensi masalah tersebut secara tajam;
1. kebutuhan
akan bahan makanan,
2. produksi
lahan makanan berikut pembagiannya, dan
3. struktur
permintaan akan bahan makanan.
Kebutuhan
akan bahan makanan terutama sekali
bergantung pada pertumbuhan penduduk. Sebagian
besar negara berkembang memperlihatkan tingginya angka kelahiran dan menurunnya
kematian bayi dan anak-anak di tahun ’60-an dan ’70-an; perkembangan ini tetap
berlanjut, tetapi tidak terjadi peralihan domografi (penduduk). Akibatnya, kenaikan tajam kebutuhan akan bahan makanan. Sementara
produksi bahan makanan di dunia naik, berlawanan dengan banyak ramalan di tahun
’70-an (misalnya dari studi-studi Kelompok Roma, Global 2000), hampir semua
negara berkembang (kecuali India) jika diukur dari kebutuhannya, memproduksi
bahan makanan terlalu sedikit.
Tingkat produksi yang rendah disebabkan oleh,
·
sumber daya
alaminya (iklim, tanah dsb);
·
potensi produksi
negara berkembang belum dipakai sepenuhnya;
· lahan untuk
produksi bahan makanan dasar (gandum, ubi-ubian) dapat diperluas secara terbatas;
· dan hasil panen lahan yang ditanami (meskipun dengan
memperhatikan aspek ekologi dan sosial-kultur) meningkat pesat.;
Paket-paket usaha untuk a.l.
·
mengandung
perbaikan penyiapan tanah dan pupuk,
·
penggunaan bibit
unggul (dan resisten),
·
perlindungan
tanaman, serta
·
perbaikan
penyimpanan hasil panen.
Penghambat
semua peningkatan produksi lebih banyak ditemukan pada situasi sosial, ekonomi,
dan politik; penanaman dan peternakan barang ekspor (teh, kopi, kapas,
tembakau, daging) oleh tuan tanah kaya bersaing di banyak daerah, dengan
penanaman bahan makan dasar yang dilakukan oleh petani kecil. Dalam jangka
waktu panjang pemerintah di negara
berkembang (sering di bawah tekanan masalah neraca pembayaran dan beban utang)
telah memprioritaskan tanaman ekspor sebagai satu-satunya sumber devisa terbanyak
sehingga mengabaikan sektor pertanian bahan pangan dasar.
Di
banyak tempat, suatu politik harga, negara yang mempertahankan harga bahan
makanan dasar, agar tetap rendah secara politis untuk konsumsi perkotaan, serta
beban utang yang tinggi dan situasi hubungan pemilikan yang ada (nama pemilikan
yang ada nama pemilik tanah yang tidak pasti, perjanjian sistem garapan, lahan
penaman yang sempit), tidak merangsang
petani kecil untuk berproduksi melampaui kebutuhannya sendiri atau malah menginvestasi ke penelitian pertanian modern
(dan sesuai dengan ekologi).
Selain
meningkatkan produksi sendiri bahan makanan di negara berkembang, perlu
diperbaiki infrastruktur (pedesaan) di negara berkembang sebab kelaparan terutama
juga adalah masalah distribusi. Ukuran pokok permintaan adalah tingkat daya
beli dan distribusi daya beli di antara penduduk. Sebuah analisis struktur
permintaan memperlihatkan inti masalah pangan adalah miskin Secara umum daya beli di negara berkembang
terlalu rendah dan sangat ekstrem tidak dibagi rata.
Sebagian
besar manusia yang tidak mendapatkan makanan secara cukup, tidak memiliki tanah untuk menanam bahan makanan
dan tidak memilik daya beli untuk mendapatkan bahan pangan. Dengan demikian masalah
kelaparan berkaitan langsung dengan hubungan pemilikan, serta tingginya angka
pengangguran dan kesempatan bekerja kurang di negara berkembang.
Tidak ada
resep paten untuk jalan pemecahan masalah pangan. Namun, jelas bahwa strategi
jalan keluar hanya akan membawa hasil, jika memperhatikan situasi spesifik di
masing-masing negara dan dampak pada pembangunannya secara menyeluruh. Hal yang tidak dapat diabaikan di antaranya
adalah politik distribusi pendapatan yang menguntungkan lapisan penduduk miskin
dan reformasi pertanian. Bantuan pangan saja tidak menyingkirkan sebab-sebabb
masalahnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
ORANMG PINTAR UNTUK TAMBAH PENGETAHUAN PASTI BACA BLOG 'ROTE PINTAR'. TERNYATA 15 NEGARA ASING JUGA SENANG MEMBACA BLOG 'ROTE PINTAR' TERIMA KASIG KEPADA SEMUA PEMBACA BLOG 'ROTE PINTAR' DIMANA SAJA, KAPAN SAJA DAN OLEG SIAPA SAJA. NAMUN SAYA MOHON MAAF KARENA DALAM BEBERAPA HALAMAN DARI TIAP JUDUL TERDAPAT SAMBUNGAN KATA YANG KURANG SEMPURNA PADA SISI PALING KANAN DARI SETIAP HALAM TIDAK BERSAMBUNG BAIK SUKU KATANYA, OLEH KARENA ADA TERDAPAT EROR DI KOMPUTER SAAT MEMASUKKAN DATANYA KE BLOG SEHINGGA SEDIKIT TERGANGGU, DAN SAYA SENDIRI BELUM BISA MENGATASI EROR TERSEBUT, SEHINGGA PARA PEMBACA HARAP MAKLUM, NAMUN DIHARAPKAN BISA DAPAT MEMAHAMI PENGERTIANNYA SECARA UTUH. SEKALI LAGI MOHON MAAF DAN TERIMA KASIH BUAT SEMUA PEMBACA BLOG ROTE PINTAR, KIRANYA DATA-DATA BARU TERUS MENAMBAH ISI BLOG ROTE PINTAR SELANJUTNYA. DARI SAYA : Drs.Simon Arnold Julian Jacob-- Alamat : Jln.Jambon I/414J- Rt.10 - Rw.03 - KRICAK - JATIMULYO - JOGJAKARTA--INDONESIA-- HP.082135680644 - Email : saj_jacob1940@yahoo.co.id.com BLOG ROTE PINTAR : sajjacob.blogspot.com TERIMA KASIH BUAT SEMUA.