alamat email

YAHOO MAIL : saj_jacob1940@yahoo.co.id GOOGLE MAIL : saj.jacob1940@gmail.com

Jumat, 30 Januari 2015

PASAR DUNIA

Pasar Dunia 
Oleh : Drs.Simon Arnold Julian Jacob

Pengendalian harga untuk barang dalam negeri dilaksanakan di banyak negara yang  mempunyai peraturan-peraturan politik perdagangan, agar  harga pangan dalam negeri tidak ikut goncang bersamaan dengan harga  di pasar dunia.  Masyarakat Eropa bilamana perlu memungut pajak atas pemasukan pangan dari negara-negara bukan Masyarakat Eropa, agar harga pangan hasil dalam negeri tidak terlalu jauh turunnya, supaya para petani jangan sampai  mendapat penghasilan terlalu rendah. Jika perlu dikeluarkan larangan impor, seperti yang terjadi dalam tahun 1974 untuk daging Argentina. 

Di Amerika Serikat bilamana perlu diberikan subsidi untuk ekspor hasil-hasil pertanian yang banyak berlebih, dan diterapkan pajak impor terhadap hasil-hasil pertanian yang bersaiangan. Jika tidak demikian halnya, maka harga  dalam negeri akan turun sangat banyak.  Kebalikannya, bilamana harga-harga pasar dunia terlalu tinggi, maka negara-negara impor dapat memberikan  subsidi atas barang impor agar harga pangan dalam negeri  jangan sampai meningkat terlalu tinggi. Politik perdagangan ini kadang-kadang memberatkan budget pemerintah.

Bilamana suatu negara mempunyai saldo ekspor, dan harga pasar dunia lebih rendah daripada harga dalam negeri yang dituju, maka ekspor hanya akan dapat direalisasikan dengan subsidi.  Timbunan mentega Masyarakat Eropa telah dijual ke Uni Soviet dengan subsidi seharga jauh di bawah harga dalam negeri. Dalam tahun-tahun enam puluhan Amerika Serikat menjual gandum yang berlebihan dengan harga yang sangat rendah ke pasar dunia.

Sebuah negara yang harus mengimpor bahan pangan dengan harga yang lebih tinggi daripada harga bahan pangan dalam negeri, terpaksa memberi subsidi atas impor  bilamana tidak ingin memberikan harga dalam negeri  meningkat. Di negara-negara miskin dikerahkan bahagian terbesar dari pendapatan untuk pangan, dan budget pemerintah menjadi relatif kecil. Oleh karena itu sebuah negara miskin akan kurang kemampuannya untuk mengisolasi tingkat harga dalam negeri dari pasar dunia.

Oleh karena di kebanyakan negara dilancarkan suatu politik harga, maka produksi dan konsumsi dapat berbeda sangat besar pada suatu harga tertentu.  Kelebihan atau kekurangan dapat dijual atau dibeli di pasar dunia. Gangguan-gangguan intern diteruskan ke luar. Karena itu maka pasaran dunia yang dianggap sebagai pasaran barang-barang yang berlebihan, menjadi sangat tidak stabil dan dapat menimbulkan goncangan-goncangan hebat dalam harga, yang masih dapat diperhebat lagi oleh spekulasi.  

Namun pasaran dunia secara bersama-sama dengan pasaran-pasaran pertanian nasional dari seluruh dunia membentuk suatu sistem bejana berhubungan yang reot.Hal itu berarti bahwa goncangan-goncangan harga yang terjadi mempunyai perngaruh terhadap beban-beban budget dalam politik pasaran bahkan pangan nasional, dan kalau budget itu tidak mencukupi juga pada harga-harga dalam negeri. Mengingat negara-negara miskin kurang mampu mengisolasikan harga bahan pangan dalam negerinya dari  pasaran dunia, maka negara-negara miskin jadinya mengalami efek terkuat dari goncangan-goncangan harga di pasaran dunia.

Kesimpulan
Di semua negara, pemerintahnya mempengaruhi harga pangan dalam negeri.
·         Pengendalian harga pangan dalam negeri dilancarkan di banyak negara dengan peraturan-peraturan politik dagang. Disebabkan oleh politik harga itu, maka dalam rangka intern produksi dan konsumsi dapat berbeda sangat besar pada suatu harga tertentu.
·   Hasil-hasil lebih, dapat dijual, kekurangan-kekurangan, dapat dibeli di pasar dunia.
·         Disebabkan hal ini maka pasar dunia menjadi sangat tidak stabil.
·      Ketidakstabilan ini ditampung oleh negara-negara miskin, oleh karena negara-negara ini kurang mempunyai kesanggupan untuk bertahan terhadap ketidakstabilan itu.
·   Dengan demikian negara-negara miskin bertindak sebagai penyangga untuk politik harga intern negara-negara kaya.
·     Harga pasaran dunia bagi hasil pertanian terbanyak telah menjadi 2  kali lipat dalam tahun 1972, dibandingkan dengan tingkatan harga dalam tahun-tahun enam puluhan.

Kenaikan harga ini disebabkan oleh panen-panen yang gagal dan pengurangan produksi di negara-negara pengekspor gandum yang penting, yaitu Amerika Serika, Canada, dan Australia.  Cuaca mengakibatkan  panen-panen gagal di Uni Soviet, Asia Tenggara, Amerika Utara dan di negara-negara Sahel di Afrika. Sejak tahun 1972 hanya pasaran dunia menunjukkan garis grafik yang berliku-liku.

Sejak pertengahan tahun 1974, secara berangsur-angsur terjadi  penurunan atas harga pasaran dunia untuk gandum, dan beras. Bulan Juni 1975 harga gandum  naik lagi, lebih-lebih akibat pembelian-pembelian oleh Uni Siviet. Di sana telah terjadi musim kering berkepanjangan yang mengakibatkan pengaruh merugikan terhadap hasil panen. Sesudah bulan September 1972 kembali lagi terjadi penurunan. Harga pupuk buatan dalam tahun-tahun terakhir menunjukkan garis yang kira-kira sama.

Penyebabnya yang terpenting ialah sebagai berikut :
  • Para produsen di negara-negara kaya (orang miliki sekitar 85% dari produksi seluruhnya) terlebih dahulu mengisi pasar  dalam negeri sendiri dengan pupuk buatan.
  • Ekspor ke negara-negara berkembang bagi mereka hanya merupakan suatu tugas berlebih.
Hal ini mengakibatkan bahwa beban atas kekurangan-kekurangan yang biasanya sedikit sekali---besarnya menurut skala dunia sekitar 1 a’ 2%--- dilemparkan seluruhnya pada negara-negara berkembang, dan mengakibatkan kekurangan sejumlah 10  a’ 15% di negara-negara berkembang.

Dengan demikian negara-negara miskin di sini pun merupakan penyangga dalam kemungkinan-kemungkinan kekurangan pupuk buatan. Pupuk  buatan merupakan senjata ampuh terhadap kelaparan. Pada waktu sekarang ini pemakaiannya di negara-negara miskin kerap kali kurang dari sepersepuluh pemakaian untuk tiap-tiap hektar di negara-negara kaya, namun diduga bahwa permintaan terhadap pupuk buatan akan tetap meningkat jauh lebih cepat daripada di negara-negara kaya. Dalam hal ini untuk menghadapinya seharusnya diajukan penawaran yang lebih tinggi. Andaikata permintaan akan ketiga jenis pupuk buatan yang terpenting (zat lemas, kalium,dan fosfat) meningkat sejumlah 5% setahun, maka hal ini berarti bahwa pemakaian tahunan dalam tahun 2010 akan berjumlah 4  kali lipat dibanding angka tahun 1972.  

Para ahli menganggap hal ini bukan tidak mungkin. Maka untuk seluruh periode dari sekarang sampai tahun 2010 dalam semua cadangan yang sekarang ini ada dalam bentuk zat-zat hidro karbon (minyak, gas, dan sebagainya), fosfat mentah dan kalium, masing-masing diperlukan 0,1, - 11 dan 4,2% untuk memproduksi berturut-turut pupuk-pupuk buatan zat lemas, fosfat, dan kalium. Dengan demikian untuk jangka waktu singkat bahan-bahan mentah cukup tersedia. 

Di masa silam kapasitas produksi paling kurang ditinjau selama masa waktu yang lebih panjang, dapat selalu mencukupi permintaan. Tidak ada alasan untuk menganggap bahwa hal ini tidak akan tetap demikian adanya. Disebabkan oleh berbagai macam hal, memang terjadi kegoncangan-kegoncangan hebat dalam soal harga pupuk buatan sebagaimana telah diuraikan di atas. Dalam jangka pendek (2 a’ 3 tahun), disebabkan oleh jangka waktu untuk membangun pabrik-pabrik, kapasitas sulit tercapai.

Andaikata permintaan dengan tiba-tiba menjadi lebih banyak (umpamanya oleh karena Amerika Serikat memperluas daerah pertaniannya), maka hal ini akan mengakibatkan kenaikan harga-harga yang laur biasa.  Andaikata para produsen menanamkan modal dalam jumlah besar mendahului permintaan yang sudah diperkirakan, maka mungkin saja konsekuensinya akan berupa kelebihan kapasitas untuk sementara waktu, dan dengan demikian penurunan harga (seperti umpanya pada akhir tahun-tahun enam puluhan).

Tidak benar bahwa sangat tinggi harga minyak dianggap sebagai penyebab kenaikan harga pupuk sampai 3 kali atau 4 kali lipat belum lama ini. Dugaan itu hanya dapat dibenarkan sampai kenaikan harga  sebesar 30% sampai 40%. Tetapi selebihnya harus dicari penyebabnya pada kurangnya barang di pasar. Sebagaimana telah diuraikan, kapasitas produksi di negara-negara maju berjumlah 85% dibandingkan dengan 15% di negara-negara berkembang. Mengenai produksi yang seluruhnya, pembagiannya lebih timpang lagi; negara-negara berkembang hanya menghasilkan 9% dari seluruh produksi dunia.

Hal ini disebabkan pada faktor pemanfaatan yang rendah di negara-negara ini.
Bahwa disebabkan oleh berbagai macam hal, kerap kali dicapai sejumlah 50% sampai 60% dari kapasitas menurut teori. Sekitar 16% dari konsumsi dunia dihabiskan di negara-negara berkembang. Hal ini berarti, bahwa mereka untuk sebahagian besar kebutuhannya tergantung pada  impor dari negara-negara maju. Kenaikan harga yang sangat tinggi dalam hal demikian akan sama artinya dengan suatu pukulan hebat terhadap persediaan devisa mereka (hal yang sama tentu saja berlaku pula terhadap impor minyak yang dibutuhkan).

Dalam tahun 1973 telah diimpor sebanyak 5,8 juta dengan harga $ 1 miliar, dan dalam tahun 1974 menurut perkiraan 4,9 juta ton dengan harga sekitar $1,8 miliar, yang berarti sama dengan pelipat gandaan tingkat harga. Di dalam negeri negara-negara berkembang mungkin akan lebih kuat lagi merasakan kekurangan-kekurangan itu, oleh karena para pedagang perantara kerap kali menimbun barang (juga dimasa-masa paceklik) untuk dapat meningkatkan harga yang lebih tinggi lagi.

Harga pupuk yang tinggi tidak pula ketingalan membawa akibat.
Di Pakistan misalnya, para petani menukar kembali varietas unggul yang banyak memerlukan pupuk buatan, dengan tanaman-tanaman dalam negeri yang memberi hasil lebih baik justru tanpa pupuk buatan. Dengan demikian maka paling tidak untuk sementara waktu pastilah akan lenyap kembali hasil-hasil usaha Revolusi Hijau itu

Kebijaksanaan
Menyusul analisa mengenai masalah pangan tersebut di atas, sekarang akan diberikan ikhtisar tentang kemungkinan-kemungkinan tindakan kebijakan yang dapat mempengaruhi situasi pangan sedunia, sebagai berikut :

A. Sektor Pertanian

Dari analisa di muka terbukti bahwa petambahan produksi menurun karena teknik-teknik yang pempertinggi produktivitas dipakai secara terbatas.
Petani kecil, dengan tanah sedikit, kurang pengetahuan, dan kurang mendapatkan fasilitas kredit, tidak sanggup menerapkan pembaharuan-pembaharuan dalam bidang teknologi. Sebaliknya petani besar mampu untuk itu. Di samping itu teknik-teknik yang diintroduksi oleh dunia Barat tidak cocok dengan angka kelangkaan lowongan kerja dan modal yang ada di negara-negara miskin. Kedua masalah itu harus ditanggulangi.

Pertama-tama harus dilakukan tindakan terhadap ketidakmerataan yang ada mengenai kemungkinan-kemungkinan : tanah dapat dibagi kembali, kesempatan untuk mendapatkan kredit dapat diperbanyak (terutama bagi petani-petani kecil), dan pendidikan serta penyuluhan dapat membantu memperkecil kesenjangan antara pengetahuan dan praktek yang berlaku.

Pada tingkat kedua, seyogianya teknik-teknik lebih disesuaikan lagi dengan angka kelangkaan yang ada dalam lowongan kerja dan modal di negara-negara miskin. Dapat dilakukan penggeseran dari bentuk pertanian yang mempunyai modal intensif dan diintroduksi oleh dunia Barat ke arah yang lebih mengintensifkan kerja dan lebih cocok dengan jumlah tenaga kerja serta modal yang ada dinegara-negara miskin.

Berturut-turut akan dibicarakan ciri-ciri mengenai kedua 
tindakan itu.

Ditilik dari segi teknik, reformasi atas tanah merupakan penyelesaian dalam persoalan pangan di kebanyakan negara. Kecuali di Asia Selatan, terdapat cukup tanah untuk bisa memberi kesempatan kepada setiap orang dalam mengadakan kebutuhan pangan bagi mereka sendiri. Oleh karena itu maka reformasi tanah kerap kali pula dicobakan, akan tetapi sayang, umumnya gagal. Di beberapa negara yang tidak banyak jumlahnya,  telah dijalankan reformasi tanah dengan efektif (Cina, Jepang, Taiwan). Terbukti bahwa hal  tersebut telah terlaksana dan dapat memberikan kemungkinan untuk terjadinya perubahan-perubahan besar. 

Di kebanyakan negara, reformasi tanah langsung mengalami kegagalan; atau menjelang suatu masa waktu, kembali lagi terjadi ketidak merataan seperti sebelum reformasi (Mexico).  Reformasi  tanah ditentang sejadi-jadinya oleh  golongan-golongan berkepentingan yang sudah mapan ( tuan-tuan tanah) yang tidak mendapatkan keuntungan apa pun juga dalam pembagian kembali itu, tetapi sebaliknya mempunyai pengaruh besar  terhadap pemerintah. Penentangan ini bisa saja bersifat efektif, oleh karena reformasi semacam ini kerap kali sangat buruk pelaksanaannya. Misalnya, apabila reformasi bukan merupakan bagian  dari suatu penanganan secara integral, yaitu di samping reformasi tanah termasuk juga di dalamnya pemberian kredit, penyuluhan pertanian, kesempatan pemasaran, dan fasilitas-fasilitas perbekalan.

Kesempatan mendapatkan kredit dapat diperluas dengan  cara menciptakan bahan-bahan yang memberikan kredit kepada para petani kecil. Pemerintah dapat membentuk sendiri badan-badan pemberi kredit dan mendorong pembentukkan bank-bank koperasi.  Kredit harus pula  diawasi dengan ketat untuk menjaga agar jangan sampai jatuh ke tangan orang-orang kaya dalam masyarakat. Untuk mencegah hal itu, biasa pula kredit terpaksa diserahkan dalam bentuk barang seperti, perkakas alat-alat pertanian, pupuk buiatan, benih dll.

Pendidikan dan penyuluhan dapat menunjang agar lebih mempercepat kemampuan menerima kemajuan-kemajuan teknik. Pengajaran itu di banyak negara miskin diarakhan guna mendidik orang-orang untuk menjabat posisi-posisi pemerintah di kota dengan upah yang baik.  Padahal seharusnya dilakukan dengan cara yang lebih praktis, dan  bagaimanapun harus diberikan kesempatan kepada mereka agar mengikuti dasa-dasar pertanian yang bersifat umum. Penyuluhan akan dapat memperkecil kesenjangan lebar antara pengetahuan dan penerapan hasil-hasil pendidikan pertanian oleh petani.

Pendekatan yang terbaik, dengan mengambil pelajaran dari kegagalan reformasi tanah, merupakan penanganan secara integral yang dilakukan serentak. Bank Dunia telah memulainya demikian, dan  orang menyebutnya sebagai “integrated rural development projects” (proyek pembangunan desa terpadu).

Masalah-masalah mengenai :
·         hak milik dan sewa-menyewa,
·         pengelolaan,
·         penyuluhan,
·         pemberian kredit,
·         pengendalian harga,
·         organisasi perdagangan dan pendidikan,
merupakan bagian dalam penanganan ini yang ditujukan untuk petani kecil.
Penanganan ini terbukti berhasil. Untuk tahun 1985 direncanakan oleh Bank Dunia akan mencapai kenaikan produksi tahunan sebesar 5% bagi 100 juta perusahaan pertanian di negara-negara miskin yang  mempunyai tanah kurang dari 5 hektar. 

Kenaikan produksi semacam ini akan lebih dari 2 kali tingginya angka yang telah mencapai dalam tahun-tahun 60-an Teknik-teknik dalam bidang pertanian harus lebih banyak diarahkan pada angka-angka kelangkaan yang ada di negara-negara miskin, sedangkan modal—terutama bagi petani–petani kecil—sangat kurang, dan tenaga kerja ada dalam jumlah berlebihan. Juga di masa depan sebagian besar penduduk harus mencari nafkah di bidang pertanian, oleh karena terbatasnya tempat-tempat penampungan di sektor bukan pertanian, dan  dengan demikian penduduk akan lebih menyukai tetap
tinggal di pedesaan.

Hal ini berarti bahwa harus dicarikan proses untuk mempertinggi produksi dan padat karya. Juga harus banyak dilakukan penyeledikan-penyeledikan di negara-negara miskin sendiri—saat sekarang dikerahkan 98% dari pengeluaran untuk penyeledikan teknik di negara-negara kaya—namun negara-negara kaya pun tentu saja dapat memberikan bantuan untuk itu.

Pertanian alternatif dapat juga menjadi titik penghubung. Bentuk pertanian yang demikian lebih berpadat karya lagi daripada pertanian yang biasa dilakukan di negara-negara kaya. Meskipun pertanian alternatif barangkali agak kurang meningkatkan penghasilan daripada pertanian yang pada saat ini diitroduksi oleh  negara-negara kaya, namun pertanian alternatif dapat menyerap jauh lebih banyak tenaga kerja. Penyeledikan-penyeledikan selanjutnya harus diarahkan pada perbaikan produk-produk yang merupakan makanan utama bagi penduduk setempat, dan pada penyediaan pupuk buatan. Sampai sekarang penyeledikan hampir semata-mata ditujukan pada peningkatan produktivitas tanaman ekspor.

B. Hubungan antara sektor pertanian, pemerintah dan sektor bukan 
pertanian

Pemerintah di negara-negara miskin harus memberikan prioritas lebih banyak untuk perkembangan sektor pertanian.  Hal ini berarti bahwa relatif banyak uang harus diinvestasikan dalam sektor pertanian, dan dilancarkan pengendalian harga yang tidak semata-mata untuk kepentingan (jangka pendek) sektor bukan pertanian. Dalam jangka pendek sebaiknya uang dapat digunakan memperbaiki tanah yang sekarang digarap, dan untuk perbaikan sarana-sarana pengairan yang ada. 

Pada waktu sekarang air yang ada belum dimanfaatkan sepenuhnya, lebih-lebih lagi pemakaian air yang secara sembrono dapat mengakibatkan penggaraman tanah. Dalam jangka lama daerah yang telah dilalui irigasi itu harus juga diperluas dengan 2 kali lipat. Perluasan tanah dapat dilakukan terutama di Amerika Latin dan Afrika.

Sangat penting juga masalah pengendalian pengembangan negara-negara kaya, yaitu agar prioritas yang lebih besar diberikan kepada pengembangan sektor pertanian, baik bilateral maupun multilateral. Suatu langkah permulaan yang mengandung penuh harapan sesungguhnya telah ditetapkan dalam Konferensi Pangan Sedunia dengan didirikan IFAD (International Fund for Agricultural Development) atas  prakarsa negara-negara minyak, Australia, Selandia Baru, dan Negeri Belanda. 

Dana itu harus dibiayai dengan derma sukarela, dan baru akan dimulai dengan operasinya bilamana jumlah dana sudah mencukupi ($750—1.000 juta).  Demikian juga dalam Konferensi Pangan Sedunia (World Food Council)  sebagai suatu badan Perserikatan Bangsa-Bangsa. Dewan ini mempunyai tugas mengusahakan pelaksanaan secara terkoordinasi atas pengendalian yang dilakukan oleh badan-badan lainnya dalam Perserikatan Bansa-Bangsa

C. Pasar Dunia

Informasi--Penting untuk mengetahui dengan cepat tentang jumlah panen dalam waktu mendatang. Oleh karena itu maka dalam Konferensi Pangan Sedunia tahun 1974, dimana FAO untuk menyusun suatu sistem informasi dan peringatan bagi seluruh dunia. Dapat kiranya dipikirkan suatu sistem dengan satelit-satelit ruang angkasa. Dewan FAO telah memberikan prioritas utama kepada  proyek ini. Sayang sekali Uni Soviet dan Cina mungkin tidak ikut serta, oleh karena negara-negara ini  menganggap sistem itu sebagai suatu pelanggaran atas kedaulatan nasional mereka.

D. Bantuan Pangan

Sebagaimana telah diuraikan, terdiri dari berbagai penyelidikan, bahwa dalam masa 10 tahun mendatang diperlukan bantuan pangan untuk mengatasi kelaparan di dunia. Maka dalam Konfernsi Pangan Sedunia dianjurkan pula untuk memberikan sifat struktur dan jangka panjang bagi bantuan ini. Dianjukan agar tiap-tiap tahun disediakan paling kurang 10 juta (sepuluh juta ton gandum) sebagai bantuan; anjuran ini diambil alih dalam Musyawarah Khusus-Ketujuh Perserikatan Bangsa-Bangsa yang telah diselenggarakan akhir tahun 1975 di New York.

Tujuan untuk menyediakan pangan sebanyak 10  juta ton ternyata tidak tercapai dalam tahun 1975; yang berhasil dikapalkan hanya 8,2 juta ton. Kekurangan tersebut di atas menunjukkan bahwa negara-negara miskin tetap tinggal bergantung pada negara-negara kaya, dan bahwa bantuan pangan membutuhkan uang. Situasi pangan di negara-negara miskin selalu  bergantung pada kesediaan negara-negara kaya untuk memberi bantuan. Dalam hubungan ketergantungan semacam itu, maka dapatlah kelebihan-kelebihan gandum dipegang sebagai senjata politik yang ampuh.

Demikianlah kesimpulan dalam suatu penelitian yang disusun oleh bagian pemeriksa politik dalam Badan  Intelijen Amerika, CIA. Mengingat sifat ketergantungan yang tetap ada dalam cara ini, maka dalam jangka panjang bantuan pangan bukanlah merupakan penyelesaian  terhadap masalah pangan sedunia.
  
E. Stabilitas Harga

Baik negara-negara pengimpor maupun pengekspor pangan mendapatkan keuntungan dengan adanya harga pasar dunia yang stabil. Ketidakstabilan dalam harga pasar sedunia  akan mendorong  ketidakstabilan harga pangan dalam negeri. Namun sektor pertanian memperoleh keuntungan dengan adanya harga yang stabil. Berdasarkan harga yang stabil ini, rencana-rencana produksi untuk jangka  waktu lama danpat dibuat.

Guna dapat mempertahankan tingkat harga yang stabil diperlukan perubahan fundamental dalam sikap negara-negara kaya. Mereka harus mengambil alih fungsi penyangga yang selama ini dipikul oleh negara-negara miskin. Dalam hal ini, termasuk bahwa negara-negara kaya harus bersedia membiayai pencadangan yang cukup besar, supaya sanggup menampung kegoncangan-kegoncangan tahunan dalam permintaan dan penawaran. Dengan demikian pengadaan cadangan berarti membentuk suatu peralatan pengendalian yang harus menstabilisasikan harga.  

Politik pencadangan ini betul-betul harus dibedakan dari politik seperti yang dianut sekarang di Masyarakat Eropa dan yang telah diuraikan di atas.
 Di sini harga digunakan sebagai alat untuk pengendalian, dan hal ini dapat mengarah pada pencadangan yang  tidak terencana, atau yang tidak diinginkan. Di samping itu fungsi penyangga menunjukkan, bahwa dengan cara  mengadakan persesuaian dalam produksi dan konsumsi, negara-negara kaya harus sanggup mempertahankan  suatu tingkat harga yang stabil.

Bisa saja terjadi berbagai kemungkinan andaikata harga pasar sedunia meningkat terlalu tinggi sebagai akibat dari kelangkaan pangan struktural, dan negara-negara miskin tidak sanggup mengatasinya dengan cara  peningkatan produksi, maka diwajibkan kepada negara-negara kaya untuk memperbesar  jumlah penawaran di pasar dunia.

Hal ini mungkin dilakukan dengan cara memperbanyak produksi sendiri bilamana negara-negara ini tidak memanfaatkan seluruh kapasitas produksinya, akan tetapi juga dengan cara mengurangi konsumsi sendiri.  Jika harga dunia terlalu rendah disebabkan oleh terlalu banyak penawaran secara terus-menerus di pasar dunia, maka negara-negara kaya harus menyesuaikan posisi dagang ekstern mereka (impor dan ekspor bahan pangan dengn tingkat harga di pasar dunia yang tetap diusahakan dalam keadaan strabil, demi kepentingan sektor pertanian di negara-negara miskin).

Di samping itu fungsi penyangga tentu saja juga menunjukkan bahwa negara-negara kaya harus tidak menjual persediaan pangan dengan harga yang sangat rendah di pasar dunia, ataupun melakukan praktek-praktek lain yang bersifat mengganggu pasaran. Fungsi penyangga yang harus dipikul oleh negara-negara kaya mungkin saja bertentangan dengan politik pendapatan intern. 

Menahan produksi sendiri dapat mengakibatkan penurunan pendapatan dalam sektor pertanian.  Hal ini dapat dibetulkan dengan pemberian tunjangan-tunjangan pendapatan “kenetralan produksi”. Kemungkinan lain adalah dengan menetapkan harga-harga yang lebih tinggi, tentu saja asal dapat diperoleh pegangan secukupnya atau produksi melalui tindakan-tindakan lain. Dalam hal ini dapat diperkirakan kembali tindakan mempengaruhi luas tanah pertanian secara langsung, ataupun membagi produksi sama  rata untuk tiap-tiap perusahaan pertanian.

Dalam Konferensi Pangan Sedunia tidak dapat tercapai hasil-hasil mengenai stabilisasi harga dan perdagangan internasional. Tidak dapat tercapai sesuatu yang lebih jauh daripada suatu pertanyaan yang tidak dapat diartikan sebagai usaha untuk menggairahkan organisasi-organisasi internasional lainnya supaya mengambil tindakan-tindakan dengan tujuan menstabilkan harga. Dalam Musyawarah Khusus Ketujuh PBB, dianjurkan supaya  membangun suatu persediaan gandum sedunia sebesar 30 juta ton, yang secara strategis harus ditimbun di negara miskin dan kaya.  
Amerika Serikat merupakan penganjur yang terkuat dalam hal ini. Namun Masyarakat Eropa dengan tepat berpendapat bahwa pembentukan persediaan gandum tidak dapat dilihat secara terlepas dari faktor-faktor lain yang bersifat menstabilkan harga-harga, seperti perjanjian-perjanjian harga, dan persetujuan impor dan ekspor. Dalam tahun 1976 mulailah diadakan permusyawaratan melalui 2  forum internasional yaitu : GATT (General Agreement of Tariffs and Trade) dan IWC (International Wheat Council), suatu persetujuan internasional baru mengenai gandum.

F. Pupuk Buatan

Dalam jangka panjang negara-negara  miskin akan tertolong dengan membangun peralatan produksi sendiri, asalkan betul-betul ditekankan pada penyediaan kebutuhan yang dapat dipercaya. Dalam berbagai hal pembangunan ini pun dapat dibenarkan berdasarkan ekonomi. Kemungkinan-kemungkinan sangat banyak : gas (sebagai bahan pokok untuk macam-macam jenis pupuk buatan nitrogen) ditemukan di Timur Tengah, Nigeria, Venuzuele, akan tetapi juga Mexico, Chili, Colombia, Pakistan, Indonesia, dan Bangladesh, India mempunyai persediaan batu bara dalam jumlah besar.  Fosfat mentah tidak saja terdapat di Afrika Utara, akan tetapi di Peru, Mexico, Togo, Senegal, Uganda, Israel, dan Yordania. Kalium, selain di Eropa Barat, ditemukan di Israel, Yordania, Peru, Brazilia, Chili, dan Zaire. Konstruksi dan penguasaan pabrik-pabrik yang kerap kali sangat kompleks ini, memerlukan banyak modal dan ilmu pengetahuan.

Pembangunan sarana distribusi, yang tidak kurang pentingnya, sama saja mahalnya.  Oleh karena itu maka cara penyelesaian demikian untuk sementara waktu masih belum dapat dilaksanakan. Bantuan keuangan untuk berbagai keperluan, bahkan juga bantuan teknik, akan sangat diperlukan untuk membangun sarana produksi,  dan untuk meningkatkan angka perbandingan yang tepat dalam pabrik-pabrik yang ada. 

Untuk sementara waktu negara-negara kaya yang sekarang masih mengekspor pupuk buatan ke negara-negara miskin, dapat memberikan sumbangannya untuk mencapai stabilisasi harga dan penawaran.  Industri pupuk buatan terpencar dalam sejumlah besar produsen, dan hal ini mungkin akan menghalangi terlaksananya dengan baik persetujuan-persetujuan internasional semacam mengenai barang-barang. 

Lebih realitis nampaknya, bila hal ini dilaksanakan dengan mengadakan persetujuan jangka panjang antar negara-negara pengekspor dan pengimpor. Disamping itu masih tetap diperlukan suatu dana darurat untuk keperluan aksi-aksi yang pendek. Untuk itu dalam tahun 1974 di luar FAO didirikan International Fesilizer Supply Scheme, yang bertujuan untuk mendistribusikan kekurangan pupuk buatan dengan cara jual-beli stok pupuk di antara mereka sendiri. Hal ini pernah terjadi, akan tetapi dalam skala yang terlalu kecil. Disebabkan oleh kekurangan dana.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

ORANMG PINTAR UNTUK TAMBAH PENGETAHUAN PASTI BACA BLOG 'ROTE PINTAR'. TERNYATA 15 NEGARA ASING JUGA SENANG MEMBACA BLOG 'ROTE PINTAR' TERIMA KASIG KEPADA SEMUA PEMBACA BLOG 'ROTE PINTAR' DIMANA SAJA, KAPAN SAJA DAN OLEG SIAPA SAJA. NAMUN SAYA MOHON MAAF KARENA DALAM BEBERAPA HALAMAN DARI TIAP JUDUL TERDAPAT SAMBUNGAN KATA YANG KURANG SEMPURNA PADA SISI PALING KANAN DARI SETIAP HALAM TIDAK BERSAMBUNG BAIK SUKU KATANYA, OLEH KARENA ADA TERDAPAT EROR DI KOMPUTER SAAT MEMASUKKAN DATANYA KE BLOG SEHINGGA SEDIKIT TERGANGGU, DAN SAYA SENDIRI BELUM BISA MENGATASI EROR TERSEBUT, SEHINGGA PARA PEMBACA HARAP MAKLUM, NAMUN DIHARAPKAN BISA DAPAT MEMAHAMI PENGERTIANNYA SECARA UTUH. SEKALI LAGI MOHON MAAF DAN TERIMA KASIH BUAT SEMUA PEMBACA BLOG ROTE PINTAR, KIRANYA DATA-DATA BARU TERUS MENAMBAH ISI BLOG ROTE PINTAR SELANJUTNYA. DARI SAYA : Drs.Simon Arnold Julian Jacob-- Alamat : Jln.Jambon I/414J- Rt.10 - Rw.03 - KRICAK - JATIMULYO - JOGJAKARTA--INDONESIA-- HP.082135680644 - Email : saj_jacob1940@yahoo.co.id.com BLOG ROTE PINTAR : sajjacob.blogspot.com TERIMA KASIH BUAT SEMUA.