alamat email

YAHOO MAIL : saj_jacob1940@yahoo.co.id GOOGLE MAIL : saj.jacob1940@gmail.com

Jumat, 30 Januari 2015

DAMPAK TERHADAP KETAHANAN PANGAN

Dampak Terhadap Ketahanan Pangan
Oleh : Drs.Simon Arnold Julian Jacob

Meningkatnya ketergantungan pada impor bahan pangan yang dipicu oleh program penyesuaian struktur  (SAP) telah menempatkan sejumlah negara dalam posisi yang sangat rentan.  Hal itu terjadi lantaran mereka kekurangan cadangan devisa (forign exchange) untuk, mengimpor cukup pangan, sebagai akibat dari merosotnya harga barang ekspor dan, kebutuhan membayar cicilan hutang. Karenanya, bukan hal yang mengherankan, apabila 80 persen dari seluruh anak yang kekurangan gizi di dunia sedang berkembang, hidup di negara di mana kaum petaninya dipaksa mengubah produksi bahan pangan untuk konsumsi domistik, menuju produksi komoditas pangan untuk diekspor ke negara-negara industri.

Lebih lanjut, Davison Budho, seorang mantan ahli ekonomi IMF, menandaskan bahwa, orientasi ekspor tersebut “telah menyebabkan hancurnya system pertanian tradisional dan, semakin maraknya kelompok petani tak bertanah di hampir setiap Negara di mana IMF beroperasi”.  Kelaparan dan keterpurukan yang dialami petani ternyata juga diimasi oleh pemotongan anggaran belanja di bawah program penyesuaian struktur (SAP) IMF.

Karena program IMF itulah, subsidi untuk bahan-bahan pokok juga dihapuskan, termasuk di antaranya adalah pangan dan asupan pertanian, seperti pupuk. Alhasil, harga pupuk di pasaran melonjak drastis. Inilah persoalan pelik yang tengah dihadapi petani. Persoalan mereka pun tambah dirunyamkan dengan diterapkannya  devaluasi mata uang sebagaimana yang didesakkan IMF. Akibatnya barang-barang impor pun akhirnya menjadi lebih mahal.


Di Caracas pada l989, misalnya, selepas terjadinya kenaikan harga roti sebesar 200 persen, meletuslah huru-hara. Aparat keamanan melepaskan serentetan tembakan hingga menewaskan 1.000 orang. Persolan pelik petani tidak hanya berhenti di situ saja. Penerapan tingkat suku bunga yang lebih tinggi sangat menghambat petani gurem untuk mendapatkan modal. Mereka pun akhirnya terpaksa  menjual tanah, bekerja sebagai buruh tani, atau bahkan pindah ke perkampungan kumuh di berbagai kota besar. ( I Wibowo, 2003 :88)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

ORANMG PINTAR UNTUK TAMBAH PENGETAHUAN PASTI BACA BLOG 'ROTE PINTAR'. TERNYATA 15 NEGARA ASING JUGA SENANG MEMBACA BLOG 'ROTE PINTAR' TERIMA KASIG KEPADA SEMUA PEMBACA BLOG 'ROTE PINTAR' DIMANA SAJA, KAPAN SAJA DAN OLEG SIAPA SAJA. NAMUN SAYA MOHON MAAF KARENA DALAM BEBERAPA HALAMAN DARI TIAP JUDUL TERDAPAT SAMBUNGAN KATA YANG KURANG SEMPURNA PADA SISI PALING KANAN DARI SETIAP HALAM TIDAK BERSAMBUNG BAIK SUKU KATANYA, OLEH KARENA ADA TERDAPAT EROR DI KOMPUTER SAAT MEMASUKKAN DATANYA KE BLOG SEHINGGA SEDIKIT TERGANGGU, DAN SAYA SENDIRI BELUM BISA MENGATASI EROR TERSEBUT, SEHINGGA PARA PEMBACA HARAP MAKLUM, NAMUN DIHARAPKAN BISA DAPAT MEMAHAMI PENGERTIANNYA SECARA UTUH. SEKALI LAGI MOHON MAAF DAN TERIMA KASIH BUAT SEMUA PEMBACA BLOG ROTE PINTAR, KIRANYA DATA-DATA BARU TERUS MENAMBAH ISI BLOG ROTE PINTAR SELANJUTNYA. DARI SAYA : Drs.Simon Arnold Julian Jacob-- Alamat : Jln.Jambon I/414J- Rt.10 - Rw.03 - KRICAK - JATIMULYO - JOGJAKARTA--INDONESIA-- HP.082135680644 - Email : saj_jacob1940@yahoo.co.id.com BLOG ROTE PINTAR : sajjacob.blogspot.com TERIMA KASIH BUAT SEMUA.