Krisis
Global Hantam Warga AS, Semua Maunya Tunai
Oleh : Drs.Simon Arnold Julian Jacob
KABAR gembira buat orang-orang kaya Indonesia yang gemar berbelanja di
luar negeri, segeralah ke Amerika Serikat karena supermarket dan butik-butik
pakaian di negeri itu sedang membanting harga guna menyiasati turunnya daya
beli konsumen akibat tekanan krisis keuangan.
Laksana krisis moneter yang meluluhlantakan Asia Tenggara pada
1997, krisis keuangan global sudah sampai kepada kehidupan sehari-hari
keluarga-keluarga di Amerika Serikat, salah satunya bisnis pakaian dan kebutuhan
hidup warga di Negara Paman Sam itu.
Bagaimana tidak, setiap hari krisis keuangan makin buruk setiap
kali itu pula tekanan semakin besar terhadap industri ritel Amerika Serikat. "Waktu rasanya berjalan sangat
cepat," tulis wartawati Washington Post, Ylan Mui dan Kendra Marr dalam
The Post edisi 9 Oktober.Kemarin saja (Rabu waktu AS), tatkala jam menjelang
masa liburan akhir tahun makin kencang berdentang, para pengelola pasar
swalayan dan butik-butik pakaian dilaporkan tertekan volume penjualannya.
Target, salah satu operator swalayan AS mengaku, para pembelinya memiliki
kartu kredit yang rata-rata "over"
kredit. Di sisi lain, lalu lintas pengiriman barang turun drastis akibat
kekhawatiran tidak laku sehingga tak bisa dilunasi para pengelola toko. Bob
Carbonell, kepala bagian kredit pada Bernard Sands, sebuah lembaga pemeringkat
retail dan jasa pembiayaan di AS menilai, semua orang di AS tak pernah
menyangka skala dampak krisis ekonomi sekarang demikian besar sehingga tak ada
yang berani memprediksi kapan petaka ini berakhir. Bob melihat, orang-orang AS
yang biasanya konsumtif tiba-tiba pelit berbelanja dan lebih suka menyimpan
hartanya dalam rumah.
"Jika rumahtangga-rumahtangga Amerika menyimpan uangnya di
bawah bantal, maka bangsa ini sungguh dalam kesulitan besar," kata Bob. Para pengelola
pasar swalayan dan butik pakaian di AS tengah berjuang keras untuk meraih
untung di masa liburan yang biasanya mengambil 20 persen dari seluruh volume
penjualan tahunan toko-toko pakaian di AS.
Bayangkan saja, pada tiga bulan terakhir, belanja konsumen
diperkirakan turun hingga ke posisi terendah sejak resesi 1991.Berita-berita
menakutkan sepanjang September mulai dari bangkrutnya Lehman Brothers dan jatuh
bebasnya pasar keuangan akibat paket stimulus 700 miliar dolar AS yang gagal
menstimulasi pasar, telah menghajar para pengusaha waralaba AS sekaligus menggerus
kepercayaan konsumen.
Pada hari ketika DPR menolak proposal "bailout" Presiden Bush, kunjungan ke pusat-pusat
perbelanjaan di AS langsung turun 12 persen,
demikian riset ShopperTrak. Keluarga-keluarga AS dipaksa untuk mati-matian berhemat,
seperti dilakukan pasangan Scott dan Elaine Bourdeau yang merasakan perubahan
kerasnya kehidupan mereka setelah krisis keuangan menerjang negara mereka.
Pasangan yang tinggal di Herndon ini semula berencana berlibur di
Italia untuk memeringati ulang tahun pernikahannya yang kesepuluh, namun membatalkannya
dengan hanya pergi ke Teluk San Francisco. Pasangan ini juga membatalkan
rencana merenovasi kamar mandi rumah mereka dengan fokus pada hal-hal paling
penting seperti kebutuhan pakaian kedua anak perempuannya.
Mereka bahkan harus mengurangi belanja untuk liburan Natal
mendatang. "Satu bingkisan (Natal) untuk setiap anak." Situasi serupa
terjadi di seluruh penjuru negeri dan kalau pun ada yang diuntungkan, maka
pastilah itu para pengusaha retail berharga obral kendati keuntungannya tetap
di bawah prediksi Wall Street.
Wal-Mart dilaporkan mencatat volume penjualan hampir sama dengan
tahun lalu, Sam's Club tumbuh 2,8 persen pada September dibanding periode sama
tahun lalu, sedangkan Costco berkembang hingga 9 persen. Sebaliknya, volume
penjualan pasar-pasar swalayan dari Kohl's sampai Nordstrom juga tertekan tajam
setidaknya selama setahun terakhir ini, sedangkan waralaba produk kesehatan
mencatat volume penjualan yang sama dengan tahun lalu. Dillard's, JCPenney dan
Saks bahkan tenggelam hingga dua digit.
Gambaran kelam ini telah membuat kecut dunia waralaba dalam menghadapi
libur akhir tahun ini.
Penjualan mereka memang ditargetkan turun 3 persen, sebagian
karena banyaknya tagihan kartu kredit yang tak terlunasi, namun capaian laba
kuartalan mereka menjadi jauh lebih rendah dibanding prediksi sebelumnya
sehingga banyak diantara mereka menurunkan target kinerjanya.
"Kekhawatirannya sudah akut, sedangkan
ketidakmenentuannya lebih tinggi lagi," kata Gene Tyndall, wakil
presiden eksekutif pada Tompkins Associates, sebuah perusahaan konsultan
pensuplai barang ritel.
Sementara itu, seorang warga bernama Domonique Blaine (23), terpaksa
berbelanja lebih konservatif dengan mencari produk obral sembari tetap
memperhatikan merek. Sebenarnya dia mengincar jas berbahan
wol seharga 250 dolar AS, namun keinginan itu terpaksa dipendamnya.
"Setahun lalu, saya tinggal ambil saja jas itu," kata lajang yang
kini punya motto,
"Berhematlah dan korbankan
keinginanmu."
Di lingkup lebih besar, para pengusaha retail dipaksa berpikir
ekstra keras.
Mereka harus berhati-hati memesan barang karena kalau terlanjur
memesan dalam jumlah banyak maka mereka harus bisa memastikan pembelinya ada,
padahal daya beli warga AS kini sedang jatuh.
Akibatnya, kebanyakan dari mereka menunda pembelian stok baru. Matt
Rubel, kepala eksekutif Payless ShoeSource menyatakan, perusahaannya telah
memutuskan untuk menurunkan stok barangnya di bawah volume tahun lalu. "Kami
mencoba berhati-hati dalam mendatangkan barang dan memastikan tidak kelebihan
membeli barang (overbuy) karena kami tak ingin barang terbuang percuma,"
kata Matt. Seirama dengan Matt, kepala eksekutif JCPenney Myron Ullman III
menyatakan, perusahaannya mengontrol ketat stok barangnya sampai bulan-bulan
terakhir tahun ini.
Langkah lebih drastis dilakukan Costco yang memutuskan memangkas kapasitas
gudangnya hingga rata-rata 150 ribu dolar AS dalam kuartal ini, sedangkan
Macy's mengurangi stok barangnya hingga 3,7 persen dibanding priode sama tahun
lalu. Sejumlah
pengusaha ritel malah bertindak lebih jauh dengan berancang-ancang untuk
memberi diskon lebih cepat dari masa yang seharusnya.
"Semua orang mulai berbicara untuk memberi diskon lebih
awal," Doug Hart, seorang dealer untuk BDO Seidman. Perusahaan-perusahaan
ritel AS benar-benar ditimpa banyak kesulitan, tidak hanya oleh sulitnya
perusahaan membeli stok barang karena rusaknya pasar kredit namun juga karena
kesulitan mendapatkan pembeli.
Para penyedia barang tidak mau lagi menerima pembayaran lewat
kredit, semuanya menuntut tunai. Sebuah riset terbaru untuk BDO Seidman menunjukkan, 41 persen
akses perusahaan ritel ke kredit perbankan diperketat, bahkan raksasa ritel
terbesar AS, Wal-Mart, terpaksa membeli barang secara tunai ketimbang kredit
karena pasar surat berharga di AS memang sedang bergejolak.
Perusahaan pembiayaan seperti Bernard Sands yang biasa
menjembatani pabrik dan perusahaan ritel telah menolak menjamin kredit ritel
karena takut perusahaan ritel tidak mampu membayar. Bahkan kalau pun
barang-barang ritel itu bisa dibeli lewat sistem kredit, perusahaan ritel masih
dihadapkan pada kesulitan lain, yaitu rendahnya daya beli konsumen. "Kepercayaan konsumen lagi kritis. Kebebasan untuk
berbelanjalah yang sekarang dalam
bahaya," kata Tyndall. Padahal, sekedar catatan, arus konsumsilah yang selama ini menggerakan
perekonomian AS. (A. Jafar M.
Sidik).Internet. Sabtu, 11 Oktober 2008 | 09:25 WIB
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
ORANMG PINTAR UNTUK TAMBAH PENGETAHUAN PASTI BACA BLOG 'ROTE PINTAR'. TERNYATA 15 NEGARA ASING JUGA SENANG MEMBACA BLOG 'ROTE PINTAR' TERIMA KASIG KEPADA SEMUA PEMBACA BLOG 'ROTE PINTAR' DIMANA SAJA, KAPAN SAJA DAN OLEG SIAPA SAJA. NAMUN SAYA MOHON MAAF KARENA DALAM BEBERAPA HALAMAN DARI TIAP JUDUL TERDAPAT SAMBUNGAN KATA YANG KURANG SEMPURNA PADA SISI PALING KANAN DARI SETIAP HALAM TIDAK BERSAMBUNG BAIK SUKU KATANYA, OLEH KARENA ADA TERDAPAT EROR DI KOMPUTER SAAT MEMASUKKAN DATANYA KE BLOG SEHINGGA SEDIKIT TERGANGGU, DAN SAYA SENDIRI BELUM BISA MENGATASI EROR TERSEBUT, SEHINGGA PARA PEMBACA HARAP MAKLUM, NAMUN DIHARAPKAN BISA DAPAT MEMAHAMI PENGERTIANNYA SECARA UTUH. SEKALI LAGI MOHON MAAF DAN TERIMA KASIH BUAT SEMUA PEMBACA BLOG ROTE PINTAR, KIRANYA DATA-DATA BARU TERUS MENAMBAH ISI BLOG ROTE PINTAR SELANJUTNYA. DARI SAYA : Drs.Simon Arnold Julian Jacob-- Alamat : Jln.Jambon I/414J- Rt.10 - Rw.03 - KRICAK - JATIMULYO - JOGJAKARTA--INDONESIA-- HP.082135680644 - Email : saj_jacob1940@yahoo.co.id.com BLOG ROTE PINTAR : sajjacob.blogspot.com TERIMA KASIH BUAT SEMUA.