Gubernur Kalbar
Terjadi pergeseran batas negara
Pontianak (Solopos.com)- Gubernur Kalimantan Barat
Cornelis mengharapkan pemerintah pusat meninjau kembali MoU tapal batas
wilayah negara Indonesia dan Malaysia yang dibuat pada 1978, karena
pihaknya menemukan bukti-bukti baru tentang letak tapal batas yang
sebenarnya.
“Polemik tapal batas negara kita dengan negara tetangga sudah sering
terjadi, dan karena itu kita harapkan pemerintah pusat dan tim tapal
batas Indonesia-Malaysia bisa meninjau kembali MoU itu,” kata gubernur
di Pontianak, Jumat malam (14/10/2011).
Bila perlu, lanjutnya, pemerintah RI menolak hasil pengukuran bersama
yang telah dibuat sebelumnya, karena hasil pengukuran pada 1978 tidak
relevan dengan bukti-bukti baru yang berhasil dihimpun pihak Indonesia.
Ia mengatakan bukti-bukti baru tersebut termasuk beberapa peta lama,
baik dari peninggalan Kerajaan Sambas, dan peta yang dibuat berdasarkan
kesepakatan Inggris dan Belanda pada zaman penjajahan, di mana ada lima
peta yang saat ini dipegang pemerintah provinsi.
Menurut Cornelis, tidak ada pergeseran patok batas negara seperti yang diributkan media massa, akhir-akhir ini.
Namun, kata dia, pergeseran tersebut baru diketahui setelah Pemprov
Kalbar mencocokkan peta yang dibuat berdasarkan tim batas
Indonesia-Malaysia pada 1978 dengan peta peninggalan Kerajaan Sambas
serta peta yang dibuat Inggris dan Belanda.
“Terlihat jelas terjadi pergeseran batas negara yang dilakukan pihak Malaysia,” katanya.
Pergeseran batas negara tersebut, menurut dia tidak hanya terjadi di Camar Bulan, tetapi juga di Gosong Niger, dan Tanjung Datu.
“Berdasarkan peta yang kita miliki, ada beberapa wilayah Indonesia di
Camar Bulan, Gosong Niger, dan Tanjung Datu yang masuk wilayah
Malaysia. Ini yang sekarang kita harapkan bisa diselesaikan, karena
jelas Indonesia mengalami kerugian dalam hal ini,” kata Cornelis.
Ia juga mempertanyakan kenapa saat pembuatan MoU batas negara pada
1978, tim yang melakukan pengukuran tidak berpedoman pada peta lama,
baik dari Kerajaan Sambas, maupun peta yang dibuat berdasarkan
kesepakatan pembagian wilayah jajahan Inggris dan Belanda.
Cornelis juga mengatakan dari berbagai permasalahan yang terjadi di
wilayah perbatasan di Kalbar, termasuk di Dusun Camar Bulan, Kabupaten
Sambas, diharapkan pemerintah pusat bisa segera melakukan peninjauan
kembali, dan menolak hasil pengukuran bersama garis batas Negara
Indonesia dengan Malaysia yang dibuat pada 1978, serta memperbaharui
peta-peta yang telah diukur bersama yang tidak sesuai dengan peta asli
peninggalan pemerintah Inggris dan Belanda.
“Kami selaku pemerintah provinsi dan instansi terkait akan bekerja
sama untuk tetap melakukan tindakan penguasaan efektif di OBP Tanjung
Datu, Peraiaran Gosong Niger, dan Camar Bulan sebagai wilayah NKRI yang
selama ini menjadi polemik dengan Malaysia, agar kasus Simpadan dan
Ligitan tidak terulang kembali,” katanya.
Cornelis juga mengatakan sebagai landasan hukum untuk pembatalan dari
hasil pengukuran tim perbatasan Indonesia dan Malaysia, pihaknya akan
mengajukan beberapa referensi dan bahan-bahan yang diperlukan kepada
pemerintah pusat.
“Yang jelas, kita akan bersikeras agar wilayah NKRI tetap terjaga dengan baik, dan tidak dicaplok oleh negara lain,” katanya.
Mendapatkan informasi baru tersebut, Wakil Ketua Komisi II DPR RI
Abdul Hakam Naja mengatakan pihaknya akan segera mengundang Kementerian
Pertahanan, Kementerian Luar Negeri, dan TNI serta beberapa Kementerian
lain, dan pihak lainnya untuk membahas masalah tersebut.
“Kami rasa informasi yang diberikan Gubernur Kalbar itu sangat
menarik untuk ditindaklanjuti. Kalau ada peta peninggalan kerajaan serta
peta dari peningalan Inggris dan Belanda, kenapa tim yang melakukan
penetapan batas negara tahun 1978 tidak berpatokan dengan peta-peta itu,
dan ini yang akan kita bahas lebih jelas,” kata Hakam. ant
http://www.solopos.com/2011/10/15/gubernur-kalbar-terjadi-pergeseran-batas-negara-119719
CATATAN pENULIS :
YANG SANGAT MENGHERANKAN ADALAH TAPAL BATAS ATARNEGARA PAKAI PILAR AGRARIA YANG BIASA DIPAKAI UNTUK SERTIFIKAT TANAH PEKARANGAN. MASIH KALAH DENGAN BATAS PERAIRAN RI-AUSTRALIA DI PULAU NDANA KABUPATEN ROTE NDAO - NTT, MALAH PAKAI TUGU JENDERAL SUDIRMAN. HAL INI MENUNJUKAN BAHWA PEMERINTAH INDONESIA MASIH KURANG PEDULI TERHADAP BATAS ANTAR NEGARA YANG HANYA PAKAI PILAR AGRARIA SANGAT MEMALUKAN. DAN OLEH KARENA ITU MUDAH DICABUT DAN MUDAH DIPINDAHKAN, OLEH NEGARA TETANGGA. PRIHATIN SEKALI.
Penulis : Drs.Simon Arnold Julian Jacob
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
ORANMG PINTAR UNTUK TAMBAH PENGETAHUAN PASTI BACA BLOG 'ROTE PINTAR'. TERNYATA 15 NEGARA ASING JUGA SENANG MEMBACA BLOG 'ROTE PINTAR' TERIMA KASIG KEPADA SEMUA PEMBACA BLOG 'ROTE PINTAR' DIMANA SAJA, KAPAN SAJA DAN OLEG SIAPA SAJA. NAMUN SAYA MOHON MAAF KARENA DALAM BEBERAPA HALAMAN DARI TIAP JUDUL TERDAPAT SAMBUNGAN KATA YANG KURANG SEMPURNA PADA SISI PALING KANAN DARI SETIAP HALAM TIDAK BERSAMBUNG BAIK SUKU KATANYA, OLEH KARENA ADA TERDAPAT EROR DI KOMPUTER SAAT MEMASUKKAN DATANYA KE BLOG SEHINGGA SEDIKIT TERGANGGU, DAN SAYA SENDIRI BELUM BISA MENGATASI EROR TERSEBUT, SEHINGGA PARA PEMBACA HARAP MAKLUM, NAMUN DIHARAPKAN BISA DAPAT MEMAHAMI PENGERTIANNYA SECARA UTUH. SEKALI LAGI MOHON MAAF DAN TERIMA KASIH BUAT SEMUA PEMBACA BLOG ROTE PINTAR, KIRANYA DATA-DATA BARU TERUS MENAMBAH ISI BLOG ROTE PINTAR SELANJUTNYA. DARI SAYA : Drs.Simon Arnold Julian Jacob-- Alamat : Jln.Jambon I/414J- Rt.10 - Rw.03 - KRICAK - JATIMULYO - JOGJAKARTA--INDONESIA-- HP.082135680644 - Email : saj_jacob1940@yahoo.co.id.com BLOG ROTE PINTAR : sajjacob.blogspot.com TERIMA KASIH BUAT SEMUA.