Wonderful Life
Senin, 08 Agustus 2011
Tipe PLTN
BERBAGAI TIPE PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA NUKLIR
Beberapa
tipe Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) adalah Reaktor Air Tekan
(Pressurized Water Reactor, PWR), Reaktor Air Tekan Rusia (VVER),
Reaktor Air Didih (Boiling Water Reactor, BWR), Reaktor Air Berat Pipa
Tekan (CANDU), Reaktor Air Berat Pembangkit Uap (Steam Generating Heavy
Water Reactor, SGHWR), Reaktor Pendingin Gas (Gas Cooled Reactor, GCR),
Reaktor Gas Maju (Advanced Gas Reactor, AGR), Reaktor Gas Suhu Tinggi
(High Temperatur Gas Reactor, HTGR), Reaktor Moderator Grafit Pendingin
Air Didih (RBMK), Reaktor Pembiak Cepat (Fast Breeder Reactor, FBR).
1. Prinsip Kerja PLTN
Perbedaan
cara kerja pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) dengan pembangkit
listrik tenaga nuklir (PLTN) ditunjukkan pada Gambar 1.
Gambar 1
Pada
PLTU, di dalam ketel uap (boiler) minyak atau batu bara dibakar untuk
membangkitkan uap dengan temperatur dan tekanan tinggi, kemudian uap ini
disalurkan ke turbin untuk membangkitkan tenaga listrik. Dalam hal
pembangkitan listrik, PLTU dan PLTN mempunyai prinsip yang sama. Panas
yang dihasilkan digunakan untuk membangkitkan uap dan kemudian uap
disalurkan ke turbin untuk membangkitkan listrik. Yang berbeda dari
kedua tipe pembangkit listrik ini adalah mesin pembangkit uapnya, yang
satu berupa ketel uap dan yang lainnya berupa reaktor nuklir. Dalam
reaktor nuklir PLTN, reaksi fisi berantai dipertahankan kontinuitasnya
dalam bahan bakar sehingga bahan bakar menjadi panas. Panas ini kemudian
ditransfer ke pendingin reaktor yang kemudian secara langsung atau tak
langsung digunakan untuk membangkitkan uap. Pembangkitan uap langsung
dilakukan dengan membuat pendingin reaktor (biasanya air biasa, H2O)
mendidih dan menghasilkan uap. Pada pembangkitan uap tak langsung,
pendingin reaktor (disebut pendingin primer) yang menerima panas dari
bahan bakar disalurkan melalui pipa ke perangkat pembangkit uap.
Pendingin primer ini kemudian memberikan panas (menembus media dinding
pipa) ke pendingin sekunder (air biasa) yang berada di luar pipa
perangkat pembangkit uap untuk kemudian panas tersebut mendidihkan
pendingin sekunder dan membangkitkan uap.
2. Tipe Reaktor PLTN
Beberapa tipe reaktor nuklir serta jenis bahan moderator dan pendingin yang digunakan diperlihatkan pada Tabel 1.
Pada umumnya tipe reaktor nuklir dalam PLTN dibedakan berdasarkan
komposisi dan konstruksi dari bahan moderator neutron dan bahan
pendingin yang digunakan sehingga digunakan sebutan seperti reaktor gas,
reaktor air ringan, reaktor air berat (air ringan: H2O; air berat: D2O;
D adalah salah satu isotop hidrogen, yaitu deuterium 2H1). Selain itu
faktor kondisi air pendingin juga menjadi pertimbangan penggolongan tipe
reaktor nuklir dalam PLTN. Jika air pendingin dalam kondisi mendidih
disebut reaktor air didih, jika tak mendidih (atau tidak diizinkan
mendidih, dengan memberi tekanan secukupnya pada pendingin) disebut
reaktor air tekan. Reaktor nuklir dengan temperatur pendingin sangat
tinggi (di atas 800 oC) disebut reaktor gas temperatur tinggi. Kecepatan
neutron rata-rata dalam reaktor yang dihasilkan dari reaksi fisi juga
dipakai untuk menggolongkan tipe reaktor. Berdasarkan kecepatan neutron
rata-rata dalam teras, ada reaktor cepat dan reaktor termal (neutron
dengan kecepatan relatif lambat sering disebut sebagai neutron termal).
Dalam Tabel 2 diperlihatkan beberapa PLTN yang beroperasi di dunia dengan penggolongan tipe reaktornya.
Tabel 2
3. Reaktor Air Ringan (Light Water Reactor, LWR)
Di
antara PLTN yang masih beroperasi di dunia, 80 % adalah PLTN tipe
Reaktor Air Ringan (LWR). Reaktor ini pada awalnya dirancang untuk
tenaga penggerak kapal selam angkatan laut Amerika. Dengan modifikasi
secukupnya dan peningkatan daya seperlunya kemudian digunakan dalam
PLTN. PLTN tipe ini dengan daya terbesar yang masih beroperasi pada saat
ini (tahun 2003) adalah PLTN Chooz dan Civaux di Perancis yang
mempunyai daya 1500 MWe, dari kelas N-4 Perancis. Reaktor Air Ringan
dapat dibedakan menjadi dua golongan yaitu Reaktor Air Didih dan Reaktor
Air Tekan (pendingin tidak mendidih), kedua golongan ini menggunakan
air ringan sebagai bahan pendingin dan moderator.
Pada
tipe reaktor air ringan sebagai bahan bakar digunakan uranium dengan
pengayaan rendah sekitar 2% - 4%; bukan uranium alam karena sifat air
yang menyerap neutron. Kemampuan air dalam memoderasi neutron
(menurunkan kecepatan/ energi neutron) sangat baik, maka jika digunakan
dalam reaktor (sebagai moderator neutron dan pendingin) ukuran teras
reaktor menjadi lebih kecil (kompak) bila dibandingkan dengan reaktor
nuklir tipe reaktor gas dan reaktor air berat.
3.1 Reaktor Air Tekan (Pressurized Water Reactor, PWR)
Pada
PLTN tipe PWR, air sistem pendingin primer masuk ke dalam bejana tekan
reaktor pada tekanan tinggi dan temperatur lebih kurang 290 oC. Air
bertekanan dan bertemperatur tinggi ini bergerak pada sela-sela batang
bahan bakar dalam perangkat bahan bakar ke arah atas teras sambil
mengambil panas dari batang bahan bakar, sehingga temperaturnya naik
menjadi sekitar 320 oC. Air pendingin primer ini kemudian disalurkan ke
perangkat pembangkit uap (lewat sisi dalam pipa pada perangkat
pembangkit uap), di perangkat ini air pendingin primer memberikan energi
panasnya ke air pendingin sekunder (yang ada di sisi luar pipa
pembangkit uap) sehingga temperaturnya naik sampai titik didih dan
terjadi penguapan. Uap yang dihasilkan dari penguapan air pendingin
sekunder tersebut kemudian dikirim ke turbin untuk memutar turbin yang
dikopel dengan generator listrik. Perputaran generator listrik akan
menghasilkan energi listrik yang disalurkan ke jaringan listrik. Air
pendingin primer yang ada dalam bejana reaktor dengan temperatur 320 oC
akan mendidih jika berada pada tekanan udara biasa (sekitar satu
atmosfer). Agar pendingin primer ini tidak mendidih, maka sistem
pendingin primer diberi tekanan hingga 157 atm. Karena adanya pemberian
tekanan ini maka bejana reaktor sering disebut sebagai bejana tekan atau
bejana tekan reaktor. Pada reaktor tipe PWR, air pendingin primer yang
membawa unsur-unsur radioaktif dialirkan hanya sampai ke pembangkit uap,
tidak sampai turbin, oleh karena itu pemeriksaan dan perawatan sistem
sekunder (komponen sistem sekunder: turbin, kondenser, pipa penyalur,
pompa sekunder dll.) menjadi mudah dilakukan. Konstruksi bejana reaktor
tipe PWR ditunjukkan pada Gambar 2, dan perubahan teknologi PWR ditunjukkan pada Gambar 3.
Gambar 2
Gambar 3
Pada
prinsipnya PWR yang dikembangkan oleh Rusia (disebut VVER) sama dengan
PWR yang dikembangkan oleh negara-negara barat. Perbedaan konstruksi
terdapat pada bentuk penampang perangkat bahan bakar VVER (berbentuk
segi enam) dan letak pembangkit uap VVER (horisontal).
Pada
reaktor tipe PWR, seperti yang banyak beroperasi saat ini, peralatan
sistem primer saling dihubungkan membentuk suatu untai (loop). Jika
peralatan sistem primer dihubungkan oleh dua pipa penghubung utama yang
diperpendek, dan kemudian dimasukkan dalam bejana reaktor maka sistem
seperti ini disebut reaktor setengah terintegrasi (setengah modular).
Tetapi jika seluruh sistem primer disatukan dan dimasukkan ke dalam
bejana reaktor maka disebut reaktor terintegrasi (modular), lihat Gambar 4. Reaktor setengah modular ataupun modular tidak dikembangkan untuk PLTN berdaya besar.
Gambar 4
3.2 Reaktor Air Didih (Boiling Water Reactor, BWR)
Karakteristika
unik dari reaktor air didih adalah uap dibangkitkan langsung dalam
bejana reaktor dan kemudian disalurkan ke turbin pembangkit listrik.
Pendingin dalam bejana reaktor berada pada temperatur sekitar 285 oC dan
tekanan jenuhnya sekitar 70 atm. Reaktor ini tidak memiliki perangkat
pembangkit uap tersendiri, karena uap dibangkitkan di bejana reaktor.
Karena itu pada bagian atas bejana reaktor terpasang perangkat pemisah
dan pengering uap, akibatnya konstruksi bejana reaktor menjadi lebih
rumit. Konstruksi reaktor BWR diperlihatkan pada Gambar 5, sedangkan pada Gambar 6 ditunjukan perkembangan teknologi reaktor BWR.
Gambar 5
Gambar 6
4. Reaktor Air Berat (Heavy Water Reactor, HWR)
Dalam
hal kemampuan memoderasi neutron, air berat berada pada urutan
berikutnya setelah air ringan, tetapi air berat hampir tidak menyerap
neutron. Oleh karena itu jika air berat dipakai sebagai moderator, maka
dengan hanya menggunakan uranium alam (tanpa pengayaan) reaktor dapat
beroperasi dengan baik. Bejana reaktor (disebut kalandria) merupakan
tangki besar yang berisi air berat, di dalamnya terdapat pipa kalandria
yang berisi perangkat bahan bakar. Tekanan air berat biasanya berkisar
pada tekanan satu atmosfer, dan temperaturnya dijaga agar tetap di bawah
100 oC. Akan tetapi pendingin dalam pipa kalandria mempunyai tekanan
dan temperatur yang tinggi, sehingga konstruksi pipa kalandria berwujud
pipa tekan yang tahan terhadap tekanan dan temperatur yang tinggi.
4.1 Reaktor Air Berat Tekan (Pressurized Heavy Water
Reactor, PHWR)
CANadian
Deuterium Uranium Reactor (CANDU) adalah suatu PLTN yang tergolong pada
tipe reaktor pendingin air berat tekan dengan pipa tekan. Reaktor ini
merupakan reaktor air berat yang banyak digunakan. Bahan bakar yang
digunakan adalah uranium alam. Kanada menjadi pelopor penyebaran reaktor
tipe ini di seluruh dunia. Gambar konstruksi reaktor CANDU Pickering-1
ditunjukkan pada Gambar 7.
Gambar 7
4.2 Reaktor Air Berat Pendingin Gas (Heavy Water Gas
Cooled Reactor, HWGCR)
HWGCR
atau sering dibalik GCHWR adalah suatu tipe reaktor nuklir yang
menggunakan air berat sebagai bahan moderatornya, sehingga pemanfaatan
neutronnya optimal. Gas pendingin dinaikkan temperaturnya sampai pada
tingkat yang cukup tinggi sehingga efisiensi termal reaktor ini dapat
ditingkatkan. Tetapi oleh karena persoalan pengembangan bahan kelongsong
yang tahan terhadap temperatur tinggi dan paparan radiasi lama belum
terpecahkan hingga sekarang, maka pada akhirnya di dunia hanya terdapat 4
reaktor tipe ini. Di negara Perancis reaktor tipe ini dibangun, tetapi
sebagai bahan kelongsong tidak digunakan berilium melainkan stainless
steel.
4.3 Reaktor Air Berat Pembangkit Uap (Steam Generated Heavy Water Reactor, SGHWR)
Reaktor
ini sering disebut Light Water Cooled Heavy Water Reactor (LWCHWR) dan
hanya ada di Pusat Penelitian Winfrith Inggris. Reaktor berdaya 100 MWe
ini merupakan prototipe reaktor pembangkit daya tipe SGHWR, dan
beroperasi dari tahun 1968 sampai tahun 1990. Pada waktu itu reaktor
SGHWR sempat menjadi suatu fokus pengembangan di Inggris, tetapi oleh
karena persoalan ekonomi maka tidak dikembangkan lebih lanjut.
Sementara
itu Jepang mengembangkan reaktor air berat yang disebut Advanced
Thermal Reactor (ATR). Jepang membangun reaktor ATR Fugen berdaya 165
MWe. Keunikan dari reaktor ATR ini adalah, bahan bakar dapat terbuat
dari uranium dengan pengayaan rendah atau uranium alam yang diperkaya
dengan plutonium. Pada saat bahan bakar terbakar, penyusutan plutonium
di bahan bakar sedikit sekali. Reaktor prototipe Fugen dioperasikan
sejak tahun 1979, tetapi karena terjadi perubahan kebijakan dari
pemerintah, sampai saat ini reaktor ATR komersial belum pernah terwujud.
Reaktor Fugen beroperasi hingga tahun 2002 dan pada tahun berikutnya
direncanakan untuk didekomisioning.
5. Reaktor Grafit
5.1 Reaktor Pendingin Gas (Gas Cooled Reactor, GCR)
Grafit
sebagai bahan moderator sudah digunakan oleh ilmuwan Enrico Fermi sejak
reaktor nuklir pertama Chicago Pile No.1 (CP 1). Grafit terkenal murah
dan dapat diperoleh dalam jumlah besar. Plutonium (Pu-239) yang
digunakan pada bom atom yang dijatuhkan pada saat Perang Dunia II dibuat
di reaktor grafit. Setelah perang dunia berakhir reaktor GCR adalah
salah satu tipe reaktor yang didesain-ulang di Inggris maupun Perancis.
Reaktor ini menggunakan bahan bakar logam uranium alam, moderator grafit
pendingin gas karbondioksida. Bahan kelongsong terbuat dari paduan
magnesium (Magnox), oleh karena itu reaktor ini disebut sebagai reaktor
Magnox. Reaktor Magnox mempunyai pembangkitan daya listrik cukup besar
dan efisiensi ekonomi yang baik. Raktor tipe modifikasi Magnox pernah
dibangun di Jepang pada tahun 1967 sebagai PLTN Tokai. Setelah
beroperasi selama 30 tahun reaktor ini ditutup pada tahun 1998.
5.2 Reaktor Pendingin Gas Maju (Advanced Gas-cooled Reactor, AGR)
Di
Inggris fokus pengembangan teknologi PLTN bergeser ke reaktor berbahan
bakar uranium dengan pengayaan rendah, yang memiliki kerapatan daya dan
efisiensi termal yang tinggi. Unjuk kerja reaktor ini terbukti dapat
diperbaiki. Di Inggris reaktor ini hanya sempat dibangun sebanyak 14
buah saja, karena setelah pertengahan tahun 1980 kebijakan Pemerintah
Inggris berubah.
5.3 Reaktor Pendingin Gas Suhu Tinggi (High
Temperatur Gas-cooled Reactor, HTGR)
Reaktor
ini menggunakan gas helium sebagai pendingin. Karakteristika menonjol
yang unik dari reaktor HTGR ini adalah konstruksi teras didominasi bahan
moderator grafit, temperatur operasi dapat ditingkatkan menjadi tinggi
dan efisiensi pembangkitan listrik dapat mencapai lebih dari 40 %.
Terdapat 3 bentuk bahan bakar dari HTGR, yaitu dapat berupa: (a) Bentuk
batang seperti reaktor air ringan (dipakai di reaktor Dragon dan Peach
Bottom); (b) Bentuk blok, di mana di dalam lubang blok grafit yang
berbentuk segi enam di masukkan batang bahan bakar (dipakai di reaktor
Fort St. Vrain (lihat Gambar 8),
MHTGR, HTTR); (c) Bentuk bola (peble bed), di mana butir bahan bakar
bersalut didistribusikan dalam bola grafit (dipakai di reaktor AVR,
THTR-300).
Gambar 8
5.4 Reaktor Pipa Tekan Air Didih Moderator Grafit (Light Water Gas-cooled Reactor, LWGR)
RBMK
adalah reaktor tipe ini yang hanya dikembangkan di Rusia. Reaktor ini
tidak menggunakan tangki kalandria (berisi air berat) seperti reaktor
tipe SGHWR tetapi menggunakan grafit sebagai moderator, oleh karena itu
dimensi reaktor menjadi besar. Sekitar 1700 buah pipa tekan menembus
susunan blok grafit. Di dalam pipa tekan diisi batang bahan bakar di
mana di sekelilingnya mengalir air ringan yang mengambil panas dari
batang bahan bakar sehingga mendidih. Uap yang terbentuk dikirim ke
turbin pembangkit listrik untuk memutar turbin dan membangkitkan
listrik. Salah satu reaktor tipe ini yang terkenal karena mengalami
kecelakaan adalah reaktor Chernobyl No.4 yang merupakan reaktor tipe
RBMK-1000. Salah satu kegagalan desain pada reaktor tipe RBMK yang
dianggap sebagai kambing hitam terjadinya kecelakaan Chernobyl adalah
tidak tersedianya bejana pengungkung reaktor.
6. Reaktor Cepat (Fast Reactor, FR), Reaktor Pembiak
Cepat (Liquid Metal Fast Breeder Reactor, LMFBR)
Seperti
tersirat dalam nama tipe reaktor ini, neutron cepat yang dihasilkan
dari reaksi fisi dengan kecepatan tinggi dikondisikan sedemikian rupa
sehingga diserap oleh uranium-238 menghasilkan plutonium-239. Dengan
kata lain di dalam reaktor dapat dibiakkan (dibuat) unsur plutonium.
Rapat daya dalam teras reaktor cepat sangat tinggi, oleh karena itu
sebagai pendingin biasanya digunakan bahan logam natrium cair atau logam
cair campuran natrium dan kalium (NaK) yang mempunyai kemampuan tinggi
dalam mengambil panas dari bahan bakar.
Konstruksi
reaktor pembiak cepat terdiri dari pendingin primer yang berupa bahan
logam cair mengambil panas dari bahan bakar dan kemudian mengalir ke
alat penukar panas-antara (intermediate heat exchanger), selanjutnya
energi panas ditransfer ke pendingin sekunder dalam alat penukar
panas-antara ini. Kemudian pendingin sekunder (bahan pendingin adalah
natrium cair atau logam cair natrium) yang tidak mengandung bahan
radioaktif akan mengalir membawa panas yang diterima dari pendingin
primer menuju ke perangkat pembangkit uap, dan memberikan panas ke
pendingin tersier (air ringan) sehingga temperaturnya meningkat dan
mendidih (proses pembangkitan uap). Uap yang dihasilkan selanjutnya
dialirkan ke turbin untuk memutar generator listrik yang dikopel dengan
turbin.
Komponen
sistem primer dari reaktor pembiak cepat terdiri dari bejana reaktor,
pompa sirkulasi primer, alat penukar panas-antara. Komponen ini
dirangkai oleh pipa penyalur pendingin membentuk suatu untai (loop),
karena itu reaktor seperti ini digolongkan dalam kelas reaktor untai.
Apabila seluruh komponen sistem primer di atas semuanya dimasukkan ke
dalam bejana reaktor, maka reaktor pembiak cepat seperti ini digolongkan
dalam kelas reaktor tangki atau reaktor kolam. Contoh reaktor pembiak
cepat tipe reaktor untai adalah reaktor prototipe Monju di Jepang,
sedangkan untuk tipe reaktor kolam adalah reaktor Super Phenix di
Perancis yang sudah menjadi reaktor komersial (lihat Gambar 9).
Reaktor Cepat Eropa (Europian Fast Reactor, EFR) yang secara intensif
dikembangkan oleh negara-negara Eropa diharapkan akan mulai masuk pasar
komersial pada tahun 2010.
Gambar 9
Diambil dari ensiklopedia BATAN
Diposkan oleh
armand ramadhan
di
Senin, Agustus 08, 2011
http://armand10dma.blogspot.com/2011/08/tipe-pltn.html
Penulis : Drs.Simon Arnold Julian Jacob
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
ORANMG PINTAR UNTUK TAMBAH PENGETAHUAN PASTI BACA BLOG 'ROTE PINTAR'. TERNYATA 15 NEGARA ASING JUGA SENANG MEMBACA BLOG 'ROTE PINTAR' TERIMA KASIG KEPADA SEMUA PEMBACA BLOG 'ROTE PINTAR' DIMANA SAJA, KAPAN SAJA DAN OLEG SIAPA SAJA. NAMUN SAYA MOHON MAAF KARENA DALAM BEBERAPA HALAMAN DARI TIAP JUDUL TERDAPAT SAMBUNGAN KATA YANG KURANG SEMPURNA PADA SISI PALING KANAN DARI SETIAP HALAM TIDAK BERSAMBUNG BAIK SUKU KATANYA, OLEH KARENA ADA TERDAPAT EROR DI KOMPUTER SAAT MEMASUKKAN DATANYA KE BLOG SEHINGGA SEDIKIT TERGANGGU, DAN SAYA SENDIRI BELUM BISA MENGATASI EROR TERSEBUT, SEHINGGA PARA PEMBACA HARAP MAKLUM, NAMUN DIHARAPKAN BISA DAPAT MEMAHAMI PENGERTIANNYA SECARA UTUH. SEKALI LAGI MOHON MAAF DAN TERIMA KASIH BUAT SEMUA PEMBACA BLOG ROTE PINTAR, KIRANYA DATA-DATA BARU TERUS MENAMBAH ISI BLOG ROTE PINTAR SELANJUTNYA. DARI SAYA : Drs.Simon Arnold Julian Jacob-- Alamat : Jln.Jambon I/414J- Rt.10 - Rw.03 - KRICAK - JATIMULYO - JOGJAKARTA--INDONESIA-- HP.082135680644 - Email : saj_jacob1940@yahoo.co.id.com BLOG ROTE PINTAR : sajjacob.blogspot.com TERIMA KASIH BUAT SEMUA.