Indonesia
Indonesia-Australia Kembali Tegang
Indonesia akan meningkatkan patroli maritim setelah insiden pelanggaran
teritori oleh angkatan laut Australia, saat mereka menghalau para
pencari suaka – insiden yang kembali memperburuk hubungan kedua negara.
Sebelumnya pada hari Jumat, Australia telah meminta maaf atas sejumlah
insiden terakhir di perairan Indonesia, akibat kebijakan kontroversial
Australia yang mengusir paksa kapal-kapal yang membawa para pencari
suaka, agar tidak memasuki perairan Australia.
“Indonesia… akan mengintensifkan patroli maritim di berbagai wilayah di
mana terjadi pelanggaran atas kedaulatan dan integritas teritorialnya,“
demikian pernyataan menteri koordinator politik dan keamanan.
Pernyataan ini merevisi pernyataan sebelumnya yang menggunakan kata-kata yang lebih halus.
Pernyataan revisi ini menyebut insiden itu sebagai penyusupan tercela,
dan menuntut klarifikasi diplomatik resmi serta jaminan bahwa berbagai
insiden seperti itu tidak akan terulang kembali.
Menteri Imigrasi Australia Scott Morrison mengatakan dia telah
diberitahu awal pekan ini tentang “pelanggaran tak disengaja” dalam
beberapa hari dan segera menginformasikannya kepada angkatan bersenjata
Indonesia.
Tamparan terbaru ini muncul seiring naiknya ketegangan hubungan diantara
kedua negara yang mengalami tingkat terendah sejak 1990an, setelah
tuduhan tahun lalu bahwa Australia mencoba dan sempat menyadap percakapan telepon milik Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, ibu negara serta sejumlah menteri.
Indonesia menurunkan hubungan diplomatik dengan Australia pada November
lalu sebagai respon atas tuduhan tersebut, dan menunda kerjasama militer
dan intelijen, termasuk dalam urusan pencari suaka.
Sikap keras Abbott
Meningkatnya ketegangan itu mempunyai dampak ekonomi serius. Indonesia
adalah importir besar atas produk pertanian dan peternakan Australia
seperti gandum dan hewan ternak. Australia adalah pasar nomor 10
terbesar bagi Indonesia.
Kantor Morrison mengatakan menteri luar negeri Julie Bishop telah mengirimkan surat kepada pihak Indonesia.
Morrison mengatakan, Australia “sangat menyesalkan“ berbagai pelanggaran
kedaulatan territorial tapi pada saat bersamaan menegaskan hak
Australia untuk melindungi perbatasannya.
”Kami sudah menyampaikan permintaan maaf, kami sudah sangat menjelaskan
tentang apa yang telah terjadi…“ kata dia kepada para wartawan.
“Tapi kami tidak akan membiarkan kemunduran ini menghalangi tugas kami
yang dipilih untuk melakukan (tugas), yakni menghentikan kapal-kapal
itu,“ kata dia.
Pemerintahan konservatif Perdana Menteri Tony Abbott
naik ke kekuasaan secara khusus berkat kampanye keras mereka terhadap
para pencari suaka setelah pemerintahan partai buruh sebelumnya bersikap
lunak dalam isu ini yang mengakibatkan meningkatnya jumlah para pencari
suaka yang masuk ke Australia.
Kebijakan pemerintahan konservatif ini termasuk pemberlakuan pusat
penahanan di lepas pantai untuk menahan ribuan para pencari suaka, yang
banyak diantaranya melarikan diri karena konflik di Afghanistan, Darfur,
Pakistan, Somalia dan Suriah.
Debat isu keamanan
Pemerintahan Abbott juga dikritik keras di dalam negeri terkait
kerahasiaan yang menyelimuti seputar kebijakan suaka mereka yang disebut
”Operasi Kedaulatan Perbatasan”, yang baru-baru ini disamakan seperti
sebuah perang. Abbott mengatakan bahwa kerahasiaan itu penting untuk
mencegah ”musuh” agar tidak bisa menerima bocoran informasi.
Pada hari Rabu, Morrison menolak memberikan informasi lebih jauh atas apa yang ia sebut sebagai operasi
yang sukses. Ia menolak memberikan konfirmasi atas berbagai laporan
yang menyebutkan bahwa beberapa pekan terakhir angkatan bersenjata
Australia telah menghalau sejumlah kapal dari Indonesia.
Badan pengungsi PBB telah menanyakan kebenaran kabar ini, sambil
memperingatkan bahwa Australia bisa dianggap melanggar hukum
internasional jika memaksa kapal-kapal itu kembali ke Indonesia tanpa
memperhatikan keselamatan yang pantas bagi para pengungsi.
Graeme McGregor, juru bicara Amnesty International, menyebut kebijakan
Canberra yang terus menolak memberikan informasi tentang kebijakan ini
kepada publik sebagai sesuatu yang “absurd”.
“Saya pikir publik punya hak untuk tahu tentang bagaimana uang mereka
dipakai, dan saya pikir kebijakan pemerintah saat ini yang rahasia dan
menutupi informasi itu tidak membantu,” kata dia.
ab/hp (rtr,afp,ap)
http://www.dw.de/indonesia-australia-kembali-tegang/a-17369375
Penulis : Drs.Simon Arnold Julian Jacob
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
ORANMG PINTAR UNTUK TAMBAH PENGETAHUAN PASTI BACA BLOG 'ROTE PINTAR'. TERNYATA 15 NEGARA ASING JUGA SENANG MEMBACA BLOG 'ROTE PINTAR' TERIMA KASIG KEPADA SEMUA PEMBACA BLOG 'ROTE PINTAR' DIMANA SAJA, KAPAN SAJA DAN OLEG SIAPA SAJA. NAMUN SAYA MOHON MAAF KARENA DALAM BEBERAPA HALAMAN DARI TIAP JUDUL TERDAPAT SAMBUNGAN KATA YANG KURANG SEMPURNA PADA SISI PALING KANAN DARI SETIAP HALAM TIDAK BERSAMBUNG BAIK SUKU KATANYA, OLEH KARENA ADA TERDAPAT EROR DI KOMPUTER SAAT MEMASUKKAN DATANYA KE BLOG SEHINGGA SEDIKIT TERGANGGU, DAN SAYA SENDIRI BELUM BISA MENGATASI EROR TERSEBUT, SEHINGGA PARA PEMBACA HARAP MAKLUM, NAMUN DIHARAPKAN BISA DAPAT MEMAHAMI PENGERTIANNYA SECARA UTUH. SEKALI LAGI MOHON MAAF DAN TERIMA KASIH BUAT SEMUA PEMBACA BLOG ROTE PINTAR, KIRANYA DATA-DATA BARU TERUS MENAMBAH ISI BLOG ROTE PINTAR SELANJUTNYA. DARI SAYA : Drs.Simon Arnold Julian Jacob-- Alamat : Jln.Jambon I/414J- Rt.10 - Rw.03 - KRICAK - JATIMULYO - JOGJAKARTA--INDONESIA-- HP.082135680644 - Email : saj_jacob1940@yahoo.co.id.com BLOG ROTE PINTAR : sajjacob.blogspot.com TERIMA KASIH BUAT SEMUA.