Pesawat Tanpa Awak untuk Survei
Kemaritiman
Selasa, 3 Maret 2015 | 16:35 WIB
JAKARTA, KOMPAS –
Lembaga
Penerbangan dan Antariksa Nasional atau Lapan tengah menyiapkan empat seri
pesawat tanpa awak untuk menjalankan misi sistem surveilans kemaritiman,
pemantauan, dan pemetaan perbatasan. Pengembangan dilakukan pada sistem
komunikasi, pengendali, dan muatannya.
Menurut Kepala
Pusat Teknologi Penerbangan Lapan Gunawan S Prabowo, Minggu (1/3/2015), di
Jakarta, mulai 2015 hingga
tiga tahun ke depan, empat pesawat
tanpa awak (drone) yakni Lapan Surveillance
Unmanned Aerial Vehicle atau LSU-02
hingga LSU-05
akan diintegrasikan pada sistem survei kemaritiman.
Program rancang
bangun LSU
dirintis di Lapan pada 2011,
di Pusat Teknologi Penerbangan. Kini LSU-01
hingga LSU-03
dioperasikan. LSU-01
untuk survei kebencanaan. Adapun LSU-02
yang memecahkan rekor Museum Rekor-Dunia Indonesia (Muri)
untuk terbang pergi pulang sejauh 200 kilometer
dipakai untuk pemotretan udara dan pemetaan.
Pesawat itu
diprogram otomatis untuk terbang mandiri menuju Nusawiru berjarak tempuh 100
kilometer dan kembali ke landasan dua jam kemudian. Pesawat LSU
02 memiliki bentangan sayap 2,5
m dan panjang badan 2 meter. Pesawat
UAV Lapan itu sudah dioperasikan untuk
memotret kawah Gunung Merapi dan memantau banjir di DKI Jakarta pada Januari 2013.
Teknologi itu juga bisa mendukung program ketahanan pangan dengan pemantauan
sawah untuk estimasi produksi padi.
Wahana itu akan
digunakan Direktorat Topografi TNI AD dan Badan Informasi Geospasial untuk
pemantau dan pemetaan daerah perbatasan. Wahana dirancang untuk tinggal landas
dan mendarat di kapal dan pernah diikutkan latihan gabungan TNI.
Pesawat nirawak LSU-03
dengan jangkauan 350 km bisa
menjalankan misi surveilans dan perekaman video seketika (realtime). "Tipe
LSU itu mampu mengangkat muatan hingga 10 kilogram atau
dua kali LSU-02," kata Kepala Bidang
Aerodinamika Lapan Agus Aribowo.
Wahana LSU-05
yang berbobot total 120 kg telah
diujiterbang akhir 2014.
Pesawat tanpa awak generasi terbaru itu mencapai 6
meter atau dua kali lebih panjang daripada LSU-02.
Badan pesawat itu terbuat dari paduan bahan komposit lebih ringan. "Dengan
berat ringan, muatannya lebih banyak," kata Agus.
Wahana itu akan
dipasang sistem radar yang bisa memetakan daerah berawan. Tujuan lain adalah
untuk survei geologi dan medan magnet bumi. (YUN)
Editor
|
: Laksono Hari Wiwoho
|
Sumber
|
Penulis : Drs.Simon Arnold
Julian Jacob
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
ORANMG PINTAR UNTUK TAMBAH PENGETAHUAN PASTI BACA BLOG 'ROTE PINTAR'. TERNYATA 15 NEGARA ASING JUGA SENANG MEMBACA BLOG 'ROTE PINTAR' TERIMA KASIG KEPADA SEMUA PEMBACA BLOG 'ROTE PINTAR' DIMANA SAJA, KAPAN SAJA DAN OLEG SIAPA SAJA. NAMUN SAYA MOHON MAAF KARENA DALAM BEBERAPA HALAMAN DARI TIAP JUDUL TERDAPAT SAMBUNGAN KATA YANG KURANG SEMPURNA PADA SISI PALING KANAN DARI SETIAP HALAM TIDAK BERSAMBUNG BAIK SUKU KATANYA, OLEH KARENA ADA TERDAPAT EROR DI KOMPUTER SAAT MEMASUKKAN DATANYA KE BLOG SEHINGGA SEDIKIT TERGANGGU, DAN SAYA SENDIRI BELUM BISA MENGATASI EROR TERSEBUT, SEHINGGA PARA PEMBACA HARAP MAKLUM, NAMUN DIHARAPKAN BISA DAPAT MEMAHAMI PENGERTIANNYA SECARA UTUH. SEKALI LAGI MOHON MAAF DAN TERIMA KASIH BUAT SEMUA PEMBACA BLOG ROTE PINTAR, KIRANYA DATA-DATA BARU TERUS MENAMBAH ISI BLOG ROTE PINTAR SELANJUTNYA. DARI SAYA : Drs.Simon Arnold Julian Jacob-- Alamat : Jln.Jambon I/414J- Rt.10 - Rw.03 - KRICAK - JATIMULYO - JOGJAKARTA--INDONESIA-- HP.082135680644 - Email : saj_jacob1940@yahoo.co.id.com BLOG ROTE PINTAR : sajjacob.blogspot.com TERIMA KASIH BUAT SEMUA.