alamat email

YAHOO MAIL : saj_jacob1940@yahoo.co.id GOOGLE MAIL : saj.jacob1940@gmail.com

Jumat, 30 Januari 2015

PARA PENENTANG SISTEM GLOBALISASI

Para Penentang Sistem Globalisasi
Oleh :Drs.Simon Arnold Julian Jacob

Bahwa system ekonomi dari berbagai negara-negara miskin yang tadinya lebih demokratis  termasuk sietem ekonomi di Indonesia  seperti yang disebutkan diatas yang berasas “gotong royong yaitu dari “semua untuk semua” tiba-tiba saja dimatikan  oleh suatu sietem global  dari luar yang tidak manusiawi,  yang dampaknya membawa kesengsaraan dan kemiskinan  bagi rakyat.
Secara umum, memang dapat diamati bagaimana seluruh dunia pada saat ini sedang dicengkeram oleh sebuah hegemoni idiologi.  

Dari Barat sampai Timur, dari Utara sampai Selatan, adalah sebuah pandangan yang secara merata disetujui oleh para elit di semua negara (pimpinan pemerintahan, anggota dewan perwakilan rakyat. Politisi, pengusaha, para manajer, Akademisi) :Bahwa  free market merupakan satu-satunya solusi bagi ekonomi. Lebih dahsyat lagi hegemoni idiologi neoliberal ini mendapat dukungan kelompok intelektual dan wartawan. Dengan akibat, tanpa terasa---memang itu ciri khas hegemoni---orang-orang yang tidak kritis secara perlahan dibuat setuju dengan pandangan itu (Gill dan Law 988; Biersteker, 1997, I Wibowo, 2003 : xii).

Setiap hari dunia ini dipenuhi dengan berita, cerita, analisa ilmiah dan ulasan popular tentang kehebatan ekonomi pasar. Tetapi tidak ada buku yang menjadi terompet idiologi neoliberal yang paling keras kecuali buku dari Thomas Friedman, The Luxus and Olive Tree (l999).  Buku laris yang secara amat popular menguraikan prinsip-prinsip free market dan free trade, inti state intervention, ini dicetak berulang-ulang dibaca oleh para elit, diulas dan dipuji di surat-surat kabar, dijadikan bahan kuliah di sekolah-sekolah bisnis.

Rupa-rupanya seluruh dunia berhasil dibuat terpukau oleh apa yang diuraikan oleh Friedman mengenai golden straitjacket dan serta-merta mengamininya.
Neoliberalisme itu telah berhasil membuat idiologi neoliberalisme benar-benar menjelmakan diri menjadi hegemoni, bertahta di seluruh dunia, termasuk Indonesia.  Dengan demikian, secara menakjubkan, semua saja yang termasuk dalam lapisan elit, tunduk dan membiarkan diri menjadi pendukung neoliberalisme. Khusus mengenai keadaan Indonesia, harus disebutkan di sini bahwa, Iklim intelektual Indonesia yang cenderung ke “kanan”.

Pada masa Orde Baru suasana intelektual memang cenderung membenarkan kapitalisme. Maka ketika Soeharto jatuh pada 1998, banyak ekonom yang malah setuju dengan Golden straitjacket yang diproklamirkan oleh Thomas Friedman. Mereka mendukung 100 persen bahwa Indonesia meminta bantuan dari IMF, dan menyatakan bahwa tuntutan LoI adalah rasional. “Program Penyesuaian Struktur ( SAP) diterima begitu saja tanpa soal.

Dengan kata lain, peristiwa runtuhnya ekonomi Indonesia dengan sistem khasnya (Demokrasi Ekonomi Pancasila) akibat globalisasi malah dijadikan sebagai kesempatan emas untuk membuat Indonesia semakin melesak masuk dalam system kapitalisme modern, maka kata yang tepat adalah kita ucapkan, :  Good By” untuk “Sistem Demokrasi Ekonomi Pancasila kita”?  (ya…Sistem Ekonomi kita telah Masuk Perangkap sistem Ekonomi Globalisasi dan tidak bisa berdaya lagi dan tidak menjadi tuan dirumahnya sendiri). Ini salah siapa gerangan, perlu dipertanyakan.

Pertanyaanya, apakah system globalisasi ini  diterima semua pihak?
Jawabannya adalah, bahwa system/manajemen globalisasi ini banyak pakar yang menentangnya. “Indonesia boleh dianggap bangsa yang aneh. meskipun gelombang globalisasi ekonomi sedemikian dahsyat menerpanya, hampir tidak kedengaran suara-suara yang membelanya.

PARA PENULIS YANG  MENGERITIK  DAMPAK EKONOMI GLOBALISASI

Tiga-empat tahun terakhir ini, disana-sini, bermuncullah buku-buku dari berbagai pakar dan intelektual yang mengeritik dampak dari globalisasi ekonomi, antara lain disebutkan  masing-masing sbb:

1.Sritua Arief, Indonesia Tanah Air Kita (2001).
Buku ini sebenarnya berupa kumpulan artikel dari pengarang, mempersoalkan semua kebijakan ekonomi yang diambil oleh Pemerintah yang begitu tunduk kepada organisasi internasional. Sudah pada tahun 1998, misalnya, ia telah mempersoalkan kehadiran IMF.

2.Andrinof A.Chaniago, berjudul “Gagalnya Pembangunan” (2001).
Buku ini juga mengasalkan kegagalan pembangunan di Indonesia (yang akhirnya mengarah kepada krisis besar pada 1997) kepada kebijakan yang berciri neoliberalisme. Pengarang ini dengan tegas menolak penjelasan yang umum diberikan di koran-koran bahwa masalah yang muncul adalah akibat kesalahan manusia Indonesia. Ditunjukkan bahwa pengaruh dan campur tangan lembaga internasional-terutama IMF dan World Bank--- mempunyai andil yang amat besar.

3.Arief Budiman, “Menggugat IMF” (2001),
Melihat secara lebih detail sepak terjang IMF di Indonesia, dan mengatakan dengan tegas bahwa IMF telah gagal “mengobati” Indonesia. Walaupun artikel yang berisi kritik terhadap IMF, di Indonesia tersebar banyak di surat-surat kabar, barangkali Arief saja yang mengupas IMF secara panjang lebar dalam ukuran sebuah buku.

4.Abdurr-Razzaq Lubis et al. dengan judul “Jerat Utang IMF (1998),
Namun buku ini berukuran kecil (saku) dan terdiri dari kumpulan artikel). Kritikan terhadap peran World Bank, saudara kembar dari IMF, muncul dalam bentuk buku yang berjudul “Utang Yang Memiskinkan” (Coen, 2002). Kritik yang dilontarkan oleh buku ini mempunyai kekuatan yang besar karena buku ini dibuat berdasarkan penelitian empiris di tempat-tempat yang menerima “bantuan” dari World Bank dan gagal, yaitu Desa Mopu di Sulawesi Selatan dan Desa Kembang Kerang di Nusa Tenggara Barat.  Sesudah itu dapat disebutkan beberapa buku lain yang membahas dampak rejim GATT/WTO pada Indonesia, seperti;

5.Hira Jhamtani, “Ancaman Globalisasi & Imperialisme Lingkungan (2001)
6.Hira Jhamtani dan Lutfiyah Hanim, “Globalisasi & Monopoli Pengetahuan (2002).

7.Ignatius Haryanto, “Penghisapan Rezim HAKI” (2002)
8.Mochtar Mas’oed, “Ekonomi Politik Internasional dan Pembangunan (2003),
Adalah satu–satunya buku yang ditulis oleh seorang ahli ilmu politik dan memberikan perspektif politik dalam membahas dampak globalisasi ekonomi.

9.I Wibowo dan Frabcis Wahono, “Neoliberalisme” (2003),
Memuat sejumlah artiket  yang menyeroti baik sisi histories, teoritis, maupun praktik neoliberasme, dan sekaligus mengeritiknya.

10.Martin Khor, “Globalization and the South” (2000),
Telah diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia.

11.James Petras, dan Hendry Velmeyer, “Globalization Unmasked, Imperialism in 21st  Century (2001).
Buku-buku lain yang menyuarakan kritik terhadap ekses dari globalisasi ekonomi banyak sekali, antara lain :

12.David C.Korten, “When Corporations Rule the World”, (1995) dan diperbaiki (2001).
·         Buku ini direkomandasikan sebagai “The Classic International Bestsaller.”

13.William Greider, “One World, Ready or Not. The Maniac Logic of Global Capitalism (l997)

14.Michel Chossudovsky, “The Globalisation of Proverty, Impacts of IMF and World Bank (l998),

15.John Gray, False Down : “The Delusions of Global Capitalism and the Death of Democracy” (2001).

16.Will Hutton, “The State We’re In” (l996)

17.Susan Stange, “ Casino Capitalism” (l998)

18.David Held et al. “Global Transformations” (l999).

19.Peter Dicken, “ Global Shift “(l997)

20.Leslie Sklair, “Tnasnational Capitalist Class” (2001).

21.Jerry Mander dan Edwar Golsmith, “ The Case Against the Global Economy (1996).

22.Joseph Stiglitz, Globalization and Its Discontents” (2002).

Adalah pemenang Hadiah Nobel untuk Ekonomi 2001, secara telak mengeritik sikap sewenang dari dua organisasi internasional, IMF dan World Bank.
Dikatakan bahwa dua organisasi ini bertanggung jawab atas kesengsaraan dan penderitaan yang dialami oleh ratusan juta penduduk di negara-negara di Dunia Ketiga. 

Kritik Stiglitz ini tentu saja ditolak oleh para pendukung IMF dan World Bank, tetapi ia jelas telah membuka mata pada borok organisasi yang selama ini dikagumi orang dan sekaligus juga menyadarkan orang betapa mengerikan dan ganasnya system ekonomi internasional yang sedang berjalan ini.Tetapi jelas bahwa isu globalisasi ekonomi di mancanegara telah menjadi isu besar, bahkan sangat besar.

Para pakar, terutama ekonom, seakan-akan berlomba-lomba menyingsingkan lengan baju, untuk sedapat mungkin mengulurkan tangan, membantu memecahkan persoalan yang ditimbulkan oleh globalisasi ekonomi.  Ini berlaku bagi para pakar senior yang sudah mapan, tetapi juga mereka yang masih yunior, yang masih meniti karier. Mereka menulis buku, menerbitkan artikel-artikel, mengorganisir seminar dsb. Bahkan tidak jarang terjadi para pakar itu dengan suka rela melepaskan kursi keprofesoran mereka, dan “turut” menjadi aktivitas, berjuang bersama aktivis-aktivis yang berusaha mencegah kerusakan yang ditimbulkan oleh globalisasi ekonomi.

Kita (Indonesia) telah melenceng jauh dari Sistem Ekonomi  Pancasila yang diamanatkan  oleh Pasal 33 UUD l945 dan berhamba pada system global, pasti membawa akibat buruk bagi seluruh rakyat Indonesia yakni kemiskinan dan kelaparan, pengangguran, tanpa lapangan kerja, yang ujung-ujungnya adalah ketidak stabilan dalam politik, social budaya, keamanan. dll. 

Jika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, siapa-siapakah yang harus bertanggung jawab?
I Wibowo, dalam bukunya “Globalisasi Kemiskinan & Ketimpangan”, Cidelaras Pustaka Rakyat Cerdas, 2003, Jogja : V) tentang sejumlah pakar yang menentang system Globalisasi.

INTINYA ADALAH: Bahwa Sistem Globaisasi dan Liberalisme Perdagangan Bebas yang dipaksakan,  merupakan suatu,  “MANAJEMEN ABU NAWAS” dari BANK DUNIA, IMF dan WTO di zaman globalisasi ini, dan bagi Negara-Negara Dunia Ketiga, Manajemen yang dijalankannya adalah “MANAJEMEN MASUK PERANGKAP”?
(Penulis : Drs.Simon Arnold Julian Jacob)
Alamat : Jln.Jambon I, No.414J – Rt.10 m-Rw.03 – Kricak – Jatimulyo – Jogjakarta  Telp.0274.588160 – HP.082135680644. Email : saj_jacob1940@yahoo.co.id


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

ORANMG PINTAR UNTUK TAMBAH PENGETAHUAN PASTI BACA BLOG 'ROTE PINTAR'. TERNYATA 15 NEGARA ASING JUGA SENANG MEMBACA BLOG 'ROTE PINTAR' TERIMA KASIG KEPADA SEMUA PEMBACA BLOG 'ROTE PINTAR' DIMANA SAJA, KAPAN SAJA DAN OLEG SIAPA SAJA. NAMUN SAYA MOHON MAAF KARENA DALAM BEBERAPA HALAMAN DARI TIAP JUDUL TERDAPAT SAMBUNGAN KATA YANG KURANG SEMPURNA PADA SISI PALING KANAN DARI SETIAP HALAM TIDAK BERSAMBUNG BAIK SUKU KATANYA, OLEH KARENA ADA TERDAPAT EROR DI KOMPUTER SAAT MEMASUKKAN DATANYA KE BLOG SEHINGGA SEDIKIT TERGANGGU, DAN SAYA SENDIRI BELUM BISA MENGATASI EROR TERSEBUT, SEHINGGA PARA PEMBACA HARAP MAKLUM, NAMUN DIHARAPKAN BISA DAPAT MEMAHAMI PENGERTIANNYA SECARA UTUH. SEKALI LAGI MOHON MAAF DAN TERIMA KASIH BUAT SEMUA PEMBACA BLOG ROTE PINTAR, KIRANYA DATA-DATA BARU TERUS MENAMBAH ISI BLOG ROTE PINTAR SELANJUTNYA. DARI SAYA : Drs.Simon Arnold Julian Jacob-- Alamat : Jln.Jambon I/414J- Rt.10 - Rw.03 - KRICAK - JATIMULYO - JOGJAKARTA--INDONESIA-- HP.082135680644 - Email : saj_jacob1940@yahoo.co.id.com BLOG ROTE PINTAR : sajjacob.blogspot.com TERIMA KASIH BUAT SEMUA.