Analisa Tentang Situasi Pangan Sedunia
Oleh : Drs.Simon
Arnold Julian Jacob
A. Sektor Pertanian
Pertumbuhan
produksi pertanian dalam 20 tahun terakhir telah terjadi di negara-negara kaya,
terutama disebabkan oleh peningkatan hasil tiap-tiap hektar. Tanah pertanian boleh dikatakan tetap
jumlahnya. Di negara-negara miskin peningkatan produksi terjadi disebabkan oleh
perluasan daerah pertanian (kira-kira 1% setahun), dan peningkatan hasil
tiap-tiap hektar. Peningkatan hasil tiap-tiap hektar menjadi kenyataan
disebabkan oleh, irigasi yang semakin
banyak dan lebih baik, pelaksanaan panen lebih kerap tiap-tiap tahun, dan
pemakaian jenis tanaman lebih unggul, pupuk buatan dan pestisida.
Di
sejumlah negara di Asia, penerapan varitas padi dan gandum unggul telah
menghasilkan sumbangan terpenting dalam peningkatan produksi. Gandum lebih gampang menanamnya daripada
padi, oleh karena untuk padi harus
diusahakan sarana-sarana irigasi dan pengeringan untuk tanah yang luas. Dalam tahun 1970-1971 di
India dan Pakistan telah digunakan jenis-jenis unggul pada 37% dari daerah
gandum. Peningkatan produksi pangan untuk setiap kepala (jadi lebih banyak
pangan dihasilkan untuk rata-rata tiap kepala), sebagaimana telah diuraikan
dalam pendahuluan, tidaklah menjurus pada situasi pangan yang lebih baik.
Bahkan
Bank Dunia menaksir bahwa manusia yang betul-betul dalam miskin berjumlah 800-1.000
juta jiwa, dan bahwa jumlah ini terus meningkat. Golongan-golongan termiskin di
negara-negara miskin akan ketinggalan
secara relatif dan mutlak disebabkan oleh pendapatan yang semakin tidak sama
rata. Di negara-negara miskin sebagian terbesar golongan penduduk yang
mempunyai pendapatan terendah terdapat di desa-desa. Lebih dari 70% dari
golongan termiskin ini tinggal di desa, 30% lainnya ada di kota. Analisa akan terbatas sampai pada
golongan-golongan termiskin di desa-desa.
Untuk
mencari sebab-musabab perbedaan pendapatan yang semakin besar di desa-desa,
terlebih dahulu harus diselidiki apakah penyebab dari ketidakmerataan itu.
Salah
satu dari penentuan terpenting mengenai pendapatan petani ialah besarnya usaha.
Lebih banyak tanah berarti lebih banyak
produksi, jadi lebih banyak pendapatan. Tanah sangat tidak sama rata terbagi di
dunia. Menurut ukuran dunia ada 80% dari pertanian yang luasnya lebih
kecil dari 5 hektar. Jumlah ini meliputi
20% dari tanah yang telah ditanami. Jadi 20% lainnya, dari
perusahaan-perusahaan pertanian memiliki 80% dari tanah-tanah seluruhnya.
Di
Amerika Latin pembagian itu luar biasa pincang; 20% dari perusahaan-perusahaan
pertanian (lebih luas dari 50 hektar) memiliki lebih dari 90% dari daerah yang
terpakai, lebih dari sepertiga dari perusahaan-perusahaan pertanian itu hanya
menggunakan 1% dari daerah ini. Pembagian
mengenai luas usaha perusahaan pertanian dengan demikian sangat pincang. Dan
merupakan salah satu penyebab penting dari ketidakmerataan yang ada dalam lingkungan
sektor pertanian.
Selanjutnya, berikut ini akan diadakan pembedaan antara
petani-petani kecil dan petani-petani besar.
Dengan
petani kecil : dimaksud petani yang mempunyai luas bidang tanah kurang dari 5
hektar. Menurut Bank Dunia di seluruh dunia ada 100 juta petani kecil dengan 600 juta tanggungan anggota keluarga,
dan justru golongan ini pulalah yang menderita kelaparan. Dengan petani
besar : dimaksud petani yang mempunyai bidang usaha tani lebih dari 5 hektar.Petani-petani
kecil : mempunyai sifat kurang cepat menyerap cara-cara baru dalam ilmu
pertanian daripada petani-petani besar. Mengintroduksi
cara-cara baru dalam ilmu pertanian mengandung resiko, dan seorang petani kecil hanya sanggup memikul
resiko yang tidak seberapa, oleh karena hasil seluruh usahanya diperlukan untuk
kebutuhan hidup bagi dirinya serta
keluarganya.
Bagi
petani kecil adalah lebih masuk akal untuk menunggu eksperimen-eksperimen
(contoh-contoh) para petani yang mempunyai tanah lebih luas. Introduksi
cara-cara baru dalam ilmu pertanian,
biasanya disertai dengan lebih banyak pemakaian jenis-jenis yang lebih baik
serta bantuan. Petani kecil tidak banyak punya modal kerja, dan praktis tidak
memperoleh kesempatan untuk mendapatkan kredit bank.
Mereka
terlibat dalam utang-piutang riba yang diberikan oleh para tengkulak dan lintah
darat. Pemberian utang terdiri atas sekurang-kurangnya padi (atau pupuk dan
benih dalam jumlah secukupnya) yang diserahkan sebelum waktu panen harus
dibayar kembali sesudah waktu panen sejumlah 1,5 atau 2 karung, maupun dalam
ukuran lainnya berdasarkan kesepakatan bersama. Persesuaian-persesuaian semacam
itu, mengakibatkan bunga sejumlah 50 sampai 100% dalam suatu jangka waktu
paling lama 6 bulan. Kekurangan pengetahuan pun kerap kali menjadi penghalang
untuk mengintroduksi teknik-teknik baru. Menurut peraturan-peraturan sewa di berbagai
daerah, diwajibkan kepada para penggarap tanah untuk biasanya menyerahkan
sebagian besar tertentu dari hasil panennya kepada tuan tanah.
Banyak
penggarap tanah yang kecil-kecil karenanya tidak merasa tertarik untuk
meningkatkan produksi. Sebab hasil jerih payah dan biaya-biaya yang dikeluarkan
mereka akan jatuh juga sebagian besar ke tangan pemilik tanah. Dalam masa pembaharuan teknologi jelas sekali
bahwa yang beruntung adalah petani-petani besar. Hal ini antara lain terbukti
di India. Sebelum Revolusi Hijau,
hasil setiap hektar di perusahaan pertanian yang kecil-kecil pada umumnya lebih
banyak daripada di perusahaan-perusahaan pertanian besar.
Sesudah
Revolusi Hijau keadaannya justru terbalik, oleh karena cara-cara baru untuk
peningkatan hasil dipraktekkan lebih dahulu oleh petani-petani besar. Mereka
pada lazimnya dapat pula lebih lancar memperoleh kemudahan-kemudahan lain,
seperti kemungkinan memperoleh kredit.
Kerugian yang banyak terjadi dalam hal teknik baru yang diitroduksirkan oleh
negara-negara kaya ialah oleh karena tidak disesuaikan dengan angka-angka
kelangkaan yang ada di negara-negara
miskin dalam tenaga kerja dan modal. Terjadinya pertanian yang banyak
melakukan mekanisasi di negara-negara kaya disebabkan antara lain oleh upah
yang tinggi dan tersedianya modal dalam jumlah besar.
Bagi
negara-negara miskin, pertanian dengan banyak mekanisasi berarti kehancuran
terhadap kesempatan kerja di desa-desa. Di Amerika Selatan introduksi traktor telah mengakibatkan hilangnya 2,5 juta
kesempatan kerja bagi penggarap-penggarap kecil dan pekerja-pekerja upahan. Disamping
semakin meningkatnya ketidakmerataan pendapatan di sektor pertanian, merosotnya
kenaikan produksi menimbulkan pula kekhawatiran.
Sebagaimana
telah diuaraikan dalam kata pendahuluan, produksi di negara-negara miskin dalam
jangka waktu 1962-1972 meskipun masih naik 2,7%, namun disebabkan oleh
pertumbuhan penduduk, kenaikan itu hanya 0,3% untuk setiap kepala. Walaupun
dalam naskah bukanlah dimaksud untuk memasuki permasalahan kependudukan dengan
cara mendalam, namun menarik juga untuk mengingatkan bahwa
penyeledikan-penyeledikan terbaru membuktikan tentang adanya suatu kaitan
antara taraf kemakmuran yang lebih
tinggi dengan penyebaran kemakmuran yang lebih merata di satu pihak, dan
penyusutan pertumbuhan penduduk di lain pihak.
Pertumbuhan
produksi di negara-negara berkembang untuk tiap-tiap wilayah dapat dijumpai
dalam tabel 2.
Tabel
2
--------------------------------------------------------------------------------------------
Peningkatan
Produksi Di Negara-Negara Berkembang
(1962-1972) Pertumbuhan
Peningkatan
Penduduk dalam %
produksi pangan
tiap tahun dalam % tiap tahun
1962 1972 Jumlah
--tiap kepala
---------------------------------------------------------------------------------------------------------
Negara-negara
miskin
(perekonomian
pasar) 2,5 2,7 0,2
Afrika 2,5 2,7 0,2
Timur
Jauh 2,5
2,7 0,2
Amerika
Latin 2,9 3,1 0,2
Timur
Dekat 2,8 3,0 0,2
Perekonomian
Asia
yang
diatur secara terpusat 1,9 2,6 0,7
Jumlah negara-negara Miskin 2,4 2,6 0,7
Tabel ini dikutip dari tabel 4 risalah Assessment of the
world food situation, United Nations World Food Conference, Rome, 1974
------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Dari
tabel itu terbukti bahwa ditinjau dari segi kewilayahan, maka peningkatan
produksi pangan telah terjadi paling cepat di Amerika Latin dan Timur Dekat,
dan paling lambat di Afrika, Timur Jauh, dan di negara-negara perekonomian Asia
yang diatur secara terpusat.
Secara regional dapat terjadi perbedaan-perbedaan yang
besar seperti ternyata dari penyeledikan FAO.
Dalam
jangka waktu 1952-1972 sbb :
- produksi
pangan di Venezuela tiap tahun meningkat 6,1%,
- di Uruguay
hanya 0,8%.
- Libanon
mempunyai peningkatan tiap tahun sebesar 5,8%,
- Di Togo
produksi pangan meningkat 5,4% tiap tahun,
- di Tunisia 0,8%,
- Thailand 5,3%,
- Syria hanya 1,8%,
- Indonesia dan Nepal
masing-masing meningkat 2,0 dan 0,1%.
- Di 34 negara
berkembang peningkatan produksi pangan lebih rendah daripada pertumbuhan
penduduk. Kemunduran peningkatan produksi menimbulkan rasa cemas,
lebih-lebih di kalangan FAO.
Dalam
tabel 3 dipaparkan perbandingan pertambahan di negara-negara miskin dalam
jangka waktu 1952-1962 dan 1962-1972
------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Tabel
3
Perbandingan Pertambahan Produksi Pangan
Di Negara-negara Miskin Dalam Jumlah % Tiap Tahun
------------------------------------------------------------------------------------------------------------
1962 -- 1972
------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Negara-negara miskin
(perekonomian pasar)
3,1 2,7
Afrika
2,2 2,7
Timur Jauh 3,1 2,7
Amerika Latin 3,2 3,1
Timur Dekat 3,4 3,0
Perekonomian
Asia
yang diatur secara terpusat 3,2 2,6
Jumlah negara-negara Miskin 3,1
2,7
Tabel ini dikutip dari tabel 4 risalah Assessment of the
world food situation, United Nations World Food Conference, Rome, 1974
Dari
tabel itu terbukti bahwa kecuali Afrika, telah terjadi penurunan dalam
pertambahan pangan, terutama di Timur Jauh dan negara-negaraperekonomian Asia
yang diatur secara terpusat. Pada umumnya dianggap bahwa telah terjadi
perubahan iklim: contoh yang terkenal ialah Zone Sabel di Afrika. Dari tahun 1920-1960
daerah curah hujan di sini meluas ke arah utara; dalam 6 tahun terakhir curah hujan setiap tahunnya
tetap jatuh di bawah rata-rata.
Berdasarkan
perubahan-perubahan curah hujan yang tercatat disimpulkan oleh Organisasi
Meteorologi Sedunia (WMO), bahwa terutama di belahan dunia sebelah utara
hawanya agak lebih dingin (setidak-tidaknya dalam tahun tujuh puluhan), dan bahwa sejumlah daerah akan lebih banyak
terjadi keadaan cuaca yang luar biasa, seperti banjir, masa kering, dingin, dan
panas.
Akan
tetapi WMO menyimpulkan tentang tidak adanya petunjuk bahwa perubahan-perubahan
cuaca telah mengakibatkan penurunan-penurunan pertambahan produksi yang
sekarang ini. Banyak sedikitnya penurunan dalam pertambahan produksi itu dapat
dikatakan disebabkan oleh lambannya perluasan daerah yang dapat dimanfaatkan
untuk irigasi.
Hal
ini menjadi penghalang dalam usaha meluaskan pemakaian jenis-jenis unggul ini
sebenarnya hanya dapat dipakai secara terbatas, oleh karena sesungguhnya
tiap-tiap daerah memerlukan varitasnya sendiri-sendiri, sedangkan jenis ini
masih jauh belum tersedia di mana-mana. Namun sebab-musabab utama tentang
menurunnya pertambahan produksi harus disesalkan pada lambannya pemakaian
teknik untuk mempertinggi produktivitasnya.
Sebagaimana
telah diuraikan di atas, para petani kecil tidak ikut serta dalam hal ini, dan
ditinjau dari segi penderiannya sikap ini sangat beralasan. Banyak pula petani
besar disebabkan oleh berbagai alasan biasanya libih menyukai untuk tidak
menggunakan tanah mereka secara intensif, ataupun tidak menggunakan sebagian
daripadanya.
B. Kesimpulan :
Apa
yang telah diuraikan di atas dapat disimpulkan sebagai berikut :
- Ketidakmerataan
dalam pemilikan tanah merupakan salah satu sebab yang terpenting dari
ketidakmerataan pendapatan yang terdapat di sektor pertanian.
- Ketidakmerataan
pendapatan ini semakin melebar dalam zaman kemajuan teknik, oleh karena
cara-cara baru pertanian sering kali lebih banyak mendatangkan keuntungan
bagi petani-petani besar daripada bagi petani-petani kecil.
- Dengan
demikian pengaruhnya menjadi lebih besar lagi oleh karena bagi golongan
yang pertama penguasaan akan alat-alat bantu lainnya pada lazimnya lebih
gampang daripada bagi golongan yang belakangan.
- Setelah
berlangsung jangka waktu pertumbuhan produksi pertanian yang relatif cepat
itu, maka munculah sekarang pertumbuhan yang kurang cepat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
ORANMG PINTAR UNTUK TAMBAH PENGETAHUAN PASTI BACA BLOG 'ROTE PINTAR'. TERNYATA 15 NEGARA ASING JUGA SENANG MEMBACA BLOG 'ROTE PINTAR' TERIMA KASIG KEPADA SEMUA PEMBACA BLOG 'ROTE PINTAR' DIMANA SAJA, KAPAN SAJA DAN OLEG SIAPA SAJA. NAMUN SAYA MOHON MAAF KARENA DALAM BEBERAPA HALAMAN DARI TIAP JUDUL TERDAPAT SAMBUNGAN KATA YANG KURANG SEMPURNA PADA SISI PALING KANAN DARI SETIAP HALAM TIDAK BERSAMBUNG BAIK SUKU KATANYA, OLEH KARENA ADA TERDAPAT EROR DI KOMPUTER SAAT MEMASUKKAN DATANYA KE BLOG SEHINGGA SEDIKIT TERGANGGU, DAN SAYA SENDIRI BELUM BISA MENGATASI EROR TERSEBUT, SEHINGGA PARA PEMBACA HARAP MAKLUM, NAMUN DIHARAPKAN BISA DAPAT MEMAHAMI PENGERTIANNYA SECARA UTUH. SEKALI LAGI MOHON MAAF DAN TERIMA KASIH BUAT SEMUA PEMBACA BLOG ROTE PINTAR, KIRANYA DATA-DATA BARU TERUS MENAMBAH ISI BLOG ROTE PINTAR SELANJUTNYA. DARI SAYA : Drs.Simon Arnold Julian Jacob-- Alamat : Jln.Jambon I/414J- Rt.10 - Rw.03 - KRICAK - JATIMULYO - JOGJAKARTA--INDONESIA-- HP.082135680644 - Email : saj_jacob1940@yahoo.co.id.com BLOG ROTE PINTAR : sajjacob.blogspot.com TERIMA KASIH BUAT SEMUA.