alamat email

YAHOO MAIL : saj_jacob1940@yahoo.co.id GOOGLE MAIL : saj.jacob1940@gmail.com

Jumat, 30 Januari 2015

EKONOMI PANCASILA SEBAGAI HARMONISASI --DUA ELEMEN KESEJAHTERAAN EKONOMI DAN MANIFESTASI EKONOMI ETIK

Ekonomi Pancasila sebagai Harmonisasi
Dua Elemen Kesejahteraan Ekonomi dan
Manisfestasi Ekonomika Etik
Oleh : Drs.Simon Arnold Julian Jacob

---Kalau ketepatan berpikir disebut logika.
---Ketepatan rasa disebut estetika, maka
---ketepatan perilaku disebut etika.
Sebagai sebuah perilaku, ekonomi perlu diiringi dengan etika. Etika yang dimaksud haruslah bersandar pada nilai-nila prinsip kemanusiaan yang tidak menjunjung tinggi individualisme sempit dan komunalisme kaku.

Ekonomi Pancasila sebagai ilmu ekonomi kelembagaan (institutional economic) yang menjunjung tinggi nilai-nilai kelembagaan Pancasila mengandung 5 asas yang mana semua substansi Sila Pancasila yaitu :
(1) etika;
(2) kemanusiaan,
3)  nasionalisme;
(4) kerakyatan/demokrasi, dan
(5) keadilan sosial, harus dipertimbangkan dalam model ekonomi yang disusun.

Disinilah kelima sila diatas  menjadi substansi etika dalam ekonomi Pancasila. Kalau sila 1 Ketuhanan  Yang Maha Esa menjadi landasan rangsangan moral maka sila 2 sampai 5 menjadi landasan rangsangan sosial ekonomi etika Ekonomi Pancasila dengan kata lain merangkum secara tepat dua elemen utama pencapaian kesejahteraan ekonomi. Konsep ekonomika etik ekonomi Pancasila oleh Mubyarto dalam bukunya Sistem dan Moral Ekonomi Pancasila dicirikan sbb : Roda perekonomian digerakkan oleh rangsangan ekonomi, moral dan sosial.

Ada kehendak kuat dari seluruh anggota masyarakat untuk mewujudkan keadaan kemerataan sosial ekonomi. Prioritas kebijaksanaan ekonomi adalah pengembangan ekonomi nasional yang kuat dan tangguh, yang berarti nasionalisme selalu menjiwai setiap kebijaksanaan ekonomi. Koperasi merupakan soko guru perekonomian nasional. Adanya imbangan yang jelas dan tegas antara sentralisme dan desetralisme kebijaksanaan ekonomi untuk menjamin keadilan ekonomi dan keadilan sosial dengan sekaligus menjaga efisiensi dan pertumbuhan ekonomi.

Masa Depan Ekonomika Etik di tengah Arus Dehumanisasi di Era Globalisasi
Hans Kung dalam bukunya Global Responsibillity in Search of New World Ethic, mengungkapkan perlunya merumuskan kembali etos global berupa konsensus mendasar tentang nilai-nilai, norma-norma, dan sikap-sikap tertentu yang dilandasi oleh prinsip humanum, hakekat manusia.

Hal ini dilakukan demi kedamaian umat manusia ditengah ancaman globalisasi yang menonjolkan nilai-nilai individualisme dan mengerus nilai-nilai humanisme.  Ini merupakan bel pengingat bahwa etika saat ini mengalami gempuran luar biasa dari arus besar nilai-nilai individualisme yang membonceng  persebaran idiologi kapitalisme dan liberalisme. Individualisme yang mengakar dalam kejatian diri manusia disinyalir bisa mendorong akumulasi niali-nilai dehumanisasi karena semangat egoisme sebagaimana terangkum dalam idiom Betawi, elo-elo gua-gua menjadikan manusia tidak peduli satu sama lain dan mau menang sendiri yang lambat laun akan membentuk pola pikir berupa tidak mau memanusiakan sesama  manusia lainnya.

Sebagai sebuah wacana yang terus diupayakan perwujudannya, konsep ekonomika etik saat ini mengalami tantangan berat dalam merealisasikannya.
Mainstrem pemikir ekonomi kini  yang sangat liberal dan kapitalistik kian  meminggirkan nilai-nilai etika kemanusiaan dalam praktek ekonominya.Hal inilah yang menjadikan agenda memasyarakatkan ekonomika etik berbasis Pancasila di bumi Indonesia tidaklah semudah membalikkan telapak tangan.

Banyak rintangan yang akan bermunculan dari pihak-pihak yang diuntungkan dengan bertahtanya sistem ekonomi kapitalisme selama ini. Mungkinlah ekonomika etik bertahta di Indonesia dan menjadi acuan bersama pelaksanaan ekonomi nasional?  Segala kemungkinan hingga kini masih terbuka lebar. Ada banyak cara membangkitkan kesadaran pentingnya berekonomi secara etik yang dalam  perwujudannya merupakan bentuk dari ekonomi Pancasila.

Salah satunya melalui revitalisasi budaya bangsa Indonesia yang didominasi nilai-nilai komunalisme dan kebersamaan yang kemudian dipadukan dengan pelaksanaan sistem ekonomi. Nilai kegotongroyongan dan kekeluargaan yang menjadi etika masyarakat Indonesia yang terhimpun dalam berbagai ragam tradisi dan adat masyarakat bisa ditransformasikan tidak hanya dalam berbudaya namun juga dalam berekonomi.

Tidaklah keliru jika keberhasilan Korea Selatan yang sukses mentransformasikan nilai-nilai budaya yang berangkat dari tiga prinsip yaitu :
1.    rajin;
2.    mandiri; dan
3.    gotong royong

untuk menjadi sebuah gerakan nasional berupa Saemaul Undong yang mengantarkan kesuksesan Korea Selatan di bidang ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya. (Google-Internet).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

ORANMG PINTAR UNTUK TAMBAH PENGETAHUAN PASTI BACA BLOG 'ROTE PINTAR'. TERNYATA 15 NEGARA ASING JUGA SENANG MEMBACA BLOG 'ROTE PINTAR' TERIMA KASIG KEPADA SEMUA PEMBACA BLOG 'ROTE PINTAR' DIMANA SAJA, KAPAN SAJA DAN OLEG SIAPA SAJA. NAMUN SAYA MOHON MAAF KARENA DALAM BEBERAPA HALAMAN DARI TIAP JUDUL TERDAPAT SAMBUNGAN KATA YANG KURANG SEMPURNA PADA SISI PALING KANAN DARI SETIAP HALAM TIDAK BERSAMBUNG BAIK SUKU KATANYA, OLEH KARENA ADA TERDAPAT EROR DI KOMPUTER SAAT MEMASUKKAN DATANYA KE BLOG SEHINGGA SEDIKIT TERGANGGU, DAN SAYA SENDIRI BELUM BISA MENGATASI EROR TERSEBUT, SEHINGGA PARA PEMBACA HARAP MAKLUM, NAMUN DIHARAPKAN BISA DAPAT MEMAHAMI PENGERTIANNYA SECARA UTUH. SEKALI LAGI MOHON MAAF DAN TERIMA KASIH BUAT SEMUA PEMBACA BLOG ROTE PINTAR, KIRANYA DATA-DATA BARU TERUS MENAMBAH ISI BLOG ROTE PINTAR SELANJUTNYA. DARI SAYA : Drs.Simon Arnold Julian Jacob-- Alamat : Jln.Jambon I/414J- Rt.10 - Rw.03 - KRICAK - JATIMULYO - JOGJAKARTA--INDONESIA-- HP.082135680644 - Email : saj_jacob1940@yahoo.co.id.com BLOG ROTE PINTAR : sajjacob.blogspot.com TERIMA KASIH BUAT SEMUA.