KAMIS, 24 JULI 2014 | 22:30 WIB
Jenderal Changlong Bicara Soal Perbatasan Laut

Wakil
Presiden Boediono (kiri) bersama PM Timor Leste Xanana Gusmao (tengah), Menhan
Purnomo Yusgiantoro (kanan), meninjau stan pertahanan militer seusai menghadiri
pembukaan Jakarta International Defence Dialogue (JIDD) ke-4 di JCC Senayan,
Jakarta (19/3). Forum kerja sama pertahanan yang dihadiri 50 delegasi dari
negara-negara anggota ASEAN, China, India, Australia, Amerika Serikat dan
negara-negara lain dari Eropa dan Afrika. TEMPO/Imam Sukamto
TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Indonesia menginginkan persoalan
Laut Cina Selatan dapat diselesaikan dengan cara damai oleh negara-negara
bersengketa. Indonesia ingin kawasan Laut Cina Selatan menjadi zona damai dan
bebas dilintasi kapal-kapal internasional. Alasannya, Laut Cina Selatan menjadi
lintasan penting kapal-kapal pengangkut komoditas, terutama menuju
negara-negara di Asia Timur.
Sayangnya, Jenderal Fan Changlong tak bersedia menyampaikan pernyataannya tentang Laut Cina Selatan di hadapan wartawan yang sudah menunggu. Jenderal Fan memilih langsung meninggalkan kantor Kementerian Pertahanan tanpa berbicara dengan pers.
Menurut Purnomo, Jenderal Fan adalah pejabat tinggi
militer Tiongkok, bahkan posisinya lebih tinggi di atas panglima tentara dan
Menteri Pertahanan. Kedudukan Jenderal Fan bisa dianggap setara dengan wakil
presiden. Sebab, dia berada di bawah presiden atau Panglima Tertinggi Militer
Cina.
Sebelumnya, dalam Konferensi Tingkat Tinggi
Perhimpunan Negara-negara Asia Tenggara di Myanmar, 11 Mei 2014, Presiden
Filipina Benigno Aquino Jr. meminta dukungan untuk menyelesaikan konflik
lautnya dengan Cina melalui arbitrase internasional. Filipina tidak bisa hanya
mengandalkan dialog dengan Tiongkok tentang isu yang berdampak pada negara
lainnya di kawasan.
Perdana Menteri Vietnam Nguyen Tan Dung juga membahas
persoalan yang sama. Menurut dia, pemerintahnya mengecam pembangunan kilang
minyak oleh Cina di perairan yang disengketakan oleh kedua negara. Dia
menyatakan, sejak 1 Mei lalu, Cina menempatkan sedikitnya 80 unit kapal
perang dan pesawat untuk mengawal pembangunan rig yang
masuk dalam paparan benua dan zona ekonomi eksklusif Vietnam berdasarkan Hukum
Laut PBB (UNCLOS) 1982.
INDRA WIJAYA
http://www.tempo.co/read/news/2014/07/24/078595589/Jenderal-Changlong-Bicara-Soal-Perbatasan-Laut
Penulis : Drs.Simon
Arnmold Julian Jacob
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
ORANMG PINTAR UNTUK TAMBAH PENGETAHUAN PASTI BACA BLOG 'ROTE PINTAR'. TERNYATA 15 NEGARA ASING JUGA SENANG MEMBACA BLOG 'ROTE PINTAR' TERIMA KASIG KEPADA SEMUA PEMBACA BLOG 'ROTE PINTAR' DIMANA SAJA, KAPAN SAJA DAN OLEG SIAPA SAJA. NAMUN SAYA MOHON MAAF KARENA DALAM BEBERAPA HALAMAN DARI TIAP JUDUL TERDAPAT SAMBUNGAN KATA YANG KURANG SEMPURNA PADA SISI PALING KANAN DARI SETIAP HALAM TIDAK BERSAMBUNG BAIK SUKU KATANYA, OLEH KARENA ADA TERDAPAT EROR DI KOMPUTER SAAT MEMASUKKAN DATANYA KE BLOG SEHINGGA SEDIKIT TERGANGGU, DAN SAYA SENDIRI BELUM BISA MENGATASI EROR TERSEBUT, SEHINGGA PARA PEMBACA HARAP MAKLUM, NAMUN DIHARAPKAN BISA DAPAT MEMAHAMI PENGERTIANNYA SECARA UTUH. SEKALI LAGI MOHON MAAF DAN TERIMA KASIH BUAT SEMUA PEMBACA BLOG ROTE PINTAR, KIRANYA DATA-DATA BARU TERUS MENAMBAH ISI BLOG ROTE PINTAR SELANJUTNYA. DARI SAYA : Drs.Simon Arnold Julian Jacob-- Alamat : Jln.Jambon I/414J- Rt.10 - Rw.03 - KRICAK - JATIMULYO - JOGJAKARTA--INDONESIA-- HP.082135680644 - Email : saj_jacob1940@yahoo.co.id.com BLOG ROTE PINTAR : sajjacob.blogspot.com TERIMA KASIH BUAT SEMUA.