alamat email

YAHOO MAIL : saj_jacob1940@yahoo.co.id GOOGLE MAIL : saj.jacob1940@gmail.com

Kamis, 29 Januari 2015

PERTANIAN ORGANIS SUB SISTEM YANG LENGKAP

Pertanian Organis
Sub Sistem yang Lengkap
Oleh : Drs.Simon Arnold Julian Jacob

Pertanian organis yang semakin banyak berkembang belakangan ini menunjukkan adanya kesadaran petani dan berbagai pihak yang bergelut dalam sector pertanian akan pentingnya kesehatan dan keberlanjutan lingkungan.
Revolusi hijau yang intensif input kimia telah memberi bukti bahwa lingkungan pertanian menjadi hancur dan tidak lestari. Pertanian organis kemudian dipercaya menjadi salah satu solusi alternatifnya. Namun, dalam pengembangan pertanian organis sendiri masih banyak kedala dari aspek teknis, sosial, pasar dan budaya. Tulisan berikut adalah hasil diskusi ELSPPAT yang dirangkum guna mengulas berbagai problematika tersebut.

Catatan Kelam Revolusi Hijau

Revolusi Hijau di dunia yang dimulai sejak dekade 1960 –an dengan label ”pertanian modern”. Model ini berupa pengadaan bibit unggul, produksi pestisida dan pupuk kimia, mekanisasi pertanian dan penyuluhan pertanian secara missnal. Dalam decade awal revolusi hijau mengalami perkembangan yang pesat dan dapat mencukupi kebutuhan pangan sesuai laju pertambahan penduduk dunia. Indonesia sendiri juga mengadopsi Revolusi Hijau dengan system komando dari pusat. Tahun 1984 Indonesiapun  sempat mengecap keberhasilan sebagai Negara yang mampu berswasembada.  Masalahnya, para pakar pertanian dunia lupa untuk mengantisipasi dampak revolusi hijau. Inovasi bibit unggul banyak menghilangkan plasma nutfahlokal. Pupuk kimia semakin mengeraskan tanah dan membunuh bahan organis tanah.

Pestisida kimia banyak membunuh predator alami.  Bahkan manusia sendiri. Ternak dan kompos organis mulai ditinggalkan petani. Lebih mengerikan lagi, liberalisasi inovasi bibit unggul, pupuk kimia dan pestisida kimia, dan peralatan pertanian telah direbut perusahaan trans-nasional (TNCs) dari tangan pemerintah.

Ketika TNCs melakukannya, maka idiologi yang dipakai adalah akumulasi laba semaksimal mungkin tanpa mempedulikan etika moral, kaidah lingkungan, dan tatanan sosial ekonomi komunitas.Akibatnya petani mengalami ketergantungan hebat terhadap produk TNCs. Eksploitasi besar-besaran juga terjadi pada manusia petani. Komunitas petani diperas habis-habisan secara ekonomi  untuk mencukupi asupan-asupan usaha taninya Dari segi politis pun komunitas petani menjadi tidak berdaya untuk memperjuangkan hak-haknya akibat hegemoni Negara atas nama modernisasi pertanian.

Kelestarian Versus Eksploitasi

Satu dekade setelah berkembangnya Revolusi Hijau, muncullah suatu gerakan“kembali kealam” dan mengkristalisasi salah satunya dalam gerakan Pertanian Organis (PO). Gerakan ini muncul dari kalangan konservasionis yang sejak awal telah mencium gelagat dampak negative dari dari Revolusi Hijau. Gerakan mengusung idiologi kelestarian yang menekankan harmonisasi dan kelestarian dari komponen-komponen yang ada di alam, termasuk manusia , berdasar kaidah moral, lingkungan dan keseimbangan tatanan sosial dan ekonomi komunitas.

Pertanian Organis & Kemandirian Petani.  

Sebaliknya, pertanian modern cenderung mengeksploitasi alam, yakni bagaimana caranya agar alam dapat memproduksi sebanyak-banyaknya dengan intervensi manusia (pemakaian teknologi kimia). Selain itu pertanian modern berusaha menempatkan manusia sebagai komponen utama yang mendominasi dan menyetir alam sesuka hatinya. Akibatnya produksinya menjadi tidak berkesinambungan. Sehingga sebenarnya yang terjadi adalah pertarungan idiologi klasik antara eksploitasi melawan kelestarian kehidupan.

Pertanian Organis adalah Jawaban

Benarkah pertanian modern (baca: non organis ) masih relevan dengan tujuan dasarnya yaitu penyediaan kebutuhan pangan demi keberlanjutan kehidupan?
Fakta yang terjadi adalah pertanian modern hanya mampu menyediakan pangan secara seragam dalam jangka pendek, dan mengabaikan kualitas. Sebaliknya, PO mampu menyediakan pangan beraneka ragam dengan kuantitas mencukupi dengan tetap memperhatikan keberlanjutan dalam jangka panjang.

Hakekat kehidupan itu berlangsung terus-menerus sesuai kehendak-Nya, sehingga generasi masa depanpun juga memerlukan pangan cukup untuk melangsungkan kehidupan. Kaum modernis selalu mengatakan PO (Pupuk Organik) merupakan sistem pertanian tempo dulu, tradisional dan kurang komersial, sehingga dianggap kurang efisien dan ekonomis. Antitesis kontra argumen tersebut adalah bahwa budaya pertanian itu ada sejak jaman purba dimana manusia saat itu telah memiliki kesadaran kalau alam dieksploitasi terus-menerus akan segera habis.

Maka mereka mengembangkan pertanian yang selaras alam. Cara tradisional (baca: ramah lingkungan) dikembangkan dalam pertanian untuk melestarikan komponen-komponen yang ada dialam seperti tanaman dan binatang. Dan tradisi ini telah teruji selama ribuan tahun.

Memang dalam konteks sekarang skala ekonomis perlu dipertimbangkan, karena sekarang hasil pertanian tidak saja untuk subsistensi petani tapi juga untuk memenuhi kebutuhan orang lain (komrsial), sehingga membutuhkan analisa dan perencanaan usaha tani yang matang agar menguntungkan petani. 

Cara kerja PO sebenarnya efisien dan efektif untuk petani dari segi curahan waktu dan biaya. Jika petani sudah mengkonservasi benih sendiri, maka petani dapat menghemat biaya benih serta menjamin ketepatan waktu tanam.  

Cara pengolahan lahan yang minimalis juga menghemat waktu dan biaya tenaga kerja tambahan.

Penggunaan pupuk kompos / kandang dapat mencukupi kebutuhan hara tanaman untuk 2-3 periode tanam setelah itu. Pestisida nabati harganya relative lebih murah, karena mudah dibuat dari bahan yang tersedia di lingkungan sekitar. Dalam prakteknya PO (Pupuk Organik)  menekankan, proses daur ulang lahan dengan bahan-bahan yang didapatkan dari sekitar lahan. PO sangat menggantungkan kepada pilihan sumber daya lokal yang tersedia dan dapat disediakan oleh petani sendiri. Pertukaran sumber daya lokal dalam lingkup komunitas yang sama, akan memberikan hasil produksi yang optimal serta meningkatkan baha-bahan organis yang sifatnya dapat diperbaharui dan tidak mudah habis. Untuk itu petani ditantang untuk menjadi kreatif dan tekun belajar dari kondisi lokal yang ada. Jika tanaman/binatang tidak cocok  dikembangkan di daerah tersebut, maka tidak perlu dipaksakan untuk dikembangkan.

Jadi kunci pengembangan PO adalah selaras konteks lokalitasnya dan tidak tergantung pada pihak-pihak luar.Pengembangaan PO (Pupuk Organik)  juga menuntut adanya keterpaduan komponen-komponen lokal seperti manusia, tanaman, ternak, tanah dan lainnya. Keterpaduan antarkomponen ini sekaligus menjadi pendukung untuk menguatkan system sosial yang ada di komunitas . Misalnya, dalam pertanian terpadu di dalam suatu kampung, ada petani yang punya lahan dan ternak, ada petani yang punya tanaman penyubur lahan. Mereka dapat saling mempertukarkan sumberdayanya agar saling melengkapi.Sehingga yang terbangun kemudian adalah pertanian komunitas, bukan-individu-individu.

Spiritualitas Organis : Pembebasan

Pertanian organis sebenarnya merupakan cara pandang  manusia dalam memandang alam secara menyeluruh. Pada  hakekatnya manusia adalah bagian tak terpisahkan dari alam. PO perlu diinternalisasi dalam diri individu petani seperti memandang kemasa depan yang jauh, memikirkan masa depan anak cucunya, sehingga setiap tindakan budi daya yang dilakukan tidak boleh merusak alam dalam jangka panjang. Artinya dengan kesadaran dirinya manusia mengemban tugas utama untuk menjaga komponen-komponen yang ada di alam agar tetap lestari. Ketika manusia bekerja (pertanian) dengan melayani ciptaanTuhan (tanaman, binatang dan lingkungan) berarti manusia tersebut telah melakukan suatu ibadah kepada Tuhan.

Pertanian Organis& Kemandirian Petani.

Jadi petani harus dipahami secara religius. Pengalaman Yayasan Bina Sarana Bakti (BSB) Cisarua Bogor selama 20 tahun sejak 1984 menunjukkan bukti bahwa kegiatan PO menjadi lebih bermakna dan menjadi motivasi kuat ---lebih dari kepentingan ekonomi dan lingkungan---karena didasari suatu spiritualitas organis . Spiritualitas organis juga perlu dihayati sebagai bentuk panggilan hidup dan pengorbanan manusia untuk memperjuangkan keberlanjutan suatu kehidupan.

Harapan PO sesungguhnya adalah pertanian yang mampu melindungi semua sumber-sumber kehidupan dan megembangkanyan kearah yang semakin lama semakin baik. Jadi meskipun manusia (petani) tersebut nanti menemui pilihan-pilihan dilematis dalam kehidupannya, maka manusia tersebut akan tetap akan melakukan PO karena itulah panggilan hidupnya.  Spiritualitas organis juga menjadi nilai pembeda mendasar antara PO dengan pertanian nonorganis. Spiritualitas organis menawarkan semangat pembebasan bagi manusia (petani). 

Manusia (petani) diberi kebebasan sepenuhnya untuk secara kreatif menyediakan asupan-asupan bagi usaha taninya dari bahan-bahan yang tersedia dilingkungan lokal dengan harga murah dan aman. Sehingga komponen yang lain seperti tanaman, binatang, tanah, air, udara terbebas dari residu beracun yang mematikan atau bahan berbahaya yang mencemari. Muara akhirnya akan terwujud keselarasan kehidupan

Fasilitasi Teknis Untuk Mendukung PO

Kendala teknis seringkali menjadi penghambat bagi kelompok petani untuk mengembangkan PO. Belum lagi ditambah pemahaman PO yang  berbeda diantara anggotanya. Untuk itu diperlukan adanya bantuan atau fasilitasi teknis budidaya kepada petani organis. Dengan demikian pemahaman petani dan aplikasi budi dayanya menjadi tepat.

Pengembangan PO secara teknis harus disesuaikan dengan prinsip dasar lokalitas. Artinya pengembangan PO harus disesuaikan dengan daya adaptasi tumbuh Refleksi Ibu Omistriyah (Koordinator Wilayah Kecamatan Cijeruk P2KB – Paguyuban Petani Kabupaten Bogor-petani dari DesaTanjungSari, Cijeruk,Bogor) awalnya keterlibatan saya dengan ELSPPAT adalah melalui Kelompok Perempuan Mandiri (KPM), mulai dari menjadi anggota hingga sempat menjadi ketua KPM.

Setelah tidak menjadi ketua KPM lagi, saya mulai menekuni lagi kegiatan bertani disepetak kebun keluarga . Usaha ini saya kerjakan sendiri sampai kemudian beberapa tetangga tertarik ikut dan kami pun membentuk kelompok petani perempuan. Nah, sejak itu cap sebagai petani perempuan melekat didiri saya, yang mungkin masih agak asing bagi lingkungan sekitar saya sendiri. Banyak kendala yang saya hadapi, mulai dari ‘cap’ perempuan yang tidak pantas bertani, turunnya motivasi anggota, masalah teknis pertanian hingga mahalnya harga pupuk.

Saya mengenal cara bertani Organik (PO) pertama kali dari mas Daniel, staf lapang ELSPPAT. Mas Daniel banyak membagikan pemahaman dan cara bertani secara organik.
Saat itu pemahaman saya tentang PO adalah pertanian yang tidak mengunakan obat-obatan dan pupuk kimia seperti urea.Lama – kelamaan saya tertarik untuk mendalami praktek PO sejak awal tahun 2002. Saya mulai melakukan percobaan dengan cara saya sendiri yaitu pengurangan penggunaan pupuk urea.

Selama beberapa bulan awal, cara yang saya lakukan belum menghasilkan apapun dan bahkan beberapa kali gagal panen.Saya sedih karena usaha saya tidak menghasilkan pendapatan sama sekali . Meski sedih, saya tidak menyerah.  Saya berpikir bagaimana caranya agar lahan itu subur kembali. Lalu saya mencoba mengganti pupuk urea dengan pupuk kandang kambing yang berasal dari ternak peliharaan saya.

Selain itu saya mencoba mengubur sisa-sisa rumput, sampah sisa rumah tangga bersama kotoran kambing tersebut ke dalam lubang ditengah guludan selama 15– 30 hari lalu saya diamkan dulu .  Percobaan itu saya lakukan terus-menerus tanpa henti dengan penuh kesabaran dan tidak putus asa selama kurang  lebih 9 bulan sampai akhir tahun 2003. 

Setelah beberapa bulan muncul keajaiban: lahan saya yang semula keras, kering dan berpasir kini telah berubah menjadi lahan subur. Pada lahan tersebut banyak bermunculan cacing tanah dan binatang kecil lainnya, padahal sebelum itu tidak ada satupun binatang tanah. Lahan menjadi gembur dan berwarna coklat kehitaman.

Memang saya kadang masih mengalami gagal panen . Tapi itu lebih karena serangan hama. Hasil panen sementara ini masih untuk dikonsumsi keluarga sendiri. Hasil percobaan saya ini sangat menggembirakan saya, hingga akhirnya saya meyakini sepenuhnya bahwa ternyata cara bertani organik dapat menyuburkan tanah kembali dan tanaman tampak lebih segar.

Saya yakin juga lahan yang subur merupakan modal utama dimasa mendatang untuk menghasilkan produk organik yang bagus, sehat dan aman bagi kesehatan.  Menurut saya kunci keberhasilan dalam bertani organic itu harus memiliki kesabaran. Banyak manfaat bertani organik yang saya sudah rasakan selama ini. Saya dapat melatih kesabaran dan kesadaran diri dalam menjalani kehidupan. Biaya usaha tani bisa dihemat karena saya bisa mudah mendapatkan pupuk kandang dan tidak usah beli.

Dengan bertani organic berarti saya telah ramah terhadap lingkungan sekitar, dimana saya telah berusaha untuk tidak mengganggu tanaman orang lain. Pengeluaran dapur saya juga dapat dikurangi karena saya tidak perlu lagi beli sayuran dari warung /pasar. Tapi bertani organik banyak tantangan karena belum semua petani disekitar saya bertani organik. Sehingga kadang saya merasa serba salah.

Seharusnya PO itu dilakukan disemua lahan termasuk lahan petani di sekitar kebun saya,bukan hanya lahan saya saja. PO menghasilkan produk yang lebih sehat, segar dan aman dikonsumsi langsung. Rasanya juga lebih manis serta tidak menimbulkan sakit perut, meski tanpa dibersihkan dulu dan dimasak. Hal ini berbeda dengan produk sayuran nonorganik, meski sudah dicuci bersih dan dimasak matang seringkali masih menyebabkan sakit perut dan terasa pahit.(Gni)

Pertanian Organis & Kemandirian Petani.

Tanaman/binatang terhadap kondisi lahan, pengetahuan lokal teknis perawatannya, sumber daya pendukung, manfaat sosial tanaman/binatang bagi komunitas. Sebagai contoh, tanaman wortel memerlukan ketinggian lahan diatas 800 meter dari permukaan laut (dpl) dan curah hujan cukup. Jika di tanam pada lahan dibawah 8 00 meter dpl, meski tumbuh tapi umbinya akan kecil.
Tanaman wortel secara teknis memerlukan gulu dan lebih tinggi dan tanah yang gembur, jika tidak akan sulit berkembang dan hasilnya jelek. Beberapa tanaman tertentu membutuhkan tanaman pendamping dan bahan pestisi dan nabati tertentu agar tumbuh baik.

Kendala teknis juga terkait dengan bagaimana mengatur produksi supaya kontinu diantara petani. Pengalaman yayasan BSB, Cisarua dalam mengelola produksi PO agar tetap kontinu diterapkan aturan dan standar ketat bagi 11 kelompok tani mitranya. BSB memberikan target produksi mingguan untuk setiap petani harus menghasilkan sekitar 15 jenis tanaman perminggu dari 40 jenis sayuran yang bisa diproduksi BSB.

Jenis sayuran ini tidak boleh dikuasai oleh segelintir petani saja, semua petani harus menanam. Jadi seandainya ada 1-2 petani yang kurang rajin hasilnya masih tidak terlalu jauh dari target yang ditetapkan. Jenis tanaman yang ditanam petani mitra BSB dibagi menurut karakter dan preferensi petaninya. Cotohnya ada petani yang ahli menanam dan merawat terong, maka kepadanya ditugaskan menanam terong sebagai salah satu tanaman utama.

Selain itu, yang bersangkutan tetap berkewajiban menanam 15 jenis tanaman di petaknya. Tanaman utama diusahakan harus mencapai target, sedang tanaman sambilannya maksimal 2 kg/jenis per minggu. Setiap kelompok petani diwajibkan punya catatan daftar tanaman yang ditanam dan prediksi panen setiap minggunya.Lalu setiap minggunya dilatih untuk melaporkan daftar taanaman tersebut. Misalnya Kamis panen dan disetorkan,sambil melaporkan prediksi panen minggu depannya. Sehingga bagian pemasaran sudah mengetahui perkiraan sayur yang akan dipasarkan kekonsumen. Dengan demikian baru bisa dijamin produksinya secara berkelanjutan.

Kunci Pengembangan PO: Pengorganisasian

Hubungan sosial komunitas pedesaan yang akrab merupakan dasar yang baik bagi pengembangan PO.Pengorganisasian petani dalam kelompok merupakan kekuatan sekaligus memberikan banyak manfaat bagi petani organis. Bahkan, gerakan PO komunitas produsen ini dapat diarahkan untuk membangun lagi sistem kedaulatan pangan lokal (produksi-distribusi-konsumsi) untuk memenuhi kebutuhan pangan di komunitas.  Peluang yang besar bagi perempuan untuk bisa mendapatkan kesempatan, informasi, dan akses yang sama dengan petani laki-laki. 

Perempuan sejak dahulu sangat berperan dalam menjaga kelangsungan kehidupan manusia. Harapannya dengan PO perempuan sebagai bagian dari alam berkesempatan untuk meningkatkan partisipasi demi kesinambungan penghidupan keluarga dan lingkungan. Contoh konkretnya di COPA (Chiang–mai Organis Product Association) Thailand, dari 6O orang anggotanya 57 diantaranya adalah perempuan yang terlibat dalam kegiatan“pasar bergulir”.

Aktivitas mereka tidak hanya sebagai tenaga administrasi saja, tapi sudah banyak yang berperan sebagai  Trainer dan pembicara lokal bahkan menjadi ketua COPA di tingkat desa. Pengorganisasian perlu juga dilakukan di tingkatan konsumen organis.Mereka berhak untuk mendapatkan produk organis yang terjamin kualitasnya dan harga yang adil. Hak ini akan sulit terwujud kalau dilakukan pada tingkat individu saja.

Oleh karena itu konsumen perlu mengorganisir diri di tingkat lokal agar dapat menjalin kerjasama yang berkelanjutan dengan petani organis.  Contohnya di Jepang pada tahun1965 berdiri Seika tsu Club yang merupakan kumpulan ibu-ibu rumah tangga. Saat itu, mereka sangat prihatin terhadap penurunan kualitas pangan di satu sisi, tetapi disisi lain harga produknya semakin membumbung tinggi. Awalnya gerakan ini melakukan pembelian susu  segar sebanyak 300 botol secara langsung dari petani. Organisasi ini semakin lama berkembang menjadi semacam koperasi bersama dengan petani.

Hingga tahun 1995 anggotanya sudah mencapai 200.000 keluarga yang tersebar luas di 12 prefektur (setingkat provinsi). Variasi produk yang dijual mencapai 400 jenis serta sudah mampu menyediakan lebih 60 % kebutuhan pangan konsumen anggotanya. Selain itu, koperasi Seikatsu yang terorganisi rapi mampu menjadi alat politik yang ampuh guna mempengaruhi kebijakan-kebijakan strategis pemerintah Jepang yang dinilai merugikan konsumen, produsen dan keberlanjutan kehidupan. Contohnya adalah penolakan produk GMO (GeneticModified Organism) dan pembangunan instalasi nuklir. Selain itu, mereka juga mudah dalam mempromosikan gerakan konsumsi pangan organis dan memperkuat hak konsumen

Pertanian Organis & K emandirian Petani

Secara ekonomis mereka mendapatkan jaminan kualitas pangan yang aman dan sehat dengan harga yang wajar dan adil. Manfaat ekologisnya mereka dapat membantu petani untuk meningkatkan investasi dalam konservasi lahan secara berkelanjutan. Manfaat sosialnya mereka mampu menerapkan sistem Tei-kei (perdagangan berkeadilan) berdasarkan hubungan timbalbalik saling menguntungkan antara produsen dan konsumen.

Tantangan PO: Ekslusivitas dan Rendahnya Kesadaran Konsumen
Dewasa ini kesadaran hidup sehat semakin mendorong orang untuk mengkonsumsi produk organis. Maka tak heran sekarang ini banyak orang mendorong pengembangan PO, bahkan beberapa kawasan sudah berani mengklaim sebagai kawasan organis seperti Kabupaten Cianjur. Perkembangan ini menunjukkan bahwa pertanian telah bergerak kearah rel yang tepat yaitu PO. Tetapi masalahnya mengapa perkembangan PO di Indonesia masih lamban, dibandingkan dengan negara Asia seperti Thailand,Cina dan India ?

Kelambanan gerakan PO di Indonesia dapat ditelusuri mulai dari hulu sampai hilir sector ini. Jumlah produsen PO masih terbatas dalam skala individu, kelompok kecil atau satu komunitas tertentu dan belum memiliki jaringan kuat. Akibatnya, jumlah produk terbatas, menengah kebawah mencap produk kurangnya informasi dan kontinuitas organis sebagai ”produk mahal”.Hal produk belum terjaga. Selain itu, inilah yang menjadi pemicu orientasi produsen PO sekarang lebih munculnya ekslusivitas produk organis ditunggangi kepentingan mendapatkan itu sendiri. 

Keuntungan semata, sehingga Konsumen produk organis sekarang melemahkan gerakan secara juga masih memahami produk organis menyeluruh.
Sebatas produk tanpa pemakaian Saat ini produk organis baru pupuk/pestisida kimia saja yang baik dipasarkan dengan system pemasaran untuk kesehatan mereka. Alternative melalui outlet atau pesan kesadaran akan produk organis juga antar kerumah. Konsumennya masih ramah lingkungan masih minim terbatas tingkat menengah keatas.

Sharing pengalaman Bpk. Maska

(Anggota Kelompok Tani SALUYU Kp.Cijulang, Desa Sukaharja, Cijeruk,Bogor) Nami abdi (nama saya ) Maska. Abdi petani kecil di Kampung Cijulang, Desa Sukaharja, Bogor. Kebetulan abdi dipercaya menjadi Ketua RT oleh warga. Setiap hari kegiatan Abdi bertani dan memelihara kambing. Abdi kenal ELSPPAT melalui Mas Daniel, yang sering main ke rumah. Waktu itu dia sering mengajak ngobrol tentang masalah pertanian dan mengenalkan cara pertanian organic (PO). Menurut Abdi, PO itu adalah cara-cara pertanian tempo dulu yang biasa dilakukan nenek moyang .

Dari ngobrol itu Abdi mulai memahami cara -cara bertani organic. Abdi lalu bercerita dan diskusi mengenai hal ini kepada para tetangga. Dari ngobrol-ngobrol itu akhirnya kami sepakat membentuk kelompok tani  SALUYU yang beranggotakan 6 orang petani pada awal tahun 2000. Awalnya Abdi ragu untuk melakukan PO karena tidak punya lahan pribadi. Lalu mas Daniel menyarankan agar menyewa lahan kosong milik tetangga.

Modal sewa sebagian dipinjami dari ELSPPAT. Setelah mendapat lahan, Abdi mulai melakukan penyuburan lahan seorang diri. Sedikit demi sedikit, Abdi mengumpulkan kotoran kambing kelahan dengan cara dipanggul dalam karung. Abdi juga mengumpulkan bahan lain yang tidak perlu beli seperti daun kirinyu, cacahan batang pisang dan sekam padi. Setelah semua bahan terkumpul cukup, Abdi mulai membuat pupuk alami dengan mencampur bahan-bahan itu dan mendiamkannya 15 hari.

Pertanian Organis& Kemandirian Petani

Dengan mengkonsumsi  pupuk organis—melakukan PO, produsen memang mereka telah ikut serta membantu membutuhkan banyak pupuk kandang menyejahterakan manusia (petani), dan bahan-bahan alami lain serta menjaga kelestarian lingkungan alam curahan waktu yang lebih, maka harga demi keberlanjutan kehidupan. Jualnya memang sedikit mahal (untuk Anggapan produsen bahwa produk menutup ibiaya produksi).Tapi sering organis harus mahal dan rendahnya konsumen kurang memahami hal ini.

Kesadaran konsumen juga terletak pada Fenomena ini diperumit oleh sistem salah kapra hanya memandang nilai pasar, ketika produk masuk ke pasar suatu produk (pertanian) hanya akan muncul rantai perdagangan dari  sisi ekonomi uang saja.Sedang dimensi panjang (setidaknya 3 rantai) sebelum kemudahan didapat, ketersediaan sampai ketangan konsumen.Ini bahan baku dan pemakaian teknologi menyebabkan harga 3-4 kalilipat lebih yang ramah belum diadopsi.

Pada awal mahal dari harga petani. Sambil menunggu pupuk alami matang, Abdi membuat gulu dan-guludan. Dimulai dengan mencangkuli lahan dan membuat gulu dan ukuran 1 x 10 m dengan tinggi seklitar 30 cm. Lalu membuat lubang disetiap gulu  dan memasukkan campuran pupuk alami yang sudah jadi sambil diaduk terus dengan tanah agar tercampur.

Setelah tercampur lahan dibiarkan selama 15hari hingga tanah matang dan siap ditanam. Awal penanaman Abdi mendapatkan benih pinjaman dari mas Daniel. Setelah panen Abdi coba sisihkan beberapa tanaman yang bagus untuk calon indukan benih.Meski awalnya 2-3 kali masih gagal, tapi kemudian Abdi sudah bisa membibitkan sendiri beberapa tanaman seperti pakcoi, caisim, bayam dan selada.

Ada beberapa benih yang belum bisa Abdi bibitkan sendiri, tetapi akan terus mencoba membibitkan. Tidak semua benih Abdi tanam, sebagian saya simpan untuk persediaan musim tanam berikut. Selain itu juga untuk berjaga-jaga kalau ada anggota kelompok tani yang membutuhkan, maka saya dapat meminjami dulu atau menukarkan dengan benih yang lain. Sayuran organik yang ditanam awalnya hanya sekitar empat jenis. 

Lahan Abdi kemudian disepakati menjadi demplot kelompok. Maka lahan tersebut dikelola secara bersama dimana setiap hari ada piket anggota dan ada satu hari khusus untuk kerja bersama (gorol). Saat ini kelompok tani saya sudah mampu membudidayakan sekitar 15 jenis tanaman terdiri 5 tanaman utama dan sisanya tanaman tambahan Berdasarkan pengalaman kami, hama yang sering menyerang adalah ulat,wereng dan belalang. Hama tersebut semula tidak ada di lahan kami, tapi karena lahan sebelah belum organic sehingga lahan kami yang sering diserang. Kalau tidak segera ditangani maka dalam sehari saja sayuran akan habis. Ini pedaganglah yang diuntungkan.organis dan nonorganis.  Oleh karena itu salah satu cara yang realistis ditempuh untuk membantu.

Pemasaran Alternatif:

Strategi memasarkan produk organis adalah Perlindungan Petani dengan membangun suatu jaringan Saat ini konsumen masih menghargai pasar alternative yang berkeadilan. Produk organis sama dengan produk Pemasaran alternative produk organis non-organis,yakni dengan harga yang perlu ditangani secara terintegrasi murah. Jika produk organis dijual keantara manajemen produksi dan pasar konvensional, maka bisa manajemen kelompok tani secara dipastikan produk tersebut akan berkelanjutan.

Pemasaran dapat dihargai sama dengan produk non berkelanjutan bila petani mampu organis.Hal ini juga karena secara fisik memproduksi secara kontinu untuk sulit membedakan antara produk memenuhi kebutuhan konsumen.  Untuk mencegah dan mengendalikan hama ulat pada pakcoi , caisim, bayam dan selada, biasa kami menebarkan abu halus daun bambu. Abu halus juga bagus untuk mengusir hama wereng pada kacang panjang. Abu halus ditebar sedikit demi sedikit pada permukaan daun/pucuk daun secara merata setiap pagi hari jam 8 pagi.

Abu halus dapat juga dicampur dengan kotoran kambing /ayam kampung yang sudah hancur. Penaburan dengan kotoran ayam kampong cukup sekali saja. Kotoran ini juga bisa dibuat pupuk cair.Abdi sering menyiram tanaman dengan pupuk cair setelah 7 hari penaburan abu halus. Cara penyiraman pupuk cair setiap 3 hari sekali secara rutin. Pupuk cair bagus juga untuk mengusir hama pada kacang buncis dengan cara penyiraman setiap 1-2 hari sekali.

Cara pemeriksaan  rutin kondisi tanaman setiap pagi dan lain lagi yang bisa kami lakukan adalah memeriksa sore hari untuk mengetahui adanya serangan penyakit atau hama . Saat ini kami masih menghadapi masalah dengan pengendalian hama karena ramuan tadi hanya manjur untuk mengusir hama pada tanaman pakcoi, selada, caisim, bayam, kacang panjang dan buncis saja.

Sedangkan untuk megusir hama pada kangkung darat masih belum manjur, jadi kami masih mencari cara pemecahannya.  Hasil panen sayuran organic dari lahan kelompok mulai menunjukkan hasil yang bagus sejak awal tahun 2003 hingga sekarang, terutama pada sayuran caisim, pakcoi, selada, kacang panjang,buncis dan bayam. Sayuran tersebut sangat enak dimakan langsung dan sudah biasa dikonsumsi oleh keluarga saya. Selain dikonsumsi, sayuran tersebut awalnya saya pasarkan secara gerilya di Bogor.

Pertanian Organis& K emandirian Petani

Dan hal ini mungkin  dilakukan Mitra Bumi Lestari (MBI)  jika manjemen organis benar-benar Lestari – ELSPPAT di diterapkan.  Di awal produksi PO, cara ini dikembangkan juga gerakan kosumen sangat efektif karena aktivitas yang mendukung pemasaran--pemasaran disesuaikan dengan alternative ini.
Konsumen diajak kapasitas produksi yang meningkat mengkonsumsi produk organis dan secara bertahap.Pertambahan memberikan masukan konstruktif bagi konsumen ditentukan berdasar perbaikan kualitas produksi PO itu ketersediaan produk organisnya kedepan.

Sistem ini harus memerlukan metode. Ada beberapa cara mengembangkan distribusi yang bergerak terus dan pemasaran alternative ini. Misalnya telemarketing yang efektif. Cara cara pesan antar (delivery service) seperti telemarketing cukup ampuh. Banyak pengalaman menyedihkan yang kami temui ketika memasarkan produk organik. Konsumen seringkali tidak tahu beda produk organic dan non organik, sehingga masih menawar dengan harga yang lebih rendah dari produk nonorganic.

Kami lebih memilih tidak menjual sayuran organic daripada dibeli dengan harga murah. Kami kecewa karena jerih payah kelompok tidak dihargai dengan layak. Hal ini sempat mengendorkan semangat kerja untuk bertani organic. Apa lagi,Abdi harus memenuhi kebutuhan pokok keluarga dari bertani. Akhirnya setelah Abdi renungkan ulang, hati Abdi tergugah. Bertani organic itu memerlukan kesadaran dari dalam diri bahwa hasil yang didapat itu sebenarnya lebih menyehatkan tubuh. Kalau tubuh tidak sehat,bagaimana kita bisa bekerja dengan baik?  Kalau sakit, siapa yang menafkahi keluarga dirumah?

Maka Abdi berpikir untuk sementara produk organic itu dikonsumsi sendiri dulu sambil tetap berusaha mencari pasar tertentu yang mampu membeli produk organik dengan harga yang layak. Akhirnya jalur pasar itu mulai terbuka sejak bulan Maret 2004 melalui system pemasaran alternatif dalam bentuk Warung Organik LESTARI. Warung Organik itu sekarang bisa menerima  rutin seminggu sekali di Sekolah Regina Pacis Bogor.

Harga jual yang kami teriama juga sesuai dengan jerih payah kami. Kami senang karena permintaan terus meningkat sekarang. Ini mendorong kami untuk lebih giat menanam. Demikianlah pengalaman Abdi. Dengan bertani organic terbukti memberikan banyak manfaat buat Abdi. Selain mendapatkan sayuran yang sehat untuk keluarga, juga meningkatkan pendapatan keluarga, sertai ikut melestarikan lingkungan alam sekitar. Abdi berharap PO dapat lebih maju.Untuk itu Abdi mengharapkan dukungan dan koordinasi yang baik darik kelompok tani yang lain dan dukungan LSM lain, seperti ELSPPAT, untuk memperbaiki kehidupan bersama penyebaran gagasan dan mempengaruhi konsumen, terutama yang baru.

Kekurangannya, cara ini sangat tergantung pada tenaga pengantar dan kurang cepat untuk penyebaran gagasan secara kelompok besar meski sudah dibantu promosi dari mulut ke mulut. Cara lain adalah dengan membuka outlet (toko/warung) di tempat yang strategis seperti yang dilakukan Toko SAHANI (Sahabat Niaga Petani) di Yogyakarta, PASARTANI di Boyolali, Toko MBI di Malang dan Warung Organis LESTARI di Bogor.

Cara ini membutuhkan fasilitas ruang yang memadai tidak hanya untuk memajang produk, tapi juga untuk gudang simpan dan tempat interaksi dengan konsumen. Cara ini efektif untuk membangun brand-image produk organis dikalangan masyarakat luas dan bisa dijadikan pusat penyebaran gagasan organis. Tantangannya membutuhkan investasi tempat dan dukungan kapasitas produksi yang kontinu, jenisnya mesti beraneka ragam, jaminan mutu secara berkelanjutan, serta manajemen usaha yang efektif.

Pada saat produksi semakin besar dan kontinuitas terjamin, maka dapat dikembangkan cara dengan bekerja sama dengan retailer atau sistem keagenan, seperti yang dilakukan Yayasan BSB di Cisarua, Bogor, Toko SAHANI (Sahabat Niaga Petani) di Yogyakarta dan PASARTANI di Boyolali. Mereka sudah bisa secara rutin memasok beras atau sayuran organis ke beberapa Supermarket dan Agen.

Tantangannya membutuhkan jaringan distribusi yang besar, kontinuitas produksi berkelanjutan, dan sertifikasi standar kualitas dari badan sertifikasi organis yang kompeten. (Gandi-internet) WACANA ELS PPAT edisi31/VIII
Pertanian masa depan adalah pertanian berkelanjutan yang menjaga keseimbangan lingkungan  ww.oid welsppat.r.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

ORANMG PINTAR UNTUK TAMBAH PENGETAHUAN PASTI BACA BLOG 'ROTE PINTAR'. TERNYATA 15 NEGARA ASING JUGA SENANG MEMBACA BLOG 'ROTE PINTAR' TERIMA KASIG KEPADA SEMUA PEMBACA BLOG 'ROTE PINTAR' DIMANA SAJA, KAPAN SAJA DAN OLEG SIAPA SAJA. NAMUN SAYA MOHON MAAF KARENA DALAM BEBERAPA HALAMAN DARI TIAP JUDUL TERDAPAT SAMBUNGAN KATA YANG KURANG SEMPURNA PADA SISI PALING KANAN DARI SETIAP HALAM TIDAK BERSAMBUNG BAIK SUKU KATANYA, OLEH KARENA ADA TERDAPAT EROR DI KOMPUTER SAAT MEMASUKKAN DATANYA KE BLOG SEHINGGA SEDIKIT TERGANGGU, DAN SAYA SENDIRI BELUM BISA MENGATASI EROR TERSEBUT, SEHINGGA PARA PEMBACA HARAP MAKLUM, NAMUN DIHARAPKAN BISA DAPAT MEMAHAMI PENGERTIANNYA SECARA UTUH. SEKALI LAGI MOHON MAAF DAN TERIMA KASIH BUAT SEMUA PEMBACA BLOG ROTE PINTAR, KIRANYA DATA-DATA BARU TERUS MENAMBAH ISI BLOG ROTE PINTAR SELANJUTNYA. DARI SAYA : Drs.Simon Arnold Julian Jacob-- Alamat : Jln.Jambon I/414J- Rt.10 - Rw.03 - KRICAK - JATIMULYO - JOGJAKARTA--INDONESIA-- HP.082135680644 - Email : saj_jacob1940@yahoo.co.id.com BLOG ROTE PINTAR : sajjacob.blogspot.com TERIMA KASIH BUAT SEMUA.