PRESIDEN ; TAHUN 2009 KITA SWASEMBADA BERAS DAN JAGUNG

Presiden: 2009 Kita Swasembada Beras dan Jagung

Oleh : Drs.Simon Arnold Julian Jacob

Pemerintah menargetkan mencapai swasembada beras dan jagung pada tahun 2009 sebagai dampak dari program revitalisasi pertanian yang telah digulirkan pada 2005.  Hal itu dikatakan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam pidato pada Konferensi Nasional dan Pameran Kearifan Lokal Perempuan Indonesia di Jakarta, Kamis.Menurut dia, sejak program revitalisasi pertanian digulirkan revitalisasi pada tahun 2005, produksi produksi pangan mengalami peningkatan. 

"Pada tahun 2007 produksi pangan mencapai 57 juta ton gabah giling kering, itu berarti ada peningkatan sekitar 4,96 persen dari tahun 2006. Menurut data BPS itu adalah kenaikan tertinggi di sepanjang 12 tahun terakhir," ungkapnya. Sedangkan pada 2009 produksi padi ditargetkan mencapai 60 juta ton gabah kering giling atau naik sebesar 5,46 persen.  Untuk mencapai target tersebut, lanjut Presiden, pemerintah akan mengucurkan subsidi pangan sebesar Rp 33 Triliun.  "Hal itu berarti ada peningkatan yang cukup signifikan dibanding tahun ini. Pada tahun 2008 subsidi pangan mencapai 29  triliun dan ini jauh dibandingkan dengan tahun 2005 yang hanya mencapai Rp 9 triliun," ungkapnya.

Selain itu dalam pidatonya Presiden bercerita tentang kunjungannya ke Desa Situ Mekar, Sukabumi, Jawa Barat.  Di Desa itu, kata dia,  Ada kelompok tani yang bernama Harum I, yang mampu meningkatkan produksi panen beras nya sampai 12 ton per hektar. Bahkan, kata dia, ada petani yang bisa sampai 16 ton per hektar, sehingga penghasilan rata-rata penduduk dalam kelompok itu sebesar Rp2,1 juta per bulan.

Presiden mengatakan keberhasilan kelompok tani itu merupakan hasil kerjasama dengan perusahaan swasta, Pemda, dan Deptan. "Makanya saya mengimbau, jika suatu usaha masih mengalami kegagalan jangan dicemooh atau diejek tetapi malah diberi dorongan sehingga usahanya akan maju," ungkapnya.

Selain itu pihaknya juga mendorong ketahanan pangan dari sektor obat tradisional dan herbal. "Kita berpotensi untuk mengembangkan sektor itu, sehingga kita sedang melakukan kerjasama dengan universitas dan juga perusahaan yang berkonsentrasi pada bidang itu, agar ke depan dapat menjadi produk unggulan dan menjadi sentral ketahanan pangan juga," kata Presiden. (mo/hr)--KESRA-- 13 NOVEMBER 2008: