Menyuburkan
Lahan Gambut dengan Mikroba
Oleh : Drs.Simon
Arnold Julian Jacob
Pembuatan
kanal di lahan proyek lahan gambut sejuta hektar di Kalimantan Tengah justru
membuat kerusakan lahan gambut yang parah. Akibatnya, kebakaran hutan saat
musim kemarau sering terjadi.Pemanfaatan lahan di Indonesia sejak dulu telah
salah arah. Lahan subur,
terutama di Jawa, tak terbendung terus berubah fungsi ke nonpertanian.
Sementara itu, kebutuhan pangan yang terus meningkat memaksa pemanfaatan lahan
kering dan marginal yang umumnya di luar Jawa. Di sinilah rekayasa teknologi
berperan untuk mengubahnya menjadi lahan subur.
Salah satu yang kini gencar disasari adalah lahan gambut.Dalam ASEAN-China
Workshop on the Development of Effective Microbial Consortium Poten in Peat
Modification di Jakarta, Senin (10/11), tim peneliti mikroba dari Pusat
Teknologi Bioindustri BPPT (Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi), yang
diketuai Gatyo Angkoso, melaporkan, keberhasilan
mereka menyuburkan lahan gambut dengan menambahkan limbah selulosa dari
perkebunan kelapa sawit dan memasukkan secara bersamaan beberapa jenis isolat
mikroba tertentu.Perlakuan ini dapat mengurangi tingkat keasaman atau menaikkan
pH lahan gambut dari rata-rata 3,5 menjadi 5,5, jelas Direktur Pusat Teknologi
Bioindustri, Koesnandar, yang juga terlibat dalam riset tersebut, di Rasau dan
Siantan, Kalimantan Barat.
Selama
ini lahan gambut secara alami memang tidak subur karena memiliki keasaman
tinggi atau kebasaannya (pH) rendah, antara 2,8 dan 4,5. Sifat lain lahan
gambut yang tidak menguntungkan adalah nilai kapasitas tukar kation dan
kandungan organik yang tinggi. Penyuburan lahan gambut dilakukan dengan
memasukkan konsorsia atau beberapa kelompok mikroba. Dijelaskan Diana Nurani,
peneliti, riset yang dilakukan sejak tahun 2006 berhasil diisolasi puluhan
mikroba di dua daerah di Pontianak itu. Dari puluhan ditemukan empat
kelompok mikroba yang memiliki kinerja yang baik dalam meningkatkan kebasaan
lahan gambut. Ditambahkan Koesnandar, mikroba itu ditemukan di lahan
gambut, pada limbah kelapa sawit, dan kotoran sapi. Dari efeknya pada tanah
gambut, konsorsia mikroba itu bersimbiosa mutualisme.
Penelitian lebih lanjut akan dilakukan untuk meneliti
peran dan karakteristik masing- masing mikroba. Aplikasi empat
kelompok mikroba pada tanah gambut selain dapat meningkatkan pH, juga terbukti
memperbaiki struktur tanah dan meningkatkan ketersediaan mineral. Keuntungan
lainnya adalah mengganti cara konvensional, yaitu pembakaran yang biasa
dilakukan petani di lahan gambut untuk meningkatkan pH tanah gambut. Indonesia
memiliki kawasan gambut keempat terluas di dunia, yakni 20,6 juta hektar.
Peringkat pertama adalah Kanada (170 juta ha), Uni Soviet (150 juta ha), dan
Amerika Serikat (40 juta ha). Lahan gambut di Indonesia terbanyak dijumpai di
Sumatera (35 persen), Kalimantan (30 persen), dan Papua (30 persen). (YUN) Sumber : Kompas Cetak-KOMPAS/
ESTER LINCE NAPITUPULU Jumat, 14 November 2008 | 22:05 WIB
KESIMPULAN
- Situasi
pangan sedunia menjadi penyebab timbulnya kegelisahan yang mengkhawatirkan.
- Peningkatan
menurun, dan ketidakmerataan dalam sektor pertanian menjadi semakin besar.
- Kelaparan
terpusat dalam golongan-golongan penduduk yang termiskin.
- Pengendalian
pertama-tama harus dipusatkan pada golongan-golongan penduduk yang termiskin.
- Pengendalian
ini harus mengarah pada penanganan intergral atas ketidakmerataan yang ada
di bidang kesempatan-kesempatan,
sebagaimana juga ada penerapan teknologi dalam angka-angka
kelangkaan yang terdapat dalam lowongan kerja dan modal.
- Perkembangan
sektor pertanian di negara-negara miskin harus lebih banyak mendapat
prioritas, terutama dari pemerintah di negara-negara itu.
- Bantuan
pangan buat sementara waktu tidak dapat dihapus demi mengatasi kelaparan
di dunia.
- Negara-negara
kaya harus mengambil alih fungsi penyangga yang selama ini dipikul oleh
negara-negara miskin.
Hal
ini menunjukkan bahwa negara-negara kaya harus membentuk penyediaan pangan,
guna dapat menampung turun-naiknya produksi secara tiba-tiba, dan agar
dilakukan penyesuaian dalam posisi dagang ekstern mereka guna menstabilkan
harga pasar dunia. (Sumber :EI :
4346—4361).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
ORANMG PINTAR UNTUK TAMBAH PENGETAHUAN PASTI BACA BLOG 'ROTE PINTAR'. TERNYATA 15 NEGARA ASING JUGA SENANG MEMBACA BLOG 'ROTE PINTAR' TERIMA KASIG KEPADA SEMUA PEMBACA BLOG 'ROTE PINTAR' DIMANA SAJA, KAPAN SAJA DAN OLEG SIAPA SAJA. NAMUN SAYA MOHON MAAF KARENA DALAM BEBERAPA HALAMAN DARI TIAP JUDUL TERDAPAT SAMBUNGAN KATA YANG KURANG SEMPURNA PADA SISI PALING KANAN DARI SETIAP HALAM TIDAK BERSAMBUNG BAIK SUKU KATANYA, OLEH KARENA ADA TERDAPAT EROR DI KOMPUTER SAAT MEMASUKKAN DATANYA KE BLOG SEHINGGA SEDIKIT TERGANGGU, DAN SAYA SENDIRI BELUM BISA MENGATASI EROR TERSEBUT, SEHINGGA PARA PEMBACA HARAP MAKLUM, NAMUN DIHARAPKAN BISA DAPAT MEMAHAMI PENGERTIANNYA SECARA UTUH. SEKALI LAGI MOHON MAAF DAN TERIMA KASIH BUAT SEMUA PEMBACA BLOG ROTE PINTAR, KIRANYA DATA-DATA BARU TERUS MENAMBAH ISI BLOG ROTE PINTAR SELANJUTNYA. DARI SAYA : Drs.Simon Arnold Julian Jacob-- Alamat : Jln.Jambon I/414J- Rt.10 - Rw.03 - KRICAK - JATIMULYO - JOGJAKARTA--INDONESIA-- HP.082135680644 - Email : saj_jacob1940@yahoo.co.id.com BLOG ROTE PINTAR : sajjacob.blogspot.com TERIMA KASIH BUAT SEMUA.