Membaca Peta Politik Timur Tengah
OPINI | 15 July 2013 | 12:13 Dibaca: 1506 Komentar: 8 4
Tulisan ini
terinspirasi dari “Keisengan” Black Horse yang menggelitik dengan
menampilkan wajah politik Timur Tengah yang terkesan paradoks, satu sisi
katanya Sunni – Syiah bermusuhan, tapi disisi lain kenapa kenyataannya
malah bertentangan diberbagai tulisan dan komentar beliau belakangan
ini. Banyak contoh yang dikemukakan, yang terkini dan paling menarik
tentu menyikapi prahara politik yang terjadi di Mesir dan Suriah. Sikap
Arab Saudi (Sunni) misalnya, yang memusuhi rezim penguasa Suriah (Syiah)
tapi disisi lain juga memusuhi Pemerintahan Morsi (Sunni) sekaligus
mendukung kudeta militer di Mesir. Sikap Paradoks serupa juga
ditunjukkan Iran (Syiah) dan Hisbulloh (Syiah) dalam menyikapi kondisi
Mesir dan Suriah, disatu sisi membela rezim pemerintah Suriah, sementara
disisi lain, Iran juga menolak kudeta militer diMesir.
Kejadian lain juga
terkait sikap politik negera – Negara Timur Tengah menyikapi soal
Palestina. Hisbulloh, Iran dan Mesir pemerintahan Morsi cenderung
membela Palestina, sementara Arab Saudi dan beberapa Negara – Negara
timur tengah lainnya cenderung ogah – ogahan (kalau tak dikatakan
menolak) dalam mendukung perjuangan
Palestina memerdekakan diri dari Israel, dan cenderung mengamini
langkah Amerika Serikat disana. Kalau kita lihat peta dukungan maupun
sikap potilik timur tengah terkait Mesir, Suriah dan Palestina maka akan
kita lihat sangat campur aduk jika dilihat dari latar belakang
alirannya, terkait Sunni dan Syiah.
Adalah kurang tepat
menurut saya kalau Black Horse mengangkat tema Sunni dan Syiah untuk
memetakan sikap politik dan peta dukungan Negara – Negara timur tengah
saat ini, karena kenyataannya sikap dukungan mereka cenderung campur
aduk dan tak konsisten dalam menyikapi aliran sesuai dengan Negara
mereka, terutama pada sikap Negara – Negara atau kelompok berpengaruh
seperti Arab Saudi, Iran dan Hisbulloh. Menerut saya alih – alih terkait
aliran, peta politik Timur Tengah saat ini lebih menggambarkan dukungan
berdasarkan “Kepentingan”.
“Politik Kepentingan”
masing – masing Negara, baik soal kepentingan
mendukung Negara sealiran
maupun terkait mendukung atau memusuhi sikap Amerika Serikat dan
sekutunya inilah yang lebih mengemuka daripada “Politik Aliran”,
sehingga tak jarang masing – masing Negara tak konsisten dalam memandang
peta Sunni – Syiah. Sikap politik Negara – Negara Timur Tengah ini
rasanya makin jelas jika kita melihat peta dukungan terkait situasi
diMesir, Suriah dan Palestina terkait tiga Negara/kelompok utama diTimur
tengah saat ini, yaitu Arab Saudi, Iran dan Hisbulloh.
Mesir
Politik Kepentingan
jelas terlihat ketika Arab Saudi mendukung kudeta militer di Mesir,
terkait 3 hal. Pertama, sikap Arab Saudi (Selanjutnya saya sebut “as”, a
dan s kecil untuk membedakan dengan tuannya “AS” alias Amerika Serikat)
adalah mengamini sikap AS yang secara tersirat mendukung kudeta
militer, walau saat ini AS juga mulai gamang. Kedua, sikap as yang
nyaris sama dengan AS dalam memandang Palestina, dimana mereka lebih
dekat dengan militer Mesir utamanya diera Hosni Mubarak dibandingkan
pemerintahan Morsi yang lebih support terhadap Palestina. Ketiga, karena
tentu saja penguasa as takut demokratisasi diMesir akan berubah menjadi
Arab spring yang tentu akan mengancam nasib mereka dan anak cucunya
nanti dalam mengangkangi arab saudi.
Soal Iran juga setali
tiga uang terlihat Politik kepentingannya menolak kudeta Militer Mesir,
sebab Iran memerlukan sekutu dalam memandang konflik Palestina – Israel
serta menghadapi kepentingan AS ditimteng. Karena sebagaimana kita
ketahui bersama Militer Mesir itu, terutama diera Hosni Mubarak sangat
dekat dengan AS dan Israel dibanding pemerintahan Morsi saat ini. Itulah
mengapa Iran yang syiah mendukung Mesir dibawah Morsi yang Sunni dan
juga mendukung pula Palestina utamanya diGaza yang sunni juga.
Suriah
Walaupun terkesan
mendukung karena sealiran, peta dukungan terhadap rezim penguasa suriah
dan oposan juga sangat ditentukan oleh Politik Kepentingan, dan justru
menurut saya ini lebih utama daripada Politik Aliran. Lagi – lagi sikap
AS sangat mempengaruhi peta dukungan Iran, as maupun Hisbulloh.
Kebetulan AS terlihat mendukung para oposan dan menentang rezim penguasa
suriah, sehingga as terpaksa ikut mendukung, oposan yang sunni bisa
dijadikan alasannya, padahal as sangat alergi pada demokrasi. Seandainya
AS mendukung rezim penguasa suriah, mungkin as juga akan berubah sikap
seperti sikap majikannya AS seperti di Mesir dan Palestina saat ini.
Sementara sikap
Hisbulloh dan terutama Iran tercium juga aroma Kepentingan Politiknya
yang sangat anti AS sehingga lebih memilih mendukung rezim Assad yang
kebetulan syiah. Terkait politik aliran, mungkin hanya Hisbulloh yang
relatif bisa dilihat kesamaan aliran sebagai motif pembelaanya, tapi
soal Iran saya rasa masih debatable, apakah karena murni dukungan
sealiran atau justru karena faktor kepentingan karena ingin menenentang
sikap AS, kalau karena sikap sealiran murni rasanya juga ada yang
mengganjal, karena walaupun sama – sama syiah ada perbedaan mahzabnya
(setahu saya syiah yang dianut rezim Assad justru dianggap sesat oleh
kaum syiah mainstream), sehingga saya menilai justru aroma politik
kepentingan sangat kentara dalam memetakan dukungan Iran dan as di
Suriah.
Palestina
Ketidakkonsistenan
politik aliran juga terlihat soal dukungan ketiganya kepada perjuangan
Palestina. Iran dan Hisbulloh yang syiah justru memberikan dukungan yang
lebih nyata daripada as yang sunni. Dan lagi – lagi menurut saya
politik kepentingan yang bermain disini utamanya terkait sikap AS dalam
memandang konflik Palestina – Israel yang berpihak ke Israel sehingga
menyebabkan as bersikap banci karena dilema. Membela Palestina secara
penuh tentu sulit diharapkan karena as adalah “pelayan” AS, sementara
mengikuti sikap AS seratus persen juga tidak mungkin karena akan
menghadapi perlawanan dari umat Islam, baik dari as sendiri maupun dunia
islam pada umumnya.
Jadi melihat peta
dukungan Negara timur tengah saat ini rasanya lebih mudah melihat dari
kacamata “Kepentingan” daripada aliran, karena sejatinya apa yang
dilakukan arab Saudi (as) lebih cenderung bersikap sama dengan Amerika
Serikat (AS), sementara sikap Iran http://luar-
negeri.kompasiana.com/2013/07/15/membaca-peta-politik-timur-tengah-573757.html sebaliknya, berlawanan
dengan sikap AS untuk meneguhkan dominasinya di timteng sebagai lawan
AS, baik dalam menyikapi situasi di Mesir, Suriah, Palestina dan Amerika
Latin.
Penulis : Drs.Simon Arnold Julian Jacob
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
ORANMG PINTAR UNTUK TAMBAH PENGETAHUAN PASTI BACA BLOG 'ROTE PINTAR'. TERNYATA 15 NEGARA ASING JUGA SENANG MEMBACA BLOG 'ROTE PINTAR' TERIMA KASIG KEPADA SEMUA PEMBACA BLOG 'ROTE PINTAR' DIMANA SAJA, KAPAN SAJA DAN OLEG SIAPA SAJA. NAMUN SAYA MOHON MAAF KARENA DALAM BEBERAPA HALAMAN DARI TIAP JUDUL TERDAPAT SAMBUNGAN KATA YANG KURANG SEMPURNA PADA SISI PALING KANAN DARI SETIAP HALAM TIDAK BERSAMBUNG BAIK SUKU KATANYA, OLEH KARENA ADA TERDAPAT EROR DI KOMPUTER SAAT MEMASUKKAN DATANYA KE BLOG SEHINGGA SEDIKIT TERGANGGU, DAN SAYA SENDIRI BELUM BISA MENGATASI EROR TERSEBUT, SEHINGGA PARA PEMBACA HARAP MAKLUM, NAMUN DIHARAPKAN BISA DAPAT MEMAHAMI PENGERTIANNYA SECARA UTUH. SEKALI LAGI MOHON MAAF DAN TERIMA KASIH BUAT SEMUA PEMBACA BLOG ROTE PINTAR, KIRANYA DATA-DATA BARU TERUS MENAMBAH ISI BLOG ROTE PINTAR SELANJUTNYA. DARI SAYA : Drs.Simon Arnold Julian Jacob-- Alamat : Jln.Jambon I/414J- Rt.10 - Rw.03 - KRICAK - JATIMULYO - JOGJAKARTA--INDONESIA-- HP.082135680644 - Email : saj_jacob1940@yahoo.co.id.com BLOG ROTE PINTAR : sajjacob.blogspot.com TERIMA KASIH BUAT SEMUA.