alamat email

YAHOO MAIL : saj_jacob1940@yahoo.co.id GOOGLE MAIL : saj.jacob1940@gmail.com

Jumat, 30 Januari 2015

ASPEK-ASPEK SOSIAL DAN POLITIK TENTANG SITUASI PANGAN DUNIA

Aspek-Aspek Sosial dan Politik Tentang Situasi
Pangan Dunia
Oleh : Drs.Simon Arnold Julian Jacob

Masalah pangan sedunia mendapat perhatian yang semakin besar dalam tahun-tahun terakhir ini.

Bulan November 1974 Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mendirikan suatu Konferensi Khusus Pangan Sedunia di Roma, antara lain disebabkan oleh kenaikan-kenaikan harga yang melonjak di pasaran dunia, dan menyusutnya persediaan-persediaan dunia akan bahan-bahan pangan terpenting (gandum, beras, biji-bijian) untuk makanan ternak yang telah terjadi dalam tahun 1972.
Pandangan yang ada dalam organisasi-organisasi internasional mengenai masalah pangan sedunia telah 2  kali mengalami perubahan dalam 10 tahun yang lalu. Dalam tahun-tahun 1965-1966 orang umumnya pesimis mengenai kemungkinan-kemungkinan perkembangan produksi  pertanian. Pandangan ini berubah dengan munculnya “Revolusi Hijau”.

Penyelidikan telah  mengarah pada  pembentukan jenis-jenis padian unggul yang secara besar-besaran diterapkan di negara-negara miskin, dan menjamin hasil yang sangat meningkat setiap hektar. Dalam tahun-tahun terakhir, dan lebih-lebih sejak tahun 1972, sebahagian besar orang mempunyai pandangan pisimis. Ada kekhawatiran bahwa Revolusi Hijau dalam pada itu telah pudar dan hal ini didasarkan pada berkurangnya peningkatan produksi di sejumlah negara miskin.

Dalam publikasi FAO (Organisasi Pangan dan Pertanian dalam Perserikatan Bangsa-Bangsa) yang terbaru dinyatakan bahwa negara-negara miskin  dalam 20 tahun terakhir telah berhasil lebih mempercepat pertumbuhan produksi pertanian daripada  penduduknya. Hal ini terbukti dari tabel 1. Dalam jangka waktu 1952-1962 produksi pangan setiap setahun meningkat 3,1%, baik di negara-negara kaya, maupun di negara-negara miskin. Namun disebabkan oleh cepatnya pertumbuhan penduduk di negara-negara miskin, maka  pertumbuhan produksi tiap-tiap kepala di sana berjumlah hanya 0,7%.  

Dalam jangka waktu 1962-1972 pertumbuhan di negara-negara kaya dan miskin berjumlah 2,7%. Dihitung tiap-tiap kepala perbandingan pertumbuhan itu berjumlah masing-masing 1,7% dan 0,3%. Baik di negara-negara kaya, maupun di negara-negara miskin, peningkatan produksi lebih lamban dalam jangka waktu kedua, dan  produksi tiap-tiap kepala nyaris tidak meningkat di negara-negara miskin.
Tabel 1
B.Perbandingan Pertumbuhan Rata-Rata Setahun Produksi Pangan Sehubungan Dengan Pertumbuhan Penduduk
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------
                                           1952 – 1962                 1962 – 1972
                                     Produksi Pangan              Produksi Pangan
                              Pendu-    jumlah     tiap         Pendu-  jumlah      tiap
                              Duduk                     kepala     duk                        kepala
Negara Kaya           1,3            3,1          1,8         1,0            2,7           1,7
Negara Miskin         2,4            3,1          0,7         2,4            2,7          0,3
Dunia                       2,0            3,1          1,1         1,9            2,7           0,8
--------------------------------------------------------------------------------------------
Tabel ini dikutip dari tabel 4 risalah Assesment of the world food situation, United Nations World Food Conference, Rome 1974

Dikhwatirkan bahwa di masa depan pertumbuhan produksi di sektor pertanian di negara-negara miskin tidak sanggup lagi mengejar pertumbuhan penduduk.  
Negara-negara miskin dengan demikian akan semakin  tergantung pada kesanggupan-kesanggupan produksi dan kesediaan negara-negara maju untuk menjual atau menyumbangkan pangannya. 

Berdasarkan dugaan tertentu tentang pertumbuhan penduduk dan peningkatan pendapatan yang diperkirakan, maka FAO menaksir bahwa negara-negara berkembang di masa depan harus semakin banyak memasukkan bahan pangan, dan bahwa dalam tahun 1985 kebutuhan pemasukan ini akan berjumlah 5 kali lebih besar ketimbang yang pernah terjadi dalam jangka waktu 1969 sampai 1972. Bank Dunia menegaskan adanya suatu aspek lain tentang masalah pangan sedunia : kendati kenaikan pendapatan nasional yang telah dialami oleh negara-negara berkembang dalam 15 tahun terakhir ini begitu cepatnya (5,5% dari tahun 1961 sampai 1985, 5,8% dari tahun 1966 sampai 1970, dan peningkatan yang lebih cepat lagi dalam tahun-tahun sesudah itu), namun ternyata ratusan juta manusia tidak banyak yang mengetahuinya. Keadaan mereka bahkan lebih buruk lagi daripada kira-kira10 tahun yang lewat.

Walaupun  ekonomi tumbuh dengan cepat selama 10 tahun terakhir, namun pembagian penghasilan di negara-negara berkembang terbukti tidak merata, dan tetaplah demikian adanya sehingga orang-orang termiskin tidak mempunyai penghasilan cukup untuk mendapatkan pangan, sandang dan papan selayaknya. Dari penelitian-penelitian terbaru terbukti bahwa tanpa perubahan dalam pengendalian, maka dalam tahun 2010 jumlah manusia yang menderita kelaparan dapat mencapai 4 kali sebanyak sekarang. (FAO menaksir jumlah manusia sekarang yang tidak mendapat makanan secukupnya sebanyak 450 juta orang.).

Lebih lanjut terbukti dari penyeledikan itu bahwa kelaparan terpusat pada golongan penduduk yang paling miskin, dan bahwa titik berat pemberantasan kelaparan harus terletak pada golongan-golongan ini di negara-negara berkembang. Patut menjadi perhatian, bahwa  dalam penyeledikan ini bumi dianggap secara fisik sanggup menghasilkan makanan sejumlah 25 kali sebanyak sekarang, asalkan penanamannya dilakukan dengan sempurna. 

Dengan ini maka tergugahlah kedua aspek masalah pangan sedunia yang terpenting, yaitu produksi dan distribusi.  Masalah pangan sedunia tidak berarti sudah terselesaikan begitu produksi telah mencukupi.  Penyelesaiannya baru akan terlaksana bilamana semua orang dapat menikmati makanan dengan cukup.
Berikut ini akan dipaparkan sebuah analisa tentang pangan sedunia, yang akan dilakukan dalam tiga tahap : mula-mula sekali dibahas :

  • Sektor pertanian,
  • Kemudian hubungan-hubungan antarsektor pertanian dengan sektor bukan pertanian dan pemerintah,
  • Dan akhirnya pasar dunia.
Di pasar dunia ini akan kentara hubungan-hubungan antara negara-negara miskin dan kaya. Selanjutnya akan diberikan ikhtisar tentang kemungkinan-kemungkinan tindakan kebijaksanaan yang dapat mempengaruhi situasi pangan sedunia.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

ORANMG PINTAR UNTUK TAMBAH PENGETAHUAN PASTI BACA BLOG 'ROTE PINTAR'. TERNYATA 15 NEGARA ASING JUGA SENANG MEMBACA BLOG 'ROTE PINTAR' TERIMA KASIG KEPADA SEMUA PEMBACA BLOG 'ROTE PINTAR' DIMANA SAJA, KAPAN SAJA DAN OLEG SIAPA SAJA. NAMUN SAYA MOHON MAAF KARENA DALAM BEBERAPA HALAMAN DARI TIAP JUDUL TERDAPAT SAMBUNGAN KATA YANG KURANG SEMPURNA PADA SISI PALING KANAN DARI SETIAP HALAM TIDAK BERSAMBUNG BAIK SUKU KATANYA, OLEH KARENA ADA TERDAPAT EROR DI KOMPUTER SAAT MEMASUKKAN DATANYA KE BLOG SEHINGGA SEDIKIT TERGANGGU, DAN SAYA SENDIRI BELUM BISA MENGATASI EROR TERSEBUT, SEHINGGA PARA PEMBACA HARAP MAKLUM, NAMUN DIHARAPKAN BISA DAPAT MEMAHAMI PENGERTIANNYA SECARA UTUH. SEKALI LAGI MOHON MAAF DAN TERIMA KASIH BUAT SEMUA PEMBACA BLOG ROTE PINTAR, KIRANYA DATA-DATA BARU TERUS MENAMBAH ISI BLOG ROTE PINTAR SELANJUTNYA. DARI SAYA : Drs.Simon Arnold Julian Jacob-- Alamat : Jln.Jambon I/414J- Rt.10 - Rw.03 - KRICAK - JATIMULYO - JOGJAKARTA--INDONESIA-- HP.082135680644 - Email : saj_jacob1940@yahoo.co.id.com BLOG ROTE PINTAR : sajjacob.blogspot.com TERIMA KASIH BUAT SEMUA.