Archive for the PERBEKALAN AIR & LISTRIK Category
PENGENALAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA
NUKLIR (PLTN)
Posted in PERBEKALAN AIR & LISTRIK on April 22, 2010 by zeniad
Masyarakat
pertama kali mengenal tenaga nuklir dalam bentuk bom atom yang
dijatuhkan di Hiroshima dan Nagasaki dalam Perang Dunia II tahun 1945.
Sedemikian dahsyatnya akibat yang ditimbulkan oleh bom tersebut sehingga
pengaruhnya masih dapat dirasakan sampai sekarang.
Di samping
sebagai senjata pamungkas yang dahsyat, sejak lama orang telah
memikirkan bagaimana cara memanfaatkan tenaga nuklir untuk kesejahteraan
umat manusia. Sampai saat ini tenaga nuklir, khususnya zat radioaktif
telah dipergunakan secara luas dalam berbagai bidang antara lain bidang
industri, kesehatan, pertanian, peternakan, sterilisasi produk farmasi
dan alat kedokteran, pengawetan bahan makanan, bidang hidrologi, yang
merupakan aplikasi teknik nuklir untuk non energi. Salah satu
pemanfaatan teknik nuklir dalam bidang energi saat ini sudah berkembang
dan dimanfaatkan secara besar-besaran dalam bentuk Pembangkit Listrik
Tenaga nuklir (PLTN), dimana tenaga nuklir digunakan untuk membangkitkan
tenaga listrik yang relatif murah, aman dan tidak mencemari lingkungan.
Pemanfaatan
tenaga nuklir dalam bentuk PLTN mulai dikembangkan secara komersial
sejak tahun 1954. Pada waktu itu di Rusia (USSR), dibangun dan
dioperasikan satu unit PLTN air ringan bertekanan tinggi (VVER = PWR)
yang setahun kemudian mencapai daya 5 Mwe. Pada tahun 1956 di Inggris
dikembangkan PLTN jenis Gas Cooled Reactor (GCR + Reaktor berpendingin
gas) dengan daya 100 Mwe.
Pada tahun
1997 di seluruh dunia baik di negara maju maupun negara sedang
berkembang telah dioperasikan sebanyak 443 unit PLTN yang tersebar di 31
negara dengan kontribusi sekitar 18 % dari pasokan tenaga listrik dunia
dengan total pembangkitan dayanya mencapai 351.000 Mwe dan 36 unit PLTN
sedang dalam tahap kontruksi di 18 negara.
Perbedaan Pembangkit Listrik Konvensional (PLK)
dengan PLTN
Dalam
pembangkit listrik konvensional, air diuapkan di dalam suatu ketel
melalui pembakaran bahan fosil (minyak, batubara dan gas). Uang yang
dihasilkan dialirkan ke turbin uap yang akan bergerak apabila ada
tekanan uap. Perputaran turbin selanjutnya digunakan untuk menggerakkan
generator, sehingga akan dihasilkan tenaga listrik.
Pembangkit
listrik dengan bahan bakar batubara, minyak dan g as mempunyai potensi
yang dapat menimbulkan dampak lingkungan dan masalah transportasi
bahanbakar dari tambang menuju lokasi pembangkitan. Dampak lingkungan
akibat pembakaran bahan fosil tersebut dapat berupa CO2 (karbon
dioksida), SO2 (sulfur dioksida) dan NOx (nitrogen oksida), serta debu
yang mengandung logam berat. Kekhawatiran terbesar dalam pembangkit
listrik dengan bahan bakar fosil adalah dapat menimbulkan hujan asam dan
peningkatan pemanasan global.
Gambar 1
PLTN
berperasi dengan prinsip yang sama seperti PLK, hanya panas yang
digunakan untuk menghasilkan uap tidak dihasilkan dari pembakaran bahan
fosil, tetapi dihasilkan dari reaksi pembelahan inti bahan fisil
(uranium) dalam suatu reaktor nuklir. tenaga panas tersebut digunakan
untuk membangkitkan uap di dalam sistem pembangkit uap ( Steam
Generator)
dan selanjutnya sama seperti pada PLK, uap digunakan untuk menggerakkan turbingenerator sebagai pembangkit tenaga listrik. Sebagai pemindah panas biasa digunakan air yang disirkulasikan secara terus menerus selama PLTN beroperasi.
dan selanjutnya sama seperti pada PLK, uap digunakan untuk menggerakkan turbingenerator sebagai pembangkit tenaga listrik. Sebagai pemindah panas biasa digunakan air yang disirkulasikan secara terus menerus selama PLTN beroperasi.
Proses
pembangkitan listrik ini tidak membebaskan asap atau debu yang
mengandung logam berat yang dibuang ke lingkungan atau melepaskan
partikel yang berbahaya seperti CO2, SO2, NOx ke lingkungan, sehingga
PLTN ini merupakan pembangkit listrik yang ramah lingkungan. Limbah
radioaktif yang dihasilkan dari pengoperasian PLTN adalah berupa elemen
bakar bekas dalam bentuk padat. Elemen bakar bekas ini untuk sementara
bisa disimpan di lokasi PLTN sebelum dilakukan penyimpanan secara
lestari.
Tentang Fisika Nuklir
Panas yang
digunakan untuk membangkitkan uap diproduksi sebagai hasil dari
pembelahan inti atom yang dapat diuraikan sebagai berikut :
Apabila satu
neutron (dihasilkan dari sumber neutron) tertangkap oleh satu inti atom
uranium-235, inti atom ini akan terbelah menjadi 2 atau 3
bagian/fragmen. Sebagian dari energi yang semula mengikat
fragmen-fragmen tersebut masing-masing dalam bentuk energi kinetik,
sehingga mereka dapat bergerak dengan kecepatan tinggi. Oleh karena
fragmen-fragmen itu berada di dalam struktur kristal uranium, mereka
tidak dapat bergerak jauh dan gerakannya segera diperlambat.
Dalam proses
perlambatan ini energi kinetik diubah menjadi panas (energi termal).
Sebagai gambaaran dapat dikemukakan bahwa energi termal yang dihasilkan
dari reaksi pembelahan 1 kg uranium-235 murni besarnya adalah 17 milyar
kilo kalori, atau setara dengan energi termal yang dihasilkan dari
pembakaran 2,4 juta kg (2400 ton) batubara.
Selain
fragmen-fragmen tersebut reaksi pembelahan menghasilkan pula 2 atau 3
neutron yang dilepaskan dengan kecepatan lebih besar dari 10.000 km per
detik. Neutron-neutron ini disebut neutron cepat yang mampu bergerak
bebas tanpa dirintangi oleh atom-atom uranium atau atom-atom
kelongsongnya. Agar mudah ditangkap oleh inti atom uranium guna
menghasilkan reaksi pembelahan, kecepatan neutron ini harus diperlambat.
Zat yang dapat memperlambat kecepatan neutron disebut moderator.
Air Sebagai Pemerlambat Neutron (Moderator)
Seperti
telah disebutkan di atas, panas yang dihasilkan dari reaksi pembelahan,
oleh air yang bertekanan 160 atmosfir dan suhu 300 0C secara terus
menerus dipompakan ke dalam reaktor melalui saluran pendingin reaktor.
Air bersirkulasi dalam saluran pendingin ini tidak hanya berfungsi
sebagai pendingin saja melainkan juga bertindak sebagai moderator, yaitu
sebagai medium yang dapat memperlambat neutron. Neutron cepat akan
kehilangan sebagian energinya selama menumbuk atom-atom hidrogen.
Setelah kecepatan neutron turun sampai 2000 m per detik atau sama dengan
kecepatan molekul gas pada suhu 300 0C, barulah ia mampu membelah inti
atom uranium-235. Neutron yang telah diperlambat disebut neutron termal.
Reaksi Pembelahan Inti Berantai Terkendali
Untuk
mendapatkan keluaran termal yang mantap, perlu dijamin agar banyaknya
reaksi pembelahan inti yang terjadi dalam teras reaktor dipertahankan
pada tingkat tetap, yaitu 2 atau 3 neutron yang dihasilkan dalam reaksi
itu hanya satu yang dapat meneruskan reaksi pembelahan.
Neutron
lainnya dapat lolos keluar reaktor, atau terserap oleh bahan lainnya
tanpa menimbulkan reaksi pembelahan atau diserap oleh batang kendali.
Batang kendali dibuat dari bahan-bahan yang dapat menyerap neutron,
sehingga jumlah neutron yang menyebabkan reaksi pembelahan dapat
dikendalikan dengan mengatur keluar atau masuknya batang kendali ke
dalam teras reaktor.
Sehubungan dengan uraian di atas perlu digarisbawahi bahwa :
- Reaksi pembelahan berantai hanya dimungkinkan apabila ada moderator.
- Kandungan uranium-235 di dalam bahan bakar nuklir maksimum adalah 3,2 %.
Kandungan
ini kecil sekali dan terdistribusi secara merata dalam isotop
uranium-238, sehingga tidak mungkin terjadi reaksi pembelahan berantai
secara tidak terkendali di dalamnya.
Radiasi dan Hasil Belahan
Fragmen-fragmen
yang diproduksi selama reaksi pembelahan inti disebut hasil belahan,
yang kebanyakan berupa atom-atom radioaktif seperti xenon-133,
kripton-85 dan iodium-131. Zat radioaktif ini meluruh menjadi atom lain
dengan memancarkan radiasi alpha, beta, gamma atau neutron.
Selama
proses peluruhan, radiasi yang dipancarkan dapat diserap oleh
bahan-bahan lain yang berada di dalam reaktor, sehingga energi yang
dilepaskan berubah menjadi panas. Panas ini disebut panas peluruhan yang
akan terus diproduksi walaupun reaktor berhenti beroperasi. Oleh karena
itu reaktor dilengkapi dengan suatu sistem pembuangan panas peluruhan.
Selain hasil belahan, dalam reaktor dihasilkan pula bahan radioaktif
lain sebagai hasil aktivitas neutron. Bahan radioaktif ini terjadi
karena bahan-bahan lain yang berada di dalam reaktor (seperti
kelongsongan atau bahan struktur) menangkap neutron sehingga berubah
menjadi unsur lain yang bersifat radioaktif.
Radioaktif
adalah sumber utama timbulnya bahaya dari suatu PLTN, oleh karena itu
semua sistem pengamanan PLTN ditujukan untuk mencegah atau menghalangi
terlepasnya zat radioaktif ke lingkungan dengan aktivitas yang melampaui
nilai batas ambang yang diizinkan menurut peraturan yang berlaku.
Keselamatan Nuklir
Berbagai
usaha pengamanan dilakukan untuk melindungi kesehatan dan keselamatan
masyarakat, para pekerja reaktor dan lingkungan PLTN. Usaha ini
dilakukan untuk menjamin agar radioaktif yang dihasilkan reaktor nuklir
tidak terlepas ke lingkungan baik selama operasi maupun jika terjadi
kecelakaan.
Tindakan
protektif dilakukan untuk menjamin agar PLTN dapat dihentikan dengan
aman setiap waktu jika diinginkan dan dapat tetap dipertahanan dalam
keadaan aman, yakni memperoleh pendinginan yang cukup. Untyuk ini panas
peluruhan yang dihasilkan harus dibuang dari teras reaktor, karena dapat
menimbulkan bahaya akibat pemanasan lebih pada reaktor.
- Keselamatan terpasangKeselamatan terpasang dirancang berdasarkan sifat-sifat alamiah air dan uranium. Bila suhu dalam teras reaktor naik, jumlah neutron yang tidak tertangkap maupun yang tidak mengalami proses perlambatan akan bertambah, sehingga reaksi pembelahan berkurang. Akibatnya panas yang dihasilkan juga berkurang. Sifat ini akan menjamin bahwa teras reaktor tidak akan rusak walaupun sistem kendali gagal beroperasi.
- Penghalang Ganda PLTN mempunyai
sistem pengaman yang ketat dan berlapis-lapis, sehingga kemungkinan
terjadi kecelakaan maupun akibat yang ditimbulkannya sangat kecil.
Sebagai contoh, zat radioaktif yang dihasilkan selama reaksi
pembelahan inti uranium sebagian besar (> 99%) akan tetap
tersimpan di dalam matriks bahan bakar, yang berfungsi sebagai
penghalang pertama.
Selama operasi maupun jika terjadi kecelakaan, kelongsongan bahan bakar akan berperan sebagai penghalang kedua untuk mencegah terlepasnya zat radioaktif tersebut keluar kelongsongan. Dalam hal zat radioaktif masih dapat keluar dari dalam kelongsongan, masih ada penghalang ketiga yaitu sistem pendingin. Lepas dari sistem pendingin, masih ada penghalang keempat berupa bejana tekan dibuat dari baja dengan tebal ± 20 cm. Penghalang kelima adalah perisai beton dengan tebal 1,5-2 m. Bila zat radioaktif itu masih ada yang lolos dari perisai beton, masih ada penghalang keenam, yaitu sistem pengungkung yang terdiri dari pelat baja setebal ± 7 cm dan beton setebal 1,5-2 m yang kedap udara.
Jadi selama operasi atau jika terjadi kecelakaan, zat radioaktif benar-benar tersimpan dalam reaktor dan tidak dilepaskan ke lingkungan. Kalaupun masih ada zat radioaktif yang terlepas jumlahnya sudah sangat diperkecil sehingga dampaknya terhadap lingkungan tidak berarti.
Gb. Sistem Keselamatan Reaktor dengan Penghalang Ganda
- Pertahanan Berlapis Disain keselamatan suatu PLTN menganut falsah pertahanan berlapis (defence in depth). Pertahanan berlapis ini meliputi : lapisan keselamatan pertama, PLTN dirancang, dibangun dan dioperasikan sesuai dengan ketentuan yang sangat ketat, mutu yang tinggi dan teknologi mutakhir; lapis keselamatan kedua, PLTN dilengkapi dengan sistem pengaman/keselamatan yang digunakan untuk mencegah dan mengatasi akibat-aibat dari kecelakaan yang mungkin dapat terjadi selama umur PLTN dan lapis keselamatan ketiga, PLTN dilengkapi dengan sistem pengamanan tambahan, yang dapat diperkirakan dapat terjadi pada suatu PLTN. Namun demikian kecelakaan tersebut kemungkinan terjadinya sedemikian sehingga tidak akan pernah terjadi selama umu uperasi PLTN.
Limbah Radioaktif
Selama
operasi PLTN, pencemaran yang disebabkan oleh zat radioaktif terhadap
linkungan dapat dikatakan tidak ada. Air laut atau sungai yang
dipergunakan untuk membawa panas dari kondesnsor sama sekali tidak
mengandung zat radioaktif, karena tidak bercampur dengan air pendingin
yang bersirkulasi di dalam reaktor.
Gas
radioaktif yang dapat keluar dari sistem reaktor tetap terkungkung di
dalam sistem pengungkung PLTN dan sudah melalui sistem ventilasi dengan
filter yang berlapis-lapis. Gas yang dilepas melalui cerobong
aktivitasnya sangat kecil (sekitar 2 milicurie/tahun), sehingga tidak
menimbulkan dampak terhadap lingkungan.
Pada PLTN
sebagian besar limbah yang dihasilkan adalah limbah aktivitas rendah (70
– 80 %). Sedangkan limbah aktivitas tinggi dihasilkan pada proses daur
ulang elemen bakar nuklir bekas, sehingga apabila elemen bakar bekasnya
tidak didaur ulang, limbah aktivitas tinggi ini jumlahnya sangat
sedikit.
Penangan limbah radioaktif aktivitas rendah, sedang maupun aktivitas tinggi pada umumnya mengikuti tiga prinsip, yaitu :
- Memperkecil volumenya dengan cara evaporasi, insenerasi, kompaksi/ditekan.
- Mengolah menjadi bentuk stabil (baik fisik maupun kimia) untuk memudahkan dalam transportasi dan penyimpanan.
- menyimpan limbah yang telah diolah, di tempat yang terisolasi.
Pengolahan
limbah cair dengan cara evaporasi/pemanasan untuk memperkecil volume,
kemudian dipadatkan dengan semen (sementasi) atau dengan gelas masif
(vitrifikasi) di dalam wadah yang kedap air, tahan banting, misalnya
terbuat dari beton bertulang atau dari baja tahan karat.
Pengolahan
limbah padat adalah dengan cara diperkecil volumenya melalui proses
insenerasi/pembakaran, selanjutnya abunya disementasi. Sedangkan limbah
yang tidak dapat dibakar diperkecil volumenya dengan kompaksi/penekanan
dan dipadatkan di dalam drum/beton dengan semen. Sedangn limbah padat
yang tidak dapat dibakar atau tidak dapat dikompaksi, harus
dipotong-potong dan dimasukkan dalam beton kemudian dipadatkan dengan
semen atau gelas masif.
Selanjutnya
limbah radioaktif yang telah diolah disimpan secara sementara (10-50
tahun) di gudang penyimpanan limbah yang kedap air sebelum disimpan
secara lestari. Tempat penyimpanan lembah lestari dipilih di
tempat/lokasi khusus, dengan kondisi geologi yang stabil dan secara
ekonomi tidak bermanfaat.
Gambar 3
Di intisarikan Oleh
LIFES TRAW TAHUKAH ANDA,,,,,? ALAT SEDERHANA
PENYELAMAT DUNIA
Posted in PERBEKALAN AIR & LISTRIK on April 5, 2010 by zeniad
Itulah nama produknya,,,,,
Kelihatan
sederhana namun manfaatnya bagi mereka yang kekurangan air bersih
sangatlah besar. Dengan LifeStraw air yang kotor dapat langsung diminum,
namun tidak menyebabkan orang yang meminumnya menjadi sakit.
LifeStraw (Sedotan Kehidupan) adalah filter air yang dirancang oleh Vestergaard Frandsen dari Swiss.
Vestergaard
Frandsen sendiri merupakan sebuah perusahaan Eropa berbasis
Internasional yang bergerak dibidang kemanusiaan dan mengkhususkan diri
dalam tanggap darurat atas permasalahan yang kompleks. Mereka juga
membuat produk-produk untuk pengendalian penyakit.
Data-data mengenai LifeStraw:
- Panjang: 31 cm, Diameter: 30 mm, Price: about $3.00
- Model-model LifeStraw:
- LifeStraw Personal filter minimum 700 liter air, cukup untuk satu orang dan satu tahun.
- LifeStraw Family menyaring paling sedikit 18.000 liter air, menyediakan air minum yang aman untuk sebuah keluarga selama lebih dari dua tahun.
- Lifestraw menghilangkan 99,9999% bakteri yang menular melalui air, 99,99% virus, dan 99,9% parasit.
- Penyakit yang dapat dicegah antara lain difteria, kolera dan diare.
- LifeStraw dapat menyaring hingga 700 liter air sebelum harus diganti.
Cara kerja LifeStraw
Semua proses
ini dilakukan hanya dengan menghisap secara reguler, tidak beda jauh
ketika menggunakan pipet minuman konvensional sehari-hari.
Inovasi-inovasi yang diberikan oleh LifeStraw sangat mengesankan
sehingga disebut sebagai salah satu temuan terbesar di 2005 oleh Time
Magazine dan memenangkan Index Award untuk inovasi di bidang desain yang
akan secara signifikan memperbaiki hidup manusia.
Biaya yang
murah dan imbas langsung yang bisa dimiliki oleh LifeStraw ketika
mencapai orang-orang yang membutuhkan akan menjadikan alat ini sebagai
alat yang sempurna untuk para kelompok-kelompok amal di dunia.
Dengan
dikombinasikan dengan dengan upaya-upaya baru untuk menyediakan sumur
dan waduk-waduk bagi masyarakat, LifeStraw bisa memberikan kontribusi
langsung yang signifikan bagi krisis air global yang kita hadapi dengan
mewujudkan Tujuan Pembangunan Milenium yakni mengurangi setengah jumlah
orang yang tidak memiliki akses berkelanjutan terhadap air minum yang
aman pada tahun 2015. LifeStraw juga bisa menjadi cara yang jitu untuk
mengatasi kebutuhan mendesak akan air oleh para korban bencana alam
seperti angin badai, gempa bumi dan lain-lain.
Di Sarikan Dari Berbagai Sumber
Pembangkit Listrik Tenaga Sampah
Posted in PERBEKALAN AIR & LISTRIK on Januari 29, 2010 by zeniad
Selama ini
kita mengenal sampah sebagai suatu yang menjijikan dapat kita manfaatkan
tetapi minim,selama ini kita mengelola sampah hanya sebatas
menjadikannya sebagai kompos/pupuk alami dan dimanfaatkan sebagai bahan
kerajinan, tetapi sampah diubah menjadi tenaga listrik,rasanya baru kali
ini terdengar bayangkan jika ada PLTS (pembangkit Listrik tenaga
sampah) kesannya sangat lucu.
Tetapi
jangan kuatir Mimpi mengubah sampah dan limbah menjadi aliran listrik
kian mendekati kenyataan, terlebih ketika para peneliti dari Universitas
Minnesota Amerika Serikat menemukan kunci konversi sampah ke
listrik(waw…….)
bagan aliran proses konversi sampah ke listrik
(www.pspincineration.co.uk/images/plant.jpg)
Baru-baru
ini hasil penelitian tim Universitas Minnesota mendapati bahwa organisme
bakteri yang mampu menghasilkan listrik bisa ditingkatkan produksi
energinya dengan pasokan riboflavin- yang lazimnya dikenal dengan
vitamin B-2.
Bakteri penghasil listrik itu bernama Shewanella, seringnya didapati di air dan tanah.
“Bakteri ini
bisa mengubah asam susu (lactic acid) menjadi listrik,” kata Daniel
Bond dan Jeffrey Gralnick dari Jurusan Mikrobiologi Institut
Bio-Teknologi Universitas Minnesota yang memimpin penelitian.
Ini sangat
membahagiakan buat kami, karena menuntaskan teka-teki biologi yang
sangat fundamental, kata Bond. Ia menjelaskan, Para pakar selama sudah
bertahun-tahun mengetahui bahwa Shewanella bisa menghasilkan listrik.
Dan sekarang kami tahu bagaimana bakteri ini melakukannya.
Penemuan
ini juga berarti bakteri Shewanellabisa memproduksi energi lebih banyak
lagi bisa riboflavinditingkatkan jumlahnya. Selain itu penelitian tim
UniversitasMinnesota ini juga membuka peluang bagi berbagai inovasi di
bidang energi terbarukan dan pembersihan lingkungan.
Hasil
penelitian ini dipublikasikan dalam jurnal ilmiah Proceedings of the
National Academy of Sciencesedisi 3 Maret 2008. Tim penelitian yang
lintas-disiplin ilmu ini menunjukkan bahwa bakteri tumbuh di elektroda
yang secara alamiah menghasilkan riboflavin.
Karena
riboflavinsanggup membawa elektron dari sel-sel hidup ke elektroda, maka
angka produksi listrik pun bisa ditingkatkan menjadi 370 persen saat
riboflavinditambah jumlahnya. Penambahan bahan bakar mikroba ini
menggunakan bakteri serupa yang bisa menghasilkan listrik untuk
membersihkan limbah air. Bakteri bisa membantu kita menurunkan biaya
pabrik pengelolaan limbah air, kata Bond. Tapi untuk aplikasi yang lebih
ambisius seperti listrik untuk transportasi rumah atau bisnis, masih
kata Bond, dibutuhkan temuan ilmu biologi yang lebih mutahir dan pasokan
bahan bakar sel yang lebih murah.
Lalu timbul pertanyaan, Bagaimana bakteri ini bisa menghasilkan listrik?
Secara
alamiah, bakteri seperti Shewanella butuh mendapatkan dan melarutkan
benda-benda logam seperti besi. Dengan kemampuan mengarahkan secara
langsung elektron ke logam, membuat bakteri ini bisa mengubah kadar
kimia dan tingkat ketersediaannya.
Bakteri sudah sejak miliar tahun lalu mengubah kadar kimia di lingkungan hidup kita, kata Gralnick.
Kemampuan
mereka membuat besi menjadi zat yang terlarutkan adalah kunci dari
proses siklus logam di lingkungan dan memainkan peran yang sangat
penting buat kehidupan di Bumi, tambahnya.
Proses ini bisa berlaku terbalik untuk menghindari logam terkena kerosi, teruma buat logam-logam di kapal laut.
Sumber:
PEMANFAATAN ENERGI OMBAK SEBAGAI PEMBANGKIT TENAGA LISTRIK PERTAMA DI DUNIA
Posted in PERBEKALAN AIR & LISTRIK on Agustus 13, 2009 by zeniad
Tahukah anda???
Untuk bisa
melangsungkan hidupnya, manusia harus berusaha memanfaatkan sumber daya
hayati yang ada di bumi ini dengan sebaik-baiknya. Akan tetapi
penggunaan tersebut haruslah mempunyai tujuan yang positif yang nantinya
tidak akan membahayakan manusia itu sendiri.
Kenyataanya,
Indonesia memiliki garis pantai terpanjang kedua setelah Norwegia.
Sayangnya potensi energi pantai yang ada belum banyak dimanfaatkan.
Masalah yang terjadi dalam kebutuhan manusia adalah kesenjangan antara
kebutuhan hidup serta persediaan energi. Seperti saat ini kebutuhan akan
minyak semakin turun, dikhawatirkan 5 tahun mendatang kebutuhan akan
energi akan habis, lalu bagaimana dengan nasib anak cucu kita nanti?
Oleh karena itu perlu adanya pemanfaatan energi sumber daya hayati yang
perlu dikembangkan saat ini.
Gambar tengah (1): Rumput laut mekanik yang disebut juga Biowave.
Sumber daya
hayati yang ada di planet bumi ini salah satunya adalah lautan. Selain
mendominasi wilayah di bumi ini, laut juga mempunyai banyak potensi
pangan (beranekaragam spesies ikan dan tanaman laut) dan potensi sebagai
sumber energi. Energi yang ada di laut ada 3 macam, yaitu: energi
ombak, energi pasang surut dan energi panas laut.
Salah satu
energi di laut tersebut adalah energi ombak. Sebenarnya ombak merupakan
sumber energi yang cukup besar. Ombak merupakan gerakan air laut yang
turun-naik atau bergulung-gulung. Energi ombak adalah energi alternatif
yang dibangkitkan melalui efek gerakan tekanan udara akibat fluktuasi
pergerakan gelombang.
Energi ombak
dapat digunakan sebagai pembangkit tenaga listrik, seperti saat ini
telah didirikan sebuah Pembangkit Listrik Bertenaga Ombak (PLTO) di
Yogyakarta, yaitu model Oscillating Water Column. Tujuan
didirikannya PLTO ini adalah untuk memberikan model sumber energi
alternatif yang ketersediaan sumbernya cukup melimpah di wilayah
perairan pantai Indonesia. Model ini menunjukan tingkat efisiensi energi
yang dihasilkan dan parameter-parameter minimal hiroosenografi yang
layak, baik itu secara teknis maupun ekonomis untuk melakukan konversi
energi.
Dalam PLTO
ini proses masuk dan keluarnya aliran ombak pada suatu ruangan tertentu
(khusus) dapat menyebabkan terdorongnya udara keluar dan masuk melalui
sebuah saluran di atas ruang khusus tersebut. Apabila diletakkan sebuah
turbin di ujung saluran tersebut, maka aliran udara yang keluar masuk
akan memutar turbin yang menggerakkan generator. Kelemahan dari model
ini adalah aliran keluar masuk udara dapat menimbulkan kebisingan, akan
tetapi karena aliran ombak sudah cukup bising umumnya ini tidak menjadi
masalah besar.
Gambar kanan (2): Sirip ekor ikan hiu buatan yang disebut Biostream.
Selain model Oscillating Water Column,
ada beberapa perusahaan & lembaga lainnya yang mengembangkan model
yang berbeda untuk memanfaatkan ombak sebagai penghasil energi listrik,
antara lain:
1. Ocean Power Delivery;
perusahaan ini mendesain tabung-tabung yang sekilas terlihat seperti
ular mengambang di permukaan laut (dengan sebutan Pelamis) sebagai
penghasil listrik. Setiap tabung memiliki panjang sekitar 122 meter dan
terbagi menjadi empat segmen. Setiap ombak yang melalui alat ini akan
menyebabkan tabung silinder tersebut bergerak secara vertikal maupun
lateral. Gerakan yang ditimbulkan akan mendorong piston diantara tiap
sambungan segmen yang selanjutnya memompa cairan hidrolik bertekanan
melalui sebuah motor untuk menggerakkan generator listrik. Supaya tidak
ikut terbawa arus, setiap tabung ditahan di dasar laut menggunakan
jangkar khusus.
2. Renewable Energy Holdings;
ide mereka untuk menghasilkan listrik dari tenaga ombak menggunakan
peralatan yang dipasang di dasar laut dekat tepi pantai sedikit mirip
dengan Pelamis. Prinsipnya menggunakan gerakan naik turun dari ombak
untuk menggerakkan piston yang bergerak naik turun pula di dalam sebuah
silinder. Gerakan dari piston tersebut selanjutnya digunakan untuk
mendorong air laut guna memutar turbin.
3. SRI International;
konsepnya menggunakan sejenis plastik khusus bernama elastomer
dielektrik yang bereaksi terhadap listrik. Ketika listrik dialirkan
melalui elastomer tersebut, elastomer akan meregang dan terkompresi
bergantian. Sebaliknya jika elastomer tersebut dikompresi atau
diregangkan, maka energi listrik pun timbul. Berdasarkan konsep tersebut
idenya ialah menghubungkan sebuah pelampung dengan elastomer yang
terikat di dasar laut. Ketika pelampung diombang-ambingkan oleh ombak,
maka regangan maupun tahanan yang dialami elastomer akan menghasilkan
listrik.
4. BioPower Systems;
perusahaan inovatif ini mengembangkan sirip-ekor-ikan-hiu buatan dan
rumput laut mekanik untuk menangkap energi dari ombak. Idenya bermula
dari pemikiran sederhana bahwa sistem yang berfungsi paling baik di laut
tentunya adalah sistem yang telah ada disana selama beribu-ribu tahun
lamanya. Ketika arus ombak menggoyang sirip ekor mekanik dari samping ke
samping sebuah kotak gir akan mengubah gerakan osilasi tersebut menjadi
gerakan searah yang menggerakkan sebuah generator magnetik. Rumput laut
mekaniknya pun bekerja dengan cara yang sama, yaitu dengan menangkap
arus ombak di permukaan laut dan menggunakan generator yang serupa untuk
merubah pergerakan laut menjadi listrik.
Gambar kiri (3): Pelamis Wave Energy Converters dari Ocean Power Delivery.
Namun kekurangan dalam pemanfaatan energi ombak sebagai pembangkit listrik ini adalah
1. Bergantung pada ombak; kadang dapat energi, kadang pula tidak,
2. Perlu
menemukan lokasi yang sesuai dimana ombaknya kuat dan muncul secara
konsisten. Akan tetapi jika kita memanfaatkan energy ini maka kelebihan
yang kita dapatkan adalah energi bisa diperoleh secara gratis, tidak
butuh bahan bakar, tidak menghasilkan limbah, mudah dioperasikan dan
biaya perawatan rendah, serta dapat menghasilkan energi dalam jumlah
yang memadai.
Oleh karena
itu mengingat potensi yang telah dmiliki oleh ombak begitu besar, maka
sebaiknya mulai sekarang kita perlu memanfaatkan energi ombak ini
sebagai pembangkit tenaga listrik guna memenuhi kebutuhan akan energy
listrik di hari mendatang, dengan mengembangkan model tersebut di
seluruh pesisir pantai Indonesia.
Diintisarikan Dari Berbagai Sumber
Memanfaatkan energi yang tersimpan dalam arus tenang sungai dan laut dengan VIVACE
Posted in PERBEKALAN AIR & LISTRIK, Uncategorized on April 3, 2009 by zeniad
Arus laut
dan sungai yang mempunyai kecepatan rendah sangat banyak terdapat di
berbagai belahan dunia. Meski hanya mempunyai kecepatan di bawah 6
km/jam atau sekitar 2 m/detik, energi yang tersimpan di dalamnya bisa
dimanfaatkan sebagai sumber energi alternatif. Sementara turbin dan
kincir air konvensional yang ada saat ini membutuhkan rata-rata 3-4
m/detik.
Para ahli di University of Michigan telah membuat mesin yang bekerja
menyerupai ikan dengan mengubah getaran merusak yang ada dalam aliran
menjadi energi yang terbarukan.
Mesin yang dinamakan VIVACE, dikenal sebagai perangkat pertama yang
bisa mengambil energi dari sebagian besar arus air laut dan sungai di
seluruh dunia, saat ini sudah bisa dilihat paparan detilnya pada Journal
of Offshore Mechanics and Arctic Engineering.
VIVACE, yang merupakan kependekan dari Vortex Induced Vibrations for
Aquatic Clean Energy, menerapkan prinsip hidrokinetik yang mengandalkan
pada ”vortex induced vibrations”, suatu getaran akibat dari adanya
pusaran-pusaran dalam suatu fluida, seperti air atau udara.
Pada setiap obyek yang berada di arus fluida, akan timbul semacam
pusaran-pusaran, bisa dikatakan turbulensi yang berada di bagian depan
dan belakang obyek tersebut. Getaran-getaran yang terjadi pada
pusaran-pusaran arus tersebut seringkali menyebabkan kerusakan pada
anjungan minyak, dermaga dan bangunan-bangunan yang ada di pantai.
”Selama lebih dari 25 tahun, para ahli berusaha untuk menekan dan
mengurangi getaran-getaran yang terjadi. Tetapi, kini sebaliknya di
University of Michigan, kami melakukan sebaliknya. Kami berusaha untuk
mengambil energi yang ditimbulkannya,” ujar Michael Bernitsas, professor
di Teknik Kelautan dan Arsitek Perkapalan di universitas tersebut.
Ikan sudah dikenal lama mempunyai teknologi untuk memanfaatkan
pusaran-pusaran menjadi energi tambahan untuk berenang dengan cepat.
Bentuk tubuhnya yang streamline, didesain khusus untuk mengatasi masalah
pusaran air yang terjadi dan menumpangkan dirinya pada getaran-getaran
yang ditimbulkan oleh ikan-ikan lainnya ketika berenang dalam kelompok.
Prototip yang saat ini dimiliki University of Michigan memang tidak
menyerupai bentuk ikan, tetapi di masa mendatang prototipnya akan
mengadopsi semua teknologi yang dimiliki ikan, mulai dari bentuk ekor
hingga kepala yang ada padanya.
Menurut Bernitsas, hanya dengan menggunakan VIVACE berukuran
sepanjang trek untuk jogging dan setinggi rumah dua lantai, sudah cukup
untuk melistrik 100.000 rumah. Dan berdasar studi terakhir para peneliti
tersebut untuk masalah kelayakannya, Bernitsas mengatakan besaran harga
listrik yang dihasilkan akan berkisar 5,5 sen dolar per kWh. Listrik
dari energi angin saat ini berharga 6,9 sen dolar per kWh, sedangkan
listrik dari energi matahari berharga antara 16 hingga 48 sen dolar per
kWh tergantung lokasi, sedangkan listrik dari nuklir berharga 4,6 sen
dolar per kWh.
Saat ini VIVACE dikembangkan secara komersial oleh Vortex Hydro Company, perusahaan yang dibuat oleh Michael Bernitsas.
Sumber : Energy News.com
Belanda miliki pembangkit listrik biomassa berbahan
bakar kotoran ayam
Posted in PERBEKALAN AIR & LISTRIK on April 2, 2009 by zeniad
Gerda
Verburg, menteri pertanian, lingkungan dan kualitas pangan Belanda,
belum lama ini meresmikan pembangkit listrik biomassa terbesar di dunia
yang menggunakan bahan baku kotoran ayam.
Proyek senilai € 150 juta dimiliki dan dioperasikan oleh beberapa
perusahaan, yaitu Delta, ZLTO, Austrian Energy & Environment A.G..
Fasilitas tersebut bisa menghasilkan listrik sebesar 270 million kWh
pertahunnya atau cukup untuk 90.000 rumah.
Pembangkit yang berkapasitas 38MW tersebut merupakan solusi yang
tepat untuk masalah lingkungan di Belanda. Mengatur dan mengolah sampah
tersebut membutuhkan biaya yang sangat tinggi. Dengan kebutuhan bahan
baku 440.000 ton kotoran ayam setiap tahunnya, maka setidaknya telah
mengurangi sepertiga dari jumlah total kotoran ayam yang dihasilkan.
Tidak berbeda jauh dengan negara-negara di Eropa, kotoran berbagai
jenis binatang bisa membahayakan lingkungan. Belanda menghasilkan 1,2
juta ton kotoran ayam setiap tahunnya. Hingga kini, sebanyak 800.000 ton
diproses dengan biaya tinggi. Pembangkit listrik yang digunakan
menghasilkan abu sisa pembakaran yang mengandung fosfor dan kalium yang
sangat untuk pupuk.
Sumber : energy news.com
Pembangkit Listrik Tenaga Surya
Posted in PERBEKALAN AIR & LISTRIK on Maret 4, 2009 by zeniad
Solar
cell atau sel surya merupakan lembaran yang terdiri dari bahan
semikonduktor yang berfungsi mengubah cahaya matahari (surya) menjadi
energi listrik. setelah menjadi energi listrik, kita bisa
memanfaatkannya untuk berbagai kebutuhan seperti penerangan, televisi
dll maupun untuk usaha.
mengenai
biaya, sistem pembangkit listrik tenaga surya ini membutuhkan beaya
awal yang relatif besar, selain karena harga panel sel surya yang masih
mahal, juga efisiensinya masih relatif rendah. sehingga masih sedikit
yang memanfaatkannya. Namun akhir-akhir ini banyak orang yang tertarik
menggunakan sel surya karena dengan cepatnya teknologi semikonduktor,
sel surya menjadi lebih murah, efisiensi lebih tinggi dan kapasitas
lebih besar, juga keuntungan ramah lingkungan. selain itu, tidak adanya
investasi dibahan bakar, sangat memungkinkan dalam jangka panjang sel
surya mampu bersaing dengan sumber energi BBM atau bahkan lebih murah.
Untuk
instalasi/pemasangan sel surya dirumah-rumah, sel surya dapat
diletakkan diatap rumah, kemudian dengan perantara inverter, bisa
langsung disambung ke beban dan ke baterai penyimpan standar 12 V dengan
kapasitas disesuaikan dengan kebutuhan. pada siang hari baterai akan
menyimpan energi dari sel surya untuk digunakan pada malam harinya. Sel
surya juga dapat digunakan untuk menghemat rekening listrik, jika
pemakai masih berlangganan listrik ke PLN, karena dengan alat tertentu,
penggunaan listrik PLN hanya digunakan jika daya dari sel surya tidak
mencukupi kebutuhan. untuk sistem yang paling sederhana, sel surya dapat
menghasilkan daya sekitar 4 lampu pijar (1 lembar panel sel surya ada
yang berkapasitas 50Wp dan 80Wp) dan sistem ini dapat dikembangkan
sesuai dengan kebutuhan pemakai dengan menambah panel-panel sel surya.
contoh instalasi sel surya dapat dilihat pada gambar dibawah ini :
Bagaimana dengan perawatan?
Perawatan
pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) lebih sering diperlukan pada
baterai, jika penggunaan dan perawatan sesuai dengan aturan, rata-rata
umur baterai bisa awet sampai 5 tahun, sedangkan biaya perawatan lainnya
cenderung sedikit dan murah.
Sumber dari BPPT
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
ORANMG PINTAR UNTUK TAMBAH PENGETAHUAN PASTI BACA BLOG 'ROTE PINTAR'. TERNYATA 15 NEGARA ASING JUGA SENANG MEMBACA BLOG 'ROTE PINTAR' TERIMA KASIG KEPADA SEMUA PEMBACA BLOG 'ROTE PINTAR' DIMANA SAJA, KAPAN SAJA DAN OLEG SIAPA SAJA. NAMUN SAYA MOHON MAAF KARENA DALAM BEBERAPA HALAMAN DARI TIAP JUDUL TERDAPAT SAMBUNGAN KATA YANG KURANG SEMPURNA PADA SISI PALING KANAN DARI SETIAP HALAM TIDAK BERSAMBUNG BAIK SUKU KATANYA, OLEH KARENA ADA TERDAPAT EROR DI KOMPUTER SAAT MEMASUKKAN DATANYA KE BLOG SEHINGGA SEDIKIT TERGANGGU, DAN SAYA SENDIRI BELUM BISA MENGATASI EROR TERSEBUT, SEHINGGA PARA PEMBACA HARAP MAKLUM, NAMUN DIHARAPKAN BISA DAPAT MEMAHAMI PENGERTIANNYA SECARA UTUH. SEKALI LAGI MOHON MAAF DAN TERIMA KASIH BUAT SEMUA PEMBACA BLOG ROTE PINTAR, KIRANYA DATA-DATA BARU TERUS MENAMBAH ISI BLOG ROTE PINTAR SELANJUTNYA. DARI SAYA : Drs.Simon Arnold Julian Jacob-- Alamat : Jln.Jambon I/414J- Rt.10 - Rw.03 - KRICAK - JATIMULYO - JOGJAKARTA--INDONESIA-- HP.082135680644 - Email : saj_jacob1940@yahoo.co.id.com BLOG ROTE PINTAR : sajjacob.blogspot.com TERIMA KASIH BUAT SEMUA.