alamat email

YAHOO MAIL : saj_jacob1940@yahoo.co.id GOOGLE MAIL : saj.jacob1940@gmail.com

Minggu, 22 Februari 2015

PENERAPAN MANAJEMEN KELAUTAN - PULAU-PULAU PERBATASAN NKRI DAN PERTAHANAN KEAMANAN

PENERAPAN MANAJEMEN
KELAUTAN - PULAU-PULAU  PERBATASAN  NKRI – PERIKANAN DAN PERTAHANAN KEAMANAN
OLEH : Drs.Simon Arnold Julian Jacob
 
Bab 1
SEKILAS TENTANG FUNGSI - FUNGSI MANAJEMEN
ADMINSTRASI -  ORGANISASI DAN KEPEMIMPINAN & 
DISIPLIN
Oleh : Drs.Simon Arnold Julian Jacob
 
(1). Pengantar
 
Indonesia adalah negara kepulauan yang memiliki sekitar 17.506 pulau yang 
beberapa diantaranya merupakan pulau-pulau yang berbatasan dengan  10 Negara Tetangga atau dapat disebut dengan pulau-pulau  terluar. Pulau Terluar yang berbatasan langsung  dengan negara tetangga sangat potensial menimbulkan 
suhu konflik dan beberapa kali telah menimbulkan konflik antar dua Negara atau lebih.
Pertama, Permasalahan yang ada pada pulau terluar atau terpencil di Indonesia 
antara lain masalah kepemilikan. Pulau terluar yang cenderung terpencil akan menimbulkan suatu  klaim terhadap kepemilikan pulau tersebut.
 
Masalah yang kedua yaitu physical presence yaitu kehadiran fisik dari pemerintah 
misalnya bangunan berupa monumen, marcusuar, pos keamanan, pelabuhan, lapangan terbang, dan berbagai infrastruktur lainnya yang menandakan  kepemilikan Indonesia.
Yang ketiga, yaitu masalah sosial ekonomi, letak pulau yang jauh dari pusat 
pemerintahan akan menyebabkan keadaan  sosial yang tidak terurus, misalnya saja masalah mata uang. Kadangkala terjadi mata uang yang digunakan pada pulau terluar merupakan mata uang negara tetangga dan bukan mata uang rupiah.
 
Masalah yang keempat yaitu  letak pulau  yang jauh sehingga pemeliharaan terhadap pulau-pulau tersebut sangat kurang atau terabaikan. Permasalahan-permasalahan 
tersebut perlu segera ditanggulangi secara terencana meliputi inventarisasi, pengelolaan, dan pengembangan pulau-pulau, utamanya pulau terluar yang merupakan daerah perbatasan dengan negara tetangga.
Saat ini terdapat  pulau perbatasan  yang tersebar di berbagai wilayah NKRI, 92 
diantaranya berbatasan langsung dengan negara tetangga. 

Dari jumlah tersebut, 12  pulau terluar perlu mendapat perhatian khusus. Tentang masalah pulau-pulau terluar NKRI, telah dibicarakan  dalan suatu Seminar Nasional Manajemen Pulau-pulau Terluar NKRI pada Sabtu, tanggal 23 Januari tahun 2010 di Fakultas Geografi UGM Jogjakarta. Bahwa lepasnya dua pulau, Sipadan dan Ligitan, menyadarkan bangsa Indonesia akan pentingnya manajemen pulau-pulau terluar terutama pulau-pulau terluar yang mempunyai arti khusus secara politis sebagai titik dasar terluar dari batas laut teritorial suatu negara kepulauan dan merupakaqn pangkalan pertahanan dan keamanan terluar dalam menjaga kedaulatan NKRI terhadap serangan atau gangguan  dalam berbagai bentuk  dari negara-negara tetangga.
  
Pertanyaannya : 
 
Apakah pengelolaan pulau-pulau NKRI sudah dilakukan dengan manajemen yang  baik  atau belum? 
Jika Jawabannya sudah baik, mengapa dua buah pulau, yaitu Sipadan dan Ligitan di utara NKRI bisa lepas dan menjadi milik Malaysia,  maupun Pulau Pasir (Ashmore 
Reef) pulau paling selatan NKRI yang masih wilayah Kabupaten Rote Ndao,  Provinsi NTT, diserahkan menjadi milik Australia?
 
Ini berarti, kita bulum menerapkan manajeman yang baik terhadap pulau-pulau terluar Indonesia. Hal ini dikarenakan kita belum serius 
menerapkan fungsi-fungsi pokok dibidang :
 
1.Manajemen, 
2.Administrasi,
3.Atmisnistrator, 
4.Organisasi, 
5.Kepemimpinan dan 
6.Disiplin, 
 
Pada Bab I, akan  dibicarakan secara khusus dan ringkas,  hal-hal yang berkaitan 
dengan topik-topik diatas untuk memberi gambaran sepintas, guna mengingatkan kembali kepada para pengambil keputusan sebagai pedoman  dalam menjalankan  Manajemen Kelautan dan pengelolaan pulau-pulau terluar NKRI dimasa depan di bawah ini :
Uraian-urain tentang topik-topik tersebut secara ringkas dan sekilas sebagai berikut :
 
(2). Manajemen
 
A. Istilah  &   Pengertian  Manajemen
 
Istilah manajemen, terjemahannya dalam bahasa Indonesia hingga saat ini belum ada keseragaman. Selanjutnya, bila kita mempelajari literatur manajemen, maka akan ditemukan bahwa istilah manajemen mengandung tiga pengertian jaitu :
 
1.Manajemen sebagai proses, 
2.Manajemen sebagai kolektivitas orang-orang yang melakukan aktivitas
manajemen;
3.Manajemen sebagai  suatu seni (Art) dan sebagai suatu ilmu pengetahuan
(Science)
 
Menurut pengertian yang pertama, yakni manajemen sebagai proses, berbeda-beda 
definisi yang diberikan oleh para ahli, untuk  memperhatikan tata warna definisi  manajemen menurut pengertian yang pertama itu dikemukakan berbagai  defenisi sbb :Dalam Encylopedia of the Social Dience, dikatakan bahwa manajemen adalah suatu proses dengan mana pelaksanaan suatu tujuan tertentu diselenggarakan dan diawasi. Selanjutnya, Hilman mengatakan bahwa manajemen adalah fungsi untuk mencapai sesuatu melalui kegiatan orang lain dan mengawasi usaha-usaha individu untuk mencapai tujuan yang sama. Menurut pengertian yang kedua, manajemen adalah kolektivitas orang-orang  yang melakukan aktivitas manajemen. Jadi dengan kata lain, segenap orang-orang yang melakukan aktivitas manajemen dalam suatu badan tertentu disebut manajemen.
 
Menurut pengertian yang ketiga, manajemen adalah seni (Art) atau suatu ilmu 
pengetahuan. Mengenai inipun sesungguhnya belum ada keseragaman pendapat; segolongan mengatakan bahwa manajemen adalah seni dan golongan yang lain, mengatakan bahwa  manajemen adalah ilmu. Sesungguhnya kedua pendapat itu sama mengandung kebenarannya. Menurut GR.Terry, manajemen adalah suatu proses atau kerangka kerja, yang melibatkan bimbingan atau pengarahan suatu kelompok orang-orang kearah tujuan-tujuan organisasi atau maksud-maksud yang nyata. Manejemen juga adalah suatu ilmu pengetahuan maupun seni.
 
Seni adalah  suatu pengetahuan bagaimana mencapai hasil yang diinginkan atau 
dalam kata lain, seni adalah kecakapan yang diperoleh dari pengalaman, pengamatan dan pelajaran serta kemampuan untuk menggunakan pengetahuan manajemen. Menurut Mary Parker Follet, manajemen adalah suatu seni untuk   melaksanakan/menyelesaikan  suatu pekerjaan melalui orang lain. Defininsi  Mary ini mengandung perhatian pada kenyataan bahwa para manajer mencapai suatu tujuan organisasi dengan cara mengatur orang-orang lain untuk melaksanakan apa saja yang perlu dalam pekerjaan itu, bukan dengan cara melaksanakan pekerjaan itu oleh dirinya sendiri. Itulah manajemen, tetapi menurut Stoner, bukan hanya itu saja.

Masih banyak lagi sehingga tak ada satu difinisi saja yang dapat diterima secara universal. Menurut James A.F.Stoner, manajemen adalah suatu proses perencanaan, 
pengorganisasian, pengarahan  pengawasan kepemimpinan, dan pengendalian upaya anggota organisasi dan menggunakan semua sumber daya oraganisasi untuk mencapai tujuan  organisasi  yang telah ditetapkan. Dari definisi diatas terlihat bahwa Stoner telah menggunakan kata proses, bukan seni
 
B. “Siapa yang membutuhkan manajemen?” 
 
Pertanyaan ini dapat dijawab : “Perusahaan” (bisnis), tentu saja benar sebagian, 
tetapi tidak lengkap, karena manajemen juga dibutuhkan untuk semua tipe kegiatan organisasi apapun nama dan bentuknya.  Dalam praktek, manajemen dibutuhkan di mana saja, orang-orang bekerja bersama (organisasi) untuk mencapai tujuan bersama. Fungsi – fungsi manajemen tersebut adalah universal. Sifat ini merupakan hasil dari kenyataan bahwa fungsi-fungsi manajemen adalah sama saja, dalam seluruh organisasi dan pada waktu kapan saja. Fungsi manajerial ini sama untuk perusahaan-perusahaan besar, kecil ataupun multinasional, organisasi-organisasi kemasyarakatan atau semi kemasyarakatan, kelompok-kelompok hobi, pemerintahan dan sebagainya.  Walaupun mungkin diterapkan secara berbeda-beda oleh manajer-manajer yang berbeda pula,---dalam hal ini tergantung pada variabel-variabel seperti tipe organisasi, kebudayaan dan tipe anggota (karyawan)---fungsi-fungsinya tetap sama.
 
Hanya dalam implikasinya perlu disesuaikan dengan kondisi lingkungan yang 
dihadapi para manajer.  Fungsi-fungsi tersebut pada dasarnya sama, tetapi wujud kegiatan-kegiatannya bisa berbeda tergantung pada berbagai variabel yang ada. Sebagai ilmu pengetahuan, manajemen juga bersifat universal, dan mempergunakan kerangka ilmu pengetahuan yang sistimatis, mencakup kaidah-kaidah, prinsip-prinsip dan konsep-konsep yang cenderung benar-benar dalam setuasi manajerial. Ilmu pengetahuan manajemen dapat diterapkan dalam semua organisasi manusia, seperti perusahaan, pemerintah, pendidikan, sosial, keagamaan, dan lain-lainnya. Sehingga dapat disimpulkan, bila seorang manajer mempunyai pengetahuan dasar manajemen, mengetahui cara menerapkan pada situasi yang ada, dia akan dapat melakukan fungsi-fungsi manajerial dengan efisien dan efektif. Seorang manajer tentu saja harus fleksibel untuk menyesuaikan diri dengan situasi baru dan perubahan lingkungan.
 
C. Mengapa Manajemen di butuhkan
 
Manajemen dibutuhkan oleh semua organisasi, karena tanpa manajemen, semua 
usaha akan sia-sia dan pencapaian tujuan akan lebih sulit. 
Ada tiga alasan utama untuk diperlukannya manajemen :
 
1.Untuk mencapai tujuan, manajemen dibutuhkan untuk mencapai tujuan organisasi dan pribadi,
2.Untuk menjaga keseimbangan di antara tujuan-tujuan yang saling bertentangan. 
Manajemen dibutuhkan untuk menjaga keseimbangan antara tujuan-tujuan, sasaran-sasaran, dan kegiatan-kegiatan yang saling bertentangan dari pihak-pihak yang berkepentingan dalam organisasi, seperti pemilik dan karyawan, maupun kreditur, pelanggan, konsumen, suplier, serikat kerja, assosiasi perdagangan, masyarakat, pemerintah dll.
3.Untuk mencapai efisiensi dan efektifitas. Semua kerja organisasi dapat diukur 
dengan banyak cara yang berbeda.  Salah satu yang umum adalah efisensi dan efektifitas.
 
D. Efisiensi dan efektifitas
 
Dua konsepsi utama untuk mengukur prestasi kerja  (performence) manajemen adalah efisiensi dan efektif. 
1.Efisiensi adalah  kemampuan untuk menyelesaikan suatu pekerjaan dengan benar, merupakan  konsep matematik, atau merupakan perhitungan ratio antara keluaran 
(output) dan masukan (input).  Seorang manajer  efisien adalah seorang yang mencapai keluaran yang lebih tinggi (hasil) produktivitas, (performence) dibanding masukan-masukan (tenaga kerja, bahan, uang, mesin, atau waktu) yang digunakan. Dengan kata lain, manajer yang dapat meminimumkan biaya penggunaan sumber-sumber daya untuk mencapai keluaran yang telah ditentukan disebut manajer yang efisien. Atau sebaliknya, manajer disebut efisien bila dapat memaksimumkan keluaran dengan jumlah masukan yang terbatas.
 
2.Efektivitas merupakan kemampuan untuk, memilih tujuan yang tepat atau 
peralatan yang tepat untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dengan kata lain, seorang manajer efektif  dapat memilih pekerjaan yang harus dilakukan atau metoda (cara) yang tepat untuk mencapai tujuan. Menurut ahli manajemen Peter Drucker, efektivitas adalah memilih pekerjaan yang benar (doing the right things), sedang efisien adalah melakukan pekerjaan yang benar (doing things right). (Dr.T.Hani Hanmdoko,M.B.A, Manajemen, BPFE, l992, :4-9). Seperti banyak bidang studi lainnya, yang menyangkut manusia, manajemen sulit didefinisikan.
.
Mengartikan manajemen sebagai Seni : 
Seni mengandung arti bahwa hal itu, adalah kemampuan atau ketrampilan pribadi. 
Suatu proses, adalah cara sistimatis untuk melakukan pekerjaan. Manajemen didefinisikan sebagai proses karena semua manajer, tanpa memperdulikan kecakapan atau ketrampilan khusus mereka, harus melaksanakan kegiatan-kegiatan tertentu yang saling berkaitan untuk mencapai tujuan-tujuan yang mereka inginkan.  Proses tersebut terdiri dari kegiatan-kegiatan manajemen, yaitu perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan. Perencanaan berarti bahwa manajer memikirkan kegiatan-kegiatan mereka sebelum dilaksanakan. Berbagai kegiatan ini biasanya didasarkan pada berbagai metode, rencana atau logika, bukan hanya atas dasar dugaan atau firasat.
 
Pengorganisasian, berarti bahwa para manajer mengkoordinasikan sumber daya-
sumber daya manusia dan  material organisasi. Kekuatan suatu organisasi terletak pada kemampuannya menyusun berbagai sumber daya-sumber daya dalam mencapai  suatu tujuan.  Semakin terkoordinasi dan teringtegrasi kerja organisasi, semakin efektif pencapaian tujuan-tujuan organisasi. Pengkoordinasian merupakan bagian intergral vital pekerjaan manajer.

Pengarahan, berarti bahwa para manajer mengarahkan, memimpin dan 
mempengaruhi para bawahan. Manajer tidak melakukan semua kegiatan sendiri, tetapi menyelesaikan  tugas-tugas esensial melalui orang-orang lain.  Mereka juga tidak sekedar memberikan perintah, tetapi menciptakan iklim yang dapat membantu para bawahan melakukan pekerjaan secara paling baik.

Pengawasan, berarti para manajer berupaya untuk menjamin bahwa organisasi 
bergerak ke arah tujuan-tujuannya. Bila beberapa bagian organisasi ada pada jalur yang salah, manajer harus membetulkannya.
Penilaian/Evaluasi, berarti para manajer melakukan penilaian dan mengukur sejauh 
mana  keberhasilan atau kegagalan yang dicapai sesuai tujuan semula atau tidak, sehingga daripadanya dibuat perbaikan seperlunya.
Akhirnya, defenisi yang kita gunakan menyatakan bahwa : 

Manajemen melibatkan pencapaian “tujuan-tujuan organisasi yang telah ditetapkan” 
(stated goals). Ini mengandung arti bahwa para manajer organisasi apapun, berupaya untuk mencapai hasil akhir spesifik.  Hasil-hasil akhir ini tentu saja unik bagi masing-masing organisasi. Bagaimanapun juga, apapun tujuan yang telah ditetapkan organisasi tertentu, manajemen merupakan proses dengan mana tujuan-tujuan dicapai. Atas dasar uraian diatas, kita bisa menyimpulkan bahwa pada dasarnya manajemen dapat didefinisikan sebagai, bekerja dengan orang-orang untuk menentukan,
menginterpretasikan dan, mencapai tujuan-tujuan organisasi dengan pelaksanaan 
 
fungsi-fungsi :
1.perencanaan (planning), 
2.pengorganisasian (organizing), 
3.penyusunan personalia atau kepegawaian (staffing), 
4.pengarahan dan kepemimpinan (leading) 
5.pengawasan (conrtolling).
6.penilaian (evaluation).
 
Manajemen bukan hanya merupakan ilmu atau seni, tetapi kombinasi dari keduanya. Kombinasi ini tidak dalam proporsi yang tetap, tetapi dalam proporsi yang bermacam-macam. Pada umumnya para manajer efektif mempergunakan pendekatan. Di lain 
pihak dalam banyak aspek perencanaan, kepemimpinan, komunikasi, dan segala sesuatu yang menyangkut unsur manusia, bagaimanapun  manajer harus juga menggunakan pendekatan artistik (seni).
 
Manajemen  yang secara sekilas  di kemukakan disini, adalah hanya sebagai 
pengantar dan tidak dimaksudkan untuk dibahas lebih dalam lagi, karena bukan tujuan utama dari buku ini, melainkan memberi gambaran sepintas, bahwa manajemen sangat diperlukan dalam berbagai sektor, baik swasta maupun organisasi masyarakat serta pemerintah pada umumnya. Bahwa Pengelolaan Kelautan, Perikanan dan Pulau-Pulau Terluar/Perbatasan NKRI serta Pertahanan dan Keamanan tidak pernah tuntas, oleh  karena  pada pelaksanaan tugas-tugas  dilapangan  antara lain,  disebabkan oleh tidak atau kurang sekali penerapan berbagai fungsi-fungsi manajemen, administrasi, kepemimpinan, organisasi, dan disiplin,  sesuai dengan  berbagai persyaratan-persyaratan manajemen yang baik dan benar  yang disebutkan di atas atau dengan singkat kata “salah urus”. Seorang manajer dalam menyelesaikan suatu masalah seharusnya menjalankan suatu metode yang disebut Metode Ilmiah.
Demikian “Metode Ilmiah” itu menyangkut, beberapa tahap kegiatan. 
 
Pada umumnya urutan tahap-tahap itu adalah :
 
1.Menemukan dan merumuskan sesuatu masalah atau persoalan;
2.Mengumpulkan keterangan-keterangan untuk memecahkan masalah itu;
3.Menyususn dugaan atau hipotesa;
4.Menguji dugaan itu dengan percobaaan atau eksperimen;
5.Menarik kesimpulan;
6.Menguji kesimpulan itu dengan percobaan lagi.
 
Dengan metode ilmiah  tersebut, seorang manajer akan lebih mudah
memecahkan segala persoalan dengan merumuskan dan dapat menghasilkan 
penemuan ilmiah yang berguna bagi kesejahteraan umat manusia, secara obyektif, dan setepat-tepatnya. Namun kenyataannya  Lebih banyak :  NATO  = No Action” Tolk Only (Apakah ini Budaya Indonesia?)
Pada  kepustakaan lainnya  dapat terbaca Fungis-fungsi Manajem menurt para ahli 
lain seperti sbb :
 
Fungsi-Fungsi Manajemen (Management Functions)
Sampai saat ini, masih belum ada consensus baik di antara praktisi maupun di atara 
teoritis mengenai apa yang menjadi fungsi-fungsi manajemen, sering pula disebut unsur-unsur manajemen.
 
Berbagai pakar yang menulis  tentang fungsi-fungsi manajemen antara 
lain sbb :
(1).Louis A.Allen : Leading, Planning, Organizing, controling; 
(2) Prajudi Atmosudirdjo : Planning, Organizing, Directing, atau Actuating and 
Controling;
(3) John Robert B, Ph.D : Planning, Organizing, Command-ing, and Controling; 
(4) Henry Fayol : Planning, Organizing, Commanding, Coordinating, Controlling,; 
(5) Luther Gullih : Planning, Organizing, Staffing, Directing, Coordinating, Repor-
ting, Budgeting;
(6) Koontz dan O’Donnel : Organizing, Staffing, Directing, Planning, Controlling; 
(7) Wiilliam H Newman : Planning, Organizing, Asse-bling, Resorrces, Directing, 
Conrolling;
(8). Dr.SP Siagian, MPH : Planning,Organizing,Motivating and Controlling; 
(9) William Spriegel : Planning, Organizing, Controlling, 
(10) Lyndak F.Urwick :Forecasting, Planning, Orga-nizing, Controlling; 
(11) DR.Winardi, SE : Planning, Organizing, Coorinating, Actuation, Keading, 
Communication, Controling;
(12) The Liang Gie : Planning, Decision making, Directing, Coordinating, Controlling, Improving; 
(13) James A.F.Stoner : Planning, Organizing, Leading, and Controlling; 
(14) George R.Terry : Planning, Organizing, Staffing, Motivation, and Controlling.
 
Dari beberapa pendapat para penulis di atas dapat dikombinasikan, fungsi-fungsi 
manajemen adalah sebagai berikut :
 
Planning
Berbagai batasan tentang planning dari sangat sederhana sampai rumit. Misalnya 
yang sangat sederhana saja merumuskan bahwa perencanaan adalah, penentuan serangkaian tindakan untuk  mencapai suatu hasil yang diinginkan.
Pembatasan yang terakhir merumuskan perencanaan, merupakan penetapan jawaban kepada enam pertanyaan sebagai berikut :
 
1.Tindakan apa yang harus dikerjakan?
2. Apakah sebabnya tindakan itu harus dikerjakan?
3. Di manakah tindakan itu harus dikerjakan?
4. Kapankah tindakan itu harus dikerjakan?
5. Siapakah yang akan mengerjakan tindakan itu?
6. Bagaimanakah caranya melaksanakan tindak itu?
 
Menurut  Stoner, Planning adalah proses menetapkan  sasaran dan 
tindakan yang perlu untuk mencapai sasaran tadi.
 
Organizing
Organizing (Organisasi) adalah dua orang atau lebih yang bekerja sama dalam cara 
yang terstruktur untuk mencapai sasaran spesifik atau sejumlah sasaran
 
Leading
Pekerjaan leading meliputi 5 kegiatan yaitu : 
1. Mengambil keputusan
2. Mengadakan komunikasi agar ada saling pengertian antara manajer dan bawahan
3. Memberi semangat, inspirasi, dan dorongan kepada bawahan supaya mereka 
bertindak.
4. Memilih orang-orang yang menjadi anggota kelompoknya serta,  
5. Memperbaiki pengetahuan dan sikap-sikap bawahan agar mereka terampil dalam 
usaha mencapai tujuan yang ditetapkan
 
Directing
Directing/Commanding adalah fungsi manajemen yang berhubungan dengan usaha memberi bimbingan, saran, perintah-perintah atau  instruksi kepada bawahan dalam melaksanakan dengan baik dan benar-benar tertuju pada tujuan yang telah 
ditetapkan semula.
 
Motivating
Motivating atau pemotivasian kegiatan merupakan salah satu fungsi manajemen 
berupa pemberian inspirasi, semangat dan dorongan kepada bawahan, agar bawahan melakukan kegiatan secara suka rela sesuai apa yang diinginkan oleh atasan.
 
Coordinating
Coordinating atau pengkoordinasian merupakan salah satu fungsi manajemen  untuk  melakukan berbagai kegiatan agar  tidak terjadi kekacauan, percecokan, 
kekosongan kegiatan, dengan jalan menghubungkan, menyatukan dan menyelaraskan pekerjaan bawahan sehingga terdapat kerja sama yang terarah dalam upaya mencapai tujuan organisasi.
 
Controlling
Controlling atau pengawasan, sering juga disebut pengendalian adalah salah satu 
fungsi manajemen yang berupa mengadakan penilaian, bila perlu mengadakan koreksi sehingga apa yang dilakukan bawahan dapat diarahkan ke jalan yang benar dengan maksud dan tujuan yang telah digariskan semula.
 
Reporting
Reporting adalah salah satu fungsi manajemen berupa penyampaian perkembangan atau hasil kegiatan atau pemberian keterangan mengenai segala hal yang bertalian 
dengan fungsi-fungsi kepada pejabat yang lebih tinggi. (Sumber ::Wikipedia-Google)
 
(3). Admistrasi dan Administrator
 
Adninistrasi
 
1. Administrasi berasal dari bahasa Belanda, “Administrasie” yang merupakan 
pengertian Administrasi dalam arti sempit.
Jadi administrasi adalah penyelenggaraanya, dan manajemen adalah orang-orang 
yang menyelenggarakan kerja. Maka kombinasi dari keduanya adalah penyelenggaraan kerja yang dilakukan oleh orang-orang yang secara bersama-sama (kerjasama) untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Administrasi sebagai “Proses” atau Kegiatan Perumusan-perumusan
administrasi sebagai kegiatan yang terdapat dalam kepustakaan Indonesia berbunyi sebagai berikut  :Jadi apabila bicara mengenai “administrasi’’  maka jelas yang 
dimaksud adalah penyelenggaraan kegiatan-kegiatan untuk mencapai pokok dari masyarakat dan angota-anggotanya”
 
2. Pengertian administrasi itu dapat ditinjau dari tiga sudut yaitu :
(1) Adminstrasi dalam arti “institusional”, yang mana administrasi dimaksud  segala keseluruhan orang/kelompok orang-orang yang sebagai suatu kesatuan menjalankan proses kegiatan-kegiatan untuk mencapai tujuan bersama; 
(2) Administrasi dalam arti “fungsional”, yang dimaksud dengan fungsional ialah 
segala kegiatan dan tindakan yang dilakukan untuk mencapai tujuan itu sendiri, atau dengan kata lain bersifat melihat kedepan, artinya melihat kepada pencapaian tujuan pada masa yang akan datang.
(3) Administrasi sebagai “proses”, sebagai proses administrasi berarti keseluruhan proses yang berupa kegiatan-kegiatan, pemikiran-pemikiran, pengaturan-pengaturan sejak dari penentuan tujuan sampai penyelenggaraan sehingga tercapainya suatu 
tujuan.

(Sumber : Prof.Dr.H.Arifin Abdulrachman, Teori Pengembnangan dan Filosofi
Kepimpinan Kerja, 1971, pagina 11
 
Pengertian Adminstrasi menurut patra ahli lainnya
Administrasi didefinisikan oleh banyak para ahli karena memang istilah administrasi mempunyai berbagai macam pengertian di Indonesia..
The Laing Gie telah berhasil mengumpulkan lebih dari empat puluh lima definisi 
administrasi kemudian  ia mengelompikan  kedalam tiga katagori definisi administrasi yakni :
 
1.Administrasi dalam pengertian proses atau kegiatan. 
Menurut Sondang P. Siangan, Administrasi adalah keseluruhan proses kerja sama 
antara dua orang manusia atau lebih yang didasarkan atas rasionalitas tertentu untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.
2. Administrasi dalam pengertian Tata Usaha
Menurut Munawardi  Reksohadiprowiro “ dalam arti sempit” Administrasi berarti tata-usaha yang mencakup setiap pengaturan yang rapi dan sistematis serta penentuan 
fakta-fakta serta tertulis dengan tujuan memperoleh pandangan yang menyeluruh serta hubungan timbal-balik antara satu fakta dengan fakta yang lain.
3, Adminstrasi dalam pengertian pemerintah
Menurut Wijana, Adminstrasi adalah “Rangkaian semua organ-organ Negara rendah dan tinggi yang bertugas menjalankan pemerintahan, pelaksanaan dan kepolisian.
 
Pengertian Administrasi juga didefinisikan oleh para ahli  luar negeri 
diantaranya yakni:
1.Leonard D.White (1958), Administrasi adalah suatu proses yang umum dalam 
semua usaha-usaha suatu kelompok baik dalam usaha umum atau pribadi.
2. William H.Newman (1963),  Administrasi adalah pembibingan, kepemimpinan dan 
pengawasan usaha-usaha suatu kelompok individu kearah pencapaian tujuan bersama. (Sumber : Wikipedia-Google-- Bahasa Indonesia--Ensiklopedia bebas
 
“Adminstrasi” merupakan fenomena daripada masyarakat modern.
Adminstrasi dalam arti sempit yakni sama dengan “tata usaha”, bahkan lebih menjadi sempit lagi dalam arti, pembukuan, pencatatan, surat menyurat, arsip, ekspedisi, dan sebagainya. Pokok tolak daripada administrasi adalah organisasi. Jadi, penting 
sekali kita mempunyai pengertian yang setepat-tepatnya tentang seluk-beluk daripada 
organisasi itu, terutama organisasi modern yang antara lain berlandaskan  pada :
 
1) pembagian kerja, 
2) spesialisasi, 
3) hirarkhi, 
4) disiplin, 
5) jabatan, 
6) tugas, wewenang, 
7) pertanggungjawaban, dan sebagainya.
 
Namun administrasi mempunyai segi-segi atau aspek-aspek daripada apa yang 
disebut di atas, dan paling sedikit mempunyai 10 (sepuluh) aspek yang penting, menurut Prof.Dr.Mr.Prajudi Atmosudirdjo, “Adminstrasi dan Mnagement Umum”,, Jakarta, 1980 : 39)  adalah sebagai berikut : Adminstrasi merupakan suatu fenomena sosial, suatu perwujudan tertentu di dalam masyarakat modern.. Eksistensi daripada “administrasi” ini berkaitan dengan “organisasi” (dalam arti modern), artinya : admisnistrasi itu terdapat di dalam  suatu “organisasi”. Jadi barangsiapa hendak mengetahui adanya suatu “organisasi” yang masih hidup, di situ terdapat  “administrasi”. Administrasi merupakan suatu “organisasi”. Tanpa “administrasi” maka setiap “organisasi” akan mati, dan tanpa “administrasi” yang sehat, maka “organisasi” itu pun tidak sehat pula. Pembangkit daripada “admisnistrasi” sebagai ““energi” atau “kekuatan” atau “hayat/kehidupan” ini adalah  Administrator, yang harus pandai menggerakkan seluruh sistemnya yang terdiri atas para manajer, staffer, dan personil lainnya.
 
1.Administrasi merupakan suatu fungsi yang tertentu untuk mengendalikan, 
menggerakkan, mengembangkan, dan mengarahkan suatu “organisasi”   yang dijalankan oleh Adminstrator dibantu oleh  team bawahannya, terutama para manejer dan staffer.
2. Administrasi merupakan suatu kelompok orang-orang yang secara bersama-sama merupakan “badan pimpinan” (the goberning body)  daripada suatu “organisasi”, 
yang merupakan pimpinan atau team pimpinan.
3. Administrasi merupakan suatu seni (art) yang memerlukan bakat, dan ilmu 
(science, knowledge) yang selain pengetahuan memerlukan pula pengalaman.
4. Administrasi merupakan suatu proses penyelenggaraan bersama atau proses kerjasama, antara sekelompok orang-orang secara tertentu untuk mencapai suatu tujuan 
tertentu yang telah ditentukan dan direncanakan sebelumnya. Kerjasama antara orang-orang tersebut berlangsung secara dan melalui “organisasi”.
5. Adminstrasi merupakan suatu jenis tingkahlaku atau sikap kelakuan sosial yang 
tertentu, (administrative behavior “or adminstration” as a special type of social behaviour) yang memerlukan sikap serta kondisi mental yang tertentu, dan merupakan suatu tipe tingkah laku manusia yang tertentu (special type of human behaviour).
6. Administrasi suatu praktek (practice) atau teknik (technique) yang tertentu, suatu 
tatacara melakukan atau mengerjakan sesuatu, yang memerlukan kemampuan, kemahiran, ketrampilan (skills) atau kebiasaan yang tertentu, yang hanya dapat diperoleh melalui pendidikan dan latihan).
7. Adminstrasi merupakan suatu sistem yang tertentu, yang memerlukan input, 
transportasi, pengelolaan, dan output yang tertentu.
8. Administrasi memerlukan suatu tipe manajemen yang tertentu yang merupakan 
overall manajemen daripada suatu organisasi.
 
Walaupun “administrasi itu merupakan manajemen, akan tetapi “administrasi” 
mempunyai banyak segi atau aspek lain lagi, sehingga sampai batas-batas tertentu dapatlah dikatakan, bahwa manajemen  ini merupakan inti daripada administrasi. Pada hakekatnya, “manajemen” itu merupakan “pengendalian daripada sumber daya-sumber daya menuju ke tercapainya suatu prapta (objective) yang tertentu.
 
Sumber daya-sumber-daya (resources) adalah : 
1.orang-orang (men), 
2.uang (money), 
3.mesin-pesawat-alat (machines), 
4.bahan (materrials), 
5.metode-cara–teknik (methods-technology), 
6.ruang (space), 
7.tenaga atau energi (energy), 
8.waktu (time). 
 
Dalam istilah “administrasi” tercakup adanya, 
1) pesan, 
2) tugas, 
3) tanggungjawab, dan 
4) kepercayaan yang diberikan oleh para “pemilik organisasi”. 
Ini adalah sekelumit dari teori Administrasi sebagai pedoman bagi setiap orang yang dipercayakan sebagai administrator. Setiap teori merupakan logika khas  (special logic) atau rumusan daripada “logika” daripada obyek yang telah dikaji secara ilmiah  
 
Teori, merupakan semacam “model” suatu rumusan elementer dan universal
daripada, 
1)  suatu benda, 
2)  suatu pengertian, (ide), 
3)  suatu keadaan, 
4)  suatu kasusposisi, 
5)  suatu kondisi, 
6)  suatu  tata-hubungan (set of ralationships) atau, 
7)  suatu situasi.
 
Kemudian Logika  daripada “sesuatu” itu dapat dipandang sebagai pengetahuan atau kepahaman kita yang tertinggi (terlengkap, komprehensif) tentang sesuatu yang 
telah kita studi secara ilmiah.
 
Teori,  mempunyai tiga fungsi, yakni, 
1) Sebagai rumusan daripada pengetahuan kita tentang sesuatu,
2) Sebagai pedoman atau  pegangan dasar di dalam menghadapi praktek lingkungan sehari-hari, dan
3) Sebagai bahan pendidikan.
 
(4). Administrasi Negara
 
Admistrasi negara  adalah bidang spesialisasi yang paling banyak dipilih di Indonesia pada waktu ini
Adminstrasi negara merupakan bagian daripada Administrasi Publik Nasional dan 
Administrasi Publik Internasional.
Administrasi Negara adalah Administrasi Publik Nasional, yakni :“Administrasi 
daripada negara sebagai organisasi, dan administrasi yang mengejar tercapainya tujuan-tujuan yang bersifat kenegaraan, artinya, tujuan-tujuan yang ditentukan (secara langsung atau tidak langsung) oleh undang-undang (dalam arti luas)”, dan hal ini penting bagi Indonesia yang menurut Undang-Undang Dasar l945 (periksa dalam Penjelasan) merupakan suatu “negara hukum”, sehingga di mana-mana bagi kegiatan-kegiatan negara yang mana pun berlaku rechtmatig-heidsbeginsel, asas yuridikitas, dan  wetmatig-heidsbeginsel, asas legilitas. Kita harus membedakan antara “pemerintahan (government), yang bersifat politik dan dijalaankan oleh Pemerintah, dan “administrasi (negara)” policy-policy Pemerintah, dan yang dijalankan oleh administrator.
Pada tingkat Pusat, banyak orang tidak dapat membedakan antara Pemerintahan dan Adminstrasi Negara oleh karena menurut sistem pemerintahan kita, 
 
Presiden Republik Indonesia mempunyai dan menjalankan fungsi-fungsi sebagai :
1). Kepala Negara, lambang pemersatu Bangsa dan mewakili Negara; Kepala Negara, 
2). Legislator : Presiden memegang kekuasaan membentuk undang-undang dengan 
persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat (pasal 51, UUD Pemerintah, pasal 41 UUD, dan merangkap sebagai, Administrator Negara; Presiden adalah penyelenggara pemerintahan negara (no.IV, Penjelasan UUD),
3). Panglima Tertinggi Angkatan Perang,  Pasal 10 UUD
Posisi Presiden Republik Indonesia tersebut adalah sesuai dengan asas “concentration of power and responssibility upon the President”. Jadi menurut sitem pemerintahan kita, Pemerintah Pusat merangkap sebagai Administrator Negara, demikian pula, 
 
Gubernur merupakan,
1). Kepala Wilayah Provinsi,
2). Pemerintah Prov dan,
3). Adminstrator Prov.
 
Administrasi Negara dalam arti “Administrasi  daripada negara sebagai organisasi” dijalankan oleh Presiden. Administrasi Negara dalam arti “administrasi yang mengejar 
tercapainya tujuan-tujuan yang bersifat kenegaraan” dijalankan oleh setiap Pejabat Pimpinan dan setiap Pejabat yang mendapat tugas dan atau kewajiban mengejar tercapainya tujuan-tujuan kenegaraan secara organisasi kenegaraan.
  
(5). Tugas-tugas Administrator
 
Administratorship (Keadministatoran), merupakan kedudukan dan fungsi yang rumit sekali lebih-lebih bilamana menghadapi organisasi yang cukup besar. Oleh karena itu, maka dalam organisasi-organisasi modern yang cukup besar, Administrator 
tersebut merupakan suatu Dewan (misalnya Direksi) atau suatu Kabinet (dalam memimpin negara). Tugas-tugas Administrator, menurut Prof.Dr.Mr.S. Prajudi Atmosudirjo, l980 :71, adalah :
---Tugas Pertama, daripada Administrator adalah menguasai dan menghayati Mission (tugas pokok) daripada badan-badan (enterprise) sebagai mana dikehendaki oleh 
para pemilik dan dirumuskan dalam Anggaran Dasar (Undang-Undang Dasar, Statuta), Anggaran Rumah Tangga (Undang-Undang, Peraturan-Peraturan Penjabaran), Ketentuan-Ketentuan lain (by-laws, Peraturan-Peraturan Pemerintah), Peraturan-peraturan Intern badan-badan usaha). Yang memberi perintah, petunjuk, dan mengawasi Administrator adalah Entrepreneur (Pemerintah, Pengusaha, Dewan Komisaris, Komisaris) bertindak atas nama Badan Perwakilan Pemilik (MPR; Presiden, DPR, Rapat Umum Pemegang Saham, Rapat Umum Anggota, Rapat Umum Pendiri dll).

---Tugas Kedua, daripada Administrator adalah merumuskan lebih lanjut segala apa 
yang menjadi kehendak dan keputusan Entrepreneur, yang bertindak atas nama badan-badan usaha, ke dalam bentuk yang dapat dipahami secara konkrit oleh bawahan dan dapat diselenggarakan secara nyata.
---Tugas Ketiga, daripada Adminstrator adalah memelihara dan mengembangkan 
organisasi yang dipercayakan kepadanya secara setepat-tepatnya, terutama dalam arti paduan daripada,
 
1) Tertip personil; 
2) Tertip materiil, 
3) Tertip fungsional, dan 
4) Tertib kewenangan serta, 
5) Tanggungjawab. 
 
Untuk itu Administrator harus menguasai seluk beluk organisasi, baik secara teoritis maupun praktis, dibantu oleh Staffnya.
---Tugas Keempat, daripada Administrator adalah memelihara sistem informasi 
tersebut dalam perannya sebagai Administrative Manajer (Manajer Administrasi)
---Tugas Kelima, daripada Administrator adalah, memelihara dan mengembangkan 
sistem manajemen yang setepat-tepatnya, baik dalam arti kemampuan, yang secara masing-masing dan secara bersama-sama, merupakan dan menjalankan pimpinan  daripada organisasi maupun prosessuil (sistem terdiri atas prosedur-prosedur menajemen yang menghubungkan dan  mengaitkan para manajer satu sama lain sedemikian rupa, sehingga terjadilah proses manajemen yang selancar-lancarnya).
Administrator memimpin sistem manajemen  tersebut dalam peranannya sebagai Top Manager.
---Tugas Keenam,  daripada Administrator adalah membuat segala apa yang menjadi 
tujuan dan maksud badan usaha tercapai dengan keuntungan materiil dan spiritual yang sebaik-baiknya bagi badan usaha.
Keenam tugas administrator tersebut menjadi kewajiban dan tanggungjawab 
Administrator kepada Badan Perwakilan Pemilik badan-usaha melalui Entrepreneur.
  
(6). Funsi-Fungsi Adminstrator
 
Apakah yang harus dijalankan oleh Administrator di dalam rangka melaksanakan 
tugas-tugas tersebut di atas?  Menurut Fayol yang di kutip Prof.Dr.Mr.S.Prajudi Atmosudirdjo, Jakarta, L980 : 72, sebagai berikut.
---Fungsi utama, yang harus dijalankan oleh “administrator” adalah Administrasi, 
yakni manajemen daripada organisasi secara keseluruhan dan menyeluruh (the over-all management of the organisation);
---Fungsi Kedua, yang dijalankan oleh administrator adalah melakukan kegiatan-
kegiatan komersial untuk membuat organisasi makin maju dari segi pendapatan dan kekayaan modal, melakukan jual-beli, sewa-menyewa, dan sebagainya.
---Fungsi Ketiga, daripada Administrator adalah menjalankan kegiatan-kegiatan 
produksi meningkatkan teknologi dan mutu daripada produk jasa maupun barang.
---Fungsi Ke-empat, daripada Administrator adalah mengembangkan dan 
menegakkan komtabilitas artinya menjalankan dan mengembangkan semua daya-upaya agar supaya segala sesuatunya yang diperoleh dan dipergunakan dipertanggungjawabkan kepada Pemilik badan-usaha secara selengkap-lengkapnya.
---Fungsi ke-Lima, daripada Administrator adalah  menjalankan kegiatan-kegiatan finansiring baik dalam arti mengusahakan dana-dana untuk investasi dan pembelanjaan maupun pengurusan daripada dana-dana termasuk pembiayaan (investasie).
---Fungsi Ke-enam daripada Administrator adalah menjaga dan mengembangkan 
keamanan (security), yakni jangan sampai timbul kerugian pada harta milik badan-usaha (negara) dan personil.
Demikianlah maka apa yang menjadi tugas dan fungsi daripada Administrator itu banyak sekali dan kesemuanya itu harus ditunaikan serta dijalankan dengan, dan melalui Administrator.
 
 
(7). Organisasi
 
Pengertian Organisasi menurut para Pakar sbb : 
 
1.Prof Dr.Sondang P.Siagin,  mendefinisikan “Organiasi ialah setiap bentuk 
persekutuan antara dua orang atau lebih yang bekerja bersama serta secara formal terikat dalam rangka pencapaian suatu tujuan yang telah ditentukan dalam ikatan yang mana terdapat seseorang/beberapa orang yang disebut atasan dan seorang/sekelompok orang yang disebut dengan bawahan.”
2. Drs.Melayu S.P Hasibuan mengatakan “Organisasi ialah suatu sistem perserikatan formal, berstruktur dan terkoordinasi dari sekelompok yang bekerja sama dalam mencapai tujuan tertentu. Organisasi hanya merupakan alat dan wadah  saja.” 
3. Prof Dr.Mr Pradjudi Admosudiro mengatakan “ Organiasi adalah struktur tata 
hubungan kerja  dan struktur  tata hubungan kerja  antara sekelompok orang pemegang posisi yang bekerjasama secara tertentu untuk bersama-sama mencapai tujuan tertentu.
4. James D.Mooney, berpendapat bahwa “Organisasi is the form of every human, 
association for the assignment of common purpose” , atau Organisasi adalah setiap bentuk kerjasama untuk pencapaian suatu tujuan bersama.
5. Chester L.Bernad (1938) mengatakan bahwa “Organisasi adalah system kerjasama antara dua orang atau lebih (Define organization as a system of cooperative of two or  more persons) yang sama-sama memiliki visi dan misi yang sama.
6.. Paul Preston dan Thomas Zimmerer, mengatakan bahwa Organisasi adalah 
sekumpulan orang-orang yang disusun dalam kelompok-kelompok, yang bekerjasama untuk mencapai tujuan bersama,” (Organization is a collection people, arranged into groups. Working together to achieve some common objective).Hal yang berbeda antara organisasi dan manajemn adalah, organisasi sebagai alat atau wadah  sekelompok orang dalam mencapai tujuan tertentu, sedangkan manajemen lebih mengarah kepada pengaturan atau pengelolaan untuk mencapai tujuan tersebut, adapun persamaan organisasi dan manajemen ialah sama-sama memiliki sasaran dan tujuan tertentu yang ingin dicapai.
 
Hubungan Organisasi, Administrasi dan Manajemen
Ada beberapa orang yang beranggapan bahwa sesungguhnya administrasi dan 
manajemen adalah sama, hanya saja istilah administrasi digunakan pada badan/organisasi pemerintah, sedangkan istilah manajemen dipergunakan untuk oarganisasi swasta. Administrasi sama artinya dengan manajer, tetapi organisasi untuk pemerintah. Hal ini dapat dilihat pada penggunaan istilah manajer  untuk perusahaan swasta yaitu diantaranya, manajer pemasaran, manajer pembelian dll. Serta kepala bagian administrasi keuangan, kepala bagian  administrasi kepegawaian dll.
 
Jadi disimpulkan bahwa hubungan antara adminstrasi- organisasi dan manajemen 
adalah sebagai berikut
1.Kepemimpinan merupakan arti dari manajemen;
2.Melalui manajemen semua kegiatan di koordinir dan diarahkan untuk mencapai 
tujuan yang telah ditetapkan oleh organisasi.
3.Adminstrasi merupakan suatu kegiatan pelayanan, termasuk di dalam kegiatan 
administrasi  adalah kegiatan pengelolaan atau  manajemen administrasi dapat dilaksanakan di dalam atau diluar organisasi (formal).
4. Organisasi (formal) merupakan tempat dilaksanakan kegiatan adminstrasi
 
Adapun ciri-ciri dari Organisasi adalah :
1) Adanya komponen (atasan dan bawahan)
2) Adanya kerja sama (cooperative yang berstruktur dari sekelompok orang).
3) Adanya tujuan
4) Adanya sasaran
5) Adanya keterikatan format dan tata tertip yang harus ditaati
6) Adanya pendelegasian wewenang dan koordinasi tugas-tugas.
Menyangkut hal pengertian organisasi juga merupakan sekumpulan orang-orang 
yang disusun dalam kelompok-kelompok, yang bekerjasama untuk mencapai  tujuan  bersama.
 
1. “Organisasi” adalah system kerjasama antara dua orang atau lebih, atau organisasi adalah setiap bentuk kerjasama untuk pencapaian tujuan bersama.
2. Organisasi adalah struktur tata hubungan kerja antara sekelompok orang  
pemegang posisi yang bekerjasama secara tertentu untuk bersama-sama mencapai tujuan tertentu.
3. Organisasi adalah suatu, bentuk kerjasama antara sekelompok orang-orang 
berdasarkan suatu perjanjian untuk bekerjasama guna mencapai suatu tujuan bersama yang tertentu.
Jadi, Organisasi itu merupakan suatu bentuk kerjasama. Kerjasama tersebut 
berlangsung secara tertentu (yang menyebabkan adanya bentuk), berdasarkan aturan-aturan dan prinsip-prinsip yang tertentu pula. Setiap “bentuk” mesti ada konfigurasinya yang tertentu, yang disebabkan oleh sesuatu di dalamnya yang disebut “struktur”. Kerjasama dilakukan oleh sekelompok orang-orang berdasarkan suatu perjanjian untuk bekerjasama. Perjanjian tersebut dapat dilakukan secara formil dan informil, dapat secara tertulis atau secara lisan atau berdasarkan suatu sikap dan kelakuan yang tertentu, baik berupa ucapan maupun perbuatan.
Tujuan yang dikejar adalah tujuan bersama  dan siap serta bagaimana yang 
menentukan dan cara penentuan tujuan bersama tersebut, tergantung dari perjanjian yang dilakukan oleh orang-orang tersebut di atas. Dengan perjanjian itu, maka orang-orang yang bersangkutan, lalu menjadi warga atau anggota organisasi.  (Sumber : Wikipedia-Google)
 
Keanggotaan suatu organisasi dengan sendirinya diikat kepada syarat-syarat, secara tegas tertulis atau tidak, sehingga setiap anggota Organisasi harus, 
1) berpikir, 
2) berpemandangan, 
3) bersikap, dan 
4) berperilaku secara tertentu, sesuai dengan syarat-syarat yang berlaku.
Dalam modernisasi masyarakat, maka timbullah pula organisasi-organisasi modern. Organisasi modern  mempunyai ciri-ciri khas berupa misalnya disiplin. Oleh sebab itu, maka seorang yang diserahi tugas dan tanggungjawab memimipin suatu 
“organisasi” harus mulai dengan mempelajari dan menguasai semua prinsip-prinsip yang menjadi bahan bangunan atau unsur-unsur daripada “organisasi” tersebut. Selain itu ia harus berpegang teguh kepada prinsip-prinsip organisasi itu dan harus membuat semua bawahan dia tanpa kecuali, mentaati dan memegang teguh prinsip-prinsip daripada organisasinya.
Berpegang teguh kepada dan mentaati prinsip-prinsip daripada “organisasi,”Itu namanya Disiplin.
 
(8). Disiplin
 
Pengertian Disiplin meurut para Ahli
 
Disiplin berasal dari kata “disciple” yang berarti “belajar”.
1.Prawirosentono (1999,31), mengemukakan bahwa secara umum disiplin  adalah taat kepada hukum dan peraturan yang berlaku. Sedangkan disiplin kerja, atau lebih 
tepatnya disiplin kerja pegawai dapat dikatakan ketaatan pegawai yang bersangkutan dalam menghormati perjanjian kerja dengan organisasi di mana dia bekerja.
2. Robert E.Quin Cs dalam Prawirosentono (1999;32) mengatakan : “Discipline

implies obedience and respect for thye agreement between the firm and is employee. Discipline also inolves sanction judiciously applied.
Uraian ini dapat dijelaskan bahwa disiplin meliputi ketaatan dan hormat terhadap 
perjanjian yang dibuat anatara perusahaan dan karyawan. Disiplin juga berkaitan erat dengan sanksi yang perlu dijatuhkan kepada pihak yang melanggar.

3. Menurut Suradinata (1996; 150) disiplin pada dasarnya mencakup pelajaran, patuh, taat, kesetiaan, hormat kepada ketentuan/peraturan/norma yang berlaku. Dalam hubungannya dengan disiplin merupakan unsur pengikat, unsur integrasi dan merupakan unsur yang dapat menggairahkan kerja bahkan dapat pula sebaliknya. Dengan 
berpedoman pada pengertian tersebut maka disiplin merupakan faktor pengikat kerja yaitu merupakan kekuatan yang dapat memaksa tenaga kerja atau pegawai untuk mematuhi peraturan serta prosedur kerja yang telah disepakati dan telah ditentukan oleh lembaga yang berwenang atau pejabat yang berwenang dengan berpegang pada peraturan tersebut. Dengan berpegang pada peraturan dimaksud diharapkan tujuan organisasi dapat tercapai.
 
Disiplin merupakan arahan untuk melatih dan membentuk seseorang melakukan 
sesuatu menjadi baik. Disiplin adalah suatu proses yang dapat menumbuhkan perasaan  seseorang untuk mempertahankan dan meningkatkan tujuan  organisasi secara obyektif, melalui kepatuhannya menjalankan peraturan organisasi.
Sanksi indispliner dilakukan untuk mengarahkan  dan memperbaiki perilaku pegawai dan bukan untuk menyakiti. Tindakan disiplin hanya dilakukan pada pegawai yang 
tidak dapat mendisplinkan diri,, menentang/tidak  memenuhi peraturan/prosedur organisasi. Melemahnya disiplin kerja akan mempengaruhi moral pegawai maupun pelayanan secara langsung, oleh karena itu tindakan koreksi dan pencegahan terhadap melemahnya peraturan harus segera diatasi oleh semua komponen yang terlibat dalam organisasi
 
Pengembangan Disiplin
Asumsi : Tidak ada orang yang sempurna, dan sebab itu setiap individu dapat 
melakukan kesalahan dan belajar dari kesalahan tersebut. Tindakan koreksi dilakukan apabila individu tidak dapat mematuhi peraturan sesuai standar minimal atau tidak dapat meningkatkan tujuan organisasi.
 
Prinsip-prinsip Disiplin
Pimpinan mempunyai prilaku positif :
Untuk dapat menjalankan disiplin yang baik dan benar, seorang pimpinan harus 
dapat menjadi role model/panutan bagi bawahannya. Oleh karena itu seorang pimpinan harus dapat mempertahankan perilaku yang posetif sesuai dengan harapan staf.
 
Penelitian yang cermat
Dampak dari tindakan indispliner cukup serius, pimpinan harus memahami akibanya. Data dikumpulkan secara faktual, dapatkan informasi dari staf yang lain, tanyakan secara pribadi rangkaian pelanggaran yang telah dilakukan, analisa, dan bila perlu 
minta pendapat dari pimpinan lainnya.
 
Ke-segera-an
Pimpinan harus peka terhadap pelanggaran yang dilakukan oleh bawahan sesegera mungkin dan harus diatasi dengan cara yang bijaksana. Karena bila dibiarkan 
menjadi kronis, pelaksanaan disiplin yang akan ditegakkan dapat  dianggap lemah, tidak jelas, dan akan mempengaruhi hubungan kerja dalam organisasi tersebut.
 
Lindungi Kerahasiaan (privacy)
Tindakan indispliner akan mempengaruhi ego staf, oleh karena itu akan lebih baik 
apabila permasalahan didiskusikan secara pribadi, pada ruangan tersendiri dengan suasana yang rileks dan tenang. Kerahasiaan harus tetap dijaga karena memungkinkan dapat mempengaruhi masa depannya.
 
Fokus pada Masalah
Pimpinan harus dapat melakukan penekanan pada  kesalahan yang dilakukan bawahan dan bukan pada pribadinya. Kemukakan bahwa kesalahan yang dilakukan tidak 
dapat dibenarkan.
 
Peraturan Dijalankan Secara Konsekwen
Peraturan dijalankan secara konsisten tanpa pilih bulu. Setiap pegawai yang bersalah harus dibina sehingga mereka tidak  merasa dihukum dan dapat menerima sanksi 
yang dilakukan secara wajar.
 
Fleksibel
Tindakan disipliner ditetapkan apabila seluruh informasi tentang pegawai telah dianalisa dan dipertimbangkan antara lain adalah tingkat  kesalahannya, prestasi pekerjaan yang lalu, tingkat kemampuannya dan pengaruhnya terhadap
organisasi.
 
Mengandung Nasihat
Jelaskan secara bijaksana bahwa pelanggaran yang dilakukan tidak dapat diterima. 
File pegawai yang berisi catatan khusus dapat digunakan sebagai acuan sehingga mereka dapat memahami kesalahannya.
 
Tindakan Konstruktif
Pimpinan harus yakin bahwa bawahan telah memahami perilakunya bertentangan 
dengan tujuan organisasi dan jelaskan kembali pentingnya peraturan untuk staf maupun organisasi. Upaya agar staf dapat merubah prilakunya sehingga tindakan indispliner tidak terulang lagi.
 
Follow Up (Evgaluasi)
Pimpinan harus secara cermat mengawasi dan menetapkan apakah perilaku bawahan sudah berubah. Apabila perilaku bawahan tidak berubah, pimpinan harus melihat 
kembali penyebabnya dan mengevaluasi kembali batasan akhir tindakan indispliner.
Tujuan Disiplin
Difokuskan untuk mengoreksi penampilan kerja agar peraturan kerja dapat diberlakukan secara konsisten. Tidak bersifat menghakimi dalam memberlakukan hukuman 
atas tindakan indispliner..
 
Teguran Secara Lisan
Teguran secara lisan terbatas dalam hal mengingatkan pegawai untuk kesalahan 
yang kecil dan baru pertama kali dilakukan. Sebagai suatu tindakan koreksi, biasanya teguran dilakukan secara pribadi dengan cara yang bersahabat dengan tetap memperhatikan situasi dan kondisi lingkungan. Bantu bawahan untuk membuat keputusan agar tidak mengulangi kesalahannya. Buat catatan khusus bahwa pegawai telah melakukan konsultasi, catat waktu, tempat dan permasalahannya, serta kesimpulan konsultasi. Dokumen dimasukkan kedalam file pegawai tersebut.
 
Teguran Tertulis
Teguran secara tertulis apabila pelanggaran diulangi kembali, tidak menunjukkan 
perbaikan atau pelanggarannya cukup serius. Dalam teguran secara tertulis, harus dicantumkan nama pegawai, nama pimpinan, permasalahannya, rencana perbaikan, dan batas waktu perbaikan, serta konsekwensi apabila pelanggaran diulangi. Bawahan harus membaca dan memahami sanksi yang diberikan dan disepakati bersama. Dokumen dimasukkan ke file pribadi pegawai dan tembusannya diberikan kepada yang bersangkutan. Sanksi biasanya disesuaikan dengan kebijakan institusi atau organisasi setempat.
 
Keputusan Terakhir/ Skorsing
Keputusan terakhir atau terminasi dilakukan karena pimpinan melihat bahwa 
kesalahan yang dilakukan oleh bawahan sudah sangat serius dan selama batas waktu perbaikan perilaku bawahan tidak memperlihatkan perubahan. Keputusan terakhir biasanya dilakukan dengan melibatkan pimpinan
Organisasi/Departemen. Keputusan terakhir/skors dapat dilakukan dengan berbagai 
cara tergantung   pada tingkat kesalahannya maupun kebijakan dari institusi/organisasi.  Antara lain adalah : penundaan kenaikan pangkat/berkala, penurunan insentif, tidak diperkenankan bekerja untuk jangka waktu pendek, jangka waktu panjang atau akhirnya diberhentikan/dikeluarkan.
(Sumber : Wikipedia-Google).
 
Di Indonesia, disiplin kerja pada umumnya belum dijalankan secara murni dan 
konsukuen, dan terkesan belum begitu membudaya dalam segala lapangan kehidupan kemasyarakatan kita. Akibatnya pembangunan pada umumnya, tidak berjalan sesuai apa yang telah direncanakan, sehingga perkembangannya terkesan “lambat”.
 
Padahal “disiplin” itu membuat setiap orang, baik perorangan, kelompok, 
pemerintah, ataupun pihak swasta, akan mencapai sesuatu hasil  yang
gemilang,  baik dalam “tepat waktu, tepat proses, tepat hasil” sesuai 
dengan apa yang direncanakan atau “target” sebelumnya. 
 
Pertanyaannya  :Mengapa  di Indonesia KORUPSI merajalela?
Jawabnya adalah : Karena Tidak/Kurangnya Disiplin dalam menjalankan Fungsi-
fungsi.
1) Manajemen, 
2) Administrasi, 
3) Atmisnistrator, 
4) Organisasi, 
5) Kepemimpinan, dan disamping itu,  tidak/kurang  melaksanakan:  
---a) Tertip personil; 
---b) Tertip materiil, 
---c) Tertip fungsional, 
---d) Tertib kewenangan serta, 
---c).Tanggungjawab, dalam segala tugas dan kewajiban seorang
pimpinan/manajer.
 
Bentuk-Brntuk  Disiplin dan Ketaatan
 
Disiplin adalah “ketaatan” yang sifatnya “impersonal”, tidak memakai
perasaan dan tidak memakai perhitungan pamrih atau kepentingan pribadi. 
“Disiplin” adalah satu-satunya jalan atau sarana untuk mempertahankan adanya atau eksistensi daripada Organisasi. Begitu disiplin longgar, artinya : begitu prinsip-
prinsip daripada organisasi dilepaskan, maka dengan seketika pula organisasi itu menjadi bubar sebagai kenyataan.  Disinilah letak hubungan antara “Disiplin” dan “Organisasi” Dikalangan bangsa-bangsa “Asia” yang biasa dididik berdasarkan “Perasaan” ini dan itu, maka sikap “disiplin” itu sukar sekali dipertahankan, oleh karena dicampur adukan dengan jenis-jenis kegiatan lainnya atau akibat sosialisasi budaya tradisional yang dianutnya.
 
Bentuk-bentuk Ketaatan
 
Ketaatan (obediene) atau sikap menuruti atau mengikuti sesuatu yang 
menjadi ketentuan atau peraturan atau kehendak itu, memang 
bermacam-macam.
 
Ø  Ketaatan kepada seseorang atau kepada suatu  “Pimpinan Organisasi” atau 
kepada suatu badan berdasarkan “rasa percaya” atau karena “menaruh kepercayaan” disebut “KESETIAAN”. Di antara bangsa-bangsa kita banyak yang mencampur adukan antara DISIPLIN dan KESETIAAN atau LOYALITAS.
Ø  Ketaatan bentuk lain adalah yang berdasarkan atas “rasa hormat” kepada
seseorang atau peraturan atau perintah yang diterbitkan oleh orang “yang kita hormati” atau junjung tinggi” tersebut.  Ketaatan semacam ini disebut “KEPATUHAN”. Kepatuhan janganlah dicampuradukan dengan DISIPLIN
Ø  Ketaatan yang berdasar atas “rasa takut kepada wibawa” seseorang disebut 
“KESEGANGAN”.
Ø  Ketaatan kepada “HUKUM” oleh karena kita sadar akan akibat-akibatnya atau 
sanksi-sanksinya terhadap Negara dan Pengadilan disebut “KETAATAN YURIDIS”.
Ø  Ketaatan kepada seseorang yang kita anggap “orang tua” atau “Bapak” disebut “KETAATAN PATRIALRKHAL”
DISIPLIN, adalah “ketaatan” yang merupakan KETAATAN YANG SADAR DAN RASIONAL, sama sekali tidak ada emosi atau sentimen atau rasa cinta, dan sebagainya. 
Oleh karena itu maka “DISIPLIN” itu disebut “KETAATAN IMPERSONAL”, dan “disiplin” itu adalah satu-satunya jalan atau sarana untuk mencapai tujuan dengan efektif dan efesien.
 
Disiplin dikembangkan di Eropa sejak abad ke-17, dan oleh karena itu sudah ratusan 
tahun umurnya, maka nampak sekali bagi setiap orang yang pernah berkunjung ke Eropa, terutama Inggris dan Jerman, adanya tata-tertip masyarakatnya di mana-mana, tanpa campur tangan polisi atau aparatur penegak hukum seperti, POLGAB, TEGAP, TEAM PENERTIBAN, POLISI, dan lainnya, oleh karena KESADARAN DAN SIKAP DISIPLIN itu sudah merupakan bagian daripada KEBUDAYAAN BANGSA EROPA, sudah merupakan bagian daripada “Way Of Life”.
 
Disiplin yang terdapat di Indonesia sebelum Perang Dunia II adalah oleh karena sikap Bangsa Belanda sebagai bangsa Eropa yang sudah “biasa” hidup dan berpikir serta bekerja secara disiplin, sedangkan bangsa kita yang bekerja di bawah mereka “terpaksa” ikut berdisiplin”, kalau tidak, maka mereka  akan kehilangan pekerjaannya dan 
mata-pencahariannya.  Untuk MENANAM DISIPLIN  diperlukan “Leadership” yang tertentu. Pada tahapan pertama si Pemimpin harus memberikan pendidikan, artinya memberikan  pengetahuan kepada para bawahanya tentang “prinsip-prinsip organisasi” apa yang berlaku. Pengajaran itu dilanjutkan dengan latihan-latihan mengenai “sikap” dan “tingkah-laku” tertentu, disertai dengan “komunikasi” yang baik, artinya; sikap dan tingkah-laku yang sesuai dengan prinsip dan aturan-aturan organisasi yang diajarkannya.
 
Pada tahapan berikutnya secara terus-menerus si Pimpinan atau si Kepala 
Organisasi atau si manajer melakukan REMUNERASI (kompensasi jasa, bagi faktor produksi) terhadap bawahannya seperti :  Barang siapa yang berlaku “baik” dan “korek”, dia diberi “pujian” dan “penghargaan,” sedangkan; barang siapa yang melanggar “disiplin”, dia ditindak secara adil dan edukatif, dan hanya dalam kasus-kasus yang serius saja, dia memberikan “hukuman yang keras”. Dengan leadership atau kepemimpinan yang demikian itu, yang disebut pula ORGANISATIONNAL LEADERSHIP, maka lambat laun akan tertanam  DISIPLIN ORGANISASI yang sesuai dengan “prinsip-prinsip dan aturan organisasi” yang ditetapkan, dan organisasi akan hidup dan berlangsung sesuai dengan apa yang dikehendaki oleh Pimpinan Organisasi. Lebih kuat lagi “disiplin” itu bilamana ditunjang oleh “kesetiaan” dan “rasa cinta” kepada organisasi dari para bawahannya.
 
Nah, bagaimana penilaian anda tentang “Disiplinnya orang Indonesia”? 
 
Mungkin tepatnya ialah : masih “amburadu,” :  “malas”, “HG (harap gampang)”, 
yang  bekerja sedikit, tetapi rejeki bagi rata, cepat mau jadi orang kaya, bukan karena kerja keras dan prestasi, tetapi lewat KKN, boros, kurang produktif;  bekerja kalau diawasi,  kurang motivasi dan inovasi kurang kreatif; kurang peduli dengan sesamanya, masih terikat dengan “budaya tradisional” walaupun “intelektual”,  beda kata hati 
dengan perbuatan, lebih banyak berkata daripada bekerja, kurang menyukai tantanngan, kurang mandiri, lebih senang menerima daripada memberi, “suka meminjam” tetapi “susah mengembalikan”, “suka berjanji” tetapi “kurang ditepati”, dll, maka sifat-sifat demikian antara lain menyebabkan “kemiskinan”.

Apabila “Disiplin” ini dijalankan dengan baik di Indonesia, maka tidak akan kita 
jumpai berbagai hambatan dalam pembangunan. Namun kenyataannya terjadi banyak “KKN,”  bekerja bila diawasi, banyak pegawai yang masuk dan keluar kantor “tidak disiplin”, bekerja tanpa suatu target waktu, maupun target hasil, menyebabkan terlambatnya pembangunan disegala bidang.. “Disiplin” yang diuraikan panjang lebar disini  dimaksudkan agar menjadi perhatian utama walaupun bukan yang pertama bagi para pimpinan,  mengetahui fungsi-fungsinya  dalam sistem pengawasan terhadap bawahannya dengan sungguh-sungguh. Bahwa pembangunan bisa berjalan lancar dengan mencapai hasil yang diharapkan, apabila semua staf dan karyawan bekerja denghan penuh “disiplin”. “SEMOGA”.(Penulis).
  
(9). Kepemimpinan
 
Pengertian Kepemimpinan
 
Kepemimpinan dari akar kata “pimpin” kita mengenal kata “pemimpin” dan 
“kepemimpinan”. Dalam Ensiklopedi Umum, 549, kata “kepemimpinan” ditafsirkan sebagai hubungan yang erat antara seorang dan sekelompok  manusia karena adanya kepentingan bersama; hubungan itu ditandai oleh tingkah laku yang tertuju dan terimbang  dari manusia yang seorang itu. Manusia atau orang ini biasanya disebut yang memimpin atau pemimpin, sedangkan kelompok manusia yang mengikutinya disebut yang dipimpin. 

Dalam Webster’s New Wold Dictionary of the Ameerican Language/ kata leadership, the position or guidance of a leader atau “the ability to lead”, dan kata leader adalah “a person or thing that leades; directing, commanding, or guiding head, as a group or activity”. Dalam buku psikologi antara lain dikatakan bahwa “leadership is a relation of an individual to a group, established in the interests of achieving some end”.
 
Bayangkan bahwa jumlah tujuan itu banyak dan cara mencapainya pula. 

Dalam buku Foundations of Pychology itu dinyatakan bahwa seorang pemimpin yang sukses tergantung dua syarat dalam garis besarnya adalah;
Pertama, bahwa pemimpin itu “must share the values, attitudes and interests of the 
group. This psychological similarity is necessary for the identification of the leaders”.
Kedua, adalah bahwa kualitas pemimpin itu lebih tinggi dari  para pengikutnya, akan 
tetapi tetap bersifat komunikatif dengan yang dipimpinnya. Mengingat masalah kepemimpinan adalah masalah yang sudah tua umurnya, maka wajarlah kalau terdapat sejumlah tokoh ilmu pengetahuan yang mendalaminya. Juga di Indonesia hal ini berkembang realtif pesat, apalagi setelah kita memproklamasikan kemerdekaan pada tanggal 17 Agutus 1945. Sejak itu perhatian kita sebagai bangsa relatif besar dalam hal ini, baik secara teoritis maupun secara praktis.
 
Para penulis buku lainnya
 
Para penulis buku di Indonesia antara lain seperti Drs.Wahyo Sumidjo, Prof Pamudji, Ir.Suyamto, dll dalam garis besarnya membahas tentang definisi “kepemimpinan”. 
Mereka telah mengutip dan atau menterjemahkan hasil rumusan para tokoh senior asing dalam hal ini, misalnya seperti :

1.) Ralph Mtogdil (1950), Leadership is a process of ipfluencing the activities of an 
organized group in its task of goal setting and goal achievement”.
2). Fred E,Fiedler (1967) “Leadership is the process of influencing group activities toward goal setting and  goal achievement.”
3). Martin J.Gannon (1982) “Leadership is the ability of a superior to influence the 
behavior in organization,”
4). Paul Hersey, Kenneth H.Blanchart (1982), “Leadership is the prosess of influacing the activities of an individual or a group in efforts toward goal achievement in agiven situation.”
5).Geoge R.Terry (1972), “Leadership is  the relationship in which one person, or the 
leader, infuences other to work together willingly on related task to attain that which the leader desires.”
6). Robert Tennrmbaun, Irving R.Weschler dan Fred Massarik (1961), “We define leadership as interpesonal influence, exercise in tituation and ridected through the communication process, toward the attainment of a specific goal or goals”.
7). Richard MN.Osborn, James G. Hunt dan Lawrence R.Jauch (1980), Leadership – all ways in which one person exert influence over others”.
8),RD.Agarwal (1982), “Leadership is the art of infuencing others of direct their will, 
abillities and efoorts to the achievement of leader’s goals, in the context of organization, leadership lies in influencing individual and groupeffort toward the optimum achievement of organizational objectives.”
9).Harold Korntz & Cirill O’Donnell (1976), Leadership in  the art of inducing
subordinates to accomplish their assignment with zeal and confidence.”
 
Dari definisi-definisi tersebut, tampak bahwa perumusan tentang
“kepemimpinan” bertitik tolak pada tiga hal.
 
Pertama, Ada yang memberikan penekanan pada kepribadian, kemampuan dan kesanggupan pemimpin;
Kedua, Ada yang memberikan penekanan kegiatan, kedudukan dan perilaku 
pemimpin.
Ketiga, Memberikan penekanan kepada proses interaksi antara pimpinan, bawahan 
dalam situasi tertentu. Demikian sekilas tentang pengertian “kepemimpinan” menurut pada ahli. (Sumber : Wikipedia-Google)
 
Dalam kenyataan para pemimpin dapat mempengaruhi : 
1)  moral dan kepuasan kerja, 
2)  keamanan, 
3)  kualitas kehidupan kerja dan, 
4)  terutama tingkat prestasi suatu organisasi. 
Para pemimpin juga memainkan peranan kritis dalam membantu kelompok, 
organisasi, atau masyarakat untuk mencapai tujuan mereka. 
 
Pemimpin yang efektif mempunyai sifat-sifat atau kualitas tertentu yang
diinginkan sebagai contoh : 
1)  kharisma, 
2)  berpandangan ke depan, 
3)  intensitas dan, 
4)  keyakinan diri.(PD = Percaya Diri).
Bagaimanapun juga, kemampuan dan ketrampilan kepemimpinan dalam pengarahan adalah faktor penting efektifitas manajer. Bila organisasi dapat mengidentifikasi kualitas-kualitas yang berhubungan dengan kepemimpinan, kemampuan untuk 
menseleksi pemimpin-pemimpin efektif akan meningkat. Dan bila organisasi dapat mengidentifikasi perilaku dan teknik-teknik kepemimpinan efektif, organisasi barangkali akan dapat mempelajari berbagai pengembangan efektifitas personalia dan organisasi. Manajemen, kepemimpinan (leadership) menurut Stoner, (Dr.T.Hanihandoko, M.B.A, BPFE Yogyakarta1984 :294),  Kepemimpinan manajerial dapat didefenisikan sebagai suatu proses pengarahan dan pemberian pengaruh pada kegiatan-kegiatan dari sekelompok anggota yang paling berhubungan tugasnya.
 
Ada tiga implikasi penting dari definisi tersebut :
 
Pertama, Kepemimpinan menyangkut, orang lain --- bawahan atau pengikut. 
Kesediaan mereka untuk menerima pengarahan dari pemimpin, para anggota kelompok membantu menentukan status/kedudukan pemimpin dan membuat proses kepemimpinan dapat berjalan. Tanpa bawahan, semua kualitas kepemimpinan seorang manajer akan menjadi tidak relevan.
Kedua, Kepemimpinan menyangkut suatu pembagian kekuasaan, yang tidak 
seimbang di antara para pemimpin dan anggota kelompok. Para pemimpin mempunyai wewenang untuk mengarahkan berbagai kegiatan para anggota kelompok, tetapi para anggota kelompok tidak dapat mengarahkan kegiatan-kegiatan pemimpin secara langsung, meskipun dapat juga melalui sejumlah cara-cara tidak langsung.
Ketiga, Kepemimpinan menyangkut memberikan pengarahan kepada para bawahan 
atau pengikut, pemimpin dapat juga mempergunakan pengaruh. Dengan kata lain, para pemimpin tidak hanya dapat memerintah bawahan apa yang harus dilakukan, tetapi juga dapat mempengaruhi bagaimana bawahan melaksanakan perintahnya. Sebagai contoh, seorang manajer dapat mengarahkan seorang bawahan untuk melaksanakan suatu tugas tertentu, tetapi dia dapat juga mempengaruhi bawahan dalam menentukan, cara bagaimana tugas itu dilaksanakan dengan tepat.
 
Kepemimpinan adalah bagian penting manajemen, tetapi tidak sama dengan 
manajemen.  Kepemimpinan, merupakan kemampuan yang dipunyai seseorang untuk
mempengaruhi orang-orang lain, agar bekerja mencapai tujuan dan sasaran. 
Manejemen, mencakup kepemimpinan, tetapi juga mencakup fungsi-fungsi lain 
seperti perencanaan, pengorganisasian dan pengawasan dll. Seperti peneliti, Edwin Ghiselli, dalam penelitian ilmihnya telah menunjukkan sifat-sifat tertentu yang tampaknya penting untuk kepemimpinan efektif. 
 
Sifat-sifat tersebut adalah sebagai berikut :
1. Kemampuan dalam kedudukannya sebagai pengawas (supervisory ability) atau 
pelaksanaan fungsi-fungsi dasar manajemen terutama pengarahan dan pengawasan pekerjaan orang lain.
2. Kebutuhan akan prestasi dalam pekerjaan, mencakup pencarian tanggung jawab 
dan keinginan sukses.
3. Kecerdasan, mencakup kebijakan, pemikiran kreatif dan daya pikir.
4. Ketegasan (decisiveness), atau kemampuan untuk membuat keputusan-keputusan dan memecahkan masalah-masalah dengan “cakap” dan “tepat”.
5. Kepercayaan diri, atau pandangan terhadap dirinya sebagai kemampuan untuk 
menghadapi masalah.
6. Inisiatif, atau kemampuan untuk bertindak tergantung  mengembangkan serangkaian kegiatan dan menemukan cara-cara baru atau inovasi.
 
 (10). Fungsi-fungsi Kepemimpinan
 
Pendekatan perilaku membahas orientasi atau identifikasi pemimpin.  
Aspek utama, pendekatan perilaku kepemimpinan menekankan pada fungsi-fungsi 
yang dilakukan pemimpin dalam kelompoknya.
Agar kelompok berjalan dengan efektif, seseorang harus melaksanakan dua fungsi 
utama yakni :
1. Fungsi-fungsi yang berhubungan dengan tugas (task-related) atau pemecahan 
masalah. Fungsi ini menyangkut pemberian saran penyelesaian, informasi dan pendapat, serta
2. Fungsi-fungsi pemeliharaan kelompok (group-maintenance) atau sosial. Fungsi ini mencakup segala sesuatu yang dapat membantu kelompok berjalan lebih lancar---persetujuan dengan kelompok lain, penengahan perbedaan pendapat, dan sebagainya.
 
TUJUAN PENULISAN DARI BAB I  ADALAH :
 
Dengan TEORI  Manajemen – Administrasi – Organisasi – Kepemimpinan,  dan Disiplin yang dijelaskan secara sepintas tersebut adalah, hanya  pengantar saja  sebagai 
Dasar ilmiah untuk Menguji kegiatan BIROKRASI – INSTANSI – PARA PENGAMBIL KEPUTUSAN sejauh mana, “Desain Pengelolaan Kelautan, Perikanan dan Pulau-pulau Terluar/Perbatasan NKRI” dan lain-lainnya itu dirancang dan berbagai masalah lainnya,  apakah telah dilaksanakan  dengan baik atau belum, menurut konsep manajemen yang baik seperti di uraikan diatas?
 
Kinerja para aparat dilapangan, akan kita kaji dalam uraian-uraian  selanjutnya. Dalam upaya meningkatkan  pola kerja dan kinerja lembaga-lembaga Birokrasi atau swasta supaya lebih efisien dan efektif dalam mencapai tujuannya, maka paling tidak 
diharapkan bercermin pada tugas, fungsi, prinsip-prinsip manejemen   dan “Disiplin Kerja” 
seperti yang diuraikan di atas selain, disertai pengalaman-pengalaman pribadi yang dimilikinya.
 
Timbul pertanyaan : 
 
Mengapa IMF, Bank Dunia, WTO, dan organisasi internasional lainnya,
sekarang berhasil menguasai dunia, khususnya dalam program globalisasi dan 
liberalisasi, oleh karena mereka begitu disiplin  menerapkan secara ketat dan konsekuen sistem manajemen, dan organisasi modern, dengan tujuan menjadikan negara-negara Dunia Ketiga,  sebagai obyek idiologinya, dalam mengejar keuntungan sebesar-besarnya dan kini telah terwujud
 
Sebaliknya negara-negara Dunia Ketiga sendiri, tidak merasa bahwa program globalisasi/liberalisasi dari negara-negara maju terutama Amerika Serikat,  sangat merugikan sistem prdagangan negara-negara miskin dan terlalu banyak ikut mengurusi dan 
mencampuri urusan dalam negerinya, sehingga menyebabkan kemiskinan dan kelaparan dan pengangguran.  Bahwa Manajemen Negara-negara Dunia Ketiga saat ini yang dianut dapat diibaratkan sebagai : :“Manajemen Masuk Perangkap.”
Sedang Organisasi-organisasi dunia yang disebutkan di atas dapat diibaratkan 
sebagai “Manajemen Awu Nawas” di zaman globalisasi. 


(Penulis : Drs.Simon Arnold Julian Jacob).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

ORANMG PINTAR UNTUK TAMBAH PENGETAHUAN PASTI BACA BLOG 'ROTE PINTAR'. TERNYATA 15 NEGARA ASING JUGA SENANG MEMBACA BLOG 'ROTE PINTAR' TERIMA KASIG KEPADA SEMUA PEMBACA BLOG 'ROTE PINTAR' DIMANA SAJA, KAPAN SAJA DAN OLEG SIAPA SAJA. NAMUN SAYA MOHON MAAF KARENA DALAM BEBERAPA HALAMAN DARI TIAP JUDUL TERDAPAT SAMBUNGAN KATA YANG KURANG SEMPURNA PADA SISI PALING KANAN DARI SETIAP HALAM TIDAK BERSAMBUNG BAIK SUKU KATANYA, OLEH KARENA ADA TERDAPAT EROR DI KOMPUTER SAAT MEMASUKKAN DATANYA KE BLOG SEHINGGA SEDIKIT TERGANGGU, DAN SAYA SENDIRI BELUM BISA MENGATASI EROR TERSEBUT, SEHINGGA PARA PEMBACA HARAP MAKLUM, NAMUN DIHARAPKAN BISA DAPAT MEMAHAMI PENGERTIANNYA SECARA UTUH. SEKALI LAGI MOHON MAAF DAN TERIMA KASIH BUAT SEMUA PEMBACA BLOG ROTE PINTAR, KIRANYA DATA-DATA BARU TERUS MENAMBAH ISI BLOG ROTE PINTAR SELANJUTNYA. DARI SAYA : Drs.Simon Arnold Julian Jacob-- Alamat : Jln.Jambon I/414J- Rt.10 - Rw.03 - KRICAK - JATIMULYO - JOGJAKARTA--INDONESIA-- HP.082135680644 - Email : saj_jacob1940@yahoo.co.id.com BLOG ROTE PINTAR : sajjacob.blogspot.com TERIMA KASIH BUAT SEMUA.