Saturday, April 25, 2015
Ketika Xi Jinping Menempel Ketat Jokowi
Enam bulan pemerintahan Jokowi berjalan, sudah tiga kali
bertemu wajah dengan Presiden Cina Xi Jinping.
Tentu ini sebuah silaturrahmi yang luar biasa, terjadwal, sekaligus
bermakna besar dalam rencana-rencana bisnis strategis kedua negara. Pertemuan ketiga kedua kepala negara adalah
di ajang KAA 22-24 April 2015. Dan bisa
kita saksikan betapa dekatnya mereka, dan saling menempel meski tetap saja ada
kekakuan dari seorang Xi Jinping, ciri khas aura yang memang melekat dari kebanyakan
pimpinan tertinggi negeri tirai bambu, Cina.
Kedekatan itu tentu saja menimbulkan kecemburuan pada
rival Asia Timurnya Jepang yang juga punya banyak rencana bisnis dan investasi
di Indonesia termasuk persaingannya dengan Cina memperebutkan proyek kereta api
cepat di Indonesia. Toh pada akhirnya proyek “Shinkansen” itu jatuhnya ke
tangan Cina bersamaan dengan penandatanganan MOU di sela-sela KAA. Begitu
kekinya Jepang dengan menempelnya Xi Jinping bersama Jokowi dan adanya MOU itu,
sampai-sampai konon PM Shinzo Abe tidak jadi ikut Historical Walk di Bandung Jumat
tanggal 24 April 2015, langsung pulang tuh.
Saling melontar senyum di KAA, Xi Jinping, Jokowi, Shinzo Abe |
Kedekatan hubungan diantara petinggi itu itu mestinya
bisa menggairahkan Indonesia untuk memoderasi konflik Laut Cina Selatan (LCS) yang
semakin hari semakin menjurus pada provokasi dan adu kekuatan. Indonesia harus bisa
memainkan perannya untuk mengajak para pihak utamanya Cina ke meja perundingan
sekaligus untuk menunjukkan semangat Asia Afrika yang “tulus” itu. Kedekatan
dengan Xi Jinping mestinya bisa dimanfaatkan Jokowi untuk omong-omong informal
soal LCS. Bukankah kebanyakan penyelesaian
konflik selalu diawali dengan omong-omong informal, contohnya perdamaian di
Kamboja.
Jokowi, kalau saja dia punya ide dan inisiatif untuk
bergegas menggagas upaya dialog antar para pihak pengklaim LCS, tentu jalur
“diplomasi infrastruktur” kedua negara akan memantik pola hubungan yang jauh
lebih apik. Tidak melulu bisnis dan investasi sebagaimana rencana membangun
infrastruktur bernilai US $50 milyar yang dijanjikan Cina. Bisa saja kekakuan
dan kebekuan pola diplomatik Cina dapat dicairkan dengan dialog-dialog pribadi
sebagaimana yang ditunjukkan Jokowi dan Xi Jinping di KAA barusan.
Tetapi jangan lupa Cina tetaplah selalu berhitung ketat
dalam soal kerjasama apapun. Kerjasama militer dengan RI untuk memproduksi
bersama peluru kendali anti kapal C-705 nyaris
tak terdengar suaranya. Padahal ini
sudah digadang-gadang sejak pemerintahan sebelumnya. Kita tidak tahu apakah
proyek strategis ini jalan di tempat atau berjalan diam-diam atau memang
sengaja didiamkan. Bisa saja terlalu banyak persyaratan teknis dan non teknis
yang diinginkan Cina, ya karena perhitungan “dimpilnya” itu. Sama dengan Pakistan, janji Cina membangun
infrastruktur disana bernilai US $40 milyar sepuluh tahun lalu, realisasinya
tak semanis janji.
Menempel terus, Jokowi dan Xi Jinping di KAA |
Yang menarik dengan Cina adalah, hubungan bisnis dan
investasi termasuk rencana pembangunan infrastruktur bernilai 650 trilyun di
Indonesia tidak diimbangi dengan kedekatan hubungan militer utamanya rencana
strategis pengadaan alutsista. Indonesia
lebih percaya diri jika kedekatan itu ada bersama dengan Paman Sam. Ini bisa
dibuktikan dengan pengadaan 24 jet tempur F16 refurbish, pembelian 8 helikopter
Apache, pembelian peluru kendali udara ke udara, udara ke darat, konsultasi
manajemen pertempuran modern, pelatihan cyber war, latihan bersama antar
angkatan dan lain-lain. Bandingkan dengan Cina, kerjasama teknologi peluru
kendali C-705 belum menampakkan jalan cerita yang terang.
Boleh jadi jalan yang diambil Indonesia adalah bergaul
dengan semua pihak untuk memacu pertumbuhan ekonomi dan militer sambil
bersiasat jika sewaktu-waktu timbul konflik tak terduga. Mendekat ke Cina untuk ikut membangunkan infrastruktur
sambil tetap berdagang berbagai komoditi.
Tetapi juga mempersiapkan kondisi terburuk jika konflik LCS meletus
dengan membangun aliansi pertahanan melawan Cina. Atau bisa jadi kedekatan
hubungan dengan Cina menjadi penuntun bagi kita sebagai fasilitator dan
mediator konflik LCS.
Yang jelas pembangunan kekuatan militer Indonesia bukan
lagi sebuah kemakruhan. Tetapi sudah menjadi wajib hukumnya kalau tidak ingin
menyesal di kemudian hari. Situasi
kawasan tidak bisa diprediksi, angin cepat berubah dan yang bisa memastikan
keyakinan untuk percaya diri dengan semua gangguan cuaca ekstrim tadi adalah
kemampuan pertahanan diri.
Hanya saja sepanjang 6 bulan ini belum terlihat rencana
rinci mau beli alutsista apa, darimana, untuk matra apa. Semua masih belum
jelas selain rencana kedatangan alutsista dari program pemerintah
sebelumnya. Kita jadi rindu dengan gaya
Purnomo Yusgiantoro yang selalu menggebu-gebu melontarkan pernyataan,
setidaknya dia mampu membangunkan spirit berpertahanan bagi anak bangsa.
Tiga kali pertemuan akrab dengan orang nomor satu Cina Xi
Jinping tentu akan memberikan kedekatan personal dengan Presiden Indonesia. Kita
tidak tahu apakah ada disinggung masalah konflik kawasan dengan Cina. Kedekatan
personal jika diimbangi dengan kemampuan diplomasi sebagaimana yang dilakukan
oleh Bung Karno dalam menggagas KAA tentu akan semakin mengharumkan nama
Indonesia di mata dunia.
Menlu Ali Alatas adalah diplomat cemerlang dengan
segudang prestasi. Salah satunya adalah menggagas pertemuan informal yang
dikenal dengan JIM (Jakarta Informal Meeting) untuk mendamaikan pertarungan
antar elite di Kamboja. Hasilnya kita bisa saksikan Kamboja yang sekarang,
damai dan berkawan baik dengan Vietnam.
Begitu berterimakasihnya Kamboja pada kita akhirnya berdampak pada
kerjasama militer yang menguntungkan kita karena militer Kamboja “berguru dan
berkiblat” pada Kopassus. Sebuah
kebanggaan tersendiri. Kalau saja kita
bisa mendamaikan konflik LCS, betapa terhormatnya negeri ini.
****
Jagarin Pane / 25042015
(Artikel Ulang Tahun)
Wednesday, April 8, 2015
Memastikan Kekuatan Yang Tersedia
Peringatan HUT TNI AU ke 69 digelar 9 April 2015 di
pangkalan militer strategis Halim AFB dengan menampilkan serangkaian unjuk
kerja personil dan unjuk kerja alutsista yang dimiliki pengawal dirgantara
RI. Diantaranya yang menarik adalah
sajian akrobatik Jupiter Aerobatic Team (JAT) yang baru saja mengalami musibah
di LIMA Langkawi Malaysia beberapa waktu lalu.
Sesungguhnya sajian dalam setiap gelar upacara militer
adalah pada saat parade alutsista.
Angkatan udara memberikan kesan khusus dalam setiap gelar kekuatan
alutsista karena raungan, manuver dan aerobatic jet tempur yang terbang rendah
mampu menumpahkan rasa bangga akan kehebatan tontonan itu. Nilai lainnya adalah unjuk kerja itu tidak
hanya disaksikan publik di sekitar lapangan upacara tapi bisa mencapai seluruh
ibukota Jakarta secara langsung.
Iswahyudi AFB, sarang jet tempur Indonesia |
Indonesia sedang membangun kekuatan kedirgantaraannya
dengan menambah skuadron jet tempur, skuadron angkut militer, skuadron intai
strategis dan satuan-satuan radar. Pembangunan
kekuatan itu akan kelihatan cerah minimal 5 tahun mendatang. Ini dalam kondisi normal alias tidak
tergesa-gesa. Bisa saja dalam kondisi
yang “harus dilakukan” percepatan pembangunan kekuatan itu disegerakan untuk
memastikan kekuatan yang tersedia dalam waktu yang lebih singkat.
Satuan-satuan radar militer yang masih tanpa pagar
setidaknya ada di lima titik yaitu di Bengkulu, Morotai, Singkawang, Jayapura
dan Tambolaka. Dengan prioritas
penguatan satuan radar militer saat ini maka diprediksi dalam 3 tahun ke depan
tidak ada lagi blank spot satuan radar militer di seluruh Indonesia.
Sesuai rencana maka tahun ini akan datang 19 jet tempur
F16 blok52Id sebagai bagian dari pengadaan 24 unit F16 yang diperbaharui.
Kedatangan 19 jet tempur ini tentu sangat membantu perkuatan TNI AU bersamaan
dengan kedatangan berbagai jenis persenjataan jet tempur itu. Dengan kedatangan 24 unit F16 itu maka
kekuatan jet tempur F16 kita menjadi 34 unit dan disebar pada 2 skuadron
tempur, di Pekanbaru dan Madiun.
Untuk skuadron angkut berat kita telah memesan 9 pesawat
Hercules dari Australia, 3 diantaranya sudah tiba di tanah air. Sementara untuk
angkut sedang kita telah membeli pesawat 9 CN295 dari Spanyol dan kembali
memesan 7 unit lagi. Dengan kedatangan 9
Hercules nanti maka TNI AU melengkapi skuadron angkut beratnya dengan 3
skuadron, masing-masing bermarkas di Halim Jakarta, Abdurrahman Saleh Malang
dan Hasanuddin Makassar.
Jet Tempur Sukhoi, manuver kelas berat |
Sesungguhnya gengsi kekuatan angkatan udara terletak pada
kualitas dan kuantitas jet-jet tempur yang dimilikinya. Meski kita sudah
memiliki 1 skuadron jet tempur Sukhoi lengkap dengan persenjataannya namun jika
dilihat dari luasnya wilayah udara maka kekuatan 1 skuadron Sukhoi jelas masih
kurang. Kita masih membutuhkan tambahan
skuadron jet tempur Sukhoi utamanya dari generasi yang terbaru seperti Sukhoi
SU35.
Wilayah luas negeri khatulistiwa ini sesungguhnya masih
kurang penjagaan yang kontinu. Jika satuan radar sudah terpenuhi bukan berarti
segalanya selesai. Satuan radar adalah
mata dan telinga saja, sementara kekuatan patroli dan pemukulnya juga harus
dipenuhi. Maka penambahan skuadron jet
tempur merupakan keharusan berikut sebaran patrolinya. KSAU punya kebijakan
dengan menggelar kekuatan udara di wilayah perbatasan. Maka tidak heran kita mendengar kabar jika
Sukhoi sering jalan-jalan ke Biak, Merauke, Ambon dan Tarakan. Sementara F16
bermain di Natuna, Batam, Aceh dan Kupang.
Kita sangat berharap bahwa penambahan 2-3 skuadron jet
tempur dapat diselesaikan dalam lima tahun ke depan sehingga dapat memastikan
ketersediaan alutsista berupa satuan pemukul yang menjerakan. Kombinasi yang diharapkan misalnya dengan
memiliki minimal 2 skuadron Sukhoi dan 3 skuadron F16. Syukur-syukur pemerintah punya hasrat yang
lebih kuat dengan menampilkan kombinasi 3 skuadron Sukhoi dan 3 skuadron
F16. Ini bukan sesuatu yang
muluk-muluk. Jet tempur Sukhoi SU35
misalnya diperlukan untuk mengimbangi kekuatan negara jiran yang sebentar lagi
punya jet tempur siluman F35.
Peringatan ultah sejatinya untuk melihat bangunan diri
sudah sejauh mana rangkaian perjalanannya sampai di batas ini. Ultah TNI AU ke
69 tanggal 9 April 2015 adalah untuk melihat sejarah perjuangannya, kinerja
yang didapat sampai saat ini dan perkuatan yang harus dibangun untuk
mengantisipasi dinamika kawasan yang cepat berubah.
Angkatan Udara sebuah negara dimanapun adalah lambang
kekuatan dan gengsi pertahanan bersama kekuatan Angkatan Laut. Ketika Angkatan
Udara Arab Saudi membombardir kekuatan pemberontak di Yaman maka gengsi dan
harkat kekuatan itu ditunjukkan dengan jelas.
Kita pun seyogyanya harus punya kekuatan angkatan udara yang kuat untuk
memastikan ketersedian dan kegunaan elemen pemukul yang strategis.
Kita tidak tahu dengan kondisi di sekitar kita yang boleh
jadi berubah menjadi cuaca ekstrim. Maka perkuatan militer itu adalah cara untuk mengantisipasi perubahan
cuaca tadi. Pengiriman jet Boeing 737-400 TNI AU ke Yaman adalah bagian dari ketersediaan
dan kegunaan itu. Pesawat itu dibeli dari Garuda beberapa tahun lalu dan
terbukti sekarang sangat berguna untuk evakuasi warga negara kita disana.
Selamat Ulang Tahun Tentara Langit Republik Indonesia.
****
Jagarin Pane / 8 April 2015
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
ORANMG PINTAR UNTUK TAMBAH PENGETAHUAN PASTI BACA BLOG 'ROTE PINTAR'. TERNYATA 15 NEGARA ASING JUGA SENANG MEMBACA BLOG 'ROTE PINTAR' TERIMA KASIG KEPADA SEMUA PEMBACA BLOG 'ROTE PINTAR' DIMANA SAJA, KAPAN SAJA DAN OLEG SIAPA SAJA. NAMUN SAYA MOHON MAAF KARENA DALAM BEBERAPA HALAMAN DARI TIAP JUDUL TERDAPAT SAMBUNGAN KATA YANG KURANG SEMPURNA PADA SISI PALING KANAN DARI SETIAP HALAM TIDAK BERSAMBUNG BAIK SUKU KATANYA, OLEH KARENA ADA TERDAPAT EROR DI KOMPUTER SAAT MEMASUKKAN DATANYA KE BLOG SEHINGGA SEDIKIT TERGANGGU, DAN SAYA SENDIRI BELUM BISA MENGATASI EROR TERSEBUT, SEHINGGA PARA PEMBACA HARAP MAKLUM, NAMUN DIHARAPKAN BISA DAPAT MEMAHAMI PENGERTIANNYA SECARA UTUH. SEKALI LAGI MOHON MAAF DAN TERIMA KASIH BUAT SEMUA PEMBACA BLOG ROTE PINTAR, KIRANYA DATA-DATA BARU TERUS MENAMBAH ISI BLOG ROTE PINTAR SELANJUTNYA. DARI SAYA : Drs.Simon Arnold Julian Jacob-- Alamat : Jln.Jambon I/414J- Rt.10 - Rw.03 - KRICAK - JATIMULYO - JOGJAKARTA--INDONESIA-- HP.082135680644 - Email : saj_jacob1940@yahoo.co.id.com BLOG ROTE PINTAR : sajjacob.blogspot.com TERIMA KASIH BUAT SEMUA.