Tonytaufik Punya Kreasi
Beberapa Cara membuat Generator
Perhatian:
Umumnya Generator Magnet Permanen hanya untuk mengisi
baterai atau accu, bukan langsung ke beban, dengan demikian putarannya
tidak perlu kencang (cukup 200-500 rpm).
.
Contoh generator dibawah ini semuanya menggunakan magnet permanen
(PMG = Permanent Magnet Generator). Tujuannya adalah dengan putaran
rendah sudah dapat menghasilkan listrik (200 s/d 500 rpm). Bila
menggunakan generator induksi, maka putarannya antara 700 s/d 3000 rpm.
Dengan putaran sedemikian tinggi, maka konstruksinya harus menggunakan
jasa tukang bubut, atau menggunakan bahan dari onderdil mobil bekas.
Dinamo amper/alternator motor dan alternator mobil dapat juga dipakai
sebagai pembangkit listrik untuk mengisi accu, tapi putarannya minimal
700 rpm. Butuh angin yang cukup kencang, atau butuh aliran air yang
cukup deras. Kalau tokh angin maupun air tidak memadai, maka mau tidak
mau harus menggunakan gearbox atau multiplikasi putaran. Bisa gir dengan
gir, atau gir rantai, atau pulley dengan v belt.
A:
Gambar diatas: statornya yang berputar, sedangkan rotor diam. Sama
seperti motor kipas radiator. Lebih rumit pembuatannya, karena memakai
spul (brush). Contoh lain yang memakai spul adalah bor tangan listrik
atau mesin potong keramik. Stator: gabungan koil (statis/diam ditempat); Rotor: gabungan magnet (yang berputar).
B:
Dua gambar sebelah kiri: stator tersusun seperti yang ada di motor
mesin cuci. Dua yang kanan adalah yang sederhana tapi 3 phasa.
C:
Gambar diatas: stator mengelilingi rumah rotor. Ini adalah generator
yang paling sederhana. Hanya dengan 1 atau 2 magnet dan gulungan kawat
email yang agak banyak (antara 1000 s/d 1500 gulung). Tentu saja
hasilnya paling tinggi hanya 4 volt.
D:
Gambar diatas: rotor berada ditengah stator. Yang harus diperhatikan
adalah posisi stator harus sedekat mungkin dengan magnet, tanpa
bersentuhan (ada jarak minimal 1-2 mm). Tujuannya agar supaya medan
magnet menjadi lebih kuat sehingga outputnya menjadi maksimal.
Selengkapnya lihat dibawah.
E:
Gambar diatas: komposisi 4 magnet-4 koil hanya bisa menjadi koneksi 1
phasa, sedangkan komposisi 4 magnet-6 koil bisa menjadi koneksi 1 phasa
atau 3 phasa.
Gambar diatas: rotor berada dibelakang stator (atau bisa juga didepan
stator, karena penempatannya tidak mutlak, tergantung selera).
Formula menghitung keluaran koil ( hukum Faraday)
V = –N * change in (( tesla * area meters squared)/ seconds)
N = -1 * (-V/ change in (( tesla * area meters squared)/ seconds))
V: volt N: gulungan Tesla: kuat magnet
.
Generator mini dari pralon dan triplex:
4- magnet (P:3 L:0.9 T:1.1 cm)
4- koil (kawat email .3mm 400gr)
2- dop pralon ½ in
1- 20cm baut 6mm + 6 mur + 2 ring
2- triplex 10mm uk 6 x 6 cm (atau sesuaikan dengan tebal dan lebar koil yang akan digulung nantinya), bor titik tengahnya
4- triplex 4mm uk 6 x 10 cm (atau sesuaikan dengan panjang rotor bila telah jadi).
Rotor ditempatkan pada gabungan 2 dop pralon ½ in sedemikian rupa
sehingga cukup untuk 4 buah magnet mini. Magnet2 tidak dilem, karena
sudah cukup kuat saling tarik menarik. Formasi magnet N-S-N-S. Gulungan
koil antara 450-470, karena diambil dari bekas koil2 yg dahulu dibuat dg
hitungan ingatan, lalu digulung ulang dg menggunakan penggulung koil
ber “counter”.
Hubungan keempat koil adalah: 1B-3A, 2B-4A; 1A-2A; maka 3B dan 4B
adalah outputnya. Ini hubungan 1 phasa. Dengan memakai daun kipas
listrik bekas, pada waktu dites dengan kipas angin listrik, hasil
maximumnya adalah 11 volt. Kalau menggunakan exhaust fan hasilnya 5.8
volt. Lumayan untuk sebuah minigen dari kayu.
Kalau ingin lebih besar lagi outputnya, maka gulungan harus
diperbanyak, atau putaran lebih kencang, atau kombinasi dari keduanya.
.
Generator mini 3 phasa (4 magnet 6 koil):
Bahan untuk 3 phasa:
4- magnet (P:3 L:0.9 T:1.1 cm)
6- koil (kawat email 0.3mm 600gr)
1- pipa besi 1 in untuk dudukan magnet
1- 20 cm baut batang 6mm + 6 mur + 2 ring
2- triplex 10mm uk 10.6 x 10.6 cm (atau sesuaikan dengan tebal dan lebar koil yang akan digulung nantinya).
6- triplex 4mm uk 10.4 x 9 cm (atau sesuaikan dengan panjang rotor bila telah jadi).
Membuat stator:
Bentuk kedua triplex 10mm menjadi 6 sudut (buat lingkaran, lalu bagi
menjadi 6), lalu bor titik tengahnya. Sudut2 itu harus sesuai dengan
panjang koil. Sedangkan keenam triplex 4mm adalah sebagai dudukan koil2,
yang direkatkan dengan sekrup kayu. Saya menggunakan lakban sebagai
lemnya koil2, agar sewaktu-waktu dibongkar menjadi mudah. Maklumlah,
sedang resesi.
Koil2nya merupakan koil bekas yang pernah dipakai untuk generator
sebelumnya, jadi tidak lagi repot menggulung baru. Jumlah gulungannya
sekitar 450 (kira-kira, karena pada waktu itu menggulung koil2nya masih
menggunakan hitungan seingatnya, alias hapalan. Begitu ada yang mengajak
bicara, buyar! Terpaksalah gulung ulang).
Membuat rotor:
Masih dengan magnet yang sama, tapi kali ini terpaksa menggunakan
sepotong pipa besi diameter 1in sebagai dudukan rotornya. Tujuannya agar
supaya jarak magnet dengan koil dapat sedekat mungkin sehingga hasilnya
lebih maksimal. Formasi magnet masih tetap N-S-N-S. Keempat magnet
dibungkus dengan resin supaya tidak pating seliweran bila
diputar kencang. Pipa besi juga diisi resin lalu dibor supaya baut
batangan 6mm dapat ditempatkan ditengah rotor, dan dikencangkan dengan
mur ujung2nya.
Rumus 3 phasa: Koil = M/2 X 3
Misal jumlah magnet 2 bh (ini minimal ,karena harus ada 2 kutub. Bisa
saja hanya dg 1 magnet, asal kutub2nya ada disisi luar berhadapan dg
koil), maka jumlah koil 3 bh. Magnet 6 bh koil 9 buah, dst. Tetapi
adakalanya jumlah magnet lebih banyak dari koil. Misalnya 4 magnet dg 3
koil. 8 Magnet dg 6 koil, dst. Mana yang terbaik, silahkan berexperimen
sendiri. Yang pasti adalah semakin cepat magnet yang melintas, semakin
stabil/tinggi voltnya.
Menggabungkan koil untuk menjadikannya 3 phasa:
A=awal (start, kawat yang ditengah/didalam) B=buntut (end, kawat yang paling luar).
Pada contoh generator ini, terdapat 6 buah koil. Akan terdapat 2 buah
koil yang berada tepat ditengah 2 buah magnet yang berada pada satu
garis lurus (lih gambar), yaitu 1 dan 4, maka keduanya dihubungkan
secara seri (buntut-awal). Ini adalah phasa pertama. Kalau diputar (arah
jarum jam) rotornya maka koil 2 dan 5 akan berada juga tepat ditengah 2
buah magnet (phasa kedua). Diputar lagi maka koil 3 dan 6 juga akan
berada tepat ditengah 2 buah magnet (phasa ketiga).
Intinya: Tiap satu garis lurus hubungkan kedua koilnya secara seri, sehingga terdapat 3 pasang koil (searah jarum jam): 1B-4A, 2B-5A, 3B-6A. Maka 1A-4B= phasa pertama, 2A-5B= phasa kedua, 3A-6B=
phasa ketiga. Masing2 phasa bisa diukur berapa muatan listriknya. Kalau
jumlah gulungan koil2nya sama maka voltnya pasti juga sama bila rotor
berputar stabil. Hasil voltasenya masih AC (arus bolak balik) sesuai
dengan magnet2 yang melewatinya selalu berbeda kutub.
Konfigurasi Star
Pada koneksi Star, Awal dari tiap phasa dihubungkan menjadi satu. Buntut (akhir) dari tiap phasa dihubungkan ke masing2 bridge.
Star connection : 1A-2A-3A: gabungkan; 4B, 5B, 6B hubungkan ke masing2 bridge rectifier. Hasilnya s/d 16 VDC.
Konfigurasi Delta
Pada koneksi Delta, Awal dan Buntut masing2 phasa saling berhubungan. Buntut phasa pertama dengan Awal phasa kedua, Buntut phasa kedua dengan Awal phasa ketiga, dan Buntut phasa ketiga dengan Awal phasa pertama.
Delta connection: 1A-6B; 2A-4B; 3A-5B; hubungkan masing2 ke bridge rectifier. Hasil maksimalnya hanya 5V3 DC.
Jelas sudah perbedaan antara Star dan Delta. Kalau pada Star voltnya
menjadi 3x lipat tetapi amperenya menjadi lebih kecil. Sedangkan pada
Delta ampere lebih besar tetapi voltnya rendah (putaran rotor juga agak
lebih berat dibandingkan Star). Sayangnya saya tidak mempunyai
amperemeter sehingga tidak terukur amperenya. Ketika menggunakan
multimeter (hanya sampai 200mA) ternyata masih tidak terbaca karena
ampere generator masih lebih tinggi. Tetapi walaupun ada perbedaan Volt
dan Ampere dari keduanya, Wattnya (seharusnya) tetap sama
(Power=Watt=Volt x Ampere).
Harus juga diperhatikan bahwa semakin berat bebannya semakin kecil
voltasenya, sehingga mau tak mau putarannya harus lebih kencang lagi.
.
1/02/10
3 phasa: magnet lebih banyak daripada koilnya:
Perhatikan contoh diatas. Baik magnet maupun koil tetap saja dibagi
menurut posisinya masing-masing. Bahwa lingkaran selalu 360°.
Pada gambar pertama magnetnya ada 12 buah, maka tiap2 magnet pada
posisi 360/12= 30°. Demikian pula posisi koil (6bh) pada 360/6= 60°.
Pada gambar kedua magnetnya ada 16 buah, maka tiap2 magnet pada posisi 360/16= 22.5°. Sedangkan koil pada 360/6= 60°.
Sesuai dengan rumusnya M/2X3, artinya magnet selalu
berjumlah genap (ingat pada setiap magnet ada 2 kutub), sedangkan koil
selalu kelipatan 3 (karena 3 phasa. Misal 3-6-9-12-15-18-21, dst).
Intinya adalah bahwa diantara 2 magnet terdapat 3 koil.
Penggabungan rotor dan stator tetap saja pada asnya. Jadi jangan
terlalu mempermasalahkan koil sekian harus tepat ditengah magnet, atau
diantara magnet sekian. Selama pembagiannya sesuai maka tidak ada
masalah berapapun magnet yang dipakai lebih banyak daripada koilnya.
Tokh rotor selalu berputar. Yang harus diperhatikan adalah penggabungan
koilnya. Itu saja. Bagaimana penggabungannya?
Ya bacalah kembali dari
awal.
.
13/02/10
Pada gambar diatas koil2 berada tepat dihadapan magnet2. Karena itu
hanya bisa sebagai 1 phasa. Contoh diatas adalah 16 magnet dg 9 koil.
Bisa saja koilnya ditambah atau dikurangi, atau magnetnya ditambah lebih
banyak lagi, tidak menjadi soal. Yang penting adalah bahwa titik tengah koil2nya harus selalu berada tepat dihadapan magnet.
Hasilnya (V dan A) juga tidak jauh berbeda dg yang lain; tentu saja
kalau koilnya lebih banyak maka Vnya juga lebih besar. Semakin besar
diameter kawatnya maka Ampernya juga semakin besar.
Penggabungannya: 1B-2A, 2B-3A, 3B-4A, 4B-5A, 6B-7A, 7B-8A, 8B-9A (searah jarum jam). Maka kawat 1A dan 9B adalah outputnya.
Ketiga gambar diatas adalah contoh generator yang rotornya berada
ditengah koil2. Artinya rotor dikelilingi oleh koil2. Boleh saja rotor
saling berhadapan dg statornya, tidak menjadi masalah. Yang penting
adalah magnet2 senantiasa
melintasi/memotong koil secara bergantian
kutub2nya.
Mudah-mudahan tambahan keterangan diatas semakin dapat dipahami.
.
Manfaatkanlah sterling engine atau hidrogen sebagai penggerak turbin. Jika sudah mengetahui komposisi yang pas maka hidrogen mampu sebagai pengganti BBM untuk menggerakan combustion engine!
.
Bila kesulitan mencari bahan-bahan pdf atau linknya sudah tidak ada, silakan unduh disini. Termasuk dokumentasi
https://tonytaufik.wordpress.com/beberapa-cara-membuat-generator/ video (3gp). Semoga dapat bermanfaat.
Penulis : Drs.simon Arnold Julian Jacob
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
ORANMG PINTAR UNTUK TAMBAH PENGETAHUAN PASTI BACA BLOG 'ROTE PINTAR'. TERNYATA 15 NEGARA ASING JUGA SENANG MEMBACA BLOG 'ROTE PINTAR' TERIMA KASIG KEPADA SEMUA PEMBACA BLOG 'ROTE PINTAR' DIMANA SAJA, KAPAN SAJA DAN OLEG SIAPA SAJA. NAMUN SAYA MOHON MAAF KARENA DALAM BEBERAPA HALAMAN DARI TIAP JUDUL TERDAPAT SAMBUNGAN KATA YANG KURANG SEMPURNA PADA SISI PALING KANAN DARI SETIAP HALAM TIDAK BERSAMBUNG BAIK SUKU KATANYA, OLEH KARENA ADA TERDAPAT EROR DI KOMPUTER SAAT MEMASUKKAN DATANYA KE BLOG SEHINGGA SEDIKIT TERGANGGU, DAN SAYA SENDIRI BELUM BISA MENGATASI EROR TERSEBUT, SEHINGGA PARA PEMBACA HARAP MAKLUM, NAMUN DIHARAPKAN BISA DAPAT MEMAHAMI PENGERTIANNYA SECARA UTUH. SEKALI LAGI MOHON MAAF DAN TERIMA KASIH BUAT SEMUA PEMBACA BLOG ROTE PINTAR, KIRANYA DATA-DATA BARU TERUS MENAMBAH ISI BLOG ROTE PINTAR SELANJUTNYA. DARI SAYA : Drs.Simon Arnold Julian Jacob-- Alamat : Jln.Jambon I/414J- Rt.10 - Rw.03 - KRICAK - JATIMULYO - JOGJAKARTA--INDONESIA-- HP.082135680644 - Email : saj_jacob1940@yahoo.co.id.com BLOG ROTE PINTAR : sajjacob.blogspot.com TERIMA KASIH BUAT SEMUA.