Penyu
Wednesday, 21
January 2009
Indonesia
sebagai negara kepulauan terbesar di dunia dengan tebaran kurang lebih 17.480
buah pulau dan memiliki panjang garis pantai nomor 4 didunia, sepanjang 95.181
km (WRI, 2001) merupakan habitat yang cocok untuk kehidupan penyu.
Panjangnya pantai yang berpasir yang ada disetip pulau besar dan kecil serta
suburnya sumber makanan (ikan dan jenis-jenis alga dan tumbuhan laut) bagi
penyu.
Dari 7
(tujuh) jenis penyu didunia, 6 (enam) diantaranya terdapat di Indonesia (Halim
dan Dermawan,1999).
Keenam jenis penyu tersebut adalah :
(1) penyu
sisik (Eretmochelys imbricate),
(2) penyu
lekang (Lepidochelys olivacea),
(3) penyu
blimbing (Dermocelys coriacea),
(4) penyu
hijau (Chelonia mydas),
(5) penyu
tempayan (Caretta caretta), dan
(6) penyu
pipih (Natator depresus).
1 (satu)
penyu yang tidak dijumpai di perairan Indonesia adalah Lepidochelys kempi yang
hanya hidup di laut Atlantik khususnya pada kawasan pantai Amerika dan Meksiko.
Di dalam
komunitas international, semua penyu dianggap sebagai jenis langka (endangered
species). Salah satu alasannya adalah kemampuan survive dari ribuan telur
yang menetas, sangat sedikit yang bisa bertahan hidup hingga dewasa.
Sebagai contoh penyu hijau berpotensi mencapai populasi 40.000 ekor di perairan
nusantara. Dalam 2 (dua) bulan masing-masing induk mampu bertelur delapan
kali, dengan jumlah telur 110 butir.
Namun, dari setiap 1000 telur yang
menetas, diperkirakan hanya dua ekor yang bertahan hidup hingga dewasa.
Oleh karena itu semua jenis penyu dilindungi undang-undang, seperti dalam Red
Data Book-IUCN, sedangkan dalam Convention on International Trade in Endangered
Species (CITES) telah masuk dalam Appendix 1 yang artinya dilarang
diperdagangkan secara international.
Ancaman utama
terhadap kelestarian penyu adalah adanya pemungutan telur di lokasi peneluran
dan pemangsaan predator seperti biawak, babi hutan, macan tutul, elang, ikan
besar pada tingkat telur hingga anakan (tukik), serta adanya kegiatan
eksploitasi wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil yang tidak ramah lingkungan,
serta perusakan terhadap habitat penyu serta kematian akibat penangkapan tak
sengaja oleh nelayan. Upaya pelestarian serta untuk menghindari penangkapan tak
sengaja penyu oleh nelayan dilakukan dengan modifikasi jarring.
Jaring
yang digunakan adalah jarring TED (Turtle Extrude Devices) yang secara otomatis
akan meloloskan penyu yang tertangkap kembali ke laut. Selain itu,
penangkapan ikan dengan cara memancing, khususnya diarea-area yang merupakan
tempat mencari makan dan beruaya penyu, disyaratkan menggunakan kail berbentuk
huruf “C” yang bisa menyelamatkan penyu dan dilarang memakai kail berbentuk
huruf “J” yang dapat menjerat dan mematikan penyu.(Internet).
Bottom of
Form
A new report released today finds that the illegal trade in the
Roti Island snake-necked turtle, found only on one island in Indonesia, has
left it all but extinct in the wild. Exotic pet enthusiasts in Europe, North
America and East Asia are fueling the illegal trade for the turtle, often without
realizing that they are contributing to its demise. (Image courtesy of World
Wildlife Fund)-Internet. Ads by Google
Penulis
: Drs.Simon Arnold Julian Jacob
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
ORANMG PINTAR UNTUK TAMBAH PENGETAHUAN PASTI BACA BLOG 'ROTE PINTAR'. TERNYATA 15 NEGARA ASING JUGA SENANG MEMBACA BLOG 'ROTE PINTAR' TERIMA KASIG KEPADA SEMUA PEMBACA BLOG 'ROTE PINTAR' DIMANA SAJA, KAPAN SAJA DAN OLEG SIAPA SAJA. NAMUN SAYA MOHON MAAF KARENA DALAM BEBERAPA HALAMAN DARI TIAP JUDUL TERDAPAT SAMBUNGAN KATA YANG KURANG SEMPURNA PADA SISI PALING KANAN DARI SETIAP HALAM TIDAK BERSAMBUNG BAIK SUKU KATANYA, OLEH KARENA ADA TERDAPAT EROR DI KOMPUTER SAAT MEMASUKKAN DATANYA KE BLOG SEHINGGA SEDIKIT TERGANGGU, DAN SAYA SENDIRI BELUM BISA MENGATASI EROR TERSEBUT, SEHINGGA PARA PEMBACA HARAP MAKLUM, NAMUN DIHARAPKAN BISA DAPAT MEMAHAMI PENGERTIANNYA SECARA UTUH. SEKALI LAGI MOHON MAAF DAN TERIMA KASIH BUAT SEMUA PEMBACA BLOG ROTE PINTAR, KIRANYA DATA-DATA BARU TERUS MENAMBAH ISI BLOG ROTE PINTAR SELANJUTNYA. DARI SAYA : Drs.Simon Arnold Julian Jacob-- Alamat : Jln.Jambon I/414J- Rt.10 - Rw.03 - KRICAK - JATIMULYO - JOGJAKARTA--INDONESIA-- HP.082135680644 - Email : saj_jacob1940@yahoo.co.id.com BLOG ROTE PINTAR : sajjacob.blogspot.com TERIMA KASIH BUAT SEMUA.