alamat email

YAHOO MAIL : saj_jacob1940@yahoo.co.id GOOGLE MAIL : saj.jacob1940@gmail.com

Jumat, 30 Januari 2015

ANALISA TENTANG SITUASI PANGAN SEDUNIA

Analisa Tentang Situasi Pangan Sedunia
Oleh : Drs.Simon Arnold Julian Jacob

A. Sektor Pertanian

Pertumbuhan produksi pertanian dalam 20 tahun terakhir telah terjadi di negara-negara kaya, terutama disebabkan oleh peningkatan hasil tiap-tiap hektar.  Tanah pertanian boleh dikatakan tetap jumlahnya. Di negara-negara miskin peningkatan produksi terjadi disebabkan oleh perluasan daerah pertanian (kira-kira 1% setahun), dan peningkatan hasil tiap-tiap hektar. Peningkatan hasil tiap-tiap hektar menjadi kenyataan disebabkan oleh, irigasi yang semakin banyak dan lebih baik, pelaksanaan panen lebih kerap tiap-tiap tahun, dan pemakaian jenis tanaman lebih unggul, pupuk buatan dan pestisida.

Di sejumlah negara di Asia, penerapan varitas padi dan gandum unggul telah menghasilkan sumbangan terpenting dalam peningkatan produksi. Gandum lebih gampang menanamnya daripada padi, oleh karena untuk padi harus diusahakan sarana-sarana irigasi dan pengeringan untuk  tanah yang luas. Dalam tahun 1970-1971 di India dan Pakistan telah digunakan jenis-jenis unggul pada 37% dari daerah gandum. Peningkatan produksi pangan untuk setiap kepala (jadi lebih banyak pangan dihasilkan untuk rata-rata tiap kepala), sebagaimana telah diuraikan dalam pendahuluan, tidaklah menjurus pada situasi pangan yang  lebih baik.  

Bahkan Bank Dunia menaksir bahwa manusia yang betul-betul dalam miskin berjumlah 800-1.000 juta jiwa, dan bahwa jumlah ini terus meningkat. Golongan-golongan termiskin di negara-negara miskin  akan ketinggalan secara relatif dan mutlak disebabkan oleh pendapatan yang semakin tidak sama rata. Di negara-negara miskin sebagian terbesar golongan penduduk yang mempunyai pendapatan terendah terdapat di desa-desa. Lebih dari 70% dari golongan termiskin ini tinggal di desa, 30% lainnya ada di kota.  Analisa akan terbatas sampai pada golongan-golongan termiskin di desa-desa.

Untuk mencari sebab-musabab perbedaan pendapatan yang semakin besar di desa-desa, terlebih dahulu harus diselidiki apakah penyebab dari ketidakmerataan itu.

Salah satu dari penentuan terpenting mengenai pendapatan petani ialah besarnya usaha. Lebih banyak  tanah berarti lebih banyak produksi, jadi lebih banyak pendapatan. Tanah sangat tidak sama rata terbagi di dunia. Menurut ukuran dunia ada 80% dari pertanian yang luasnya lebih kecil  dari 5 hektar. Jumlah ini meliputi 20% dari tanah yang telah ditanami. Jadi 20% lainnya, dari perusahaan-perusahaan pertanian memiliki 80% dari tanah-tanah seluruhnya.

Di Amerika Latin pembagian itu luar biasa pincang; 20% dari perusahaan-perusahaan pertanian (lebih luas dari 50 hektar) memiliki lebih dari 90% dari daerah yang terpakai, lebih dari sepertiga dari perusahaan-perusahaan pertanian itu hanya menggunakan 1% dari daerah ini.  Pembagian mengenai luas usaha perusahaan pertanian dengan demikian sangat pincang. Dan merupakan salah satu penyebab penting dari ketidakmerataan yang ada dalam lingkungan sektor pertanian.

Selanjutnya, berikut ini akan diadakan pembedaan antara petani-petani kecil dan petani-petani besar.

Dengan petani kecil : dimaksud petani yang mempunyai luas bidang tanah kurang dari 5 hektar. Menurut Bank Dunia di seluruh dunia ada 100 juta petani kecil  dengan 600 juta tanggungan anggota keluarga, dan justru golongan ini pulalah yang menderita kelaparan. Dengan petani besar : dimaksud petani yang mempunyai bidang usaha tani lebih dari 5 hektar.Petani-petani kecil : mempunyai sifat kurang cepat menyerap cara-cara baru dalam ilmu pertanian daripada  petani-petani besar. Mengintroduksi cara-cara baru dalam ilmu pertanian mengandung resiko, dan  seorang petani kecil hanya sanggup memikul resiko yang tidak seberapa, oleh karena hasil seluruh usahanya diperlukan untuk kebutuhan hidup bagi  dirinya serta keluarganya.

Bagi petani kecil adalah lebih masuk akal untuk menunggu eksperimen-eksperimen (contoh-contoh) para petani yang mempunyai tanah lebih luas. Introduksi cara-cara baru dalam ilmu  pertanian, biasanya disertai dengan lebih banyak pemakaian jenis-jenis yang lebih baik serta bantuan. Petani kecil tidak banyak punya modal kerja, dan praktis tidak memperoleh kesempatan untuk mendapatkan kredit bank.

Mereka terlibat dalam utang-piutang riba yang diberikan oleh para tengkulak dan lintah darat. Pemberian utang terdiri atas sekurang-kurangnya padi (atau pupuk dan benih dalam jumlah secukupnya) yang diserahkan sebelum waktu panen harus dibayar kembali sesudah waktu panen sejumlah 1,5 atau 2 karung, maupun dalam ukuran lainnya berdasarkan kesepakatan bersama. Persesuaian-persesuaian semacam itu, mengakibatkan bunga sejumlah 50 sampai 100% dalam suatu jangka waktu paling lama 6 bulan. Kekurangan pengetahuan pun kerap kali menjadi penghalang untuk mengintroduksi teknik-teknik baru.  Menurut peraturan-peraturan sewa di berbagai daerah, diwajibkan kepada para penggarap tanah untuk biasanya menyerahkan sebagian besar tertentu dari hasil panennya kepada tuan tanah.

Banyak penggarap tanah yang kecil-kecil karenanya tidak merasa tertarik untuk meningkatkan produksi. Sebab hasil jerih payah dan biaya-biaya yang dikeluarkan mereka akan jatuh juga sebagian besar ke tangan pemilik tanah.  Dalam masa pembaharuan teknologi jelas sekali bahwa yang beruntung adalah petani-petani besar. Hal ini antara lain terbukti di India. Sebelum Revolusi Hijau, hasil setiap hektar di perusahaan pertanian yang kecil-kecil pada umumnya lebih banyak daripada di perusahaan-perusahaan pertanian besar.

Sesudah Revolusi Hijau keadaannya justru terbalik, oleh karena cara-cara baru untuk peningkatan hasil dipraktekkan lebih dahulu oleh petani-petani besar. Mereka pada lazimnya dapat pula lebih lancar memperoleh kemudahan-kemudahan lain, seperti kemungkinan memperoleh kredit. Kerugian yang banyak terjadi dalam hal teknik baru yang diitroduksirkan oleh negara-negara kaya ialah oleh karena tidak disesuaikan dengan angka-angka kelangkaan yang  ada di negara-negara miskin dalam tenaga kerja dan modal. Terjadinya pertanian yang banyak melakukan mekanisasi di negara-negara kaya disebabkan antara lain oleh upah yang tinggi dan tersedianya modal dalam jumlah besar.

Bagi negara-negara miskin, pertanian dengan banyak mekanisasi berarti kehancuran terhadap kesempatan kerja di desa-desa. Di Amerika Selatan introduksi traktor telah mengakibatkan hilangnya 2,5 juta kesempatan kerja bagi penggarap-penggarap kecil dan pekerja-pekerja upahan. Disamping semakin meningkatnya ketidakmerataan pendapatan di sektor pertanian, merosotnya kenaikan produksi menimbulkan pula kekhawatiran.

Sebagaimana telah diuaraikan dalam kata pendahuluan, produksi di negara-negara miskin dalam jangka waktu 1962-1972 meskipun masih naik 2,7%, namun disebabkan oleh pertumbuhan penduduk, kenaikan itu hanya 0,3% untuk setiap kepala. Walaupun dalam naskah bukanlah dimaksud untuk memasuki permasalahan kependudukan dengan cara mendalam, namun menarik juga untuk mengingatkan bahwa penyeledikan-penyeledikan terbaru membuktikan tentang adanya suatu kaitan antara taraf kemakmuran yang lebih tinggi dengan penyebaran kemakmuran yang lebih merata di satu pihak, dan penyusutan pertumbuhan penduduk di lain pihak.
  
Pertumbuhan produksi di negara-negara berkembang untuk tiap-tiap wilayah dapat dijumpai dalam tabel 2.
Tabel 2
--------------------------------------------------------------------------------------------
Peningkatan Produksi Di Negara-Negara Berkembang
(1962-1972) Pertumbuhan   Peningkatan
Penduduk dalam %          produksi pangan
                                                           tiap tahun            dalam % tiap tahun
                                                  1962                1972      Jumlah --tiap kepala
---------------------------------------------------------------------------------------------------------
Negara-negara miskin                     
(perekonomian pasar)                2,5                   2,7              0,2
Afrika                                           2,5                   2,7              0,2
Timur Jauh                                  2,5                   2,7              0,2
Amerika Latin                              2,9                   3,1              0,2
Timur Dekat                                 2,8                   3,0              0,2
Perekonomian Asia
yang diatur secara  terpusat      1,9                    2,6              0,7
Jumlah negara-negara Miskin    2,4                   2,6              0,7
Tabel ini dikutip dari tabel 4 risalah Assessment of the world food situation, United Nations World Food Conference, Rome, 1974
------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Dari tabel itu terbukti bahwa ditinjau dari segi kewilayahan, maka peningkatan produksi pangan telah terjadi paling cepat di Amerika Latin dan Timur Dekat, dan paling lambat di Afrika, Timur Jauh, dan di negara-negara perekonomian Asia yang diatur secara terpusat.

Secara regional dapat terjadi perbedaan-perbedaan yang besar seperti ternyata dari penyeledikan FAO.

Dalam jangka waktu 1952-1972 sbb :
  1. produksi pangan di Venezuela tiap tahun meningkat 6,1%,
  2. di Uruguay hanya 0,8%.
  3. Libanon mempunyai peningkatan tiap tahun sebesar 5,8%,
  4. Di Togo produksi pangan meningkat 5,4% tiap tahun,
  5. di Tunisia 0,8%,
  6. Thailand 5,3%,
  7. Syria hanya 1,8%,
  8. Indonesia dan Nepal masing-masing meningkat 2,0 dan 0,1%.
  9. Di 34 negara berkembang peningkatan produksi pangan lebih rendah daripada pertumbuhan penduduk. Kemunduran peningkatan produksi menimbulkan rasa cemas, lebih-lebih di kalangan FAO.
 Dalam tabel 3 dipaparkan perbandingan pertambahan di negara-negara miskin dalam jangka waktu 1952-1962 dan 1962-1972    
    ------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Tabel 3
Perbandingan Pertambahan Produksi Pangan
Di Negara-negara Miskin Dalam Jumlah % Tiap Tahun
------------------------------------------------------------------------------------------------------------
                                                                 1962             --               1972
------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Negara-negara miskin                     
(perekonomian pasar)                                3,1                               2,7             
Afrika                                                            2,2                               2,7             
Timur Jauh                                                   3,1                               2,7             
Amerika Latin                                               3,2                               3,1             
Timur Dekat                                                  3,4                               3,0               
Perekonomian Asia
yang diatur secara  terpusat                        3,2                               2,6             
Jumlah negara-negara Miskin                      3,1                               2,7            
Tabel ini dikutip dari tabel 4 risalah Assessment of the world food situation, United Nations World Food Conference, Rome, 1974

Dari tabel itu terbukti bahwa kecuali Afrika, telah terjadi penurunan dalam pertambahan pangan, terutama di Timur Jauh dan negara-negaraperekonomian Asia yang diatur secara terpusat. Pada umumnya dianggap bahwa telah terjadi perubahan iklim: contoh yang terkenal ialah Zone Sabel di Afrika. Dari tahun 1920-1960 daerah curah hujan di sini meluas ke arah utara; dalam 6  tahun terakhir curah hujan setiap tahunnya tetap jatuh di bawah rata-rata.

Berdasarkan perubahan-perubahan curah hujan yang tercatat disimpulkan oleh Organisasi Meteorologi Sedunia (WMO), bahwa terutama di belahan dunia sebelah utara hawanya agak lebih dingin (setidak-tidaknya dalam  tahun tujuh puluhan), dan  bahwa sejumlah daerah akan lebih banyak terjadi keadaan cuaca yang luar biasa, seperti banjir, masa kering, dingin, dan panas.

Akan tetapi WMO menyimpulkan tentang tidak adanya petunjuk bahwa perubahan-perubahan cuaca telah mengakibatkan penurunan-penurunan pertambahan produksi yang sekarang ini. Banyak sedikitnya penurunan dalam pertambahan produksi itu dapat dikatakan disebabkan oleh lambannya perluasan daerah yang dapat dimanfaatkan untuk irigasi.

Hal ini menjadi penghalang dalam usaha meluaskan pemakaian jenis-jenis unggul ini sebenarnya hanya dapat dipakai secara terbatas, oleh karena sesungguhnya tiap-tiap daerah memerlukan varitasnya sendiri-sendiri, sedangkan jenis ini masih jauh belum tersedia di mana-mana. Namun sebab-musabab utama tentang menurunnya pertambahan produksi harus disesalkan pada lambannya pemakaian teknik untuk mempertinggi produktivitasnya.

Sebagaimana telah diuraikan di atas, para petani kecil tidak ikut serta dalam hal ini, dan ditinjau dari segi penderiannya sikap ini sangat beralasan. Banyak pula petani besar disebabkan oleh berbagai alasan biasanya libih menyukai untuk tidak menggunakan tanah mereka secara intensif, ataupun tidak menggunakan sebagian daripadanya.

B. Kesimpulan :

Apa yang telah diuraikan di atas dapat disimpulkan sebagai berikut :
  1. Ketidakmerataan dalam pemilikan tanah merupakan salah satu sebab yang terpenting dari ketidakmerataan pendapatan yang terdapat di sektor pertanian.
  2. Ketidakmerataan pendapatan ini semakin melebar dalam zaman kemajuan teknik, oleh karena cara-cara baru pertanian sering kali lebih banyak mendatangkan keuntungan bagi petani-petani besar daripada bagi petani-petani kecil.
  3. Dengan demikian pengaruhnya menjadi lebih besar lagi oleh karena bagi golongan yang pertama penguasaan akan alat-alat bantu lainnya pada lazimnya lebih gampang daripada bagi golongan yang belakangan.
  4. Setelah berlangsung jangka waktu pertumbuhan produksi pertanian yang relatif cepat itu, maka munculah sekarang pertumbuhan yang kurang cepat.
Hal ini antara lain disebabkan oleh pemakaian cara-cara baru dalam bidang teknik secara terbatas oleh petani-petani kecil.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

ORANMG PINTAR UNTUK TAMBAH PENGETAHUAN PASTI BACA BLOG 'ROTE PINTAR'. TERNYATA 15 NEGARA ASING JUGA SENANG MEMBACA BLOG 'ROTE PINTAR' TERIMA KASIG KEPADA SEMUA PEMBACA BLOG 'ROTE PINTAR' DIMANA SAJA, KAPAN SAJA DAN OLEG SIAPA SAJA. NAMUN SAYA MOHON MAAF KARENA DALAM BEBERAPA HALAMAN DARI TIAP JUDUL TERDAPAT SAMBUNGAN KATA YANG KURANG SEMPURNA PADA SISI PALING KANAN DARI SETIAP HALAM TIDAK BERSAMBUNG BAIK SUKU KATANYA, OLEH KARENA ADA TERDAPAT EROR DI KOMPUTER SAAT MEMASUKKAN DATANYA KE BLOG SEHINGGA SEDIKIT TERGANGGU, DAN SAYA SENDIRI BELUM BISA MENGATASI EROR TERSEBUT, SEHINGGA PARA PEMBACA HARAP MAKLUM, NAMUN DIHARAPKAN BISA DAPAT MEMAHAMI PENGERTIANNYA SECARA UTUH. SEKALI LAGI MOHON MAAF DAN TERIMA KASIH BUAT SEMUA PEMBACA BLOG ROTE PINTAR, KIRANYA DATA-DATA BARU TERUS MENAMBAH ISI BLOG ROTE PINTAR SELANJUTNYA. DARI SAYA : Drs.Simon Arnold Julian Jacob-- Alamat : Jln.Jambon I/414J- Rt.10 - Rw.03 - KRICAK - JATIMULYO - JOGJAKARTA--INDONESIA-- HP.082135680644 - Email : saj_jacob1940@yahoo.co.id.com BLOG ROTE PINTAR : sajjacob.blogspot.com TERIMA KASIH BUAT SEMUA.