Mengenal Lebih Dekat Badan Intelijen Inggris
THE SECURITY SERVICE M15/ BADAN INTELIJEN INGGRIS
Security Service, atau dikenal dengan sebutan MI5 merupakan
salah satu badan intelijen yang khusus menangani permasalahan dalam
negeri Inggris. Bekerjasama dengan Secret Intelligence Service (SIS)
atau MI6, Government Communications Headquarters (GCHQ), M15 turut
memegang peran penting dalam menjaga keamanan dalam dan luar negeri
Britania Raya terutama dari aspek Intelijen.
A. Sejarah Singkat Security Service
MI5 tepatnya berdiri pada Oktober 1909 yang awalnya dibentuk dengan
tujuan memerangi operasi spionase (kegiatan intelijen asing di negara
lain) Jerman di Inggris. Pemberian nama MI5 berawal pada April 1914,
saat itu Seksi Urusan Perang bagian dari Direktorat Operasi Militer
yang merupakan cikal bakal MI5 berubah menjadi M-05. Beberapa bulan
berikutnya, tepatnya September 1916, M-05 berganti nama menjadi MI5
(yang merupakan intelijen militer).
MI 5 terbukti efektif dalam memerangi ancaman yang datang dari luar,
contohnya keberhasilan membongkar jaringan mata-mata Jerman di Inggris
selama perang dunia pertama berlangsung. Sekitar tiga puluh lima
mata-mata berhasil ditangkap bahkan sampai dieksekusi, dipenjara dan
diasingkan.
Selama periode menjelang perang dunia ke-II, MI5 menghadapi eskalasi
peningkatan ancaman spionase yang datang dari negara Uni Soviet dan
Jerman melalui ancaman subversi komunis dan fasis. Saat itu MI5
dihadapkan pada situasi internal yakni kekurangan sumber daya manusia
selama tahun 1929.Terjadi penurunan jumlah staf dari 844 petugas
menjadi 12 orang. Walaupun demikian, kekurangan personil tidak menjadi
hambatan dalam pelaksanaan tugas dan tanggung jawab MI5 yang saat itu
dipegang oleh Sir Vernon Kell.
Di tahun yang sama, MI5 berubah namanya menjadi The Defence Security Service, dan bertahan kurang lebih 2 tahun. The Defence Security Service, kembali mengalami pergantian nama baru yaitu Security Service,
yang sampai saat ini masih digunakan. Tahun 1931, Security Service
diberi kewenangan dan tanggung jawab lebih, dalam menganalisa ancaman
keamanan Inggris dari kelompok teroris Irlandia, Irish Republican Army (IRA) dan anarkisme, yang juga menjadi tanggung jawab dari kepolisian.
Periode Perang Dunia ke-II, Security Service memainkan peranan
penting dalam memerangi ancaman spionase, penyadapan komunikasi Jerman
dan menyebarkan disinformasi ke Jerman. Security Service berhasil
membongkar identitas agen musuh yang menetap di Inggris, beberapa dari
mereka berhasil direkrut kembali untuk diajak kerja sama menjadi agen
ganda. Tugas agen ganda pada saat itu, berperan dalam menyebarkan
disinformasi kepada pihak Jerman, seperti penyebaran strategi militer,
atau disebut sistem “Double Cross”. Sistem double cross merupakan
desepsi paling efektif yang berhasil dalam memuluskan pendaratan
tentara sekutu di Normandia, atau dikenal dengan sebutan peristiwa D-Day
pada bulan Juni 1944 (keberhasilan Agen Garbo dalam Operasi Fortitude).
Pada Mei 1940, Ketua Security Service, Sir Vernon Kell
diberhentikan Perdana Menteri, Winston Churchill dan digantikan oleh
Brigadier Oswald” Jasper” Harker, yang kemudian, pada April 1941,
digantikan Sir David Petrie. Dibawah kepemimpinan Sir David, Security Service menunjukkan prestasi terbesarnya, yaitu melawan spionase Jerman.
Setelah tahun 1945, pasca tertangkapnya beberapa agen Jerman, Security Service mempelajari
beberapa catatan kegiatan, dan dari hasil catatannya tersebut,
ditemukan hampir sekitar 115 agen Jerman atau lebih, berhasil disusupkan
ke Inggris. Security Service juga berhasil melakukan
identifikasi terhadap agen-agen tersebut, dan selanjutnya ditangkap dan
diperlakukan tanpa melalui proses persidangan, kecuali agen yang telah
melakukan bunuh diri sebelum ditangkap. Dalam kurun waktu 6 bulan
pertama, sekitar 64 ribu warga asing yang berasal dari Jerman, Austria
dan Italia yang menetap di Inggris telah menjalani proses pemeriksaan
melalui wawancara dan dinyatakan bahwa mereka “berteman dengan sekutu”.
Dalam perkembangan selanjutnya, tersangka simpati Nazi Inggris seperti
Sir. Oswald Mosley dipenjara karena diduga melakukan kegiatan subversi
di dalam negeri Inggris.
Pasca perang dunia ke-II, Security Service berusaha memperluas
cara pandangnya dan berusaha ingin mendominasi pengaruhnya untuk jangka
waktu 30 tahun ke depan, dengan memanfaatkan konflik ideologi antara
blok Soviet dan Demokrasi Barat. Subversi dan spionase Soviet digunakan
sebagai pintu masuk membentuk bidang kerja Security Service semenjak perang dunia, dan ketika memasuki tahun 1970, Security Service menggunakan isu terorisme agar menjadi perhatian bersama dalam memerangi ancaman serius terhadap keamanan nasional.
Perubahan fokus ancaman subversi semakin berkurang, semenjak memasuki
era tahun 1990 an, yang ditandai dengan runtuhnya blok komunis. Spektrum
ancaman yang semakin meluas, Security Service juga dihadapkan
pada ancaman serangan kelompok IRA yang terus berlanjut dan semakin
besar, terkonsentrasi di wilayah Irlandia Utara dan Inggris daratan .
Selain itu, Security Service juga harus melawan terorisme
internasional yang belakang ini semakin tumbuh pesat di beberapa wilayah
bagian dunia. Selanjutnya, Oktober 1992, Security Service
memegang kendali dan bertanggung jawab dalam menanggulangi terorisme
yang ada di Irlandia Utara dan Inggris daratan yang sebelumnya menjadi
tanggung jawab dari Kepolisian Metropolitan Inggris. Adanya kewenangan
lebih tersebut, tidak langsung mengesampingkan tanggung jawab Police Service of Northern Ireland (semula The Royal Ulster Constabulary) yang tetap diberi kewenangan yang sama dalam mengatasi kelompok teroris di Irlandia Utara.
Sampai dengan saat ini, Security Service masih mempunyai
pekerjaan rumah seperti melakukan operasi intelijen jangka panjang
melawan terorisme luar negeri yang berhubungan dengan Irlandia Utara.
Operasi tersebut telah dimulai selama kurun waktu tahun 1970-1980 an. Security Service juga
sempat mencatatkan prestasinya dengan memperoleh nama baik di depan
publik Inggris, sekitar pertengahan 1990 an, sejumlah anggota Security Service berhasil membuktikan percobaan tindak terorisme yang akan dilakukan kelompok IRA.
Intelligence Service Act yang disahkan tahun 1994, semakin menguatkan basis hukum kegiatan dan operasional Security Service yang juga menjembatani lahirnya Komite Intelijen dan Keamanan. Berselang waktu dua tahun, kembali Security Service Act diamandemen dengan mengamanatkan pemberian ruang gerak lebih bagi Security Service dalam membantu instansi penegakkan hukum lainnya untuk memerangi kejahatan serius.
B. Perkembangan Organisasi Security Service
Security Service, atau MI5, merupakan badan intelijen keamanan
dalam negeri Inggris, yang sejak awal mempunyai tupoksi dalam memerangi
ancaman yang timbul baik di permukaan maupun yang tersembunyi terhadap
keamanan nasional. Security Service juga bertanggung jawab dalam
memberikan saran keamanan kepada badan lainnya, dan membantu dalam
mengatasi perkembangan ancaman.
Security Service dipimpin oleh Direktur Jenderal, Jonathan Evans yang berkedudukan di Thames House, London. Security Service mempunyai
8 kantor regional yang tersebar di seluruh wilayah Inggris dan kantor
tambahan di Irlandia dijadikan sebagai kantor perwakilan. Security Service membawahi
7 bidang, tiap bagian bertanggung jawab dengan tugas masing-masing,
seperti terorisme, spionase, proliferasi senjata pemusnah massal,
kejahatan serius, subversi.
Security Service juga memainkan kegiatan penting lainnya dalam
memerangi kegiatan teroris dan intel asing. Akhir tahun 1990, Security
Service mulai mengeluarkan file historis dalam Arsip Nasional Inggris,
untuk memenuhi kebutuhan informasi publik terhadap dunia Security Service, mulai dari evolusi, kegiatan historis sampai dengan pengalaman kasus anggota intelijen terkenal dalam abad ke 20-an.
Serangan 11 September 2001 di Amerika Serikat menjadi titik balik Security Service untuk
berperang melawan terorisme yang sewaktu-waktu dapat menyerang Inggris.
Peristiwa 9/11 membuktikan bahwa teroris memiliki kemauan dan kemampuan
membunuh dalam jumlah besar. Pasca serangan teroris internasional,
Februari 2004, Pemerintah Inggris mengumumkan memberikan bantuan kepada
Security Service untuk meningkatkan kinerjanya terkait pemberantasan
terorisme.
Security Service juga berkomitmen meningkatkan jumlah
personilnya yang didasarkan pada situasi peningkatan kebutuhan informasi
terkait perkembangan kasus tersebut. Pasca serangan 11 September 2001, The Joint Terrorism Analysis Center
(JTAC) dibentuk sebagai pusat pemerhati dan kajian dalam membuat
laporan mengenai ancaman terorisme internasional. Organisasi tersebut
sebagai bentuk perwakilan departemen dan badan lainnya, berlokasi di
Thames House, bersampingan dengan kantor Security Service.
Berbicara mengenai payung hukum kegiatan dan operasi Security Service , didasarkan pada Security Service Act 1989.
UU itu mengatur fungsi dan memberikan kewenangan bertanggung jawab
dalam mengcounter setiap ancaman yang masuk. Berdasarkan Security Service Act 1989, fungsi Security Service antara lain:
1. Melindungi keamanan nasional dan melawan ancaman yang berasal dari
spionase, terorisme dan sabotase, kegiatan intelijen asing dan juga
kegiatan yang bertujuan untuk menggangu atau menggulingkan demokrasi
parlemen secara politik, industri dan kerusuhan lainnya.
2. Menjaga pertumbuhan ekonomi agar dapat berjalan dengan baik melawan
ancaman kegiatan atau keinginan seseorang berasal dari luar Inggris yang
ingin mengganggu atau merusak perekonomian nasional.
3. Mendukung kegiatan polisi dan badan penegakkan hukum lainnya dalam pencegahan dan deteksi tindak kasus kejahatan serius.
Dalam tatanan demokrasi, badan keamanan dalam negeri harus terbebas
dari politik dan akuntabel. UU mengamanatkan kewenangan MI5 berada
dibawah Sekertaris Negara, yang mempunyai hak jawab di Parlemen ataupun
di Security Service. UU juga mengamanatkan tanggung jawab
Direktur Jenderal/Kepala yang memimpin MI5 dalam menjalankan tugasnya
harus terbebas dari kepentingan partai politik manapun.(*http://balikkanan.blogspot.com/2013/09/badan-intelijen-
internasional.html/Dari berbagai
sumber).
Penulis : Drs.Simon Arnold julian Jacob
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
ORANMG PINTAR UNTUK TAMBAH PENGETAHUAN PASTI BACA BLOG 'ROTE PINTAR'. TERNYATA 15 NEGARA ASING JUGA SENANG MEMBACA BLOG 'ROTE PINTAR' TERIMA KASIG KEPADA SEMUA PEMBACA BLOG 'ROTE PINTAR' DIMANA SAJA, KAPAN SAJA DAN OLEG SIAPA SAJA. NAMUN SAYA MOHON MAAF KARENA DALAM BEBERAPA HALAMAN DARI TIAP JUDUL TERDAPAT SAMBUNGAN KATA YANG KURANG SEMPURNA PADA SISI PALING KANAN DARI SETIAP HALAM TIDAK BERSAMBUNG BAIK SUKU KATANYA, OLEH KARENA ADA TERDAPAT EROR DI KOMPUTER SAAT MEMASUKKAN DATANYA KE BLOG SEHINGGA SEDIKIT TERGANGGU, DAN SAYA SENDIRI BELUM BISA MENGATASI EROR TERSEBUT, SEHINGGA PARA PEMBACA HARAP MAKLUM, NAMUN DIHARAPKAN BISA DAPAT MEMAHAMI PENGERTIANNYA SECARA UTUH. SEKALI LAGI MOHON MAAF DAN TERIMA KASIH BUAT SEMUA PEMBACA BLOG ROTE PINTAR, KIRANYA DATA-DATA BARU TERUS MENAMBAH ISI BLOG ROTE PINTAR SELANJUTNYA. DARI SAYA : Drs.Simon Arnold Julian Jacob-- Alamat : Jln.Jambon I/414J- Rt.10 - Rw.03 - KRICAK - JATIMULYO - JOGJAKARTA--INDONESIA-- HP.082135680644 - Email : saj_jacob1940@yahoo.co.id.com BLOG ROTE PINTAR : sajjacob.blogspot.com TERIMA KASIH BUAT SEMUA.