Akan Tiba Resesi Akibat Over Investment
Yang Tak Ada Obatnya
Oleh : Drs.Simon Arnold Julian Jacob
[Kwik
Kian Gie] Banyak pendapat bernada pesimis dan juga optimis menghadapi kondisi
perekonomian Indonesia pada tahun 1998 nanti. Jika umumnya pejabat pemerintah
bersikap optimis, pakar pakar ekonomi justru sangat pesimis dengan krisis
moneter yang melanda Republik sejak pertengahan tahun 1997.
Benarkah
kita tak perlu merasa khawatir menyongsong 1998? Senjata andalan apa yang
disiapkan pemerintah tahun depan untuk menghadapi gejolak ekonomi yang terus
berlanjut hingga akhir tahun ini? TEMPO Interaktif sengaja menemui Kwik Kian
Gie untuk mengintip bagaimana prospek perekonomian Indonesia tahun 1998 nanti. Mengapa ekonom senior ini bilang tak ada obat
manjur untuk mengatasi resesi kali ini?
Berikut petikan wawancara telepon Iwan Setiawan pada Rabu, 24 Desember lalu. Setelah
likuidasi 16 bank pada November 1997 lalu, bagaimana kondisi perbankan kita pada tahun 1998 nanti?
Tahun 1998 akan menjadi tahun yang sangat sulit bagi dunia perbankan. Sederhana
saja, saat ini tingkat suku bunga tinggi.
Perusahaan yang punya beban utang kepada bank, sekonyong-konyong bunganya meningkat.
Dengan suku bunga mencapai 40 persen, sebenarnya perusahaan tersebut tidak
mampu bayar utang, tetapi mereka tidak punya pilihan lain, karena toh usahanya nggak ingin
bangkrut sekarang juga. Akhirnya mereka tetap membayar utangnya, walau dengan
bunga 40 persen. Sebenarnya hal ini sudah tidak rasional lagi, karena jumlah
utang yang harus dibayar beserta bunganya terlalu besar.
Lama-kelamaan, perusahaan semacam ini akan bangkrut juga,
sehingga utangnya kepada bank tidak akan terbayar.Jika ada banyak perusahaan
yang mengalami kebangkrutan ini, maka akan terjadi kredit macet. Jika jumlah
kredit macetnya besar, maka bank akan jebol juga. Jadi imbas dari krisis rupiah
dan likuidasi 16 bank November 1997
lalu, akan sangat terasa pada tahun 1998 nanti.
Dengan kondisi yang sulit seperti itu, apakah ada bank
yang akan dilikuidasi lagi? Jika melihat kondisi perbankan kita, ada faktor
subyektif dan obyektifnya. Berdasarkan faktor obyektifnya, jangankan tahun
1998, saat inipun menurut saya ada banyak bank yang harus dilikuidasi.
Sedangkan faktor subyektifnya, Bank Indonesia belum mau atau tidak berani melikuidasi bank itu. Jadi saya tidak
berani meramalkan, pada tahun 1998 nanti berapa bank yang akan dilikuidasi,
juga kapan BI terpaksa melakukan likuidasi.
Berdasar
faktor obyektifnya, berapa jumlah bank yang akan dilikuidasi? Saya tidak tahu
pasti. Karena saya tidak bisa melihat laporan keuangan bank atau memiliki data
keuangannya.Melihat kondisi perbankan yang sakit pada 1998 nanti, bagaimana
efeknya terhadap dunia usaha? Tentu saja akan banyak perusahaan yang mengalami
kesulitan, bahkan juga kebangkrutan.
Bidang usaha apa saja yang terpukul pada 1998 nanti? Selain
bidang properti, bidang usaha yang kandungan bahan baku impornya tinggi, akan
sangat terpukul pada tahun 1998 nanti. Misalnya barang elektronik seperti
televisi, komputer. Bidang lainnya adalah dunia otomotif. Selain itu, ada
produk yang tak pernah kita duga memiliki kandungan impor yang tinggi, misalnya
sepatu. Bahkan ada industri sepatu yang bahan bakunya 90 persen impor, tentu
industri sepatu semacam itu akan sangat terpukul. Saya yakin bahwa masih banyak
industri lain yang bahan baku impornya
juga tinggi, hanya saya tidak tahu bidang industri apa saja.
Berapa angka pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 1998 nanti?
Saya
tidak berani meramal angka pertumbuhan ekonomi Indonesia, karena saya tidak
punya data yang mencukupi. Mungkinkah pertumbuhan ekonomi kita akan nol atau justru minus? Kemungkinan itu bisa saja terjadi menurut
perkiraan saya. Anda bilang tahun 1997
adalah tahun krisis ekonomi yang menuju resesi, apakah artinya tahun 1998 nanti
kita akan mengalami resesi?
Ya. Pasti. Pendapat itu sebenarnya berasal dari
pernyataan IMF, bahkan mereka menyatakan bahwa untuk memulihkan kondisi
perekonomian Indonesia, butuh waktu setidaknya
3 tahun. Mengapa Anda yakin dengan pendapat IMF tersebut? Orang yang duduk di IMF tentu bukanlah orang
sembarangan, setidaknya tidak bego-bego amatlah. Yang pasti kelebihan IMF dari pemerintah atau
saya, IMF punya lebih banyak data. Di sinilah kelebihannya, jadi tak ada
salahnya kalau untuk sementara waktu saya lebih percaya pada IMF.
Apakah Anda punya resep manjur untuk mengobati resesi ini?
Menurut
saya suatu resesi dapat diatasi atau tidak tergantung penyebabnya.
Jika
resesi ekonomi itu disebabkan oleh under consumption, dimana jumlah barang yang
dikonsumsi masyarakat lebih besar dari jumlah barang yang dihasilkannya, maka
resesi itu dapat diatasi. Tetapi jika resesi disebabkan over investment,
sehingga utang luar negerinya membengkak, maka tidak ada obat yang cukup
manjur. Celakanya, menurut saya Indonesia mengalami resesi ekonomi yang
disebabkan over investment.
Lalu langkah kongkrit apa yang dapat
dilakukan pemerintah untuk
mengatasi resesi ini?
Menurut saya, yang diumumkan oleh Menkeu Mar’ie Muhammad
pada 31 Oktober lalu mencukupi. Kebijakan yang diperinci ketika menerima
kesepakatan IMF itu menurut saya sulit untuk
dilaksanakan seluruhnya, pemerintah akan setengah mati melaksanakan kebijakan
itu. Perlu juga pemerintah mengkonsolidasi semua kekuatan yang ada, seperti
yang dilakukan Korsel mungkin, bersikap lebih transparan serta konsisten
menjalankan kebijakannya.
Juga membersihkan korupsi dan kolusi. Untuk mengatasi
resesi, mungkinkah pada Sidang Umum MPR Maret 1998 terbuka peluang untuk
suksesi, seperti yang terjadi di Thailand? Sebaiknya kita jangan berspekulasi
tentang hal itu.
Pendapat saya begini, apa yang akan terjadi dalam Sidang
Umum MPR Maret 1998 nanti, 100 persen sama dengan yang dikehendaki Pak Harto,
itu saja.
Apakah Anda tidak melihat faktor lain yang dapat
mempengaruhi SU MPR? Hingga saat ini saya
belum melihat faktor lain yang bisa mempengaruhi SU MPR Maret 1998 nanti,
semuanya masih bergantung pada Pak Harto. Jika Pak Harto terpilih sebagai
Presiden, bukankah hal itu membuat kepercayaan dunia usaha terhadap pemerintah
makin melorot?
Saya tidak tahu pasti. Menurut saya kemungkinannya
fifty-fifty. Karena jika
saya bicara dengan banyak orang, banyak diantara mereka yang berpendapat bahwa
Pak Harto harus diganti. Tetapi lucunya, waktu diumumkan Pak Harto istirahat,
rupiah ambrol. Nggak ngerti lagi saya, kondisinya sudah irasional. (Internet.-- Ekonomi &
Bisnis Wawancara Kwik Kian Gie).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
ORANMG PINTAR UNTUK TAMBAH PENGETAHUAN PASTI BACA BLOG 'ROTE PINTAR'. TERNYATA 15 NEGARA ASING JUGA SENANG MEMBACA BLOG 'ROTE PINTAR' TERIMA KASIG KEPADA SEMUA PEMBACA BLOG 'ROTE PINTAR' DIMANA SAJA, KAPAN SAJA DAN OLEG SIAPA SAJA. NAMUN SAYA MOHON MAAF KARENA DALAM BEBERAPA HALAMAN DARI TIAP JUDUL TERDAPAT SAMBUNGAN KATA YANG KURANG SEMPURNA PADA SISI PALING KANAN DARI SETIAP HALAM TIDAK BERSAMBUNG BAIK SUKU KATANYA, OLEH KARENA ADA TERDAPAT EROR DI KOMPUTER SAAT MEMASUKKAN DATANYA KE BLOG SEHINGGA SEDIKIT TERGANGGU, DAN SAYA SENDIRI BELUM BISA MENGATASI EROR TERSEBUT, SEHINGGA PARA PEMBACA HARAP MAKLUM, NAMUN DIHARAPKAN BISA DAPAT MEMAHAMI PENGERTIANNYA SECARA UTUH. SEKALI LAGI MOHON MAAF DAN TERIMA KASIH BUAT SEMUA PEMBACA BLOG ROTE PINTAR, KIRANYA DATA-DATA BARU TERUS MENAMBAH ISI BLOG ROTE PINTAR SELANJUTNYA. DARI SAYA : Drs.Simon Arnold Julian Jacob-- Alamat : Jln.Jambon I/414J- Rt.10 - Rw.03 - KRICAK - JATIMULYO - JOGJAKARTA--INDONESIA-- HP.082135680644 - Email : saj_jacob1940@yahoo.co.id.com BLOG ROTE PINTAR : sajjacob.blogspot.com TERIMA KASIH BUAT SEMUA.