Badan Intelijen Negara INDONESIA
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Badan Intelijen Negara | |
---|---|
Singkatan | BIN |
Dasar hukum | Peraturan Presiden RI Nomor 34 Tahun 2010 |
Kepala | |
Marciano Norman | |
Alamat kantor pusat | |
Jl. Seno Raya, Pejaten Timur - Pasar Minggu Jakarta Selatan | |
Website | |
http://www.bin.go.id/profil/kepala | |
Badan Intelijen Negara, disingkat BIN, adalah lembaga pemerintah nonkementerian Indonesia yang bertugas melaksanakan tugas pemerintahan di bidang intelijen. Kepala BIN sejak 19 Oktober 2011 adalah Marciano Norman.
Daftar isi
- 2 Susunan organisasi
-
- 3.1 Kepala
- 3.2 Wakil Kepala
- 3.3 Sekretariat Utama
- 3.4 Deputi Bidang Luar Negeri
- 3.5 Deputi Bidang Dalam Negeri
- 3.6 Deputi Bidang Kontra Intelijen
- 3.7 Deputi Bidang Ekonomi
- 3.8 Deputi Bidang Teknologi
- 3.9 Deputi Bidang Komunikasi dan Informasi
- 3.10 Deputi Bidang Pengolahan dan Produksi Intelijen
- 3.11 Inspektorat Utama
- 3.12 Staf ahli
- 4 Referensi
Sejarah
1943-1965
Badan Intelijen Negara cikal-bakalnya ada di masa pendudukan Jepang,
tahun 1943. Pada masa itu, Jepang mendirikan versi lokal lembaga
intelijen yang terkenal dengan sebutan Sekolah Intelijen Militer Nakano.
Mantan tentara Pembela Tanah Air (PETA), Zulkifli Lubis, merupakan lulusan sekaligus Komandan Intelijen pertama kaum republikan.
Paska kemerdekaan, Agustus 1945, Pemerintah Indonesia mendirikan badan intelijen
republik yang pertama, yang dinamakan Badan Istemewa. Kolonel Zulkifli
Lubis kembali memimpin lembaga itu bersama sekitar 40 mantan tentara
Peta yang menjadi penyelidik militer khusus. Setelah memasuki masa
pelatihan khusus intelijen di daerah Ambarawa,
awal Mei 1946 sekitar 30 pemuda lulusannya menjadi anggota Badan
Rahasia Negara Indonesia (Brani). Lembaga ini menjadi payung gerakan
intelijen dengan beberapa unit ad hoc, bahkan operasi luar negeri.
Pada bulan Juli 1946, Menteri Pertahanan (Menhan) Amir Sjarifuddin
membentuk Badan Pertahanan B yang dikepalai seorang mantan komisioner
polisi. Alhasil, 30 April 1947 seluruh badan intelijen digabung di bawah
Menhan, termasuk Brani menjadi Bagian V dari Badan Pertahanan B.
Pada tahun 1949 Menteri Pertahanan Sri Sultan HB IX tidak puas dengan
Kinerja dan performa Intelijen saat itu berjalan sendiri-sendiri tidak
terkordinasi dengan baik, maka Sri Sultan HB IX membentuk Dinas Chusus
(DC), yang diharapkan mampu menghadapi tantangan ancaman negara dan
bangsa kedepan, serta mampu menjaga NKRI. Program rekruitmen DC
merupakan program Intellijen dari kader-kader Sipil Non Militer pertama
di Indonesia yang dilatih oleh Central Intelligence Agency Amerika Serikat
(CIA), Para calon-calon Itellijen dikirim ke Pulau Saipan Filipina
untuk mengikuti program pelatihan hingga beberapa angkatan yang kemudian
pelatihannya diteruskan di Indonesia, para alumni ditempatkan di
berbagai operasi Klandestein yang sangat tertutup dan mampu menembus
jantung musuh seperti operasi (Trikora, Dwikora, G30. S PKI, dll). DC
dikenal dengan nama samaran Ksatria Graha yang merupakan kader-kader
Intelijen profesional terlatih, yang merupakan bagian penting yang tak
dapat dilepaskan dari sejarah intellijen Indonesia.
Pada awal tahun 1952, Kepala Staf Angkatan Perang, T.B. Simatupang,
menurunkan lembaga intelijen menjadi Badan Informasi Staf Angkatan
Perang (BISAP). Akibat persaingan di tubuh militer, sepanjang tahun
1952-1958, seluruh angkatan dan Kepolisian memiliki badan intelijen
sendiri-sendiri tanpa koordinasi nasional. Maka pada 5 Desember 1958,
Presiden Soekarno membentuk Badan Koordinasi Intelijen (BKI) dengan Kolonel Laut Pirngadi sebagai kepala.
Selanjutnya, 10 November 1959, BKI menjadi Badan Pusat Intelijen
(BPI) yang bermarkas di Jalan Madiun, yang dikepalai oleh DR Soebandrio.
Di era tahun 1960-an hingga akhir masa Orde Lama, pengaruh Soebandrio pada BPI sangat kuat diikuti perang ideologi Komunis dan non-Komunis di tubuh militer, termasuk intelijen.
1965-sekarang
Setelah gonjang-ganjing tahun 1965, Soeharto
mengepalai Komando Operasi Pemulihan Keamanan dan Ketertiban
(Kopkamtib). Berikutnya, di seluruh daerah (Komando Daerah
Militer/Kodam) dibentuk Satuan Tugas Intelijen (STI). Kemudian pada 22
Agustus 1966, Soeharto mendirikan Komando Intelijen Negara (KIN) dengan
Brigjen Yoga Sugomo sebagai kepala yang langsung bertanggung jawab kepadanya.
Sebagai lembaga intelijen strategis, maka BPI dilebur ke dalam KIN yang juga memiliki Operasi Khusus (Opsus) di bawah Letkol. Ali Moertopo
dengan asisten Leonardus Benyamin (Benny) Moerdani dan Aloysius
Sugiyanto. Kurang dari setahun, 22 Mei 1967 Soeharto mengeluarkan
Keputusan Presiden (Keppres) untuk mendesain KIN menjadi Badan
Koordinasi Intelijen Negara (Bakin). Mayjen. Soedirgo merupakan Kepala
Bakin pertama.
Pada masa Mayjen. Sutopo Juwono, Bakin memiliki Deputi II di bawah
Kolonel Nicklany Soedardjo, perwira Polisi Militer (POM) lulusan Fort
Gordon, AS. Pada awal 1965, Nicklany menciptakan unit intel PM, yaitu
Detasemen Pelaksana Intelijen (Den Pintel) POM. Secara resmi, Den Pintel
POM menjadi Satuan Khusus Intelijen (Satsus Intel), lalu pada tahun
1976 menjadi Satuan Pelaksana (Satlak) Bakin dan di era 1980-an kelak
menjadi Unit Pelaksana (UP) 01.
Mulai tahun 1970 terjadi reorganisasi Bakin dengan tambahan Deputi III pos Opsus di bawah Brigjen. Ali Moertopo. Sebagai orang dalam Soeharto, Opsus dipandang paling prestisius di Bakin, mulai dari urusan domestik Penentuan Pendapat Rakyat (Pepera) Irian Barat dan kelahiran mesin politik Golongan Karya
(Golkar) sampai masalah Indocina. Pada tahun 1983, sebagai Wakil Kepala
BAKIN, L.B. Moerdani memperluas kegiatan intelijen menjadi Badan
Intelijen Strategis (Bais). Selanjutnya Bakin tinggal menjadi sebuah
direktorat kontra-subversi dari Orde Baru.
Deputi IV dipegang oleh Brigjend (CPM) Hernowo Asmanoe, seorang
tentara pemikir yang pendidikannya adalah sekolah kedokteran UI (Ika
Daigaku) dan kemudian menjadi tentara sejak ikut dalam perang 10
Nopember 1945 di Surabaya yang saat itu menjadi orang kepercayaan Jend.
Moestopo. Ikut membentuk Corp Polisi Militer Indonesia dan terakhir
akibat peristiwa Malari yang konon merupakan operasi dari Ali Murtopo
yang berseteru dengan Jenderal Soemitro, maka Jenderal Soetopo Yuwono
mundur beserta seluruh Deputy nya. Bahkan Ali Murtopo akhirnya menjadi
Menteri Penerangan. Sedangkan ex Deputy IV Hernowo Asmanoe dipercaya
oleh Yoga Soegama menjadi Deputy V untuk mempersiapkan infiltrasi ke
Timor Timur.
Setelah mencopot L.B. Moerdani
sebagai Menteri Pertahanan dan Keamanan (Menhankam), tahun 1993
Soeharto mengurangi mandat Bais dan mengganti nama menjadi Badan
Intelijen ABRI (BIA). Tahun 2000, Presiden Abdurrahman Wahid mengubah Bakin menjadi Badan Intelijen Negara (BIN) sampai sekarang.
Sejak 1945 s/d sekarang, organisasi intelijen negara telah berganti nama sebanyak 6 (enam) kali [1]:
- BRANI (Badan Rahasia Negara Indonesia).
- BKI (Badan Koordinasi Intelijen).
- BPI (Badan Pusat Intelijen).
- KIN (Komando Intelijen Negara).
- BAKIN (Badan Koordinasi Intelijen Negara).
- BIN (Badan Intelijen Negara).
Susunan organisasi
Susunan organisasi BIN telah diubah terakhir dengan Peraturan
Presiden Nomor 34 Tahun 2010, menggantikan Peraturan Presiden Nomor 52
Tahun 2005. Berdasarkan perpres tersebut, susunan organisasi BIN terdiri
dari:
- Kepala
- Wakil Kepala
- Sekretariat Utama
- Deputi Bidang Luar Negeri
- Deputi Bidang Dalam Negeri
- Deputi Bidang Kontra Intelijen
- Deputi Bidang Ekonomi
- Deputi Bidang Teknologi
- Deputi Bidang Komunikasi dan Informasi
- Deputi Bidang Pengolahan dan Produksi
- Inspektorat Utama
- Staf Ahli Bidang Ideologi
- Staf Ahli Bidang Politik
- Staf Ahli Bidang Hukum
- Staf Ahli Bidang Sosial Budaya
- Staf Ahli Bidang Pertahanan dan Keamanan
- Pusat
- Unit Intelijen Wilayah
Tugas pejabat BIN
Kepala
Kepala BIN mempunyai tugas memimpin BIN dalam melaksanakan tugas dan
fungsi BIN. Kepala BIN diberikan hak keuangan, administrasi dan
fasilitas lainnya setingkat dengan Menteri.
Daftar Kepala BIN adalah sebagai berikut:
Wakil Kepala
Wakil Kepala BIN mempunyai tugas membantu Kepala BIN dalam memimpin pelaksanaan tugas BIN.
Sekretariat Utama
Sekretariat Utama mempunyai tugas melaksanakan koordinasi pelaksanaan
tugas, pembinaan dan pemberian dukungan administrasi kepada seluruh
unit organisasi di lingkungan BIN.
Deputi Bidang Luar Negeri
Deputi Bidang Luar Negeri (Deputi I) mempunyai tugas melaksanakan
perumusan kebijakan dan pelaksanaan kegiatan dan/atau operasi intelijen
bidang luar negeri.
Deputi Bidang Dalam Negeri
Deputi Bidang Dalam Negeri (Deputi II) mempunyai tugas melaksanakan
perumusan kebijakan dan pelaksanaan kegiatan dan/atau operasi intelijen
bidang dalam negeri.
Deputi Bidang Kontra Intelijen
Deputi Bidang Kontra Intelijen (Deputi III) mempunyai tugas
melaksanakan perumusan kebijakan dan pelaksanaan kegiatan dan/atau
operasi kontra intelijen.
Deputi Bidang Ekonomi
Deputi Bidang Ekonomi (Deputi IV) mempunyai tugas melaksanakan
perumusan kebijakan dan pelaksanaan kegiatan dan/atau operasi intelijen
bidang ekonomi.
Deputi Bidang Teknologi
Deputi Bidang Teknologi (Deputi V) mempunyai tugas melaksanakan
perumusan kebijakan dan pelaksanaan kegiatan dan/atau operasi intelijen
bidang teknologi.
Deputi Bidang Komunikasi dan Informasi
Deputi Bidang Komunikasi dan Informasi (Deputi VI) mempunyai tugas
melaksanakan perumusan kebijakan dan pelaksanaan kegiatan dan/atau
operasi intelijen bidang Komunikasi dan Informasi.
Deputi Bidang Pengolahan dan Produksi Intelijen
Deputi Bidang Analisis dan Produksi Intelijen (Deputi VII) mempunyai
tugas melaksanakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan bidang pengolahan
dan produksi intelijen.
Inspektorat Utama
Inspektorat Utama mempunyai tugas melaksanakan pengawasan intern di lingkungan BIN.
Staf ahli
Staf Ahli mempunyai tugas memberikan telaahan kepada Kepala BIN mengenai masalah tertentu sesuai bidang keahliannya.
Penulis : Drs.Simon Arnold Julian Jacob
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
ORANMG PINTAR UNTUK TAMBAH PENGETAHUAN PASTI BACA BLOG 'ROTE PINTAR'. TERNYATA 15 NEGARA ASING JUGA SENANG MEMBACA BLOG 'ROTE PINTAR' TERIMA KASIG KEPADA SEMUA PEMBACA BLOG 'ROTE PINTAR' DIMANA SAJA, KAPAN SAJA DAN OLEG SIAPA SAJA. NAMUN SAYA MOHON MAAF KARENA DALAM BEBERAPA HALAMAN DARI TIAP JUDUL TERDAPAT SAMBUNGAN KATA YANG KURANG SEMPURNA PADA SISI PALING KANAN DARI SETIAP HALAM TIDAK BERSAMBUNG BAIK SUKU KATANYA, OLEH KARENA ADA TERDAPAT EROR DI KOMPUTER SAAT MEMASUKKAN DATANYA KE BLOG SEHINGGA SEDIKIT TERGANGGU, DAN SAYA SENDIRI BELUM BISA MENGATASI EROR TERSEBUT, SEHINGGA PARA PEMBACA HARAP MAKLUM, NAMUN DIHARAPKAN BISA DAPAT MEMAHAMI PENGERTIANNYA SECARA UTUH. SEKALI LAGI MOHON MAAF DAN TERIMA KASIH BUAT SEMUA PEMBACA BLOG ROTE PINTAR, KIRANYA DATA-DATA BARU TERUS MENAMBAH ISI BLOG ROTE PINTAR SELANJUTNYA. DARI SAYA : Drs.Simon Arnold Julian Jacob-- Alamat : Jln.Jambon I/414J- Rt.10 - Rw.03 - KRICAK - JATIMULYO - JOGJAKARTA--INDONESIA-- HP.082135680644 - Email : saj_jacob1940@yahoo.co.id.com BLOG ROTE PINTAR : sajjacob.blogspot.com TERIMA KASIH BUAT SEMUA.