Pertanian
Organis
Sub Sistem
yang Lengkap
Oleh : Drs.Simon
Arnold Julian Jacob
Pertanian
organis yang semakin banyak berkembang belakangan ini menunjukkan adanya
kesadaran petani dan berbagai pihak yang bergelut dalam sector pertanian akan
pentingnya kesehatan dan keberlanjutan lingkungan.
Revolusi
hijau yang intensif input kimia telah memberi bukti bahwa lingkungan pertanian
menjadi hancur dan tidak lestari. Pertanian organis kemudian dipercaya menjadi
salah satu solusi alternatifnya. Namun, dalam pengembangan pertanian organis sendiri
masih banyak kedala dari aspek teknis, sosial, pasar dan budaya. Tulisan
berikut adalah hasil diskusi ELSPPAT yang dirangkum guna mengulas berbagai
problematika tersebut.
Catatan Kelam Revolusi Hijau
Revolusi Hijau di dunia yang dimulai sejak dekade 1960 –an dengan label ”pertanian
modern”. Model ini berupa pengadaan bibit unggul, produksi pestisida dan pupuk
kimia, mekanisasi pertanian dan penyuluhan pertanian secara missnal. Dalam decade
awal revolusi hijau mengalami perkembangan yang pesat dan dapat mencukupi
kebutuhan pangan sesuai laju pertambahan penduduk dunia. Indonesia sendiri juga
mengadopsi Revolusi Hijau dengan system komando dari pusat. Tahun 1984
Indonesiapun sempat mengecap
keberhasilan sebagai Negara yang mampu berswasembada. Masalahnya, para pakar pertanian dunia lupa
untuk mengantisipasi dampak revolusi hijau. Inovasi bibit unggul banyak
menghilangkan plasma nutfahlokal. Pupuk kimia semakin mengeraskan tanah dan
membunuh bahan organis tanah.
Pestisida kimia banyak membunuh predator alami. Bahkan manusia sendiri. Ternak dan kompos organis mulai ditinggalkan
petani. Lebih mengerikan lagi, liberalisasi inovasi bibit unggul, pupuk kimia
dan pestisida kimia, dan peralatan pertanian telah direbut perusahaan
trans-nasional (TNCs) dari tangan pemerintah.
Ketika TNCs melakukannya, maka idiologi yang dipakai adalah akumulasi laba
semaksimal mungkin tanpa mempedulikan etika moral, kaidah lingkungan, dan
tatanan sosial ekonomi komunitas.Akibatnya petani mengalami ketergantungan
hebat terhadap produk TNCs. Eksploitasi besar-besaran
juga terjadi pada manusia petani. Komunitas petani diperas habis-habisan secara
ekonomi untuk mencukupi asupan-asupan
usaha taninya Dari segi politis pun komunitas petani menjadi tidak berdaya
untuk memperjuangkan hak-haknya akibat hegemoni Negara atas nama modernisasi
pertanian.
Kelestarian
Versus Eksploitasi
Satu dekade
setelah berkembangnya Revolusi Hijau, muncullah suatu gerakan“kembali kealam”
dan mengkristalisasi salah satunya dalam gerakan Pertanian Organis (PO). Gerakan ini muncul dari kalangan konservasionis yang
sejak awal telah mencium gelagat dampak negative dari dari Revolusi Hijau.
Gerakan mengusung idiologi kelestarian yang menekankan harmonisasi dan
kelestarian dari komponen-komponen yang ada di alam, termasuk manusia ,
berdasar kaidah moral, lingkungan dan keseimbangan tatanan sosial dan ekonomi
komunitas.
Pertanian
Organis & Kemandirian Petani.
Sebaliknya,
pertanian modern cenderung mengeksploitasi alam, yakni bagaimana caranya agar
alam dapat memproduksi sebanyak-banyaknya dengan intervensi manusia (pemakaian
teknologi kimia). Selain itu pertanian modern berusaha menempatkan manusia
sebagai komponen utama yang mendominasi dan menyetir alam sesuka hatinya.
Akibatnya produksinya menjadi tidak berkesinambungan. Sehingga sebenarnya yang
terjadi adalah pertarungan idiologi klasik antara eksploitasi melawan
kelestarian kehidupan.
Pertanian
Organis adalah Jawaban
Benarkah
pertanian modern (baca: non organis ) masih relevan dengan tujuan dasarnya yaitu
penyediaan kebutuhan pangan demi keberlanjutan kehidupan?
Fakta yang
terjadi adalah pertanian modern hanya mampu menyediakan pangan secara seragam
dalam jangka pendek, dan mengabaikan kualitas. Sebaliknya, PO mampu menyediakan
pangan beraneka ragam dengan kuantitas mencukupi dengan tetap memperhatikan
keberlanjutan dalam jangka panjang.
Hakekat
kehidupan itu berlangsung terus-menerus sesuai kehendak-Nya, sehingga generasi
masa depanpun juga memerlukan pangan cukup untuk melangsungkan kehidupan. Kaum modernis selalu mengatakan PO (Pupuk Organik) merupakan
sistem pertanian tempo dulu, tradisional dan kurang komersial, sehingga
dianggap kurang efisien dan ekonomis. Antitesis kontra argumen tersebut adalah
bahwa budaya pertanian itu ada sejak jaman purba dimana manusia saat itu telah
memiliki kesadaran kalau alam dieksploitasi terus-menerus akan segera habis.
Maka mereka mengembangkan pertanian yang selaras alam. Cara tradisional
(baca: ramah lingkungan) dikembangkan dalam pertanian untuk melestarikan komponen-komponen
yang ada dialam seperti tanaman dan binatang. Dan tradisi ini telah
teruji selama ribuan tahun.
Memang dalam konteks sekarang skala ekonomis perlu dipertimbangkan, karena
sekarang hasil pertanian tidak saja untuk subsistensi petani tapi juga untuk
memenuhi kebutuhan orang lain (komrsial), sehingga membutuhkan analisa dan perencanaan
usaha tani yang matang agar menguntungkan petani.
Cara kerja PO sebenarnya efisien dan efektif untuk petani dari segi curahan
waktu dan biaya. Jika petani sudah mengkonservasi benih sendiri, maka petani
dapat menghemat biaya benih serta menjamin ketepatan waktu tanam.
Cara
pengolahan lahan yang minimalis juga menghemat waktu dan biaya tenaga kerja tambahan.
Penggunaan
pupuk kompos / kandang dapat mencukupi kebutuhan hara tanaman untuk 2-3 periode
tanam setelah itu. Pestisida nabati harganya relative lebih murah, karena mudah
dibuat dari bahan yang tersedia di lingkungan sekitar. Dalam prakteknya PO
(Pupuk Organik) menekankan, proses daur
ulang lahan dengan bahan-bahan yang didapatkan dari sekitar lahan. PO sangat
menggantungkan kepada pilihan sumber daya lokal yang tersedia dan dapat
disediakan oleh petani sendiri. Pertukaran sumber daya lokal dalam lingkup
komunitas yang sama, akan memberikan hasil produksi yang optimal serta
meningkatkan baha-bahan organis yang sifatnya dapat diperbaharui dan tidak
mudah habis. Untuk itu petani ditantang untuk menjadi kreatif dan tekun belajar
dari kondisi lokal yang ada. Jika tanaman/binatang tidak cocok dikembangkan di daerah tersebut, maka tidak
perlu dipaksakan untuk dikembangkan.
Jadi kunci
pengembangan PO adalah selaras konteks lokalitasnya dan tidak tergantung pada
pihak-pihak luar.Pengembangaan PO (Pupuk Organik) juga menuntut adanya keterpaduan
komponen-komponen lokal seperti manusia, tanaman, ternak, tanah dan lainnya. Keterpaduan antarkomponen ini sekaligus menjadi pendukung
untuk menguatkan system sosial yang ada di komunitas . Misalnya, dalam
pertanian terpadu di dalam suatu kampung, ada petani yang punya lahan dan
ternak, ada petani yang punya tanaman penyubur lahan. Mereka dapat saling mempertukarkan
sumberdayanya agar saling melengkapi.Sehingga yang terbangun kemudian adalah
pertanian komunitas, bukan-individu-individu.
Spiritualitas
Organis : Pembebasan
Pertanian
organis sebenarnya merupakan cara pandang
manusia dalam memandang alam secara menyeluruh. Pada hakekatnya manusia adalah bagian tak
terpisahkan dari alam. PO perlu diinternalisasi dalam diri individu petani
seperti memandang kemasa depan yang jauh, memikirkan masa depan anak cucunya,
sehingga setiap tindakan budi daya yang dilakukan tidak boleh merusak alam
dalam jangka panjang. Artinya dengan kesadaran dirinya manusia mengemban tugas
utama untuk menjaga komponen-komponen yang ada di alam agar tetap lestari. Ketika
manusia bekerja (pertanian) dengan melayani ciptaanTuhan (tanaman, binatang dan
lingkungan) berarti manusia tersebut telah melakukan suatu ibadah kepada Tuhan.
Pertanian
Organis& Kemandirian Petani.
Jadi petani
harus dipahami secara religius. Pengalaman Yayasan Bina Sarana Bakti (BSB)
Cisarua Bogor selama 20 tahun sejak 1984 menunjukkan bukti bahwa kegiatan PO
menjadi lebih bermakna dan menjadi motivasi kuat ---lebih dari kepentingan
ekonomi dan lingkungan---karena didasari suatu spiritualitas organis .
Spiritualitas organis juga perlu dihayati sebagai bentuk panggilan hidup dan
pengorbanan manusia untuk memperjuangkan keberlanjutan suatu kehidupan.
Harapan PO
sesungguhnya adalah pertanian yang mampu melindungi semua sumber-sumber kehidupan
dan megembangkanyan kearah yang semakin lama semakin baik. Jadi meskipun
manusia (petani) tersebut nanti menemui pilihan-pilihan dilematis dalam
kehidupannya, maka manusia tersebut akan tetap akan melakukan PO karena itulah
panggilan hidupnya. Spiritualitas
organis juga menjadi nilai pembeda mendasar antara PO dengan pertanian
nonorganis. Spiritualitas organis menawarkan semangat pembebasan bagi manusia (petani).
Manusia (petani) diberi kebebasan sepenuhnya untuk secara kreatif menyediakan
asupan-asupan bagi usaha taninya dari bahan-bahan yang tersedia dilingkungan
lokal dengan harga murah dan aman. Sehingga komponen yang lain seperti tanaman,
binatang, tanah, air, udara terbebas dari residu beracun yang mematikan atau
bahan berbahaya yang mencemari. Muara akhirnya akan terwujud keselarasan
kehidupan
Fasilitasi
Teknis Untuk Mendukung PO
Kendala
teknis seringkali menjadi penghambat bagi kelompok petani untuk mengembangkan
PO. Belum lagi ditambah pemahaman PO yang
berbeda diantara anggotanya. Untuk itu diperlukan adanya bantuan atau
fasilitasi teknis budidaya kepada petani organis. Dengan demikian pemahaman petani
dan aplikasi budi dayanya menjadi tepat.
Pengembangan
PO secara teknis harus disesuaikan dengan prinsip dasar lokalitas. Artinya
pengembangan PO harus disesuaikan dengan daya adaptasi tumbuh Refleksi Ibu
Omistriyah (Koordinator Wilayah Kecamatan Cijeruk P2KB – Paguyuban Petani
Kabupaten Bogor-petani dari DesaTanjungSari, Cijeruk,Bogor) awalnya
keterlibatan saya dengan ELSPPAT adalah melalui Kelompok Perempuan Mandiri
(KPM), mulai dari menjadi anggota hingga sempat menjadi ketua KPM.
Setelah tidak
menjadi ketua KPM lagi, saya mulai menekuni lagi kegiatan bertani disepetak
kebun keluarga . Usaha ini saya kerjakan sendiri sampai kemudian beberapa tetangga
tertarik ikut dan kami pun membentuk kelompok petani perempuan. Nah, sejak itu
cap sebagai petani perempuan melekat didiri saya, yang mungkin masih agak asing
bagi lingkungan sekitar saya sendiri. Banyak kendala yang saya hadapi, mulai
dari ‘cap’ perempuan yang tidak pantas bertani, turunnya motivasi anggota,
masalah teknis pertanian hingga mahalnya harga pupuk.
Saya mengenal cara bertani Organik (PO) pertama kali dari mas Daniel, staf
lapang ELSPPAT. Mas Daniel banyak membagikan
pemahaman dan cara bertani secara organik.
Saat itu
pemahaman saya tentang PO adalah pertanian yang tidak mengunakan obat-obatan
dan pupuk kimia seperti urea.Lama – kelamaan saya tertarik untuk mendalami
praktek PO sejak awal tahun 2002. Saya mulai melakukan percobaan dengan cara
saya sendiri yaitu pengurangan penggunaan pupuk urea.
Selama
beberapa bulan awal, cara yang saya lakukan belum menghasilkan apapun dan bahkan
beberapa kali gagal panen.Saya sedih karena usaha saya tidak menghasilkan
pendapatan sama sekali . Meski sedih, saya tidak menyerah. Saya berpikir
bagaimana caranya agar lahan itu subur kembali. Lalu saya mencoba
mengganti pupuk urea dengan pupuk kandang kambing yang berasal dari ternak
peliharaan saya.
Selain itu
saya mencoba mengubur sisa-sisa rumput, sampah sisa rumah tangga bersama
kotoran kambing tersebut ke dalam lubang ditengah guludan selama 15– 30 hari
lalu saya diamkan dulu . Percobaan itu
saya lakukan terus-menerus tanpa henti dengan penuh kesabaran dan tidak putus
asa selama kurang lebih 9 bulan sampai
akhir tahun 2003.
Setelah
beberapa bulan muncul keajaiban: lahan saya yang semula keras, kering dan
berpasir kini telah berubah menjadi lahan subur. Pada lahan tersebut banyak
bermunculan cacing tanah dan binatang kecil lainnya, padahal sebelum itu tidak
ada satupun binatang tanah. Lahan menjadi
gembur dan berwarna coklat kehitaman.
Memang saya kadang masih mengalami gagal panen . Tapi itu lebih karena
serangan hama. Hasil panen sementara ini masih untuk dikonsumsi keluarga
sendiri. Hasil percobaan saya ini sangat menggembirakan saya, hingga akhirnya
saya meyakini sepenuhnya bahwa ternyata cara bertani organik dapat menyuburkan
tanah kembali dan tanaman tampak lebih segar.
Saya yakin juga lahan yang subur merupakan modal utama dimasa mendatang
untuk menghasilkan produk organik yang bagus, sehat dan aman bagi
kesehatan. Menurut saya kunci keberhasilan dalam bertani organic itu harus memiliki
kesabaran. Banyak manfaat bertani organik yang saya sudah rasakan selama ini.
Saya dapat melatih kesabaran dan kesadaran diri dalam menjalani kehidupan. Biaya
usaha tani bisa dihemat karena saya bisa mudah mendapatkan pupuk kandang dan
tidak usah beli.
Dengan bertani organic berarti saya telah ramah terhadap lingkungan
sekitar, dimana saya telah berusaha untuk tidak mengganggu tanaman orang lain.
Pengeluaran dapur saya juga dapat dikurangi karena saya tidak perlu lagi beli
sayuran dari warung /pasar. Tapi bertani organik banyak tantangan karena belum
semua petani disekitar saya bertani organik. Sehingga kadang saya merasa serba
salah.
Seharusnya PO itu dilakukan disemua lahan termasuk lahan petani di sekitar
kebun saya,bukan hanya lahan saya saja. PO menghasilkan produk yang lebih
sehat, segar dan aman dikonsumsi langsung. Rasanya juga lebih manis serta tidak
menimbulkan sakit perut, meski tanpa dibersihkan dulu dan dimasak. Hal ini
berbeda dengan produk sayuran nonorganik, meski sudah dicuci bersih dan dimasak
matang seringkali masih menyebabkan sakit perut dan terasa pahit.(Gni)
Pertanian Organis & Kemandirian Petani.
Tanaman/binatang terhadap kondisi lahan, pengetahuan lokal teknis
perawatannya, sumber daya pendukung, manfaat sosial tanaman/binatang bagi
komunitas. Sebagai contoh, tanaman wortel memerlukan ketinggian lahan diatas 800
meter dari permukaan laut (dpl) dan curah hujan cukup. Jika di tanam pada lahan
dibawah 8 00 meter dpl, meski tumbuh tapi umbinya akan kecil.
Tanaman wortel secara teknis memerlukan gulu dan lebih tinggi dan tanah
yang gembur, jika tidak akan sulit berkembang dan hasilnya jelek. Beberapa
tanaman tertentu membutuhkan tanaman pendamping dan bahan pestisi dan nabati
tertentu agar tumbuh baik.
Kendala teknis juga terkait dengan bagaimana mengatur produksi supaya
kontinu diantara petani. Pengalaman yayasan BSB, Cisarua dalam mengelola produksi
PO agar tetap kontinu diterapkan aturan dan standar ketat bagi 11 kelompok tani
mitranya. BSB memberikan target produksi mingguan untuk setiap petani harus
menghasilkan sekitar 15 jenis tanaman perminggu dari 40 jenis sayuran yang bisa
diproduksi BSB.
Jenis sayuran ini tidak boleh dikuasai oleh segelintir petani saja, semua petani
harus menanam. Jadi seandainya ada 1-2
petani yang kurang rajin hasilnya masih tidak terlalu jauh dari target yang
ditetapkan. Jenis tanaman
yang ditanam petani mitra BSB dibagi menurut karakter dan preferensi petaninya.
Cotohnya ada petani yang ahli menanam dan merawat terong, maka kepadanya
ditugaskan menanam terong sebagai salah satu tanaman utama.
Selain itu, yang bersangkutan tetap berkewajiban menanam 15 jenis tanaman
di petaknya. Tanaman utama diusahakan harus mencapai target, sedang tanaman
sambilannya maksimal 2 kg/jenis per minggu. Setiap kelompok petani diwajibkan
punya catatan daftar tanaman yang ditanam dan prediksi panen setiap minggunya.Lalu
setiap minggunya dilatih untuk melaporkan daftar taanaman tersebut. Misalnya Kamis
panen dan disetorkan,sambil melaporkan prediksi panen minggu depannya. Sehingga
bagian pemasaran sudah mengetahui perkiraan sayur yang akan dipasarkan kekonsumen.
Dengan demikian baru bisa dijamin produksinya secara berkelanjutan.
Kunci Pengembangan PO: Pengorganisasian
Hubungan sosial komunitas pedesaan yang akrab merupakan dasar yang baik
bagi pengembangan PO.Pengorganisasian petani dalam kelompok merupakan kekuatan
sekaligus memberikan banyak manfaat bagi petani organis. Bahkan, gerakan PO
komunitas produsen ini dapat diarahkan untuk membangun lagi sistem kedaulatan
pangan lokal (produksi-distribusi-konsumsi) untuk memenuhi kebutuhan pangan di
komunitas. Peluang yang besar bagi
perempuan untuk bisa mendapatkan kesempatan, informasi, dan akses yang sama
dengan petani laki-laki.
Perempuan sejak dahulu sangat berperan dalam menjaga kelangsungan
kehidupan manusia. Harapannya dengan PO perempuan sebagai bagian dari alam
berkesempatan untuk meningkatkan partisipasi demi kesinambungan penghidupan
keluarga dan lingkungan. Contoh konkretnya di COPA
(Chiang–mai Organis Product Association) Thailand, dari 6O orang anggotanya 57
diantaranya adalah perempuan yang terlibat dalam kegiatan“pasar bergulir”.
Aktivitas
mereka tidak hanya sebagai tenaga administrasi saja, tapi sudah banyak yang
berperan sebagai Trainer dan pembicara
lokal bahkan menjadi ketua COPA di tingkat desa. Pengorganisasian perlu juga
dilakukan di tingkatan konsumen organis.Mereka berhak untuk mendapatkan produk
organis yang terjamin kualitasnya dan harga yang adil. Hak ini akan sulit terwujud
kalau dilakukan pada tingkat individu saja.
Oleh karena itu konsumen perlu mengorganisir diri di tingkat lokal agar
dapat menjalin kerjasama yang berkelanjutan dengan petani organis. Contohnya di Jepang pada tahun1965 berdiri Seika tsu Club
yang merupakan kumpulan ibu-ibu rumah tangga. Saat itu, mereka sangat prihatin
terhadap penurunan kualitas pangan di satu sisi, tetapi disisi lain harga produknya
semakin membumbung tinggi. Awalnya gerakan ini melakukan pembelian susu segar sebanyak 300 botol secara langsung dari
petani. Organisasi ini semakin lama berkembang menjadi semacam koperasi bersama
dengan petani.
Hingga tahun 1995 anggotanya sudah mencapai 200.000 keluarga yang tersebar
luas di 12 prefektur (setingkat provinsi). Variasi produk yang dijual mencapai 400
jenis serta sudah mampu menyediakan lebih 60 % kebutuhan pangan konsumen
anggotanya. Selain itu, koperasi Seikatsu yang terorganisi rapi mampu menjadi
alat politik yang ampuh guna mempengaruhi kebijakan-kebijakan strategis pemerintah
Jepang yang dinilai merugikan konsumen, produsen dan keberlanjutan
kehidupan. Contohnya adalah penolakan produk GMO (GeneticModified
Organism) dan pembangunan instalasi nuklir. Selain itu, mereka juga mudah dalam mempromosikan gerakan konsumsi
pangan organis dan memperkuat hak konsumen
Pertanian
Organis & K emandirian Petani
Secara ekonomis
mereka mendapatkan jaminan kualitas pangan yang aman dan sehat dengan harga
yang wajar dan adil. Manfaat ekologisnya mereka dapat membantu petani untuk
meningkatkan investasi dalam konservasi lahan secara berkelanjutan. Manfaat sosialnya mereka mampu menerapkan sistem Tei-kei
(perdagangan berkeadilan) berdasarkan hubungan timbalbalik saling menguntungkan
antara produsen dan konsumen.
Tantangan PO: Ekslusivitas dan Rendahnya Kesadaran
Konsumen
Dewasa ini kesadaran hidup sehat semakin mendorong orang untuk mengkonsumsi
produk organis. Maka tak heran sekarang ini banyak orang mendorong pengembangan
PO, bahkan beberapa kawasan sudah berani mengklaim sebagai kawasan organis
seperti Kabupaten Cianjur. Perkembangan ini menunjukkan bahwa pertanian telah
bergerak kearah rel yang tepat yaitu PO. Tetapi
masalahnya mengapa perkembangan PO di Indonesia masih lamban, dibandingkan
dengan negara Asia seperti Thailand,Cina dan India ?
Kelambanan
gerakan PO di Indonesia dapat ditelusuri mulai dari hulu sampai hilir sector
ini. Jumlah produsen PO masih terbatas dalam skala individu, kelompok kecil
atau satu komunitas tertentu dan belum memiliki jaringan kuat. Akibatnya,
jumlah produk terbatas, menengah kebawah mencap produk kurangnya informasi dan
kontinuitas organis sebagai ”produk mahal”.Hal produk belum terjaga. Selain itu,
inilah yang menjadi pemicu orientasi produsen PO sekarang lebih munculnya
ekslusivitas produk organis ditunggangi kepentingan mendapatkan itu sendiri.
Keuntungan semata, sehingga Konsumen produk organis
sekarang melemahkan gerakan secara juga masih memahami produk organis
menyeluruh.
Sebatas produk tanpa pemakaian Saat ini produk organis baru pupuk/pestisida
kimia saja yang baik dipasarkan dengan system pemasaran untuk kesehatan mereka.
Alternative melalui outlet atau pesan kesadaran akan produk organis juga antar
kerumah. Konsumennya masih ramah lingkungan masih minim terbatas tingkat menengah
keatas.
Sharing pengalaman Bpk. Maska
(Anggota Kelompok Tani SALUYU Kp.Cijulang, Desa Sukaharja, Cijeruk,Bogor) Nami
abdi (nama saya ) Maska. Abdi petani kecil di Kampung Cijulang, Desa Sukaharja,
Bogor. Kebetulan abdi dipercaya menjadi Ketua RT oleh warga. Setiap hari
kegiatan Abdi bertani dan memelihara kambing. Abdi kenal ELSPPAT melalui Mas Daniel, yang sering main ke rumah. Waktu
itu dia sering mengajak ngobrol tentang masalah pertanian dan mengenalkan cara
pertanian organic (PO). Menurut Abdi, PO itu adalah
cara-cara pertanian tempo dulu yang biasa dilakukan nenek moyang .
Dari ngobrol
itu Abdi mulai memahami cara -cara bertani organic. Abdi lalu bercerita dan diskusi mengenai hal ini kepada
para tetangga. Dari ngobrol-ngobrol itu akhirnya kami sepakat membentuk
kelompok tani SALUYU yang beranggotakan 6
orang petani pada awal tahun 2000. Awalnya Abdi ragu untuk melakukan PO karena
tidak punya lahan pribadi. Lalu mas Daniel menyarankan agar menyewa lahan
kosong milik tetangga.
Modal sewa
sebagian dipinjami dari ELSPPAT. Setelah mendapat lahan, Abdi mulai melakukan
penyuburan lahan seorang diri. Sedikit demi sedikit, Abdi mengumpulkan kotoran
kambing kelahan dengan cara dipanggul dalam karung. Abdi juga mengumpulkan
bahan lain yang tidak perlu beli seperti daun kirinyu, cacahan batang pisang
dan sekam padi. Setelah semua bahan terkumpul cukup, Abdi mulai membuat pupuk
alami dengan mencampur bahan-bahan itu dan mendiamkannya 15 hari.
Pertanian
Organis& Kemandirian Petani
Dengan
mengkonsumsi pupuk organis—melakukan PO,
produsen memang mereka telah ikut serta membantu membutuhkan banyak pupuk
kandang menyejahterakan manusia (petani), dan bahan-bahan alami lain serta
menjaga kelestarian lingkungan alam curahan waktu yang lebih, maka harga demi
keberlanjutan kehidupan. Jualnya memang sedikit mahal (untuk Anggapan produsen
bahwa produk menutup ibiaya produksi).Tapi sering organis harus mahal dan
rendahnya konsumen kurang memahami hal ini.
Kesadaran
konsumen juga terletak pada Fenomena ini diperumit oleh sistem salah kapra hanya
memandang nilai pasar, ketika produk masuk ke pasar suatu produk (pertanian)
hanya akan muncul rantai perdagangan dari
sisi ekonomi uang saja.Sedang dimensi panjang (setidaknya 3 rantai)
sebelum kemudahan didapat, ketersediaan sampai ketangan konsumen.Ini bahan baku
dan pemakaian teknologi menyebabkan harga 3-4 kalilipat lebih yang ramah belum
diadopsi.
Pada awal mahal dari harga petani. Sambil menunggu pupuk alami matang, Abdi
membuat gulu dan-guludan. Dimulai dengan mencangkuli lahan dan membuat gulu dan
ukuran 1 x 10 m dengan tinggi seklitar 30 cm. Lalu membuat lubang
disetiap gulu dan memasukkan
campuran pupuk alami yang sudah jadi sambil diaduk terus dengan tanah
agar tercampur.
Setelah
tercampur lahan dibiarkan selama 15hari hingga tanah matang dan siap ditanam. Awal penanaman Abdi mendapatkan benih pinjaman dari mas
Daniel. Setelah panen Abdi coba sisihkan beberapa tanaman yang bagus untuk
calon indukan benih.Meski awalnya 2-3 kali masih gagal, tapi kemudian Abdi
sudah bisa membibitkan sendiri beberapa tanaman seperti pakcoi, caisim, bayam
dan selada.
Ada beberapa benih yang belum bisa Abdi bibitkan sendiri, tetapi akan terus
mencoba membibitkan. Tidak semua benih Abdi
tanam, sebagian saya simpan untuk persediaan musim tanam berikut. Selain itu juga
untuk berjaga-jaga kalau ada anggota kelompok tani yang membutuhkan, maka saya
dapat meminjami dulu atau menukarkan dengan benih yang lain. Sayuran organik
yang ditanam awalnya hanya sekitar empat jenis.
Lahan Abdi kemudian disepakati
menjadi demplot kelompok. Maka lahan tersebut dikelola secara bersama dimana
setiap hari ada piket anggota dan ada satu hari khusus untuk kerja bersama
(gorol). Saat ini kelompok tani saya sudah mampu membudidayakan sekitar 15 jenis
tanaman terdiri 5 tanaman utama dan sisanya tanaman tambahan Berdasarkan
pengalaman kami, hama yang sering menyerang adalah ulat,wereng dan belalang.
Hama tersebut
semula tidak ada di lahan kami, tapi karena lahan sebelah belum organic
sehingga lahan kami yang sering diserang. Kalau tidak
segera ditangani maka dalam sehari saja sayuran akan habis. Ini pedaganglah
yang diuntungkan.organis dan nonorganis. Oleh karena
itu salah satu cara yang realistis ditempuh untuk membantu.
Pemasaran Alternatif:
Strategi memasarkan produk organis adalah Perlindungan Petani dengan
membangun suatu jaringan Saat ini konsumen masih menghargai pasar alternative yang
berkeadilan. Produk organis sama dengan produk Pemasaran alternative produk
organis non-organis,yakni dengan harga yang perlu ditangani secara terintegrasi
murah. Jika produk organis dijual keantara manajemen produksi
dan pasar konvensional, maka bisa manajemen kelompok tani secara dipastikan
produk tersebut akan berkelanjutan.
Pemasaran dapat dihargai sama dengan produk non berkelanjutan bila petani
mampu organis.Hal ini juga karena secara fisik memproduksi secara kontinu untuk
sulit membedakan antara produk memenuhi kebutuhan konsumen. Untuk mencegah dan mengendalikan hama ulat
pada pakcoi , caisim, bayam dan selada, biasa kami menebarkan abu halus daun
bambu. Abu halus juga bagus untuk mengusir hama wereng pada kacang panjang. Abu
halus ditebar sedikit demi sedikit pada permukaan daun/pucuk daun secara merata
setiap pagi hari jam 8 pagi.
Abu halus dapat juga dicampur dengan kotoran kambing /ayam kampung yang
sudah hancur. Penaburan dengan kotoran ayam kampong cukup sekali saja. Kotoran
ini juga bisa dibuat pupuk cair.Abdi sering menyiram tanaman dengan pupuk cair
setelah 7 hari penaburan abu halus. Cara penyiraman pupuk cair setiap 3 hari
sekali secara rutin. Pupuk cair bagus juga untuk mengusir hama pada
kacang buncis dengan cara penyiraman setiap 1-2 hari sekali.
Cara pemeriksaan rutin kondisi
tanaman setiap pagi dan lain lagi yang bisa kami lakukan adalah memeriksa sore
hari untuk mengetahui adanya serangan penyakit atau hama . Saat ini kami masih
menghadapi masalah dengan pengendalian hama karena ramuan tadi hanya manjur
untuk mengusir hama pada tanaman pakcoi, selada, caisim, bayam, kacang panjang
dan buncis saja.
Sedangkan untuk megusir hama pada kangkung darat masih belum manjur, jadi
kami masih mencari cara pemecahannya. Hasil
panen sayuran organic dari lahan kelompok mulai menunjukkan hasil yang bagus
sejak awal tahun 2003 hingga sekarang, terutama pada sayuran caisim, pakcoi, selada,
kacang panjang,buncis dan bayam. Sayuran tersebut sangat enak dimakan langsung
dan sudah biasa dikonsumsi oleh keluarga saya. Selain
dikonsumsi, sayuran tersebut awalnya saya pasarkan secara gerilya di Bogor.
Pertanian
Organis& K emandirian Petani
Dan hal ini mungkin dilakukan Mitra
Bumi Lestari (MBI) jika manjemen organis
benar-benar Lestari – ELSPPAT di diterapkan.
Di awal produksi PO, cara ini dikembangkan juga gerakan kosumen sangat
efektif karena aktivitas yang mendukung pemasaran--pemasaran disesuaikan dengan
alternative ini.
Konsumen diajak kapasitas produksi yang meningkat mengkonsumsi produk
organis dan secara bertahap.Pertambahan memberikan masukan konstruktif bagi
konsumen ditentukan berdasar perbaikan kualitas produksi PO itu ketersediaan
produk organisnya kedepan.
Sistem ini harus memerlukan metode. Ada beberapa cara mengembangkan
distribusi yang bergerak terus dan pemasaran alternative ini. Misalnya
telemarketing yang efektif. Cara cara pesan antar (delivery service) seperti
telemarketing cukup ampuh. Banyak pengalaman menyedihkan yang kami temui ketika
memasarkan produk organik. Konsumen seringkali tidak tahu beda produk organic
dan non organik, sehingga masih menawar dengan harga yang lebih rendah dari
produk nonorganic.
Kami lebih
memilih tidak menjual sayuran organic daripada dibeli dengan harga murah. Kami
kecewa karena jerih payah kelompok tidak dihargai dengan layak. Hal ini sempat
mengendorkan semangat kerja untuk bertani organic. Apa
lagi,Abdi harus memenuhi kebutuhan pokok keluarga dari bertani. Akhirnya
setelah Abdi renungkan ulang, hati Abdi tergugah. Bertani organic itu memerlukan
kesadaran dari dalam diri bahwa hasil yang didapat itu sebenarnya lebih
menyehatkan tubuh. Kalau tubuh tidak sehat,bagaimana kita bisa bekerja
dengan baik? Kalau sakit, siapa yang menafkahi keluarga dirumah?
Maka Abdi berpikir untuk sementara produk organic itu dikonsumsi sendiri
dulu sambil tetap berusaha mencari pasar tertentu yang mampu membeli produk
organik dengan harga yang layak. Akhirnya jalur pasar itu mulai terbuka sejak bulan Maret 2004
melalui system pemasaran alternatif dalam bentuk Warung Organik LESTARI. Warung
Organik itu sekarang bisa menerima rutin
seminggu sekali di Sekolah Regina Pacis Bogor.
Harga jual yang kami teriama juga sesuai dengan jerih payah kami. Kami
senang karena permintaan terus meningkat sekarang. Ini mendorong kami untuk
lebih giat menanam. Demikianlah pengalaman Abdi. Dengan bertani organic
terbukti memberikan banyak manfaat buat Abdi. Selain mendapatkan sayuran yang
sehat untuk keluarga, juga meningkatkan pendapatan keluarga, sertai ikut
melestarikan lingkungan alam sekitar. Abdi berharap PO dapat lebih maju.Untuk
itu Abdi mengharapkan dukungan dan koordinasi yang baik darik kelompok tani
yang lain dan dukungan LSM lain, seperti ELSPPAT, untuk memperbaiki kehidupan
bersama penyebaran gagasan dan mempengaruhi konsumen, terutama yang baru.
Kekurangannya,
cara ini sangat tergantung pada tenaga pengantar dan kurang cepat untuk
penyebaran gagasan secara kelompok besar meski sudah dibantu promosi dari mulut
ke mulut. Cara lain adalah dengan membuka outlet (toko/warung) di tempat yang
strategis seperti yang dilakukan Toko SAHANI (Sahabat Niaga Petani) di
Yogyakarta, PASARTANI di Boyolali, Toko MBI di Malang dan Warung Organis
LESTARI di Bogor.
Cara ini
membutuhkan fasilitas ruang yang memadai tidak hanya untuk memajang produk,
tapi juga untuk gudang simpan dan tempat interaksi dengan konsumen. Cara ini efektif untuk membangun brand-image produk
organis dikalangan masyarakat luas dan bisa dijadikan pusat penyebaran gagasan
organis. Tantangannya membutuhkan investasi tempat dan dukungan kapasitas
produksi yang kontinu, jenisnya mesti beraneka ragam, jaminan mutu secara
berkelanjutan, serta manajemen usaha yang efektif.
Pada saat produksi semakin besar dan kontinuitas terjamin, maka dapat
dikembangkan cara dengan bekerja sama dengan retailer atau sistem keagenan,
seperti yang dilakukan Yayasan BSB di Cisarua, Bogor, Toko SAHANI (Sahabat
Niaga Petani) di Yogyakarta dan PASARTANI di Boyolali. Mereka sudah bisa
secara rutin memasok beras atau sayuran organis ke beberapa Supermarket dan
Agen.
Tantangannya membutuhkan jaringan distribusi yang besar, kontinuitas
produksi berkelanjutan, dan sertifikasi standar kualitas dari badan sertifikasi
organis yang kompeten. (Gandi-internet)
WACANA ELS PPAT edisi31/VIII
Pertanian masa depan adalah pertanian berkelanjutan yang menjaga keseimbangan lingkungan
ww.oid
welsppat.r.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
ORANMG PINTAR UNTUK TAMBAH PENGETAHUAN PASTI BACA BLOG 'ROTE PINTAR'. TERNYATA 15 NEGARA ASING JUGA SENANG MEMBACA BLOG 'ROTE PINTAR' TERIMA KASIG KEPADA SEMUA PEMBACA BLOG 'ROTE PINTAR' DIMANA SAJA, KAPAN SAJA DAN OLEG SIAPA SAJA. NAMUN SAYA MOHON MAAF KARENA DALAM BEBERAPA HALAMAN DARI TIAP JUDUL TERDAPAT SAMBUNGAN KATA YANG KURANG SEMPURNA PADA SISI PALING KANAN DARI SETIAP HALAM TIDAK BERSAMBUNG BAIK SUKU KATANYA, OLEH KARENA ADA TERDAPAT EROR DI KOMPUTER SAAT MEMASUKKAN DATANYA KE BLOG SEHINGGA SEDIKIT TERGANGGU, DAN SAYA SENDIRI BELUM BISA MENGATASI EROR TERSEBUT, SEHINGGA PARA PEMBACA HARAP MAKLUM, NAMUN DIHARAPKAN BISA DAPAT MEMAHAMI PENGERTIANNYA SECARA UTUH. SEKALI LAGI MOHON MAAF DAN TERIMA KASIH BUAT SEMUA PEMBACA BLOG ROTE PINTAR, KIRANYA DATA-DATA BARU TERUS MENAMBAH ISI BLOG ROTE PINTAR SELANJUTNYA. DARI SAYA : Drs.Simon Arnold Julian Jacob-- Alamat : Jln.Jambon I/414J- Rt.10 - Rw.03 - KRICAK - JATIMULYO - JOGJAKARTA--INDONESIA-- HP.082135680644 - Email : saj_jacob1940@yahoo.co.id.com BLOG ROTE PINTAR : sajjacob.blogspot.com TERIMA KASIH BUAT SEMUA.