alamat email

YAHOO MAIL : saj_jacob1940@yahoo.co.id GOOGLE MAIL : saj.jacob1940@gmail.com

Minggu, 01 Februari 2015

AKAN TIBA RESESI AKIBAT OVER INVESTMENT -- YANG TAK ADA OBATNYA

Akan Tiba Resesi Akibat Over Investment
Yang Tak Ada Obatnya
Oleh : Drs.Simon Arnold Julian Jacob

[Kwik Kian Gie] Banyak pendapat bernada pesimis dan juga optimis menghadapi kondisi perekonomian Indonesia pada tahun 1998 nanti. Jika umumnya pejabat pemerintah bersikap optimis, pakar pakar ekonomi justru sangat pesimis dengan krisis moneter yang melanda Republik sejak pertengahan tahun 1997.
Benarkah kita tak perlu merasa khawatir menyongsong 1998? Senjata andalan apa yang disiapkan pemerintah tahun depan untuk menghadapi gejolak ekonomi yang terus berlanjut hingga akhir tahun ini? TEMPO Interaktif sengaja menemui Kwik Kian Gie untuk mengintip bagaimana prospek perekonomian Indonesia tahun 1998 nanti. Mengapa ekonom senior ini bilang tak ada obat manjur untuk mengatasi resesi kali ini?

Berikut petikan wawancara telepon Iwan Setiawan  pada Rabu, 24 Desember lalu. Setelah likuidasi 16 bank pada November 1997 lalu, bagaimana  kondisi perbankan kita pada tahun 1998 nanti? Tahun 1998 akan menjadi tahun yang sangat sulit bagi dunia perbankan. Sederhana saja, saat ini tingkat suku bunga tinggi.

Perusahaan yang punya beban utang kepada  bank, sekonyong-konyong bunganya meningkat. Dengan suku bunga mencapai 40 persen, sebenarnya perusahaan tersebut tidak mampu bayar utang, tetapi mereka tidak punya  pilihan lain, karena toh usahanya nggak ingin bangkrut sekarang juga. Akhirnya mereka tetap membayar utangnya, walau dengan bunga 40 persen. Sebenarnya hal ini sudah tidak rasional lagi, karena jumlah utang yang harus dibayar beserta bunganya terlalu besar.

Lama-kelamaan, perusahaan semacam ini akan bangkrut juga, sehingga utangnya kepada bank tidak akan terbayar.Jika ada banyak perusahaan yang mengalami kebangkrutan ini, maka akan terjadi kredit macet. Jika jumlah kredit macetnya besar, maka bank akan jebol juga. Jadi imbas dari krisis rupiah dan likuidasi 16 bank  November 1997 lalu, akan sangat terasa pada tahun 1998 nanti.

Dengan kondisi yang sulit seperti itu, apakah ada bank yang akan dilikuidasi lagi? Jika melihat kondisi perbankan kita, ada faktor subyektif dan obyektifnya. Berdasarkan faktor obyektifnya, jangankan tahun 1998, saat inipun menurut saya ada banyak bank yang harus dilikuidasi. Sedangkan faktor subyektifnya, Bank Indonesia belum mau atau tidak  berani melikuidasi bank itu. Jadi saya tidak berani meramalkan, pada tahun 1998 nanti berapa bank yang akan dilikuidasi, juga kapan BI terpaksa melakukan likuidasi.

 Berdasar faktor obyektifnya, berapa jumlah bank yang akan dilikuidasi? Saya tidak tahu pasti. Karena saya tidak bisa melihat laporan keuangan bank atau memiliki data keuangannya.Melihat kondisi perbankan yang sakit pada 1998 nanti, bagaimana efeknya terhadap dunia usaha? Tentu saja akan banyak perusahaan yang mengalami kesulitan, bahkan juga kebangkrutan.

Bidang usaha apa saja yang terpukul pada 1998 nanti? Selain bidang properti, bidang usaha yang kandungan bahan baku impornya tinggi, akan sangat terpukul pada tahun 1998 nanti. Misalnya barang elektronik seperti televisi, komputer. Bidang lainnya adalah dunia otomotif. Selain itu, ada produk yang tak pernah kita duga memiliki kandungan impor yang tinggi, misalnya sepatu. Bahkan ada industri sepatu yang bahan bakunya 90 persen impor, tentu industri sepatu semacam itu akan sangat terpukul. Saya yakin bahwa masih banyak industri lain  yang bahan baku impornya juga tinggi, hanya saya tidak tahu bidang industri apa saja.

Berapa angka pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 1998 nanti?

Saya tidak berani meramal angka pertumbuhan ekonomi Indonesia, karena saya tidak punya data yang mencukupi. Mungkinkah pertumbuhan ekonomi kita akan nol atau justru minus?  Kemungkinan itu bisa saja terjadi menurut perkiraan saya.  Anda bilang tahun 1997 adalah tahun krisis ekonomi yang menuju resesi, apakah artinya tahun 1998 nanti kita akan mengalami resesi?

Ya. Pasti. Pendapat itu sebenarnya berasal dari pernyataan IMF, bahkan mereka menyatakan bahwa untuk memulihkan kondisi perekonomian Indonesia, butuh waktu  setidaknya 3 tahun. Mengapa Anda yakin dengan pendapat IMF tersebut?  Orang yang duduk di IMF tentu bukanlah orang sembarangan, setidaknya tidak bego-bego amatlah.  Yang pasti kelebihan IMF dari pemerintah atau saya, IMF punya lebih banyak data. Di sinilah kelebihannya, jadi tak ada salahnya kalau untuk sementara waktu saya lebih percaya  pada IMF.

Apakah Anda punya resep manjur untuk mengobati resesi ini?

Menurut saya suatu resesi dapat diatasi atau tidak tergantung penyebabnya.
Jika resesi ekonomi itu disebabkan oleh under consumption, dimana jumlah barang yang dikonsumsi masyarakat lebih besar dari jumlah barang yang dihasilkannya, maka resesi itu dapat diatasi. Tetapi jika resesi disebabkan over investment, sehingga utang luar negerinya membengkak, maka tidak ada obat yang cukup manjur. Celakanya, menurut saya Indonesia mengalami resesi ekonomi yang disebabkan over investment.

Lalu langkah kongkrit apa yang dapat dilakukan pemerintah untuk
mengatasi resesi ini?

Menurut saya, yang diumumkan oleh Menkeu Mar’ie Muhammad pada 31 Oktober lalu mencukupi. Kebijakan yang diperinci ketika menerima kesepakatan IMF itu menurut saya sulit  untuk dilaksanakan seluruhnya, pemerintah akan setengah mati melaksanakan kebijakan itu. Perlu juga pemerintah mengkonsolidasi semua kekuatan yang ada, seperti yang dilakukan Korsel mungkin, bersikap lebih transparan serta konsisten menjalankan kebijakannya.

Juga membersihkan korupsi dan kolusi. Untuk mengatasi resesi, mungkinkah pada Sidang Umum MPR Maret 1998 terbuka peluang untuk suksesi, seperti yang terjadi di Thailand? Sebaiknya kita jangan berspekulasi tentang hal itu.
Pendapat saya begini, apa yang akan terjadi dalam Sidang Umum MPR Maret 1998 nanti, 100 persen sama dengan yang dikehendaki Pak Harto, itu saja.

Apakah Anda tidak melihat faktor lain yang dapat mempengaruhi SU MPR?  Hingga saat ini saya belum melihat faktor lain yang bisa mempengaruhi SU MPR Maret 1998 nanti, semuanya masih bergantung pada Pak Harto. Jika Pak Harto terpilih sebagai Presiden, bukankah hal itu membuat kepercayaan dunia usaha terhadap pemerintah makin melorot?


Saya tidak tahu pasti. Menurut saya kemungkinannya fifty-fifty. Karena jika saya bicara dengan banyak orang, banyak diantara mereka yang berpendapat bahwa Pak Harto harus diganti. Tetapi lucunya, waktu diumumkan Pak Harto istirahat, rupiah ambrol. Nggak ngerti lagi saya, kondisinya sudah irasional. (Internet.-- Ekonomi & Bisnis  Wawancara Kwik Kian Gie). 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

ORANMG PINTAR UNTUK TAMBAH PENGETAHUAN PASTI BACA BLOG 'ROTE PINTAR'. TERNYATA 15 NEGARA ASING JUGA SENANG MEMBACA BLOG 'ROTE PINTAR' TERIMA KASIG KEPADA SEMUA PEMBACA BLOG 'ROTE PINTAR' DIMANA SAJA, KAPAN SAJA DAN OLEG SIAPA SAJA. NAMUN SAYA MOHON MAAF KARENA DALAM BEBERAPA HALAMAN DARI TIAP JUDUL TERDAPAT SAMBUNGAN KATA YANG KURANG SEMPURNA PADA SISI PALING KANAN DARI SETIAP HALAM TIDAK BERSAMBUNG BAIK SUKU KATANYA, OLEH KARENA ADA TERDAPAT EROR DI KOMPUTER SAAT MEMASUKKAN DATANYA KE BLOG SEHINGGA SEDIKIT TERGANGGU, DAN SAYA SENDIRI BELUM BISA MENGATASI EROR TERSEBUT, SEHINGGA PARA PEMBACA HARAP MAKLUM, NAMUN DIHARAPKAN BISA DAPAT MEMAHAMI PENGERTIANNYA SECARA UTUH. SEKALI LAGI MOHON MAAF DAN TERIMA KASIH BUAT SEMUA PEMBACA BLOG ROTE PINTAR, KIRANYA DATA-DATA BARU TERUS MENAMBAH ISI BLOG ROTE PINTAR SELANJUTNYA. DARI SAYA : Drs.Simon Arnold Julian Jacob-- Alamat : Jln.Jambon I/414J- Rt.10 - Rw.03 - KRICAK - JATIMULYO - JOGJAKARTA--INDONESIA-- HP.082135680644 - Email : saj_jacob1940@yahoo.co.id.com BLOG ROTE PINTAR : sajjacob.blogspot.com TERIMA KASIH BUAT SEMUA.