MENGATASI KEKURANGAN DENGAN CARA MEMBELI DARI MANA SAJA

Mengatasi kekurangan dengan cara membeli dari mana saja

Oleh : Drs.Simon Arnold julian Jacob

Telah menjadi kenyataan pula bahwa sudah sejak hampir seabad lamanya, di negara-negara Barat tidak pernah lagi timbul bencana kelaparan yang nyata, kecuali di daerah-daerah peperangan atau  disebabkan oleh kemiskinan secara perorangan. Segala sesuatunya adalah berkat lalu lintas perdagangan pangan yang terpencar ke mana-mana dalam daerah pemasaran yang luas, dan terutama sejak wilayah penghasil pangan di Amerika Utara dalam abad ke-19 memasuki pasaran.

Wilayah ini berkat luasnya, pada umumnya tidak sangat terpengaruh oleh perubahan-perubahan iklim yang memang tidak begitu hebat, atau oleh gangguan-gangguan lain. Lagi pula ketika itu di wilayah ini daya beli cukup banyak sehingga dapat diusahakan pengisian dari luar, walaupun kadang-kadang dari negara-negara yang berkekurangan, akan tetapi lebih mementingkan barang-barang industri yang diperolehnya sebagai bahan-bahan penukar. Selanjutnya sampai sekarang wilayah ini mengusahakan juga peternakan yang luas (produksi hewani).

Ternak itu sendiri pun merupakan cadangan apabila terjadi  kekurangan pangan secara tiba-tiba. Lagi pula dengan cara menciutkan peternakan akan dapat dikurangi luas daerah yang biasanya digunakan untuk menghasilkan makanan ternak, sehingga sebagian tanah dapat dibebaskan untuk dijadikan tempat mengusahakan pangan. Dalam beberapa dawasa warsa terakhir, bahkan sudah dapat ditetapkan bahwa negara-negara ini kelaparan bagi orang per orang pun sudah tidak ada lagi, oleh karena daya beli diberikan kepadanya, bilamana ia tidak memilikinya.

Sayang bahwa untuk dunia dalam keseluruhan, kelaparan tidak dapat diatasi.  

Mengenai keadaan pangan sedunia, dalam tahun 1974 di Roma Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO) : Menyatakan bahwa antara tahun 1969 dan 1971 dalam perdagangan ecerannya, negara-negara maju menyediakan\ rata-rata 123 % dari kebutuhan pangan yang sesungguhnya diperlukan oleh tiap penduduk.

·    Bagi negara-negara berkembang jumlah ini hanya 95%, yaitu bagi Afrika dan Timur Jauh 94%,

·         Bagi negara-negara Asia yang mempunyai  rencana ekonomi terpusat 92%,

·         Bagi Amerika Latin 105 %, dan 

·         Bagi negara-negara Timur Dekat 102%.

Oleh karena sebagian orang menghabiskan kebutuhannya dalam jumlah yang sangat berlebihan, maka orang lain harus memberi makan dengan jumlah yang sangat di bawah kebutuhan. Mengingat pernyataan tersebut, dan juga karena terdorong oleh rasa tanggung jawab terhadap nasib umat manusia, maka semakin banyaklah orang bertanya-tanya apakah dunia akan sanggup memberi makan kepada seluruh penduduknya?  Pertanyaan ini semakin menakutkan, setelah diketahui dari fakta-fakta bahwa penduduk semakin cepat berkembang daripada sebelumnya, disebabkan oleh penghidupan yang lebih baik, meskipun masih jauh di bawah yang diinginkan, oleh  pemeliharaan kesehatan serta kebersihan, dan juga oleh makanan yang rata-rata lebih baik.

Apakah dunia akan tetap dapat menghasilakn pangan yang dibutruhkan? Dan tindakan-tindakan apakah layak dianjurkan bilamana timbul ancaman berkurangnya hasil panen? Pertanyaan-pertanyaan itu mengandung dua aspek di satu pihak makanan yang dihabiskan, dan  di pihak lain kemungkinan pengadaan pangan.