PENGENALAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA NUKLIR (PLTN)
Posted in PERBEKALAN AIR & LISTRIK on April 22, 2010 by zeniad
Masyarakat
pertama kali mengenal tenaga nuklir dalam bentuk bom atom yang
dijatuhkan di Hiroshima dan Nagasaki dalam Perang Dunia II tahun 1945.
Sedemikian dahsyatnya akibat yang ditimbulkan oleh bom tersebut sehingga
pengaruhnya masih dapat dirasakan sampai sekarang.
Di samping
sebagai senjata pamungkas yang dahsyat, sejak lama orang telah
memikirkan bagaimana cara memanfaatkan tenaga nuklir untuk kesejahteraan
umat manusia. Sampai saat ini tenaga nuklir, khususnya zat radioaktif
telah dipergunakan secara luas dalam berbagai bidang antara lain bidang
industri, kesehatan, pertanian, peternakan, sterilisasi produk farmasi
dan alat kedokteran, pengawetan bahan makanan, bidang hidrologi, yang
merupakan aplikasi teknik nuklir untuk non energi. Salah satu
pemanfaatan teknik nuklir dalam bidang energi saat ini sudah berkembang
dan dimanfaatkan secara besar-besaran dalam bentuk Pembangkit Listrik
Tenaga nuklir (PLTN), dimana tenaga nuklir digunakan untuk membangkitkan
tenaga listrik yang relatif murah, aman dan tidak mencemari lingkungan.
Pemanfaatan
tenaga nuklir dalam bentuk PLTN mulai dikembangkan secara komersial
sejak tahun 1954. Pada waktu itu di Rusia (USSR), dibangun dan
dioperasikan satu unit PLTN air ringan bertekanan tinggi (VVER = PWR)
yang setahun kemudian mencapai daya 5 Mwe. Pada tahun 1956 di Inggris
dikembangkan PLTN jenis Gas Cooled Reactor (GCR + Reaktor berpendingin
gas) dengan daya 100 Mwe.
Pada tahun
1997 di seluruh dunia baik di negara maju maupun negara sedang
berkembang telah dioperasikan sebanyak 443 unit PLTN yang tersebar di 31
negara dengan kontribusi sekitar 18 % dari pasokan tenaga listrik dunia
dengan total pembangkitan dayanya mencapai 351.000 Mwe dan 36 unit PLTN
sedang dalam tahap kontruksi di 18 negara.
Perbedaan Pembangkit Listrik Konvensional (PLK) dengan PLTN
Dalam
pembangkit listrik konvensional, air diuapkan di dalam suatu ketel
melalui pembakaran bahan fosil (minyak, batubara dan gas). Uang yang
dihasilkan dialirkan ke turbin uap yang akan bergerak apabila ada
tekanan uap. Perputaran turbin selanjutnya digunakan untuk menggerakkan
generator, sehingga akan dihasilkan tenaga listrik.
Pembangkit
listrik dengan bahan bakar batubara, minyak dan g as mempunyai potensi
yang dapat menimbulkan dampak lingkungan dan masalah transportasi
bahanbakar dari tambang menuju lokasi pembangkitan. Dampak lingkungan
akibat pembakaran bahan fosil tersebut dapat berupa CO2 (karbon
dioksida), SO2 (sulfur dioksida) dan NOx (nitrogen oksida), serta debu
yang mengandung logam berat. Kekhawatiran terbesar dalam pembangkit
listrik dengan bahan bakar fosil adalah dapat menimbulkan hujan asam dan
peningkatan pemanasan global.
Gambar 1
PLTN
berperasi dengan prinsip yang sama seperti PLK, hanya panas yang
digunakan untuk menghasilkan uap tidak dihasilkan dari pembakaran bahan
fosil, tetapi dihasilkan dari reaksi pembelahan inti bahan fisil
(uranium) dalam suatu reaktor nuklir. tenaga panas tersebut digunakan
untuk membangkitkan uap di dalam sistem pembangkit uap ( Steam
Generator)
dan selanjutnya sama seperti pada PLK, uap digunakan untuk menggerakkan turbingenerator sebagai pembangkit tenaga listrik. Sebagai pemindah panas biasa digunakan air yang disirkulasikan secara terus menerus selama PLTN beroperasi.
dan selanjutnya sama seperti pada PLK, uap digunakan untuk menggerakkan turbingenerator sebagai pembangkit tenaga listrik. Sebagai pemindah panas biasa digunakan air yang disirkulasikan secara terus menerus selama PLTN beroperasi.
Proses
pembangkitan listrik ini tidak membebaskan asap atau debu yang
mengandung logam berat yang dibuang ke lingkungan atau melepaskan
partikel yang berbahaya seperti CO2, SO2, NOx ke lingkungan, sehingga
PLTN ini merupakan pembangkit listrik yang ramah lingkungan. Limbah
radioaktif yang dihasilkan dari pengoperasian PLTN adalah berupa elemen
bakar bekas dalam bentuk padat. Elemen bakar bekas ini untuk sementara
bisa disimpan di lokasi PLTN sebelum dilakukan penyimpanan secara
lestari.
Tentang Fisika Nuklir
Panas yang
digunakan untuk membangkitkan uap diproduksi sebagai hasil dari
pembelahan inti atom yang dapat diuraikan sebagai berikut :
Apabila satu
neutron (dihasilkan dari sumber neutron) tertangkap oleh satu inti atom
uranium-235, inti atom ini akan terbelah menjadi 2 atau 3
bagian/fragmen. Sebagian dari energi yang semula mengikat
fragmen-fragmen tersebut masing-masing dalam bentuk energi kinetik,
sehingga mereka dapat bergerak dengan kecepatan tinggi. Oleh karena
fragmen-fragmen itu berada di dalam struktur kristal uranium, mereka
tidak dapat bergerak jauh dan gerakannya segera diperlambat.
Dalam proses
perlambatan ini energi kinetik diubah menjadi panas (energi termal).
Sebagai gambaaran dapat dikemukakan bahwa energi termal yang dihasilkan
dari reaksi pembelahan 1 kg uranium-235 murni besarnya adalah 17 milyar
kilo kalori, atau setara dengan energi termal yang dihasilkan dari
pembakaran 2,4 juta kg (2400 ton) batubara.
Selain
fragmen-fragmen tersebut reaksi pembelahan menghasilkan pula 2 atau 3
neutron yang dilepaskan dengan kecepatan lebih besar dari 10.000 km per
detik. Neutron-neutron ini disebut neutron cepat yang mampu bergerak
bebas tanpa dirintangi oleh atom-atom uranium atau atom-atom
kelongsongnya. Agar mudah ditangkap oleh inti atom uranium guna
menghasilkan reaksi pembelahan, kecepatan neutron ini harus diperlambat.
Zat yang dapat memperlambat kecepatan neutron disebut moderator.
Air Sebagai Pemerlambat Neutron (Moderator)
Seperti
telah disebutkan di atas, panas yang dihasilkan dari reaksi pembelahan,
oleh air yang bertekanan 160 atmosfir dan suhu 300 0C secara terus
menerus dipompakan ke dalam reaktor melalui saluran pendingin reaktor.
Air bersirkulasi dalam saluran pendingin ini tidak hanya berfungsi
sebagai pendingin saja melainkan juga bertindak sebagai moderator, yaitu
sebagai medium yang dapat memperlambat neutron. Neutron cepat akan
kehilangan sebagian energinya selama menumbuk atom-atom hidrogen.
Setelah kecepatan neutron turun sampai 2000 m per detik atau sama dengan
kecepatan molekul gas pada suhu 300 0C, barulah ia mampu membelah inti
atom uranium-235. Neutron yang telah diperlambat disebut neutron termal.
Reaksi Pembelahan Inti Berantai Terkendali
Untuk
mendapatkan keluaran termal yang mantap, perlu dijamin agar banyaknya
reaksi pembelahan inti yang terjadi dalam teras reaktor dipertahankan
pada tingkat tetap, yaitu 2 atau 3 neutron yang dihasilkan dalam reaksi
itu hanya satu yang dapat meneruskan reaksi pembelahan.
Neutron
lainnya dapat lolos keluar reaktor, atau terserap oleh bahan lainnya
tanpa menimbulkan reaksi pembelahan atau diserap oleh batang kendali.
Batang kendali dibuat dari bahan-bahan yang dapat menyerap neutron,
sehingga jumlah neutron yang menyebabkan reaksi pembelahan dapat
dikendalikan dengan mengatur keluar atau masuknya batang kendali ke
dalam teras reaktor.
Sehubungan dengan uraian di atas perlu digarisbawahi bahwa :
- Reaksi pembelahan berantai hanya dimungkinkan apabila ada moderator.
- Kandungan uranium-235 di dalam bahan bakar nuklir maksimum adalah 3,2 %.
Kandungan
ini kecil sekali dan terdistribusi secara merata dalam isotop
uranium-238, sehingga tidak mungkin terjadi reaksi pembelahan berantai
secara tidak terkendali di dalamnya.
Radiasi dan Hasil Belahan
Fragmen-fragmen
yang diproduksi selama reaksi pembelahan inti disebut hasil belahan,
yang kebanyakan berupa atom-atom radioaktif seperti xenon-133,
kripton-85 dan iodium-131. Zat radioaktif ini meluruh menjadi atom lain
dengan memancarkan radiasi alpha, beta, gamma atau neutron.
Selama
proses peluruhan, radiasi yang dipancarkan dapat diserap oleh
bahan-bahan lain yang berada di dalam reaktor, sehingga energi yang
dilepaskan berubah menjadi panas. Panas ini disebut panas peluruhan yang
akan terus diproduksi walaupun reaktor berhenti beroperasi. Oleh karena
itu reaktor dilengkapi dengan suatu sistem pembuangan panas peluruhan.
Selain hasil belahan, dalam reaktor dihasilkan pula bahan radioaktif
lain sebagai hasil aktivitas neutron. Bahan radioaktif ini terjadi
karena bahan-bahan lain yang berada di dalam reaktor (seperti
kelongsongan atau bahan struktur) menangkap neutron sehingga berubah
menjadi unsur lain yang bersifat radioaktif.
Radioaktif
adalah sumber utama timbulnya bahaya dari suatu PLTN, oleh karena itu
semua sistem pengamanan PLTN ditujukan untuk mencegah atau menghalangi
terlepasnya zat radioaktif ke lingkungan dengan aktivitas yang melampaui
nilai batas ambang yang diizinkan menurut peraturan yang berlaku.
Keselamatan Nuklir
Berbagai
usaha pengamanan dilakukan untuk melindungi kesehatan dan keselamatan
masyarakat, para pekerja reaktor dan lingkungan PLTN. Usaha ini
dilakukan untuk menjamin agar radioaktif yang dihasilkan reaktor nuklir
tidak terlepas ke lingkungan baik selama operasi maupun jika terjadi
kecelakaan.
Tindakan
protektif dilakukan untuk menjamin agar PLTN dapat dihentikan dengan
aman setiap waktu jika diinginkan dan dapat tetap dipertahanan dalam
keadaan aman, yakni memperoleh pendinginan yang cukup. Untyuk ini panas
peluruhan yang dihasilkan harus dibuang dari teras reaktor, karena dapat
menimbulkan bahaya akibat pemanasan lebih pada reaktor.
- Keselamatan terpasangKeselamatan terpasang dirancang berdasarkan sifat-sifat alamiah air dan uranium. Bila suhu dalam teras reaktor naik, jumlah neutron yang tidak tertangkap maupun yang tidak mengalami proses perlambatan akan bertambah, sehingga reaksi pembelahan berkurang. Akibatnya panas yang dihasilkan juga berkurang. Sifat ini akan menjamin bahwa teras reaktor tidak akan rusak walaupun sistem kendali gagal beroperasi.
- Penghalang Ganda PLTN mempunyai
sistem pengaman yang ketat dan berlapis-lapis, sehingga kemungkinan
terjadi kecelakaan maupun akibat yang ditimbulkannya sangat kecil.
Sebagai contoh, zat radioaktif yang dihasilkan selama reaksi
pembelahan inti uranium sebagian besar (> 99%) akan tetap
tersimpan di dalam matriks bahan bakar, yang berfungsi sebagai
penghalang pertama.
Selama operasi maupun jika terjadi kecelakaan, kelongsongan bahan bakar akan berperan sebagai penghalang kedua untuk mencegah terlepasnya zat radioaktif tersebut keluar kelongsongan. Dalam hal zat radioaktif masih dapat keluar dari dalam kelongsongan, masih ada penghalang ketiga yaitu sistem pendingin. Lepas dari sistem pendingin, masih ada penghalang keempat berupa bejana tekan dibuat dari baja dengan tebal ± 20 cm. Penghalang kelima adalah perisai beton dengan tebal 1,5-2 m. Bila zat radioaktif itu masih ada yang lolos dari perisai beton, masih ada penghalang keenam, yaitu sistem pengungkung yang terdiri dari pelat baja setebal ± 7 cm dan beton setebal 1,5-2 m yang kedap udara.
Jadi selama operasi atau jika terjadi kecelakaan, zat radioaktif benar-benar tersimpan dalam reaktor dan tidak dilepaskan ke lingkungan. Kalaupun masih ada zat radioaktif yang terlepas jumlahnya sudah sangat diperkecil sehingga dampaknya terhadap lingkungan tidak berarti.
Gb. Sistem KeselamatanReaktor dengan Penghalang Ganda
- Pertahanan Berlapis Disain keselamatan suatu PLTN menganut falsah pertahanan berlapis (defence in depth). Pertahanan berlapis ini meliputi : lapisan keselamatan pertama, PLTN dirancang, dibangun dan dioperasikan sesuai dengan ketentuan yang sangat ketat, mutu yang tinggi dan teknologi mutakhir; lapis keselamatan kedua, PLTN dilengkapi dengan sistem pengaman/keselamatan yang digunakan untuk mencegah dan mengatasi akibat-aibat dari kecelakaan yang mungkin dapat terjadi selama umur PLTN dan lapis keselamatan ketiga, PLTN dilengkapi dengan sistem pengamanan tambahan, yang dapat diperkirakan dapat terjadi pada suatu PLTN. Namun demikian kecelakaan tersebut kemungkinan terjadinya sedemikian sehingga tidak akan pernah terjadi selama umu uperasi PLTN.
Limbah Radioaktif
Selama
operasi PLTN, pencemaran yang disebabkan oleh zat radioaktif terhadap
linkungan dapat dikatakan tidak ada. Air laut atau sungai yang
dipergunakan untuk membawa panas dari kondesnsor sama sekali tidak
mengandung zat radioaktif, karena tidak bercampur dengan air pendingin
yang bersirkulasi di dalam reaktor.
Gas
radioaktif yang dapat keluar dari sistem reaktor tetap terkungkung di
dalam sistem pengungkung PLTN dan sudah melalui sistem ventilasi dengan
filter yang berlapis-lapis. Gas yang dilepas melalui cerobong
aktivitasnya sangat kecil (sekitar 2 milicurie/tahun), sehingga tidak
menimbulkan dampak terhadap lingkungan.
Pada PLTN
sebagian besar limbah yang dihasilkan adalah limbah aktivitas rendah (70
– 80 %). Sedangkan limbah aktivitas tinggi dihasilkan pada proses daur
ulang elemen bakar nuklir bekas, sehingga apabila elemen bakar bekasnya
tidak didaur ulang, limbah aktivitas tinggi ini jumlahnya sangat
sedikit.
Penangan limbah radioaktif aktivitas rendah, sedang maupun aktivitas tinggi pada umumnya mengikuti tiga prinsip, yaitu :
- Memperkecil volumenya dengan cara evaporasi, insenerasi, kompaksi/ditekan.
- Mengolah menjadi bentuk stabil (baik fisik maupun kimia) untuk memudahkan dalam transportasi dan penyimpanan.
- menyimpan limbah yang telah diolah, di tempat yang terisolasi.
Pengolahan
limbah cair dengan cara evaporasi/pemanasan untuk memperkecil volume,
kemudian dipadatkan dengan semen (sementasi) atau dengan gelas masif
(vitrifikasi) di dalam wadah yang kedap air, tahan banting, misalnya
terbuat dari beton bertulang atau dari baja tahan karat.
Pengolahan
limbah padat adalah dengan cara diperkecil volumenya melalui proses
insenerasi/pembakaran, selanjutnya abunya disementasi. Sedangkan limbah
yang tidak dapat dibakar diperkecil volumenya dengan kompaksi/penekanan
dan dipadatkan di dalam drum/beton dengan semen. Sedangn limbah padat
yang tidak dapat dibakar atau tidak dapat dikompaksi, harus
dipotong-potong dan dimasukkan dalam beton kemudian dipadatkan dengan
semen atau gelas masif.
Selanjutnya
limbah radioaktif yang telah diolah disimpan secara sementara (10-50
tahun) di gudang penyimpanan limbah yang kedap air sebelum disimpan
secara lestari. Tempat penyimpanan lembah lestari dipilih di
tempat/lokasi khusus, dengan kondisi geologi yang stabil dan secara
ekonomi tidak bermanfaat.
Gambar 3
Di intisarikan Olehwww.batan.go.id,
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
ORANMG PINTAR UNTUK TAMBAH PENGETAHUAN PASTI BACA BLOG 'ROTE PINTAR'. TERNYATA 15 NEGARA ASING JUGA SENANG MEMBACA BLOG 'ROTE PINTAR' TERIMA KASIG KEPADA SEMUA PEMBACA BLOG 'ROTE PINTAR' DIMANA SAJA, KAPAN SAJA DAN OLEG SIAPA SAJA. NAMUN SAYA MOHON MAAF KARENA DALAM BEBERAPA HALAMAN DARI TIAP JUDUL TERDAPAT SAMBUNGAN KATA YANG KURANG SEMPURNA PADA SISI PALING KANAN DARI SETIAP HALAM TIDAK BERSAMBUNG BAIK SUKU KATANYA, OLEH KARENA ADA TERDAPAT EROR DI KOMPUTER SAAT MEMASUKKAN DATANYA KE BLOG SEHINGGA SEDIKIT TERGANGGU, DAN SAYA SENDIRI BELUM BISA MENGATASI EROR TERSEBUT, SEHINGGA PARA PEMBACA HARAP MAKLUM, NAMUN DIHARAPKAN BISA DAPAT MEMAHAMI PENGERTIANNYA SECARA UTUH. SEKALI LAGI MOHON MAAF DAN TERIMA KASIH BUAT SEMUA PEMBACA BLOG ROTE PINTAR, KIRANYA DATA-DATA BARU TERUS MENAMBAH ISI BLOG ROTE PINTAR SELANJUTNYA. DARI SAYA : Drs.Simon Arnold Julian Jacob-- Alamat : Jln.Jambon I/414J- Rt.10 - Rw.03 - KRICAK - JATIMULYO - JOGJAKARTA--INDONESIA-- HP.082135680644 - Email : saj_jacob1940@yahoo.co.id.com BLOG ROTE PINTAR : sajjacob.blogspot.com TERIMA KASIH BUAT SEMUA.