Kapal Induk – Mother Ship
Anwari Doel Arnowo
27 Februari, 2011
Pengantar
Teman-teman sekalian,
Kapal Induk tidak dipunyai oleh RI, bahkan dalam konsep saja pun saya
belum pernah mendengar dibicarakan orang. Negara kita mempunyai pulau
yang banyak dan jumlah pantai yang lebih panjang dari panjang equator.
Laut kita bisa memberi pekerjaan dan nafkah halal untuk ratusan tahun
yang akan datang kepada seluruh rakyat Indonesia. Laut-laut di sekitar
Nusantara telah dipandang sebelah mata oleh banyak pihak bangsa kita
sendiri, yang abai dan lalai.
Mari pembaca, saya ajak sedikit demi sedikit menengok kekayaan kita,
dengan menambah pengetahuan. Hal-hal mengenai bahari harus kita wariskan
dengan benar kepada rakyat sekarang, serta kepada anak cucu kita untuk
masa depan mereka. Jangan terima nasib menjadi bangsa yang melarat ilmu,
melarat materi apalagi melarat akhlak dan melarat akal budi, hanya
karena sekelompok elite, yang jumlahnya hanya sekitar beberapa juta
manusia saja, telah mengangkangi hak rakyat yang dua ratus juta lebih
dengan semena-mena.
Tirulah yang baik dari semangat bangsa lain, tidak usah malu untuk meniru.
Yang orisinil dari bangsa kita itu kita pelihara dan kita lestarikan,
jangan dilupakan saja. Pada jaman sebelum bangsa China datang ke
Nusantara, kemudian Cheng Hoo juga datang, di China sudah ditemukan
bekas kerangka kapal terbuat dari kayu jati yang jelas-jelas berasal
dari Jawa.
Waktu itu disebutkan bahwa bangsa asal Jawa itu yang aktip berdagang
ke China, bukan China yang ke Jawa. Hal ini saya baca di salah satu buku
yang ada di dalam perpustakaan National Library di Middle Road
Singapore. Juga dipasang relief di Candi Borobudur yang menggambarkan
kapal yang bentuknya mirip dengan kapal Pinisi dari Sulawesi Selatan,
atau dari daerah lain seperti misalnya Madura dan Jawa.
Tahun berapa Candi Borobudur didirikan dan mengapa Kapal Pinisi itu
tidak berkembang dengan pantas, padahal Nusantara adalah di mana
Sulawesi, Madura dan Jawa berada? Banyak pertanyaan yang belum terjawab,
dan juga belum muncul karena orang lalai mengenai kemampuan bangsa
Nusantara ini. Saya baca bahwa Permaisuri Raja Sriwijaya adalah yang
pertama kali melihat binatang berkepala singa dan berbadan ikan di
SINGAPURA, dan karenanya maka simbul Negara Kota Singapura ini adalah
Merlion yang patungnya amat menonjol didirikan di daerah kelas satu di
Marina, Singapura.
Semua keterangan di atas mengenai Permaisuri Raja Sriwijaya tertulis
di Prasasti di bawah patung Merlion itu. Apa kita lupa bahwa Sriwijaya
itu di mana letaknya??
Silakan menikmati tulisan di bawah ini:
Anwari Doel Arnowo – Jumat, 02 Januari 2009
(Tulisan Pertama Tahun 2009)
Kapal Induk
Dari segi bidang perencanaan ilmu bangunan kapal, di antara para
Naval Architect sudah dikenal bahwa perencanaan desain untuk kapal yang
paling sulit adalah utamanya dari jenis kapal selam dan kapal penangkap
ikan. Tetapi itu bukan berarti bahwa desain kapal-kapal jenis lainnya
akan mudah. Kapal-kapal Angkatan Laut, dalam menghadapi peperangan juga
harus amat cermat dan khusus memerlukan perhatian kedalaman, ke arah
penggunaannya yang khusus pula. Jenis-jenis kapal Angkatan Laut itu amat
beragam dan tidak bisa mengabaikan semua kemajuan di bidang pelayaran
dan ilmu pengetauan mutakhir yang tentu akan penting sekali mengenai
persenjataannya, sesuai dengan lautan-lautan yang akan ditempuhnya.
Pelayaran di perairan di dalam wilayah Nusantara yaitu di antara
pulau-pulaunya, secara fisik akan mempengaruhi proses dan hasil akhir
dari desain karena ombaknya dan gelombangnya tidak terlalu bersifat
membahayakan bila dibandingkan dengan pelayaran di lautan lepas seperti
di Lautan Hindia, Pasifik maupun Atlantik. Kedalaman Laut Jawa hanya
mencapai sekitar kurang dari seratus meter.
Belum lagi kita membicarakan kapal-kapal dagang jenis kargo biasa
atau khusus seperti pengangkut barang jenis umum: seperti semen, hasil
bumi, batubara dan hasil tambang lain dalam bentuk curah, latex, minyak
kelapa sawit atau pegangkut khusus buah pisang. Akhirnya kita harus juga
tidak bisa melepaskan diri dari keberadaan kapal jenis penumpang.
Kali ini saya ingin membicarakan kapal jenis istimewa: KAPAL INDUK
untuk Angkatan Laut. Dalam pergaulan internasional dikenal dengan
sebutan: AIRCRAFT CARRIER yang artinya secara harfiah adalah pengangkut
pesawat terbang. Jadi dengan mudah anda bisa membayangkan bahwa sebagian
besar dek utamanya dipakai untuk menampung semua kegiatan sebuah
lapangan terbang yang canggih, dan berbentuk datar. Itulah sebabnya
sebuah Aircraft Carrier, oleh sebagian besar para ahli kemiliteran
Amerika Serikat disebut juga dengan FLATTOP, yang artinya adalah bagian
atas yang datar.
Tetapi tugasnya yang utama adalah sebagai Kapal Perang akan tetapi
memiliki dek yang luas, menjadikannya sebagai lapangan terbang,
sekaligus sebagai apron dan tempat parkir dari pesawat-pesawat
tempur, biasanya yang jenis paling mutakhir dan modern perlengkapan
senjatanya. Peluru kendali dan peluru-peluru penghancur dari yang besar
dan berat daya penghancurannya amat banyak, harus ikut serta
diangkutnya. Mengingat dua tugas utamanya ini saja sudah amat berat,
maka dapatlah dikatakan bahwa kapal induk adalah sebuah pangkalan udara,
bahkan pangkalan militer yang bisa begerak ke manapun yang ditujunya.
Anda bisa membayangkan bagaimana rumitnya desain sebuah maha karya
seperti ini. Dulu mula digunakan mesin-mesin penggerak yang digerakkan
oleh bahan: minyak bakar biasa akan tetapi penggunaan tenaga nuklir
pasti tidak dapat tidak, amat diminati seperti yang terjadi saat
sekarang ini. Minat ini tentu saja karena pelayarannya memang dibutuhkan
akan dapat menjalani jalur-jalur yang jauh sekali jaraknya sehingga
dapat menempuh perjalanan keliling dunia. Daya jelajah seperti itu telah
dimiliki oleh kapal selam nuklir juga sejak lama yang mampu untuk
melakukan pe”layar”an berkeliling dunia beberapa kali.
Malah sudah pada puluhan tahun yang lalu Nautilus, sebuah Kapal Selam
Angkatan laut Amerika Serikat telah muncul di sekitar Titik Kutub Utara
dari bawah lapisan es abadi. Pada tanggal 23 Juli 1958 Nautilus ini
berangkat secara rahasia dari Pearl Harbour Hawaii, menjalani operasi
Sunshine yang menjalani pelayaran perdana menuju Kutub Utara, bukan
perdana bagi Nautilus, akan tetapi perdana bagi sebuah kapal selam. Pada
pukul 11:15 tengah hari tanggal 3 Agustus 1958, Perwira Wakil Komandan,
Kolonel William R. Anderson mengumumkan kepada ABK (Anak Buah Kapal):
“Untuk Dunia, Negara Kita, dan Angkatan Laut – KUTUB UTARA!!!” Dengan
116 ABK di dalamnya, kapal Selam Nuklir pertama Nautilus menjalani
dengan sukses misinya yang rahasia dan berkategori TIDAK MUNGKIN,
mencapai daerah geografi paling Utara, 90 derajat Lintang Utara.
Bagian tulisan yang menyinggung masalah kapal selam nuklir ini adalah
karena saya ingin menonjolkan masalah di-implementasi-kannya tenaga
jenis baru ini bahwa jenis tenaga nuklir telah mampu di bawah permukaan
air secara terus menerus, bisa mencapai titik misterius yang disebut
dengan Kutub Utara menggunakan tenaga nuklir untuk keperluan manusia
pada tahun 1958, yakni pada sekitar enam puluhan tahun yang lalu. Dengan
cara ini maka telah ditunjukkan kepada dunia bahwa tenaga nuklir telah
membuktikan sebagai tenaga andal. Anda bisa ikut merasakan kalau anda
membawa sebuah kapal selam, ber”layar” di posisi tepat seperti saya
sebut dengan titik yang misterius itu, di manakah anda berada?
Semua arah kalau dipandang dari titik tersebut yang ada hanyalah
Selatan saja. Barat dan Timur, bahkan Utara sekalipun hilang. Tidak ada.
Semua kompas tidak bekerja. Kalau bisa menentukan kembali balik arah,
mestinya bisa ke Hawaii, tetapi kalau saja terjadi kesalahan berbeda
beberapa derajat saja, bisa ke arah perairan Jepang atau West Coast USA …
Sejak kapankah pertama kalinya sebuah kapal induk benar-benar efektif
digunakan? Sebenarnya pada awalnya yakni pada akhir abad ke 19 sudah
ada yang bisa disebut dengan istilah kapal induk, akan tetapi bukan
memuat pesawat udara, tetapi hanya balon udara berawak manusia. Kalau
balon udara bisa digolongkan sebagai pesawat udara, maka sebutan kapal
induk untuk maksud damai seperti ini bisa dilakukan.
Balon untuk maksud damai? Iya itu hanya balon observasi dari udara
untuk maksud bukan perang. Begitulah waktu berjalan dan pada waktu
Perang Dunia Pertama pecah maka keperluan adanya kapal induk yang bisa
mengangkut sebuah pesawat terbang tempur, bertambah dan bertambah. Pada
tahun 1903 datanglah waktunya muncul Kapal Induk yang menggunakan
pesawat terbang dengan menggunakan sayap tetap. Disusul dengan datangnya
era berhasilnya lepas landas kapal terbang seperti di atas, dari dek
kapal penjelajah Angkatan Laut USA.
Kapal penjelajah adalah sebuah kapal perang yang besar ukurannya,
yang beroperasi pada akhir abad 19 sampai akhir Perang Dingin pada tahun
1991. Kapal penjelajah adalah kapal yang bisa diharapkan untuk bisa
beroperasi sendirian tanpa mengandalkan kedekatan dengan sebuah armada
yang terdiri dari kapal-kapal lain. Dia sanggup bergerak, menyerang dan
melengkapi dirinya sendiri tanpa bantuan kapal lain. Setelah berjalannya
waktu maka sebuah kapal penjelajah (cruiser) telah banyak mengalami
perubahan dan sekarang telah digantikan tugasnya oleh kapal kapal lain
yang tugas pokoknya adalah menggempur, disebut menggunakan istilah
destroyer.
Dalam dunia Kapal Induk, telah lebih dari enam puluh tahun lamanya
sampai sekarang ini, sebagian besar dunia telah di”kuasa”i oleh Kapal
Induk Amerika, tepatnya Angkatan Laut Amerika Serikat. Memang dalam
Perang Dunia Pertama dan Kedua sudah ada Kapal Induk dari kekaisaran
Jepang bernama Hosho (ejaan baru Houshou, baca cara Indonesia Hoosyoo).
Bagaimanapun kita membicarakan Kapal Induk di seluruh dunia pasti tidak
akan bisa menghindari membicarakan Kapal Induk milik Amerika Serikat.
Fakta nyatanya saat ini jumlah Kapal Induk yang dipunyai oleh Amerika
Serikat, telah mencapai jumlah sebanyak dua kali dari jumlah Kapal Induk
yang dimiliki seluruh negara-negara di dunia di luar Amerika Serikat.
Generasi berikut dari Kapal Induk yang sudah memasuki babak
disiapkannya design yang besar, keampuhan, kecepatan dan kemampuan
angkut senjatanya serta kapal terbangnya. Memang persiapan yang teliti
macam apapun, akan bisa terpengaruh masalah dengan budgeting, yang bukan
masalah mudah untuk dikesampingkan. Bukankah Amerika Serikat sedang
mengalami Economic Meltdown yang sedang hebat-hebatnya. Sedang China
yang hebat itupun tidak luput dari pengamatan para ahli ekonomi yang
meramalkan bahwa pada tahun 2009 akan mengalami pertumbuhan yang NOL
persen saja? Nah kalau perubahan Budget pemerintahan Obama nanti mengena
di budget pembangunan Kapal Induk yang telah dirancang matang itu kita
tidak usah terkejut kalau negara lain, bukan Amerika Serikat, akan bisa
menyusulnya.
Boleh juga sedikit kita tinjau kekuatan apa yang akan kita lihat dalam waktu dekat ini.
Pada sekitar tahun 1990an, China telah mendapatkan dua buah Kapal
Induk dari Soviet Russia, kelas KIEV dan MINSK, maka semua pembesar
militer Amerika Serikat terutama Angkatan Lautnya mengernyitkan dahi,
bertanya-tanya. Juga negara-negara lainnya. Apakah China akan menaikkan
kekuatan Angkatan Lautnya? Ternyata semua kecele, teperdaya pikirannya
sendiri. Apa yang terjadi?? China telah mengubah keduanya menjadi sebuah
taman yang bertema militer dan menempatkan Minsk di kota Shenzhen dan
Kiev di Pelabuhan sebelah Utara dari Tianjin. Sepuluh tahun sesudah
peristiwa ini seorang juru bicara senior di Departemen Pertahanan China
telah berkata dan menyatakan bahwa China bermaksud untuk membangun
sendiri Kapal Induknya. Kali ini lebih banyak yang mengernyitkan
dahinya, bukan hanya Amerika Serikat, akan tetapi juga Taiwan dan
Jepang.
Beberapa hari yang lalu diberitakan bahwa Kolonel Senior Huang
Xueping menyatakan dalam konferensi pers bahwa China akan
memberangkatkan tiga buah kapal perangnya untuk ikut melakukan patroli
di Timur Tengah dalam ikut membantu menjaga keamanan terhadap
kemungkinan yang marak dari pembajakan kapal-kapal sipil, seperti yang
beberapa bulan telah terjadi terhadap sebuah tanker raksasa Sirius Star.
Pernyataan ini dikaitkan dengan komentar yang dilemparkan oleh
Jenderal Mayor Qian Lihua bahwa China dengan jelas, agar dunia tidak
terkejut bahwa China akan membangun sendiri sebuah Kapal Induknya dalam
rangka untuk membangun Angkatan Lautnya menjadi sebuah satuan yang
tangguh. Sudah sejak abad ke 15 ketika Laksamana Zheng He (Cheng Hoo)
yang telah berlayar sampai sejauh Afrika, China belum pernah mampu atau
mau untuk membangun kekuatannya di lautan.
Hal ini berlangsung sampai abad ke 20 pada jaman Kuo Min Tang dan
masa jayanya komunis, yang enggan menyaingi Amerika. Sebagai salah satu
anggota Dewan Keamanan PBB sejak tahun 1980n, China adalah satu-satunya
negara yang tidak memiliki sebuah Kapal Induk. Menyadari bahwa 80% dari
minyak pasokan dari luar negeri diangkut melalui Selat Malakka, Presiden
China Hu Jintao telah meminta perhatian negaranya untuk mengamankan
komunikasi terhadap apa yang dinamakan “Dilemma Malakka”.
Dilemma yang dimaksud adalah pentingnya arus pengangkutan pasok
minyak dari Timur Tengah ke Asia, termasuk China, adalah dengan cara
melalui Selat Malakka yang dikelilingi oleh daratan milik Republik
Indonesia, Malaysia dan Singapura. Dilemma adalah gambaran bagaimanapun
China harus berbaik-baik hati kepada ketiga Negara itu untuk dapat
menjaga kelancaran pasok bahan bakar yang teramat penting itu.
Kata analis pengamat Li Mingjiang: ‘ Begitu kita memiliki sebuah
Kapal Induk, maka kita akan bisa menolong ikut mengurangi “Malacca
Dilemma” dengan lebih efektif. Kegunaan lain dari kapal Induk ini adalah
secara psikologis akan membuat negara lain tidak ikut campur, apalagi
memberi dukungan kepada Taiwan, yang menurut pandangannya adalah hanya
sebuah propinsi saja di dalam negara China’.
Mampukah China dengan pembiayaannya?
China membiayai budget kemiliterannya dengan uang sebanyak USDollar
88.4 Miliar, hampir sama dengan pembiayaan Inggris untuk maksud yang
sama. Dengan derap langkah seperti ini China nanti pada tahun 2020 akan
menggunakan budget sebesar USDollar 360 miliar yang toh masih di bawah
Amerika Serikat yang USDollar 547 miliar pada tahun lalu.
Sesuai kata Dr. Li Mingjiang bahwa dengan memiliki sebuah Kapal
Induk, para pemimpin dan rakyat akan merasa secara nasional akan
berbangga hati. Seorang analis militer bernama Wang Xiangsui
mengingatkan bahwa tidak perlu terlalu berharap karena Amerika telah
memiliki 11 Kapal Induk dan China kan belum tentu bisa menyaingi Amerika
dalam waktu dekat ini. Dalam sebuah wawancara dengan Financial Times
bulan Nopember yang lalu, Jenderal Mayor Qian Lihua mengatakan bahwa
Kapal Induk China yang pertama akan sudah siap dan beroperasi pada
tahun 2010. Tetapi China tidak akan pamer kekuatannya di lautan.
Deng Xiaoping, seorang pemimpin besarnya pada masa yang lalu, selalu
bertindak dan bersikap rendah hati, setiap saat dia menyembuyikan
kemampuannya dan bersikap sabar; amat pandai bersikap rendah hati dan
seolah-olah tidak mempunyai kemampuan memimpin. Juga tidak pernah
menyombongkan kepemimpinannya.
Sikap dan kebijakan tadi memang tertuang di dalam strategi “24
Karakter”, yang adalah merupakan prinsip -prinsip yang telah menjadi
pedoman politik keamanan luar negeri China sampai saat ini. Hal ini amat
jelas tergambar dari sikap China selama ini: bersikap menghindarkan
diri dari keributan dan selalu tenang.
Mari kita tinjau berapa besar pembiayaan sebuah Kapal Induk. Sebuah
Kapal Induk yang modern bertenaga Nuklir (perkiraan tahun 1993) dibangun
dengan biaya sekitar USDollar 4 Miliar dan pembiayaan operasi serta
pemeliharaannya dalam satu tahun fiskal (yang sekelas dengan Kapal Induk
Nimitz) adalah USDollar 275 Juta. Kapal sekelas Nimitz ini sekarang
dimiliki oleh Amerika Serikat sebanyak 11 buah, Inggris: 4 buah,
Prancis: 2 buah, selanjutnya masing-masing sebanyak satu buah dimiliki
Brazil, India, Itali, Korea Selatan, Rusia, Spanyol dan Thailand.
Apa kemampuannya Kapal Induk seperti Nimitz ini?? Bisa mengapung dan
beroperasi selama 20 (dua puluh) tahun tanpa berhenti untuk mengisi
bahan bakar dan memindai bahaya apapun terhadap “diri”nya sampai sejauh
500 kilometer. Bisa menerbangkan pesawat setiap 20 detik dan dapat
menampung pesawat tempur jet sebanyak 90 buah di atas dek terbuka dan
dek tertutup di dalam badan kapal. Berapa jumlah ABK ya? 6000 (enam ribu
Anak Buah Kapal). Rencana mendatang dari kapal-kapal yang akan dibangun
untuk Angkatan Laut Amerika Serikat ada sebanyak 12 buah type CVN 21
yang direncanakan akan bisa mulai beroperasi pada tahun 2014, lima tahun
lagi.
Kali ini biaya sudah dipatok akan sebesar dua kali dari yang telah
terjadi pada tahun 1993 yang USDollar 4 Miliar menjadi USDollar 8 Miliar
per buahnya. Tentu saja meningkatnya biaya itu disebabkan antara lain,
dengan adanya tambahan:
1. Kemampuan menangani kecepatan pesawat per buahnya dalam operasi
militer, misal salah satunya adalah: kecepatan terbang dan mendarat.
2. Desain baru yang diperbaiki dan dirombak adalah tempat ruang komando.
3. Pembangkit Tenaga Nuklir yang lebih baru dan mutakhir.
4. Kemampuan daya tempurnya.
Semua keterangan ini didapat dari: News di CBS, GlobalSecurity.org
dan Northrop Grumman serta dari JANE’s Information Group. Kita boleh
berharap terhadap kemampuan merancang alat perang seperti terlihat di
blueprint-blueprint yang telah ada di Departemen Pertahanan negara
manapun.
Akan tetapi ada perubahan besar dalam beberapa hal sejak lama yang
bisa mempengaruhi sebuah desain pokok. Contohnya antara lain adalah:
kemajuan di bidang pesawat rotary wing, yaitu helicopter dan juga VTOL
(Vertical Take Off Landing) yang tidak memakan luas landasan yang besar.
Peluru kendali dan satelit pasti akan amat diperlukan sekali dalam
peperangan. Dengan demikian maka pemakaian peralatan-peralatan akan
menjadi jauh berkurang sehingga ukuran dan besar lambungnya kapal akan
dapat lebih efisien. Yang seperti ini akan mempengaruhi desain dengan
amat luar biasa besarannya.
Di atas, saya tulis mengenai Kapal Induk untuk penggunaan dalam keadaan perang: Aircraft Carrier.
Adakah yang digunakan untuk keperluan damai?
Ada, seperti telah diuraikan di atas, justru sebagai awal dari
keberadaan Kapal Induk di masa sebelum Perang Dunia Pertama. Waktu itu
yang diangkutnya adalah Balon Udara berawak manusia, apabila yang
semacam ini dapat digolongkan ke dalam golongan pesawat udara. Gunanya
untuk keperluan pemetaan dan geologi dan hydrography serta ilmu kelautan
lain.
Kapal Induk yang ingin saya tonjolkan di sini adalah yang untuk maksud damai dan menghasilkan pangan bagi manusia, yaitu: KAPAL INDUK PENGANGKUT HASIL LAUT.
Di atas kapal ini ada fasilitas-fasilitas yang melakukan cara-cara
memproses ikan dan hasil laut tertentu dan kemudian dilanjutkan mengirim
hasil prosesnya ke pabrik pengalengan, yang juga berada di atas kapal
itu. Untuk Kapal Induk seperti ini dalam bahasa Inggrisnya akan lebih
sesuai karena digunakan istilah Mother Ship.
Kapal Induk (Mother Ship) ini mempunyai anak-anak kapal
kecil yang diangkutnya sampai ke tempat-tempat yang merupakan
pusat-pusat di mana telah dikenal sebagai tempat berkumpulnya ikan-ikan
jenis tertentu dalam jumlah banyak. Bukan sulit pada jaman sekarang
mencari yang seperti ini, karena dengan bantuan alat-alat sonar (sound navigation and ranging)
yang menggunakan pantulan getaran suara yang dikirim dan diterima
kembali di tempat asal. Dengan diketahuinya pusat-pusat seperti ini,
maka menuju ke sanalah kapal induk ini dan menurunkan kapal-kapal
anaknya untuk mengumpulkan tangkapan yang dikehendaki. Hasil kapal-kapal
anak ini akan diserahkan ke kapal Induk dan diproses serta dikalengkan.
Produk berupa ikan kaleng dapat saja dibawa sendiri oleh Kapal Induk
ataupun dapat diangkut oleh kapal angkut biasa ke pelabuhan yang dituju.
Kapal induk seperti ini biasanya berukuran besar dan laik laut untuk
dipakai ke lautan lepas menjelajah samudra. Diketaui saat ini ada
sekitar 39400 kapal yang berukuran lebih besar dari 100 Ton dalam
lingkup pekerjaan Kapal Pabrik seperti ini, di seluruh dunia.
Kapal Induk yang biasa disebut dengan Mother Ship ini bisa saja
berupa sebuah Kapal Terbang yang besar dan membawa serta sebuah pesawat
terbang kecil yang tidak akan mungkin dapat menempuh jarak tersebut
sendiri, seperti halnya kalau dia ikut bersama Kapal Induknya (Mother
Ship). Atau bisa saja dia adalah hanya kapal angkut kapal-kapal laut
atau kapal terbang yang lebih kecil, mengantar ke tempat yang ditujunya
dan atau menjemputnya dari tempat-tempat seperti ini kembali ketempat
semula.
Ini terjadi terhadap Kapal Induk Udara B-52 yang membawa pesawat
kecil X-15 yang tidak akan dapat mencapai ketinggian ini, kalau
berangkat sendiri. Kapal selam kecil seperti Alvin yang diangkut oleh
Kapal Induk Atlantis II.
Sekarang kita tahu bahwa Kapal Induk bisa berupa Aircraft Carrier,
bisa berupa Mother Ship yang adalah Processing and Factory (Canning)
Ship yang mengolah hasil laut, dan juga pengangkut Kapal Selam kecil
yang bisa menyelidiki kehidupan dan alam di bawah permukaan air laut
sampai kedalaman beribu-ribu kilometer. Bahkan bisa juga sebuah Kapal
Induk (Mother Ship) jenis B-52 yang mampu mengangkut sebuah pesawat
kecil dan ramping badannya dan dengan mudah bisa lepas dari B-52,
menembus lapisan udara terluar dan kembali ke bumi sendiri, dengan
kekuatan sendiri.
Itulah sebabnya saya tulis mengenai hal ini agar bangsa Indonesia
tergugah berpengetahuan yang luas dan medalam seperti luasnya samudra
dan dalamnya laut serta ketinggian udara setelah atmosfir.
Mari kita jauhkan sikap kita sebagai JAGO KANDANG yang tidak berani
melakukan eksplorasi dan penjajagan lain, agar bisa memberi kehidupan
yang lebih baik bagi sesama manusia, terutama Indonesia.
Jebollah kandang dan pergilah ke luar dan mencari kehidupan yang lebih baik.
Jumat, 02 Januari 2009 – 22:05:03
Anwari Doel Arnowo
Singapura
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
ORANMG PINTAR UNTUK TAMBAH PENGETAHUAN PASTI BACA BLOG 'ROTE PINTAR'. TERNYATA 15 NEGARA ASING JUGA SENANG MEMBACA BLOG 'ROTE PINTAR' TERIMA KASIG KEPADA SEMUA PEMBACA BLOG 'ROTE PINTAR' DIMANA SAJA, KAPAN SAJA DAN OLEG SIAPA SAJA. NAMUN SAYA MOHON MAAF KARENA DALAM BEBERAPA HALAMAN DARI TIAP JUDUL TERDAPAT SAMBUNGAN KATA YANG KURANG SEMPURNA PADA SISI PALING KANAN DARI SETIAP HALAM TIDAK BERSAMBUNG BAIK SUKU KATANYA, OLEH KARENA ADA TERDAPAT EROR DI KOMPUTER SAAT MEMASUKKAN DATANYA KE BLOG SEHINGGA SEDIKIT TERGANGGU, DAN SAYA SENDIRI BELUM BISA MENGATASI EROR TERSEBUT, SEHINGGA PARA PEMBACA HARAP MAKLUM, NAMUN DIHARAPKAN BISA DAPAT MEMAHAMI PENGERTIANNYA SECARA UTUH. SEKALI LAGI MOHON MAAF DAN TERIMA KASIH BUAT SEMUA PEMBACA BLOG ROTE PINTAR, KIRANYA DATA-DATA BARU TERUS MENAMBAH ISI BLOG ROTE PINTAR SELANJUTNYA. DARI SAYA : Drs.Simon Arnold Julian Jacob-- Alamat : Jln.Jambon I/414J- Rt.10 - Rw.03 - KRICAK - JATIMULYO - JOGJAKARTA--INDONESIA-- HP.082135680644 - Email : saj_jacob1940@yahoo.co.id.com BLOG ROTE PINTAR : sajjacob.blogspot.com TERIMA KASIH BUAT SEMUA.