Kamis, 11 Agustus 2011
Rumput Laut Penghasil Bioethanol, Potensi Besar Laut Indonesia
Pada
era sekarang ini, penggunaan energi semakin meningkat, akan tetapi
persediaan energi terutama energi berbahan baku fosil semakin menipis.
Persediaan minyak bumi dan batu bara sangat terbatas dan memerlukan
waktu jutaan tahun untuk kembali terbentuk. Selain itu, bahan bakar yang
berasal dari minyak bumi dan batu bara menghasilkan polusi dan
berakibat pada pemanasan global. Oleh karena itu, diperlukan suatu
energi terbarukan dan merupakan energi yang ramah lingkungan sehingga
dapat mengatasi permasalahan energi dan pemanasan global.
Salah
satu energi yang terbarukan yaitu energi yang berbahan baku rumput laut.
Rumput laut dapat dimanfaatkan sebagai bioethanol. Caulerpa serrulata
dan Gracilaria verrucosa merupakan spesies rumput laut yang dapat
menghasilkan bioetanol. Jenis ini memiliki kandungan selulosa yang dapat
dihidrolisis menjadi glukosa yang selanjutnya dapat diubah menjadi
bioetanol.
Proses pembuatan bioetanol dari
rumput laut yaitu persiapan bahan baku, yang berupa proses hidrolisa
pati menjadi glukosa. Tahap kedua berupa proses fermentasi, mengubah
glukosa menjadi etanol dan CO2. Sedangkan, tahap ketiga yaitu pemurnian
hasil dengan cara distilasi. Tetapi sebelum distilasi, perlu dilakukan
pemisahan antara padatan dengan cairan, untuk menghindari terjadinya
penyumbatan selama proses distilasi. Distilasi dilakukan untuk
memisahkan etanol dengan air. Titik didih etanol murni adalah 78 oC
sedangkan air adalah 100 oC untuk kondisi standar. Dengan memanaskan
larutan pada suhu rentang 78�100 oC akan mengakibatkan sebagian besar
etanol menguap, dan melalui unit kondensasi akan bisa dihasilkan etanol
dengan konsentrasi 95% volume.
Keuntungan mengembangkan energi
berbahan baku rumput laut yaitu, proses pembudidayaan rumput laut tidak
mengurangi lahan pertanian pangan karena tidak memerlukan lahan darat.
Selain itu, Indonesia sebagai Negara kepulauan yang daerahnya terdiri
dari 2/3 lautan dan memiliki panjang pantai sekitar 81.000 km memiliki
potensi besar untuk membudidayakan rumput laut. Indonesia memiliki luas
area untuk kegiatan budidaya rumput laut seluas 1.110.900 ha, tetapi
pengembangan budidaya rumput laut baru memanfaatkan lahan seluas 222.180
ha sekitar 20% dari luas areal potensial.
Proses
pembudidayaan rumput laut pun relatif singkat karena hanya memerlukan
sekitar 45 hari untuk bisa dipanen. Produktivitas rumput laut cukup
tinggi dibandingkan dengan menggunakan tebu, singkong, ubi jalar, dan
jagung sebagai bahan baku bioetanol. Rumput laut pun melakukan
fontosintesis sehingga dapat menyerap gas CO2 yang menyebabkan pemanasan
global di dunia. Selama ini, pengatasian pemanasan global selalu
dikaitkan dengan penanaman pohon. Padahal, laut memiliki potensi yang
besar untuk membantu mengatasi masalah pemanasan global. Pengaruh
industri bioetanol dari rumput laut terhadap upaya meringankan dampak
pemanasan global lebih besar karena etanol rumput laut menyerap karbon
dari udara tujuh kali lebih besar dibanding bioetanol dari kayu.
Rumput
laut sebagai biodiesel dinilai lebih kompetitif dibandingkan komoditas
lainnya. 1 ha lahan rumput laut dapat menghasilkan 58.700 liter (30%
minyak) pertahunnya, jumlah tersebut sangat besar dibandingkan jagung
yang menghasilkan 172 liter/tahun dan kelapa sawit yang menghasilkan
5.900 liter/tahun.
Bioetanol dari rumput laut telah terbukti
lebih murah biaya dan menguntungkan dibanding dari tebu dan kayu karena
pertumbuhannya lebih cepat sehingga memungkinkan panen sampai enam kali
dalam setahun. Biaya produksi bioetanol dari rumput laut lebih murah
dibanding dari kayu karena rumput laut tidak mengandung lignin sehingga
proses pengolahannya tidak dibebankan oleh penanganan pendahuluan
proses.
Sumber:
http://yudiprasetyo.info/rumput-laut-sebagai-bahan-pembuatan-biofuel/
indosmarin.com/2008/11/ri-korea-kembangk...el-dari-rumput-laut/
http://portal.pi-umkm.net/en/opini/quo-vadis-kekayaan-laut.html
go-greenergy.blogspot.com/2009/07/rumput...i-bahan-biofuel.html
http://rumputlaut.org/undip-kembangkan-bahan-ba...oetanol-rumput-laut/
majalahenergi.com/media/kunena/attachmen...ages/rumput_laut.jpg
http://majalahenergi.com/forum/energi-baru-dan-terbarukan/bioenergy/rumput-laut-penghasil-bioethanol-potensi-besar-laut-indonesia
http://blog-pertambangan.blogspot.com/2011/08/rumput-laut-penghasil-bioethanol.html
Penulis : Drs.Simon Arnold Julian Jacob
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
ORANMG PINTAR UNTUK TAMBAH PENGETAHUAN PASTI BACA BLOG 'ROTE PINTAR'. TERNYATA 15 NEGARA ASING JUGA SENANG MEMBACA BLOG 'ROTE PINTAR' TERIMA KASIG KEPADA SEMUA PEMBACA BLOG 'ROTE PINTAR' DIMANA SAJA, KAPAN SAJA DAN OLEG SIAPA SAJA. NAMUN SAYA MOHON MAAF KARENA DALAM BEBERAPA HALAMAN DARI TIAP JUDUL TERDAPAT SAMBUNGAN KATA YANG KURANG SEMPURNA PADA SISI PALING KANAN DARI SETIAP HALAM TIDAK BERSAMBUNG BAIK SUKU KATANYA, OLEH KARENA ADA TERDAPAT EROR DI KOMPUTER SAAT MEMASUKKAN DATANYA KE BLOG SEHINGGA SEDIKIT TERGANGGU, DAN SAYA SENDIRI BELUM BISA MENGATASI EROR TERSEBUT, SEHINGGA PARA PEMBACA HARAP MAKLUM, NAMUN DIHARAPKAN BISA DAPAT MEMAHAMI PENGERTIANNYA SECARA UTUH. SEKALI LAGI MOHON MAAF DAN TERIMA KASIH BUAT SEMUA PEMBACA BLOG ROTE PINTAR, KIRANYA DATA-DATA BARU TERUS MENAMBAH ISI BLOG ROTE PINTAR SELANJUTNYA. DARI SAYA : Drs.Simon Arnold Julian Jacob-- Alamat : Jln.Jambon I/414J- Rt.10 - Rw.03 - KRICAK - JATIMULYO - JOGJAKARTA--INDONESIA-- HP.082135680644 - Email : saj_jacob1940@yahoo.co.id.com BLOG ROTE PINTAR : sajjacob.blogspot.com TERIMA KASIH BUAT SEMUA.